Anda di halaman 1dari 45

BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

BAHAN AJAR
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Merupakan bagian dari Bahan Ajar Diklat Teknis Stunting

Diterbitkan oleh Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | I


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-
Nya Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
dapat menyusun Pedoman dan Bahan Ajar Percepatan Pencegahan Stunting Bagi Guru PAUD
Dalam Diklat Teknis Melalui Guru Belajar dan Berbagi.

Diklat Teknis Percepatan Penurunan Stunting diselenggarakan dengan tujuan untuk


meningkatkan kompetensi Guru PAUD dalam memahami layanan, pencegahan dan
penanganan anak berpotensi stunting sehingga dapat berperan aktif dalam Percepatan
Penurunan Stunting di Indonesia. Melalui Diklat ini, Para Guru PAUD diharapkan memiliki
pengetahuan dan keterampilan terkait stimulasi perkembangan Anak Usia Dini 0-6 tahun,
sehingga dapat memberikan layanan yang optimal pada anak, terutama dimasa 1000 HPK
(Hari Pertama Kehidupan) serta mengatasi potensi dan dampak stunting pada anak. Diklat
Teknis ini diselenggarakan dengan menggunakan moda daring di mana penyajian materi
menggunakan Learning Management System (LMS), yang operasionalnya melalui tahapan
persiapan, pelaksanaan dan evaluasi secara komprehensif serta sistematis.

Kami berharap, pedoman dan Bahan Ajar ini dapat diimplementasikan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam menyusun
pedoman dan Bahan Ajar ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua. Aamiin.

Jakarta, …., 2021


Direktur Guru PAUD dan Dikmas

Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed


NIP. 196508101989022001

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | II


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ II

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... III

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ IV

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................................................... 2

B. Tujuan ................................................................................................................................... 3

BAB II PERAN GURU PAUD DALAM EKOSISTEM PENDIDIKAN UNTUK PROGRAM


PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING .............................................................................. 5

A. PAUD HI dalam Percepatan Penurunan Stunting bagi Guru PAUD.................................. 6

B. Peran Guru PAUD dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini ..................... 8

C. Peran Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Percepatan Penurunan Stunting ............ 9

D. Pemberdayaan Orang Tua dalam Percepatan Penurunan Stunting oleh Guru PAUD .. 10

BAB III STRATEGI GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING ................. 12

A. Pengembangan Kemitraan untuk Percepatan Penurunan Stunting oleh Guru ............ 13

1. Definisi Kemitraan.......................................................................................................... 13

2. Bentuk Kemitraan Satuan PAUD Inisiator Orang Tua Penggerak .............................. 14

B. Pengembangan Program Percepatan Penurunan Stunting di Satuan PAUD ................ 18

1. Program Percepatan Penurunan Stunting oleh Guru PAUD ....................................... 18

2. Integrasi Program Percepatan Penurunan Stunting di dalam Pembelajaran ............ 21

3. Kerja sama Guru dan Orang Tua untuk Percepatan Penurunan Stunting ................. 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 28

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 30

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | III


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jejaring Tema Makanan Sehat ............................................................................. 22

Gambar 2. Jejaring Tema Hidup Sehat ................................................................................... 22

Gambar 3. Pembiasaan Bekal Sehat Untuk Anak .................................................................. 25

Gambar 4. Mencuci tangan Selama 60 Detik......................................................................... 25

Gambar 5. Pembiasaan Minum Air 8 Gelas sehari ................................................................ 25

Gambar 6. Aktivitas Fisik ......................................................................................................... 25

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | IV


BAB I PENDAHULUAN

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 1


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

A. Latar Belakang
Stunting merupakan kondisi beresiko dari perkembangan anak yang memiliki
kesehatan yang buruk. Stunting menunjukkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (ringkasan 100 kab/kota
prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Stunting memiliki dampak pada individu dan
masyarakat, termasuk menurunnya kemampuan kognitif dan perkembangan fisik,
menurunnya produktivitas dan kesehatan yang buruk, dan meningkatkan resiko penyakit yang
menurunkan daya tahan tubuh, seperti diabetes, serta memiliki konsekuensi ekonomi.
Menurut catatan WHO, jika kondisi saat ini berlanjut, maka diperkirakan terdapat sekitar 127
juta anak di bawah 5 tahun akan terkena stunting. (globaltargets_stunting_policybrief.pdf
(who.int))
Kondisi stunting ini juga terjadi di Indonesia, dan untuk itu dilakukan penanganan yang
komprehensif dan terintegrasi antara semua sektor dikoordinasikan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKN), dengan membentuk Tim Percepatan
Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) – TP2AK. Prevalensi stunting saat ini (2021) adalah 27.7%
dan Setwapres mendorong untuk percepatan penurunan stunting agar prevalensi turun
hingga 14% pada tahun 2024.
Strategi nasional percepatan penurunan stunting dilakukan melalui 5 pilar dan 2
intervensi pencegahan stunting. Dalam penanganan stunting meliputi 2 intervensi, yaitu
intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang
ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), umumnya dilakukan oleh
sektor kesehatan. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek. Adapun intervensi gizi sensitif ditujukan melalui berbagai kegiatan
pembangunan di luar sektor kesehatan, dan sasarannya adalah masyarakat umum dan tidak
khusus untuk 1000 HPK.
Intervensi yang dilakukan pada Satuan PAUD termasuk pada intervensi sensitif sebagai
sektor di luar sektor kesehatan dengan melakukan intervensi yang terintegrasi pada satuan
PAUD tersebut. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tentang
Percepatan Penurunan Stunting, bahwa jenis kegiatan yang dapat dilakukan di satuan PAUD
yaitu melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku untuk

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 2


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

penurunan stunting. Melalui keterlibatan satuan PAUD, luaran yang dihasilkan adalah guru
PAUD yang terlatih untuk penanganan stunting dan satuan PAUD menerapkan program PAUD
HI.
Keterlibatan satuan PAUD dalam upaya percepatan penurunan stunting sebagai
intervensi sensitif dengan menerapkan program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif (PAUD HI). Program PAUD HI adalah upaya pengembangan anak usia dini yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling secara
sistematis, dan terintegrasi. Secara khusus, tujuan PAUD HI adalah (1) terpenuhinya
kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh yang meliputi kesehatan dan gizi, rangsangan
pendidikan, pembinaan moral emosional dan pengasuhan, sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai kelompok umur; (2) terlindunginya anak dari segala bentuk
kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi dimanapun anak berada; (3)
terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar lembaga
layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; (4) terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah, dalam upaya
pengembangan anak usia dini holistik integratif. Melalui program PAUD HI menunjukkan
integrasi layanan kesehatan, stimulasi pendidikan, perlindungan anak yang melibatkan orang
tua, keluarga, masyarakat, dan pemerintah pada satuan PAUD dapat mengoptimalkan upaya
percepatan penurunan stunting.
Keterlibatan satuan PAUD dalam percepatan penurunan stunting menunjukkan
keterlibatan guru dalam upaya tersebut. Peran guru sebagai pendidik di satuan PAUD menjadi
subjek pelaksana utama yang secara langsung berinteraksi dengan anak dan orang tua. Guru
PAUD dapat berperan dalam ekosistem pendidikan, kemitraan, dan merancang serta
mengimplementasikan berbagai upaya untuk percepatan penurunan stunting.

B. Tujuan
Tujuan materi peran satuan PAUD dalam percepatan penurunan stunting, yaitu:
1. Peserta diklat dapat memahami keterkaitan antara peran guru satuan PAUD, kemitraan
pada implementasi PAUD HI sebagai sinergi percepatan penurunan stunting.
2. Peserta diklat dapat menganalisis peran guru dalam ekosistem pendidikan untuk program
percepatan penurunan stunting.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 3


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

3. Peserta diklat sebagai guru PAUD dapat merancang dan mengimplementasikan strategi
percepatan penurunan stunting pada satuan PAUD.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 4


BAB II PERAN GURU PAUD DALAM EKOSISTEM PENDIDIKAN UNTUK PROGRAM
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 5


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

A. PAUD HI dalam Percepatan Penurunan Stunting bagi Guru PAUD


Masa keemasan anak usia dini membutuhkan stimulasi serta lingkungan yang kaya
akan pengetahuan sehingga tumbuh kembang anak teroptimalkan. Stimulasi tumbuh
kembang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan yakni lima aspek
perkembangan yaitu perkembangan nilai agama dan moral, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan
sosial emosi. Satuan PAUD yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk melaksanakan stimulasi
yang tepat. Untuk mewujudkan satuan PAUD yang berkualitas diperlukan layanan yang
sistematis dan terencana. Dengan adanya satuan PAUD yang berkualitas maka kebutuhan
esensial anak akan terpenuhi secara utuh. (Ghina Salamatu Sadiah, Nur Faizah Romadhona,
2020).

