Anda di halaman 1dari 91

Sri Ekanto

1
 Etika (Ethos, Yunani) : Kebiasaan,
watak.
 (Etiquette Prancis) = Etiket :
kebiasaan, cara bergaul, berprilaku
Etika yg baik.

 Etika: “pola perilaku atau kebiasan


yg baik & dpt diterima dlm
pergaulan antar manusia /Org”.

2
Pengertian Etika
Nilai-nilai dan norma-norma yg menjadi pegangan bagi
seseorang atau sekelompok orang dlm mengatur tingkah
lakunya - - sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan lingkungannya (bagian dari filsafat)
Namun dalam KBBI yang baru, Depdikbud (1998), dijelaskan
bahwa etika dibedakan ke dalam tiga arti:
 Ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak);
 Kumpulan asas atau nilai yg berkenaan dengan akhlak;
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat.

3
Persamaan Etika dan Etiket

Persamaan: etika dan etiket


menyangkut perilaku manusia. Hewan
tidak mengenal etika maupun etiket.
Etika maupun etiket mengatur perilaku
manusia secara normatif (apa yg harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan)

4
Moral

Kata moral berasal dari bahasa Latin


mos (jamak: mores) yg berarti juga
kebiasaan, adat.
Moral adalah nilai-nilai normatif
yang menjadi keyakinan diri
seseorang atau suatu
badan/lembaga/organisasi yang
menjadi pendorong untuk
melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. 5
Dengan demikian, etimologi kata “etika” sama
dengan etimologi kata “moral”, karena keduanya
berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.
Hanya bahasa asalnya yg berbeda: yg pertama
dari bahasa Yunani sedang yg kedua dari bahasa
Latin.
Jadi kalau kita mengatakan, misalnya bahwa
perbuatan seseorang tdk bermoral, maka kita
menganggap bahwa perbuatan orang itu
melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yg
berlaku di masyarakat.

6
MORALITAS

Moralitas (dari kata sifat Latin moralis)


mempunyai arti yang pd dasarnya sama dgn
“moral” hanya ada nada lebih abstrak. Ketika
kita berbicara ttng “moralitas suatu perbuatan”,
artinya segi moral suatu perbuatan atau baik
buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan
dengan baik dan buruk.

7
ETIKA
•Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan
seseorang
•Cara bergaul atau berperilaku yg
baik
MORALITAS
Nilai-nilai yang diyakini untuk
melakukan atau tidak melakukan
sesuatu 8
Prinsip-prinsip etika
1. Keindahan (beauty)
2. Persamaan (equality)
3. Kebaikan (goodness)
4. Keadilan (justice)
5. Kebebasan (liberty)
6. Kebenaran (truth)
9
Latar Belakang
Etika Kehidupan Berbangsa
Tap MPR no. VI/MPR/2001
 Munculnya pemahaman agama yang
keliru, sempit, tdk harmonisnya interaksi
antara umat beragama;
 Timbulnya fanatisme kedaerahan,
pengabaian thd kepentingan daerah;
 Tidak berkembangnya pemahaman dan
penghargaan kebinekaan, kemajemukan
dalam kehidupan berbangsa;
10
Lanjutan……
 Terjadinya ketidakadilan ekonomi dalam lingkup
luas, munculnya perilaku ekonomi yg
bertentangan dengan moralitas, etika;
 Kurangnya keteladanan sikap perilaku sebagian
pemimpin dan tokoh bangsa;
 Tidak berjalannya penegakan hukum, lemahnya
kontrol sosial;
 Keterbatasan budaya lokal, daerah & nasional
dalam merespon pengaruh negatif dari budaya
luar;
 Meningkatnya prostitusi, media pornografi,
perjudian, obat-obat terlarang. 11
Tantangan di Era Globalisasi
 >245 juta adl pangsa pasar (target operasi) di Era Global.
 Arus globalisasi yang tidak terkendali membawa pemuda masuk dalam
pusaran krisis identitas—mudah galau, ikut-ikutan.
 Jati diri pemuda sebagai bangsa semakin tereduksi karena hiruk-
pikuknya kenikmatan dan kesenangan tanpa tujuan yang jelas.
 Kompetisi yang semakin ketat untuk memperebutkan status sosial baru,
lahan pekerjaan baru, dan kehidupan yang