Dalam rangka memfasilitasi kebutuhan anak tersebut, pemerintah mengeluarkan


kebijakan yang mensyaratkan bahwa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD)
harus dilakukan secara Holistik Integratif (HI) melalui PAUD HI. Holistik berasal dari bahasa
Yunani yakni holisme yang berarti semua atau keseluruhan sedangkan integratif menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau
bulat. Holistik adalah penanganan anak usia dini secara menyeluruh yang bertujuan untuk
mengoptimalkan semua aspek perkembangan dalam bentuk layanan gizi dan Kesehatan,
pendidikan dan pengasuhan serta perlindungan. Terpadu berkaitan dengan penanganan
terhadap anak usia dini dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan dari
tingkat satuan PAUD, masyarakat, pemerintah daerah dan pusat. Dengan demikian PAUD
holistik integratif adalah penanganan anak usia dini secara menyeluruh yang mencakup
layanan gizi, Kesehatan, pendidikan, pengasuhan dan perlindungan untuk mengoptimalkan
semua aspek perkembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku
kepentingan.

PAUD HI (pengembangan anak usia dini holistik integratif) ini dimaksudkan sebagai
upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan
esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi
(Ghina Salamatu Sadiah, Nur Faizah Romadhona, 2020). Peraturan presiden no. 60 tahun
2013, PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dapat menjamin

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 6


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

terpenuhinya hak tumbuh kembang anak usia dini, setidaknya dalam 5 hal, yaitu 1) kesehatan,
gizi, perawatan, 2) pengasuhan, 3) perlindungan, 4) kesejahteraan dan 5) pendidikan anak
(Mahmudah & Yuliati, 2020). PAUD HI merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas sumber
daya manusia yang dimulai sejak dini. Anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia
merupakan perwujudan untuk pengembangan anak usia dini holistik integratif. Anak sehat,
cerdas, ceria dan berakhlak mulia apabila terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini
secara utuh yakni Kesehatan, gizi, pendidikan, dan pengasuhan sesuai segmentasi usia anak.
Sasaran PAUD HI adalah orang tua dan keluarga, kader masyarakat, penyelenggaraan
pelayanan dan tenaga pelayanan, pemerintah (pusat dan daerah), perguruan tinggi, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, dunia usaha, mitra pembangunan
serta media massa.

Target capaian dengan tujuan khusus PAUD HI dikutip dari buku Rencana Aksi
Nasional PAUD HI 2020-2024 dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1
Korelasi Target Capaian dengan Tujuan Khusus PAUD-HI

Tujuan Khusus PAUD-HI Bidang Layanan


No Target Capaian Bidang Layanan
(Perpres RI no.60/2013) PAUD-HI

1 Terpenuhi kebutuhan a. Bidang a. Jumlah anak usia dini hadir dan


esensial anak usia dini Kesehatan dan aktif ke Lembaga layanan
secara utuh meliputi gizi b. Jumlah anak usia dini yang
Kesehatan dan gizi, b. Bidang mendapat layanan Kesehatan
rangsangan pendidikan, pendidikan dan gizi
pembinaan moral- c. Bidang c. Akses anak usia dini
emosional, dan pengasuhan mendapatkan pelayanan
pengasuhan sehingga dan pemantauan tumbuh kembang
anak dapat tumbuh dan kesejahteraan dan stimulasi perkembangan
berkembang secara d. Anak usia dini mendapatkan hak
optimal sesuai asuh dengan pola pengasuhan
kelompok umur positif.

2 Terlindungi anak dari Bidang Anak usia dini hidup sejahtera dan
segala bentuk Perlindungan bebas dari kekerasan

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 7


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

kekerasan,
penelantaran, perlakuan
yang salah, dan
eksploitasi di mana pun
anak berada

3 Terselenggaranya Bidang Tata Kelola Tata Kelola penyelenggaraan PAUD-


pelayanan anak usia dini HI dari tingkat provinsi, kabupaten
secara terintegrasi dan dan desa
selaras antar Lembaga
layanan terkait sesuai
kondisi wilayah

4 Terwujudnya komitmen Bidang Tata Kelola Komitmen melaksanakan PAUD-HI


seluruh unsur terkait dari berbagai unsur stakeholders
yaitu orang tua,
keluarga, masyarakat,
pemerintah dan
pemerintah daerah
dalam upaya PAUD
holistik integratif

Sumber: Rencana Aksi Nasional PAUD HI, 2021

Analisis berdasarkan tabel tersebut, bidang layanan Kesehatan dan gizi, pendidikan,
pengasuhan dan kesejahteraan berkaitan erat dengan program percepatan penurunan
stunting yang diatur dalam Peraturan Presiden no. 72 tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting. Program essential dalam PAUD-HI berkaitan dengan intervensi gizi
sensitif.

B. Peran Guru PAUD dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua tahap berbeda yang tidak dapat
dipisahkan (Mulyati, 2017). Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Hal itu menunjukkan
bahwa manusia mengalami perubahan dalam beberapa hal, misalnya dalam hal tinggi dan
berat badan, perbendaharaan kata, dan kematangan berpikir. Akan tetapi, ada pula hal-hal
yang cenderung menetap, seperti temperamen dan kepribadian. peristiwa perkembangan

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 8


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki
oleh organisme ini, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. pertumbuhan
adalah mengacu pada perubahan yang bersifat kuantitas, sedang perkembangan lebih
mengarah kepada kualitas. Artinya konsep pertumbuhan mengandung definisi sebagai
perubahan ukuran fisik yang bersifat pasti, akurat yakni dari kecil menjadi besar, dari sempit
menjadi lebar. Proses tumbuh kembang anak harus selalu diperhatikan, baik dalam lingkungan
sekolah maupun keluarga. Hasil observasi tumbuh kembang anak di lingkungan sekolah perlu
dilaporkan kepada orang tua secara berkala agar orang tua dapat menyelaraskan dan
menyesuaikan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dalam proses mendidik dan
monitoring tumbuh kembang anak di rumah baik pertumbuhan fisik, motorik halus, motorik
kasar, bahasa, emosi maupun perilaku sosial anak.

Selain itu pendidik perlu melakukan deteksi dini terhadap anak untuk mengantisipasi
hal–hal yang tidak diinginkan terjadi pada diri anak. Program Deteksi Dini merupakan salah
satu program pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk menemukan penyimpangan
perkembangan pada anak usia prasekolah secara dini, menyeluruh dan terkoordinasi
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan
anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat) dengan tenaga profesional (Ulfa, 2018). Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan dan tenaga kesehatan juga memiliki “waktu” dalam membuat rencana tindakan
yang tepat sehingga hasilnya akan maksimal (Ummah & , Lilin Turlina, 2016).

C. Peran Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Percepatan Penurunan


Stunting
Golden Age atau masa keemasan, terjadi pada usia 0 – 6 tahun. Masa tersebut sering
kita sebut dengan masa anak usia dini. Pada masa usia dini kerja otak anak berlangsung lebih
cepat dan membutuhkan stimulasi yang tepat dan optimal untuk memperkaya sel – sel
neuronnya. Keterlambatan perkembangan yang terjadi pada anak, akan mempengaruhi pada
tahapan perkembangan yang lain. Untuk itu diperlukan peran guru dan tenaga pendidik anak
usia dini untuk dapat membantu anak dalam mengoptimalkan aspek perkembangan anak.
Selain itu status gizi anak usia dini merupakan salah satu indikator kesehatan yang perlu

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 9


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

menjadi perhatian bagi guru dan para tenaga kependidikan anak usia dini. Saat ini angka
kekurangan gizi pada usia ini masih menjadi masalah, hal ini terbukti dari tingginya prevalensi
stunting di Indonesia (Linda Riski Sefrina, 2020).

Sebagai seorang guru PAUD dalam rangka percepatan penurunan stunting dapat
memberikan materi pembelajaran tentang kesehatan dan gizi yang dikemas dengan cara yang
menyenangkan. Diantaranya, memperkenalkan perilaku kesehatan yang dapat diberikan
kepada anak dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu, memberikan perilaku
pemeliharaan kesehatan (health maintenance) yang terdiri dari, perilaku pencegahan
penyakit, perilaku penyembuhan penyakit bilamana sakit. Seperti guru dapat memberikan
pengertian kepada anak ketika sakit harus melaporkannya kepada orang tua dan jangan
makan sembarangan serta makan makanan yang sehat. Yang kedua perilaku pencarian dan
penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan
(health seeking behaviour). Dan terakhir yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini
dimulai dari mengobati sendiri (self-treatment) sampai mencari pengobatan di luar. (Ghina
Salamatu Sadiah, Nur Faizah Romadhona, 2020).

D. Pemberdayaan Orang Tua dalam Percepatan Penurunan Stunting oleh


Guru PAUD

Sampai saat ini Indonesia masih mengalami krisis asupan gizi seimbang, yang mana
menyebabkan banyak sekali balita dan anak usia dini yang mengalami kurang gizi hingga
berujung pada stunting. Peran dari berbagai aspek keluarga, pendidikan dan kesehatan sangat
dibutuhkan dalam rangka percepatan penurunan stunting. Stunting menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2005 adalah salah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai
dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi referensi. Stunting terjadi
mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Himawaty,
2020). Indonesia termasuk dalam 17 negara di antara 117 negara yang mempunyai prevalensi
tinggi stunting, wasting dan overweight pada balita yaitu masing-masing 37,2%; 12,1%; 11,9%
(Martony et al., 2020). Stunting disebabkan oleh tiga hal mendasar yaitu faktor lingkungan,

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 10


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

akses pangan dan pola pengasuhan (Pawestuti et al., 2021). Faktor – faktor tersebut tidak
lepas dari peran orang tua sebagai kerabat terdekat anak.

Memberikan asupan gizi yang cukup dan seimbang merupakan keberhasilan tumbuh
kembang anak yang optimal. Asupan gizi yang baik dan tercukupi diperlukan tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak (Handika et al., 2020). Orang tua memiliki peran yang
sangat penting karena mayoritas balita dan anak usia dini masih bergantung kepada orang tua
(Aryani et al., 2021). Oleh sebab itu orang tua memerlukan pengetahuan serta pelatihan –
pelatihan mengenai kesehatan dan asupan gizi anak agar dapat menerapkannya di kehidupan
sehari – hari. Salah satu yang dapat diterapkan adalah dengan pemberian makanan tambahan
(PMT). Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepa da
balita berbentuk makanan ringan yang aman dan bermutu serta kegiatan pendukung lainnya
dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang
sesuai dengan kebutuhan anak (Novita et al., 2020).

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 11


BAB III STRATEGI GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 12


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

A. Pengembangan Kemitraan untuk Percepatan Penurunan Stunting oleh


Guru

1. Definisi Kemitraan
Epstein mendefinisikan kemitraan sekolah sebagai hubungan antara sekolah yang
dalam ini satuan PAUD dengan anggota masyarakat, keluarga, organisasi, lembaga lainnya
yang terencana sungguh-sungguh yang secara langsung atau tidak langsung agar mampu
mendorong perkembangan sosial, emosi, fisik, dan intelektual peserta didik (Epstein, Sanders,
and Simon, 2002). Satuan PAUD bukan merupakan satu-satunya pranata sosial yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran untuk stimulasi tumbuh kembang
anak. Keluarga, masyarakat, organisasi dan lembaga lainnya dapat memberikan kontribusi
positif dan membangun dengan mengembangkan menjalin kerja sama dan menyelaraskan
nilai, memperkaya pengetahuan anak serta memberikan dukungan terhadap pelaksanaan
pendidikan pada satuan PAUD. Secara umum program kemitraan sekolah bertujuan untuk
menjalin kerja sama serta keselarasan program pendidikan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat sebagai Tri Sentra pendidikan yang ditujukan untuk menumbuhkembangkan
karakter dan optimalisasi perkembangan anak. Secara khusus tujuan dari program kemitraan
sekolah dapat dijabarkan menjadi tiga, di antaranya:

a. Memberikan dukungan lingkungan belajar yang dapat mengembangkan optimalisasi


tumbuh kembang anak melalui jalinan kemitraan sekolah bersama keluarga dan
masyarakat. Satuan PAUD dapat menjalin kerja sama dengan pengelola taman di
wilayah masing-masing sebagai salah satu lingkungan belajar anak.

b. Mendukung keselarasan pendidikan di rumah dan di sekolah melalui keterlibatan


orang tua. Orang tua dan guru secara aktif berkomunikasi dalam untuk mendiskusikan
perkembangan anak serta memastikan pengasuhan yang selaras antara di rumah dan
di sekolah.

c. Masyarakat mempunyai peranan untuk mendukung program pendidikan. Dengan


demikian masyarakat juga mempunyai tanggung jawab untuk mencapai keberhasilan
pendidikan.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 13


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

2. Bentuk Kemitraan Satuan PAUD Inisiator Orang Tua Penggerak


Kemitraan satuan PAUD merupakan hubungan kerja sama antar lembaga yang
memberikan manfaat untuk kedua belah pihak. Satuan PAUD dapat mendiskusikan dahulu
dengan mitra berkaitan dengan bentuk kemitraan yang akan dirancang dan
diimplementasikan. Kemitraan dapat dilakukan melalui pengembangan teknologi,
pengetahuan dan keterampilan, penyediaan lingkungan belajar, dan sebagainya. Epstein
memaparkan enam tipe/bentuk kemitraan yang dapat diterapkan oleh satuan PAUD untuk
mengorganisasikan aktivitas pendidikan. Satuan PAUD dapat memilih tipe/bentuk kemitraan
yang sesuai dengan kondisi masing-masing untuk dilaksanakan, karena setiap tipe/bentuk
terdiri atas aksi-aksi yang berbeda. Berikut merupakan enam tipe/bentuk kemitraan sekolah:

a. Pendidikan bagi orang tua (parenting)

Pendidikan bagi orang tua (parenting) adalah bentuk kemitraan ini ditujukan untuk
membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan anak melalui pengasuhan yang tepat
oleh orang tua/wali. Dengan adanya bentuk kemitraan ini, keluarga diharapkan dapat
mengembangkan lingkungan positif di rumah yang kondusif. Parenting merupakan
bentuk dari kelas orang tua dengan tujuan memberikan informasi dan pendidikan untuk
orang tua dengan mengangkat tema-tema sesuai kebutuhan. Pendidikan bagi orang tua
dapat direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Satuan PAUD yakni tim guru PAUD merencanakan program kelas orang tua
(parenting) di awal semester.
2) Perencanaan meliputi tema/judul parenting, waktu pelaksanaan, bentuk
pelaksanaan, narasumber dan peserta parenting.
3) Tema-tema yang dapat dipergunakan:
a) Edukasi gizi seimbangi dan perilaku hidup bersih sehat bekerja sama dengan
puskesmas mengundang dokter atau bidan.
b) Pengolahan makanan sehat bergizi dengan mengundang orang tua sebagai
narasumber yang mempunyai pengetahuan atau kemampuan dalam
mengolah makanan sehat,
c) Deteksi dini tumbuh kembang anak dengan mengundang dokter anak
ataupun narasumber yang menguasai tumbuh kembang anak.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 14


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

b. Penguatan komunikasi dua arah (communicating)

Komunikasi dua arah harus dilakukan oleh guru paud dan orang tua. Hal semacam ini
ditujukan agar guru maupun orang tua dapat mengetahui informasi terkait tumbuh
kembang anak serta program kegiatan dan kebutuhan satuan PAUD berkaitan dengan
pembelajaran. Komunikasi dua arah juga mengakomodir keaktifan kontribusi orang tua
di satuan PAUD. Bentuk komunikasi dua arah bisa melalui buku penghubung, group-group
seperti WaG (whatsapp group), telegram, pembagian rapport (minimal 2 kali dalam 1
tahun) atau bentuk lainnya sesuai potensi dan kondisi di wilayah masing-masing.
Penguatan komunikasi dua arah merupakan wadah komunikasi antara guru dan orang tua
secara berkesinambungan dalam memastikan kesamaan pemahaman dan melakukan
pemantauan tumbuh kembang anak sehingga anak terdeteksi dengan baik pertumbuhan
dan perkembangannya. Hal yang penting untuk diperhatikan dikarenakan komunikasi
yang dilaksanakan bersifat dua arah maka baik guru maupun orang tua harus dengan aktif
dan intens dalam memberikan informasi hal-hal yang berkaitan di sekolah dan di rumah.

c. Kegiatan sukarela (volunteering)

Gambar Kelas Inspirasi Narasumber Orang Tua Murid


(Dokumentasi: TK Aisyiyah Bustanul Athfal 86 Cipayung)

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung dan membantu guru PAUD melaksanakan
pembelajaran dan kemajuan program satuan PAUD. Sasaran pada kegiatan sukarela
adalah anak melalui penyaluran aspirasi oleh masing-masing pihak baik orang tua
maupun masyarakat. Keterlibatan dalam kegiatan kerelawanan dalam bentuk kegiatan:

1) Orang tua menjadi guru tamu di dalam pembelajaran (kegiatan mendongeng,


profesi dan lain-lain) maupun narasumber pada kelas orang tua.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 15


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

2) Penyediaan fasilitas yang mendukung pembelajaran seperti memfasilitasi kegiatan


di luar sekolah melalui bantuan orang tua.
3) Pendampingan saat kegiatan field trip atau kunjungan ke luar sekolah.

d. Belajar di rumah (learning at home)

Menurut Epstein, bentuk kemitraan ini digambarkan dengan adanya pemberian


informasi kepada orang tua mengenai materi kegiatan belajar bermain yang dilakukan di
rumah. Guru mengkomunikasikan bagaimana cara orang tua bisa membantu dan
dukungan kepada anak dalam menyelesaikan kegiatan belajar bermain di rumah. Guru
tidak hanya mengkomunikasikan kegiatan belajar bermain namun memberikan
penekanan penting berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Bagaimana melaksanakan kegiatan belajar bermain bersama anak (pembelajaran


sesuai dengan prinsip PAUD)
2) Bagaimana cara orang tua dalam mengajak anak belajar sambil bermain (tidak
memarahi anak jika belum stabil memegang pensil, memaksakan anak untuk
mengerjakan kegiatan secepat mungkin ataupun membantu anak mengerjakan
kegiatan dengan tujuan cepat selesai.
3) Memastikan anak bahagia belajar di rumah bersama orang tua dan asupan gizi
seimbang terpenuhi untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak.

Gambar Kegiatan Belajar menyenangkan di rumah dan mempromosikan makanan


bergizi (Dokumentasi : TK Aisyiyah Bustanul Athfal 86 Cipayung)

e. Pengambilan keputusan (decision making)

Pengambilan keputusan (decision making) digambarkan dengan partisipasi aktif dari


orang tua dan masyarakat dalam memberikan masukan dan diskusi untuk pengambilan
keputusan. Dengan diterapkannya kemitraan ini memberikan kesempatan bagi orang tua

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 16


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

dan masyarakat untuk ikut serta dalam terlibat dalam program sekolah yang akan
dijalankan. Implementasi PAUD HI merupakan ruang orang tua dan masyarakat terlibat
dalam program yang dikembangkan satuan PAUD. Dengan demikian guru dapat mengajak
orang tua untuk memberikan masukan ataupun berdiskusi bersama dalam rangka
penyelenggaraan pembelajaran sebagaimana contoh berikut:

1) Guru akan melaksanakan puncak tema “Makanan Sehat”


2) Guru mengajak orang tua memberikan masukan dan berdiskusi apa saja yang akan
ditampilkan dalam kegiatan puncak tema tersebut.
3) Guru bersama orang tua menentukan bentuk kegiatan adalah festival makanan
sehat, memutuskan makanan sehat apa saja yang akan disediakan, siapa yang akan
menyediakan serta kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan pada saat puncak tema
tersebut.
4) Dengan demikian guru bersama orang tua melakukan pengambilan keputusan
bersama dengan merancang kegiatan puncak tema dengan tujuan promosi makanan
sehat kepada anak melalui kegiatan menyenangkan.

f. Kolaborasi dengan masyarakat (collaborating with community) guru dan orang tua
mendeteksi potensi-potensi kerja sama satuan paud dengan lingkungannya misalnya
kerja sama dgn satuan paud dengan kepala desa dan lain-lain.

Bentuk kemitraan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam


memperkuat pembelajaran berdasarkan program yang dirancang dan sesuai kebutuhan
anak.

Kemitraan antar lembaga juga dapat dikelompokkan menjadi empat, diantaranya yaitu:

1) Kemitraan formal, bentuk kerja sama adanya kesepakatan satuan PAUD dengan
mitra yang bersifat mengikat dan dituangkan dalam dokumen kerja sama. Kemitraan
formal dilakukan dengan pihak luar negeri maupun institusi pendidikan dan
pelatihan.
2) Kemitraan informal, bentuk kerja sama yang terjadi melalui kesepakatan yang tidak
mengikat dan tidak dituangkan dalam dokumen kerja sama. Kemitraan jenis ini
dilandasi dengan asas saling menghargai, dan menghormati keberadaan antar

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 17


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

lembaga. Misalnya, undangan kegiatan seminar, lokakarya, atau sederhananya


dilakukan oleh satuan PAUD satu dengan satuan PAUD lainnya.
3) Kemitraan formal dan informal, bentuk kerja sama dalam bentuk bantuan
masyarakat terkait biaya pendidikan, daya, pikiran, tenaga, dan lain sebagainya.
Pada umumnya bantuan yang diberikan oleh masyarakat bersifat fisik guna
membantu dan mendukung berjalannya program satuan PAUD.
4) Kemitraan formal bilateral atau multilateral adalah kemitraan yang mencakup kerja
sama pada bidang software (non fisik) dan hardware (fisik). Kerja sama jenis ini perlu
mempertimbangkan aspek kewenangan pusat dan daerah sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.

B. Pengembangan Program Percepatan Penurunan Stunting di Satuan PAUD

1. Program Percepatan Penurunan Stunting oleh Guru PAUD


Kebutuhan gizi seimbang bagi anak menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan
dan mendukung proses pertumbuhan anak termasuk menjaga anak dari masalah stunting.
Upaya pengenalan dan pemenuhan gizi pada anak adalah upaya yang dapat dilakukan untuk
percepatan penurunan stunting. Adapun program percepatan penurunan stunting yang dapat
dilaksanakan di satuan PAUD melalui kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT),
membuat panduan bekal sehat, dan panduan pengelolaan jajanan sehat untuk anak.

a) Program Makanan Tambahan (PMT)

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah upaya memberikan tambahan


makanan dan untuk menambah asupan gizi untuk mencukupi kebutuhan gizi agar
tercapainya status gizi yang baik. Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
merupakan program pemerintah dengan memberikan makanan tambahan dan
pemberian obat cacing dalam upaya peningkatan status gizi anak. Indikator keberhasilan
PMT AS meliputi peningkatan status gizi anak, penurunan angka absensi, peningkatan
kemampuan anak, penurunan angka infeksi kecacingan anak, serta peningkatan
pengetahuan dalam aspek kesehatan. Tujuan PMT-AS berdimensi gizi, kesehatan,
pendidikan, pertanian, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Sasaran PMT AS
berdimensi anak, orang tua anak, pendidik, dan masyarakat (Forum Koordinasi PMT-AS)

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 18


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dapat menjadi salah satu program satuan
yang dilakukan dengan tujuan untuk (dalam ringkasan eksekutif Evaluasi Program
Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah):

1) Memperbaiki asupan gizi anak;


2) Memperbaiki ketahanan fisik anak;
3) Meningkatkan kehadiran dan minat belajar;
4) Meningkatkan kesukaan anak makanan daerah yang bergizi;
5) Memperbaiki perilaku bersih dan sehat, termasuk kebiasaan makan yang sehat;
6) Meningkatkan partisipasi masyarakat;
7) Menambah pendapatan masyarakat melalui penggunaan produksi setempat

Menurut Kementerian Kesehatan, bahwa prasyarat pemberian makanan tambahan


pada anak usia pra sekolah adalah nilai gizi yang berkisar 200 – 300 kalori dan protein 5 –
8 gram. PMT berupa makanan selingan atau makanan lengkap (porsi) kecil,
mempergunakan bahan makanan setempat dan diperkaya protein nabati/hewani,
mempergunakan resep daerah atau dimodifikasi, serta disiapkan, dimasak, dan dikemas
dengan baik, aman serta memenuhi syarat kebersihan serta kesehatan. PMT diberikan
minimal 3 kali seminggu selama 100 – 160 hari.

Berikut komposisi bahan makanan untuk PMT.

Protein nabati Protein hewani Karbohidrat Sayuran Buah

Kacang kedelai Jenis daging Nasi Bayam Pepaya

Kacang merah Jenis ikan Kentang Kangkung Apel

Kacang tanah Telur Singkong Buncis Jeruk

kupas Hati Bihun Kol Nangka

Tahu Udang makaroni Buncis Jambu

Tempe Keju Wartel Melon

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 19


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

b) Sosialisasi Kriteria Jajanan Sehat

Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) merupakan salah satu hal yang menjadi
perhatian sekolah untuk dicermati. Anak cenderung menyukai pangan jajanan karena di
lingkungannya, khususnya sekolah, cukup banyak tawaran jajanan yang menarik untuk
dibeli oleh anak. Karakteristik anak menunjukkan ketertarikan pada jajanan yang disukai
tanpa mengetahui kandungan yang terdapat dalam makanan tersebut, sehingga belum
mampu untuk memilih jajanan yang sehat dan sesuai untuk usianya (Nur’aini dkk, 2019).
Untuk itu satuan PAUD dapat melakukan sosialisasi jajanan sehat untuk mengontrol
jajanan anak dan juga menjadi pengetahuan bagi orang tua. Kriteria jajanan yang sehat
bagi anak, yaitu (repository.unimus.ac.id):

1) Bebas dari bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, zat pengawet, zat
pewarna, dan pemanis buatan;

2) Bebas dari lalat, semut, atau kecoak serta binatang lain yang dapat membawa
kuman penyakit;

3) Bebas dari debu dan kotoran;

4) makanan yang dikukus, direbus, atau digoreng menggunakan panas yang cukup
sehingga matang;

5) Disajikan dengan menggunakan wadah yang bersih dan sudah dicuci terlebih dahulu
sebelum digunakan atau dibungkus dengan plastik atau daun yang bersih;

6) Mengambil makanan jajanan yang terbuka, hendaklah menggunakan sendok, garpu


atau alat yang bersih lainnya, hindari menggunakan tangan;

7) Alat-alat lain yang digunakan dijaga kebersihannya.

Untuk sosialisasi kriteria jajanan sehat meliputi: (1) menjelaskan pengertian


jajanan sehat; (2) kriteria jajanan sehat; (3) jenis jajanan sehat: (4) pentingnya jajanan
sehat untuk anak usia dini. Standar kriteria tersebut dapat dibuat dalam bentuk poster
yang ditempel dan dapat dibaca oleh setiap orang, atau dalam bentuk pamflet/brosur
yang dibagikan kepada pendidik dan orang tua.
Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 20
BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

c) Sosialisasi Bekal Sehat

Bagi anak usia dini di satuan PAUD, biasanya makanan atau cemilan yang disantap
di sekolah merupakan bekal yang disiapkan oleh orang tua dari rumah. Bekal yang
disiapkan untuk anak perlu memenuhi kriteria bekal yang sehat dan bergizi, sehingga
pendidik dan orang tua perlu memahami tentang bekal sehat dan pentingnya bekal sehat
bagi anak usia dini. Bekal sehat yang diberikan pada anak merupakan upaya untuk
pemenuhan gizi anak dan secara berkelanjutan dapat membantu program percepatan
pencegahan stunting.

Untuk mempersiapkan bekal sehat bagi anak usia dini, perlu memperhatikan
proporsi kandungan dari makanan bekal sehat, yaitu buah dan sayur, karbohidrat, protein
dan lemak. Adapun kriteria bekal sehat untuk anak usia dini adalah;

1) memenuhi komposisi gizi seimbang (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan


mineral);

2) menjaga kebersihan bekal;

3) sesuai dengan jadwal makan anak;

4) praktis dan mudah disiapkan.

Untuk membuat materi sosialisasi bekal sehat terdiri dari penjelasan tentang
pengertian bekal sehat, pentingnya bekas sehat, komposisi bekal sehat, dan kriteria bekal
sehat untuk anak usia dini. Sosialisasi tentang bekal sehat dapat disampaikan dengan
membuat poster bekal sehat dan dipasang di satuan sehingga dapat dibaca setiap orang.
Sosialisasi bekal sehat juga dapat dibuat dalam bentuk pamflet/brosur yang dapat
dibagikan kepada pendidik atau orang tua.

2. Integrasi Program Percepatan Penurunan Stunting di dalam Pembelajaran


Integrasi program percepatan penurunan stunting dapat dilaksanakan oleh satuan PAUD
di dalam pembelajaran. Komponen pembelajaran yang dapat diintegrasikan untuk program
percepatan penurunan stunting dengan memasukkan dalam program tahunan, program
mingguan dan harian. Dengan demikian percepatan penurunan stunting diintegrasikan dalam
tema tahunan di satuan PAUD.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 21


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Integrasi program percepatan penurunan stunting dalam kegiatan belajar di satuan


PAUD, dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu: memasukkan tema/sub tema hidup
dan makanan sehat dalam kegiatan belajar di satuan PAUD; materi tentang hidup dan
makanan sehat dalam kegiatan belajar di satuan PAUD; dan pembiasaan dengan hidup dan
Makanan sehat dalam kegiatan belajar di satuan PAUD.

a) Memasukkan tema/sub tema hidup dan makanan sehat dalam kegiatan belajar di
satuan PAUD

Tema atau sub tema dalam kegiatan belajar anak di satuan PAUD adalah topik untuk
mengintegrasikan seluruh konsep dan muatan pembelajaran melalui kegiatan main
dalam mencapai kompetensi dan tingkat perkembangan yang diharapkan. Tema atau sub
tema pada kegiatan belajar anak dapat mengenalkan dan memberikan pemahaman
kepada anak usia dini tentang hidup sehat dan makanan sehat. Pengenalan hidup sehat
dan makanan sehat pada anak dapat menjadi bekal bagi anak untuk dapat
mengaplikasikan di lingkungan hidupnya sehari-hari.

Berikut contoh tema/sub tema hidup sehat dan makanan sehat pada kegiatan
belajar anak di satuan PAUD.

Sumber: nasi, kentang,


singkonh
Fungsi:sumber energi
tubuh
Sumber: kacang-kacangan Karbo Sumber: ikan, telur,
hidrat daging
Fungsi:pembentukan Fungsi:kekebalan
tulang&gigi tubuh
Minera ç Protei
l n
Makanan
Sehat

Vitam Lema
in k

Sumber: sayur, buah, susu Sumber: keju, minyak,


yogurt
Fungsi:mengatur Fungsi:menyimpan
metabolisme tubuh energi

Gambar 1. Jejaring Tema Makanan Sehat

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 22


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Perlengkapan mencuci
tangan
Cara mencuci tangan

Sampah organik Mencu Alat membersihkan


ci toilet
Sampah anorganik tangan Cara membersihkan
telinga
Pemiliha ç Kebersi
n han
sampah Hidup toilet
Sehat

Potong
ç
Buang kuku
sampa
h Alat potong kuku
Tempat pembuangan Members
sampah ihkan Cara memotong kuku
Cara megolah sampah telinga

Alat membersihkan
telinga
Cara membersihkan
telinga
Gambar 2. Jejaring Tema Hidup Sehat

b) Materi tentang hidup dan makanan sehat dalam Kegiatan Belajar di Satuan PAUD

Hidup sehat dan makanan sehat menjadi materi yang diberikan dalam kegiatan
belajar anak, hal ini dikarenakan anak usia dini sedang mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat. Kesehatan dan gizi anak sangat mempengaruhi proses
tumbuh kembang. Oleh karena itu perawatan kesehatan dan gizi sangat diperlukan untuk
mengoptimalkan perkembangan anak.

1) Materi tentang makanan sehat (mengenalkan buah dan sayur sebagai materi dan
media pembelajaran), gizi seimbang, pola hidup bersih sehat (cuci tangan,
kebersihan toilet, potong kuku, membersihkan telinga, buang sampah, pemilahan
sampah).

2) Materi tentang bahayanya jajan sembarangan

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 23


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

3) Materi tentang P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Dalam kegiatan belajar, guru dapat mengajak anak untuk berdiskusi tentang tema
makanan sehat.

1) Makanan Pokok, guru mendiskusikan berbagai sumber karbohidrat sebagai


makanan pokok yaitu singkong, beras merah, ubi jalar, biji gandum, mi, bihun,
jagung, sagu dan kentang.

2) Lauk Pauk, guru mendiskusikan variasi lauk pauk yang dapat dikonsumsi anak di
mana mengandung protein baik nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan) maupun
hewani (ikan dan hasil laut lainnya, daging, ayam, susu dan produk olahan, telur dan
daging sapi).

3) Sayur-sayuran, guru mendiskusikan berbagai sayur-sayuran yang dapat dikonsumsi


sebagai sumber vitamin dan mineral.

4) Buah-buahan, guru mendiskusikan variasi buah-buahan sebagai sumber vitamin dan


mineral.

Selain itu membiasakan minum air 8 gelas sehari, aktivitas fisik 30 menit per hari dan
mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.

Contoh pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan oleh guru bersama anak bersama
dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut:

1) Sikap: Memiliki sikap menghargai dan mensyukuri atas makanan yang diciptakan
Allah SWT.

2) Pengetahuan: Mengetahui, memahami dan menganalisis bahwa makanan bervariasi


serta dibutuhkan oleh tubuh.

3) Keterampilan: Pembiasaan anak untuk mengonsumsi makanan sehat dan beragam


serta pembiasaan hidup sehat.

c) Pembiasaan dengan Hidup dan Makanan Sehat dalam Kegiatan Belajar di Satuan PAUD
Pembiasaan dalam kegiatan belajar di satuan PAUD merupakan persiapan anak
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pembiasaan

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 24


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

merupakan bagian penting dalam tahap perkembangan anak. Oleh karena itu, peran
orang tua dan guru dalam mengembangkan pembiasaan perilaku sebagaimana yang
diinginkan dapat dilakukan melalui pemberian contoh dan tindakan. Pembiasaan dalam
menjaga kesehatan perlu dilatih setiap hari, seperti memotong kuku setiap minggu,
menggosok gigi setiap hari, mencuci tangan, dan melatih untuk mandi sendiri.
1) Pembiasaan (mulai dari mengenalkan sampai melakukan, membuat bento).
2) Guru dapat membiasakan anak membawa bekal sehat dari rumah dengan menu
yang bervariasi.
3) Guru menyarankan orang tua untuk membawakan bekal anak dengan menu yang
sehat gizi seimbang.
4) Sekolah membuat jadwal makan bersama dengan menu sehat gizi seimbang dan
bervariasi.
5) Guru membuat aktivitas dengan anak, dengan tema bahaya jajan sembarangan
melalui: bercerita/ dongeng, memutar film, bermain peran dan permainan
interaktif.
6) Guru menerapkan perilaku hidup sehat yaitu mencuci tangan selama 60 detik,
mengonsumsi air putih 8 gelas sehari dengan mengingatkan anak-anak selama
proses pembelajaran serta kegiatan pengembangan motorik kasar dan halus setiap
hari seperti berlari, melempar bola, melompat, senam dan lain-lain
.

Gambar 3. Pembiasaan Bekal Sehat Untuk Anak Gambar 4. Mencuci Tangan Selama 60 detik

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 25


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Sumber gambar :
https://promkes.kemkes.go.id/leaflet-informasi-isi-piringku

Gambar 5. Pembiasaan Minum Air 8 Gelas sehari Gambar 6. Aktivitas Fisik


Sumber gambar https://promkes.kemkes.go.id/leaflet-informasi-isi-piringku

3. Kerja sama Guru dan Orang Tua untuk Percepatan Penurunan Stunting

Orang tua, anak dan program sekolah semuanya merupakan bagian dari suatu proses
pembelajaran. Anak usia dini yang hanya belajar di sekolah saja, tanpa dukungan dan
dorongan dari keluarga di rumah, tentu kurang mendapatkan pelayanan pendidikan yang
optimal. Morrison (1988) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keterlibatan orang tua
merupakan sebuah proses di mana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka, guna
kebermanfaatan bagi diri mereka sendiri, anak-anak dan program yang dijalankan oleh anak.
Selanjutnya, Morrison (1988) menyatakan tentang tiga kemungkinan keterlibatan orang tua
terhadap sekolah antara lain: (1) orientasi pada tugas, (2) orientasi pada proses, (3) orientasi
pada perkembangan. Orientasi pada tugas merupakan tugas yang paling sering diharapkan
oleh sekolah kepada orang tua, yaitu sebagai staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor,
melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila
anak-anak melakukan kunjungan ke luar. Sementara orientasi pada proses lebih menekankan
pada partisipasi orang tua yang dititikberatkan pada proses pendidikan, seperti perencanaan
kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan
standar perilaku yang diharapkan pada anak. Adapun orientasi pada perkembangan adalah
orientasi yang membantu para orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 26


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

bagi mereka sendiri, anak-anak, sekolah, guru yang pada saat yang bersamaan akan
meningkatkan keterlibatan orang tua.
Kerja sama guru dan orang tua sangat penting untuk percepatan penurunan stunting.
Orang tua adalah utama dalam peletakan dasar untuk pemenuhan kebutuhan anak baik
stimulasi aspek perkembangan maupun gizi. Dalam rangka penanganan percepatan
penurunan stunting, guru dan orang tua dapat melakukan kerja sama yang terprogram di
satuan PAUD. Program yang dapat dilaksanakan guru dan orang tua sebagai berikut:
a) Program Pendidikan Keluarga/Kelas orang tua/Parenting
b) Pemantauan pemeriksaan pertumbuhan anak yakni tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala dan lingkar lengan.
c) Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK).
d) Implementasi edukasi makanan sehat untuk anak.

Contoh partisipasi orang tua dalam kegiatan di satuan PAUD untuk percepatan penurunan
stunting:
a) Membantu dalam program kegiatan pembiasaan hidup dan makanan sehat.
b) Menjadi Guru Tamu atau Nara Sumber bagi orang tua lain untuk berbagi pengetahuan
tentang kesehatan dan gizi anak.
c) Membantu merencanakan kurikulum satuan untuk penguatan gizi dan kesehatan anak.
d) Membantu dalam perencanaan dan evaluasi program sekolah berkaitan dengan materi
gizi dan kesehatan anak
e) Menjadi anggota /pengurus komite sekolah atau perkumpulan orang tua anak di satuan
PAUD untuk memudahkan komunikasi antara orang tua dan guru atau antara orang tua
dan orang tua.
f) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Parenting / Seminar yang diadakan sekolah.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 27


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

DAFTAR PUSTAKA
Aryani, A., Indriyati1, & Linda1, R. P. D. M. (2021). PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU MELALUI
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK. 14(1), 13–19.
Cahyani, Rieke Regita. Program Kemitraan Sekolah Dalam Mengembangkan Ketrampilan Abad
21 Di SD Islam Al-Muttaqin Driyoreho Gresik. 2020.

Epstein, Sanders, and Simon, School, Family, and Community Partnerships: Your Handbook for
Action, 20

Ghina Salamatu Sadiah, Nur Faizah Romadhona, A. D. G. (2020). PENERAPAN LAYANAN


KESEHATAN DAN GIZI DALAM PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF DI TK ALAM
PELOPOR RANCAEKEK. 17(229), 50–64.

Mahmudah, U., & Yuliati, E. (2020). DI KECAMATAN PUNDONG , KABUPATEN BANTUL. 464–
470.

Mulyati, A. & S. (2017). Perancangan Sistem Informasi Monitoring Tumbuh Kembang Anak
pada Sekolah PAUD Tunas Khomsiyah.

Ulfa, M. (2018). Analisa Deteksi Dini dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,Hal 200-209, 6(3), 200–209.

Ummah, F., & , Lilin Turlina, D. K. (2016). IbM OPTIMALISASI PERAN GURU PAUD UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH. RAKERNAS AIPKEMA
2016 “Temu Ilmiah Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat,” 147–154.

Ghina Salamatu Sadiah, Nur Faizah Romadhona, A. D. G. (2020). PENERAPAN LAYANAN


KESEHATAN DAN GIZI DALAM PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF DI TK ALAM
PELOPOR RANCAEKEK. 17(229), 50–64.

Linda Riski Sefrina, dan M. E. (2020). PELATIHAN PENILAIAN STATUS GIZI PADA GURU DALAM
RANGKA DETEKSI SISWA STUNTING DI SEKOLAH DASAR. 9(1), 4–7.

Handika, D. O., Masyarakat, S. K., Masyarakat, F. K., & Diponegoro, U. (2020). Keluarga Peduli
Stunting Sebagai Family Empowerment Strategy Dalam Penurunan Kasus Stunting di
Kabupaten Blora. 4(4), 685–692.

Himawaty, A. (2020). STUNTING DI DESA PILANGSARI KABUPATEN BOJONEGORO Posyandu


Cadres and Mother Empowerment to Prevent Stunting Prevalence in Pilangsari Village ,
Bojnegoro Regency. 77–86.

Martony, O., Lestrina, D., & Amri, Z. (2020). PEMBERDAYAAN IBU UNTUK PERBAIKAN POLA
KONSUMSI IKAN TERHADAP PENINGKATAN ASUPAN PROTEIN, KALSIUM, ZINK DAN Z-SCORE
TINGGI BADAN MENURUT UMUR PADA ANAK STUNTING. 3, 672–686.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 28


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Novita, Mayunita, A., & Futriani, E. S. (2020). PENCEGAHAN STUNTING MELALUI


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI DI WILAYAH
MEDAN SATRIA. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM KEBIDANAN, 3(2), 48–53.

Pawestuti, R., Sumanto, A., & Astuti, H. P. (2021). Edukasi Deteksi Dini Stunting Bagi Bunda
PAUD Di Gugus Durian Kota Semarang. 5, 189–194.

Rohima, Ira Endah, Kajian Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMT-AS) di
Bandung, Jurnal Infomatex volume 18 Nomor 1, 2016, hal. 17-26.

Nur’aini, Ade Ila Wahyu, Raharji Apriyatmoko, Zumratul Choiriyyah, Peningkatan


Pengetahuan Jajanan Sehat dengan Permainan Ludo pada Anak Usia Sekolah di Desa
Candirejo Ungaran, http://repository2.unw.ac.id/, ARTIKEL.pdf (unw.ac.id), diakses pada
tanggal 29 oktober 2021.

Anonymous, http://repository.unimus.ac.id/, BAB II.pdf (unimus.ac.id), diakses pada tanggal


39 Oktober 2021.

Morrison, George W. Early Childhood Education Today, 10 th edition, New Jersey: Pearson
Merrill Prentice Hall, 2007.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 29


LAMPIRAN

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 30


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Lampiran: contoh program satuan untuk kemitraan

Lampiran 1

Rencana Tindak Lanjut


Peran Satuan PAUD dalam Percepatan Penurunan Stunting

No Judul Deskripsi Kegiatan Target


1. Rancangan program Guru membuat rancangan program Guru mampu
kemitraan oleh guru kemitraan dengan langkah berikut: merancang program
PAUD (tabel terlampir) kemitraan dengan
a. Identifikasi atau pemetaan lembaga atau
objek mitra & menggali organisasi lainnya
informasi. dalam rangka
b. Analisis informasi dan potensi percepatan
kerja sama penurunan stunting.
c. Program kegiatan yang dapat
dilakukan
2. Rancangan kegiatan Guru membuat rancangan kegiatan Guru mampu
perlibatan orang tua yang melibatkan orang tua dengan merancang 1 bentuk
rincian: nama kegiatan, tujuan kegiatan yang
kegiatan, komponen yang terlibat, melibatkan orang tua
waktu kegiatan, deskripsi kegiatan, dalam rangka
kebutuhan kegiatan, langkah percepatan
pelaksanaan. (Tabel terlampir) penurunan stunting.

1. Buatlah rancangan program kemitraan dengan lembaga atau organisasi atau


pemerintah desa dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Langkah Membangun Durasi


No Deskripsi
Kemitraan waktu
1. Identifikasi atau Pemetaan
objek mitra dan menggali
informasi
2. Analisis informasi dan potensi
kerja sama
3. Program kegiatan yang dapat
dilakukan

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 31


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

2. Buatlah rancangan kegiatan yang melibatkan orang tua dalam rangka percepatan
penurunan stunting.

Nama kegiatan :
Tujuan kegiatan :
Komponen yang terlibat :
Waktu kegiatan :
Deskripsi kegiatan :
Kebutuhan kegiatan :
Langkah pelaksanaan :

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 32


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Lampiran 2
Rubrik RTL 1: Rancangan Program Kemitraan

No Aspek Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1


1 Mengidentif1. Menyebutkan 1. Menyebutkan 1. Tidak 1. Tidak
ikasi nama lembaga nama lembaga Menyebutkan Menyebutkan
pemetaan yang menjadi yang menjadi nama lembaga nama lembaga
objek mitra mitra mitra yang menjadi yang menjadi
dan 2. Pemetaan 2. Pemetaan mitra mitra
menggali obyek mitra obyek mitra 2. Pemetaan obyek2. Pemetaan obyek
informasi sesuai dengan yang mitra sesuai mitra tidak sesuai
program disebutkan dengan program dengan program
percepatan tidak sesuai percepatan penurunan
penurunan dengan penurunan stunting
stunting program stunting
percepatan
penurunan
stunting
2 Menganalisi1. Menguraikan 1. Menguraikan 1. Menguraikan 1. Tidak
s informasi karakteristik karakteristik karakteristik Menguraikan
dan potensi lembaga yang lembaga yang lembaga yang karakteristik
kerjasama menjadi mitra menjadi mitra menjadi mitra lembaga yang
pada program pada program pada program menjadi mitra
percepatan percepatan percepatan pada program
penurunan penurunan penurunan percepatan
stunting stunting stunting penurunan
2. Mengidentifika2. Mengidentifika2. Tidak stunting
si program si program mengidentifikasi2. Tidak
kegiatan yang kegiatan yang program kegiatan mengidentifikasi
sesuai, lengkap sesuai, lengkap yang sesuai, program kegiatan
dan sistematis namun tidak lengkap dan yang sesuai,
sistematis. sistematis lengkap dan
sistematis.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 33


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Rubrik RTL 2: Rancangan Kegiatan Keterlibatan Orang Tua

No Aspek Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1


1 Rancangan Rancangan Rancangan Rancangan Rancangan
program kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang
kegiatan disusun logis, disusun logis disusun logis, disusun tidak
dan dan namun tidak logis, dan
sistematik, sistematik, sistematik, sistematik,
serta namun belum serta belum serta tidak
terdapat ada pembagian ada
pembagian pembagian pekerjaan pembagian
pekerjaan pekerjaan antara orang pekerjaan
antara orang antara orang tua dan guru antara orang
tua dan guru tua dan guru tua dan guru

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 34


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Lampiran 3

SOAL PILIHAN GANDA


PERAN GURU PAUD UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

1. Satuan PAUD melaksanakan program kemitraan yaitu kegiatan pengolahan makanan


sehat berbahan baku murah kepada orang tua. Program yang dilaksanakan oleh satuan
PAUD dikategorikan sebagai: (B)
a. Program penguatan komunikasi dua arah
b. Program pendidikan bagi orang tua/parenting
c. Program kolaborasi dengan masyarakat
d. Program kegiatan sukarela
e. Program diskusi
Program Pendidikan bagi orang tua/parenting adalah program kemitraan satuan paud dan
orang tua dalam mengimplementasikan pendidikan yang sinergi. Orang tua akan semakin
meningkat kesadarannya akan pentingnya pendidikan anak usia dini sehingga tumbuh
kembang anak menjadi optimal dengan pemberian gizi seimbang di rumah.

2. Dalam penanganan stunting, intervensi yang dilakukan pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) adalah intervensi: (A)
a. Intervensi gizi spesifik
b. Intervensi gizi sensitif
c. Intervensi gizi seimbang
d. Intervensi gizi lengkap
e. Intervensi edukasi gizi
Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 HPK,
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti penyediaan vitamin, makanan
tambahan, ASI dan sebagainya.

3. Penerapan program PAUD Holistik Integratif merupakan upaya pengembangan AUD

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 35


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling secara sistematis
serta terintegrasi. Implementasi program PAUD HI merupakan intervensi ..................
untuk penanganan stunting. (E)
a. Intervensi gizi spesifik
b. Intervensi gizi seimbang
c. Intervensi gizi lengkap
d. Intervensi edukasi gizi
e. Intervensi gizi sensitif
Intervensi gizi sensitif adalah dilakukan sektor non kesehatan seperti penyediaan sarana
air bersih, ketahanan pangan, jaminan kesehatan dan perlindungan terhadap anak dan
sebagainya. Penerapan program PAUD HI merupakan salah satu bentuk intervensi gizi
sensitif.

4. Berikut yang bukan merupakan tujuan khusus Program Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif (PAUD HI) adalah: (C)
a. Layanan kesehatan
b. Perlindungan Anak
c. Kemampuan orang tua untuk melaksanakan PAUD HI di keluarga
d. Komitmen unsur terkait yakni orang keluarga, masyarakat, pemerintah daerah dan
pemerintah pusat
e. Pelayanan AUD secara terintegrasi dan selaras antar lembaga sesuai kondisi wilayah
PAUD HI adalah program pengembangan anak usia dini yang dilaksanakan oleh satuan
PAUD dengan integrasi layanan kesehatan, stimulasi pendidikan, perlindungan anak yang
melibatkan orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian bukan
kewajiban orang tua untuk melaksanakan PAUD HI.

5. Salah satu bentuk upaya guru untuk percepatan penurunan stunting dilakukan adalah
pembelajaran menyenangkan di kelas. Guru bersama anak mendiskusikan makanan sehat
dan tidak sehat serta anak merancang apa saja makanan yang sehat yang dikonsumsi,
merupakan pembelajaran untuk memperkenalkan perilaku kesehatan: (D)
a. Perilaku mengobati diri sendiri

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 36


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

b. Perilaku pencarian pengobatan


c. Perilaku kesadaran diri sendiri
d. Perilaku pencegahan penyakit
e. Perilaku kemandirian
Perilaku pencegahan penyakit adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit
yang dapat dilaksanakan melalui pembelajaran di kelas. Guru yang melaksanakan
pembelajaran dengan mendiskusikan makanan sehat dan tidak sehat merupakan bentuk
perilaku pencegahan penyakit yakni anak-anak yang terbiasa mengkonsumsi makanan
sehat tidak rentan terhadap penyakit.

6. Guru berdiskusi bersama orang tua untuk mencari solusi berkaitan kesulitan anak
mengkonsumsi makanan sehat merupakan salah satu bentuk kemitraan: (B)
a. Kegiatan Sukarela
b. Penguatan komunikasi dua arah
c. Parenting/pendidikan bagi orang tua
d. Belajar di rumah
e. Pengambilan keputusan
Penguatan komunikasi dua arah antara guru dan orang tua ditujukan untuk kedua belah
pihak mendapatkan informasi terkait kebutuhan dan perkembangan anak serta kendala
baik di rumah maupun di sekolah.

7. Guru PAUD melaksanakan pengukuran tinggi dan berat badan serta melakukan
pencatatan di buku KIA. Berdasarkan hasil tersebut terindikasi 1 anak mengalami stunting.
Guru berkomunikasi dengan orang tua dan merujuknya ke puskesmas yang sudah bekerja
sama dengan sekolah. Bentuk kemitraan tersebut adalah: (D)
a. Penguatan komunikasi dua arah
b. Belajar di rumah
c. Pengambilan keputusan
d. Kolaborasi dengan masyarakat/institusi
e. Kegiatan sukarela
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis yang berfungsi sebagai pusat pembangunan

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 37


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

kesehatan di masyarakat diantaranya pada tingkatan satuan PAUD. Kemitraan dengan


puskesmas merupakan salah satu bentuk kemitraan kolaborasi dengan
masyarakat/institusi dengan tujuan memperkuat dan meningkatkan program sekolah.

8. Kerja sama guru dan orang tua untuk percepatan penurunan stunting sangat penting
karena baik guru maupun orang tua memiliki peranan sangat penting dan orang dewasa
terdekat anak. Bentuk kegiatan program kemitraan antara orang tua dan guru yang dapat
direncanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting adalah: (B)
a. Meminta puskesmas untuk melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak
b. Praktek pengolahan makanan sehat bergizi di sekolah
c. Kunjungan ke peternakan
d. Pelaksanaan pentas seni
e. Bermain di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak)
Praktek pengolahan makanan sehat di sekolah merupakan bentuk kegiatan program
kemitraan antara guru dan orang tua yang terprogramkan di setiap semester dengan
tujuan mengedukasi orang tua mengenai makanan sehat bergizi.

9. Program kemitraan adalah program koneksi antara sekolah dan anggota masyarakat,
keluarga, organisasi dan lembaga bisnis yang terencana untuk mendorong aspek
perkembangan anak. Kebermanfaatan program kemitraan yang dilaksanakan satuan
PAUD adalah: (A)
a. Mendukung keberhasilan pendidikan di sekolah dan rumah
b. Meningkatkan pamor sekolah di masyarakat
c. Mendukung akreditasi satuan PAUD
d. Meringankan tugas dan beban Satuan PAUD atau guru
e. Memudahkan satuan PAUD menjalankan tugas
Program kemitraan bertujuan untuk mendukung lingkungan belajar yang dapat
mengembangkan potensi peserta didik dengan menguatkan jalinan kemitraan sekolah
bersama keluarga dan masyarakat, mendukung keberhasilan pendidikan di rumah dan di
sekolah serta mendukung program pendidikan melalui peran serta masyarakat.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 38


BAHAN AJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERAN GURU PAUD DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

10. Guru bercerita menggunakan gambar berseri dan menunjukkan gambar anak
yang tidak mau makan sayur dengan alasan tidak enak. Selanjutnya guru bersama anak
mendiskusikan gambar tersebut. Pernyataan yang tepat untuk mendeskripsikan kegiatan
pembelajaran dalam rangka mendukung percepatan penurunan stunting adalah : (B)
a. Pembelajaran inovatif
b. Integrasi materi pembelajaran dengan kesehatan gizi anak usia dini
c. Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
d. Pembelajaran mengandung unsur HOTS
e. Guru memperhatikan tumbuh kembang anak.
Peran guru dalam percepatan penurunan stunting dapat dilakukan melalui integrasi
materi pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan buat anak. Bercerita adalah
kegiatan di mana guru dapat menyisipkan pesan moral yang bertujuan untuk menstimulasi
perubahan sikap dan perilaku anak.

Bahan Ajar Seri Percepatan Penurunan Stunting | 39

Anda mungkin juga menyukai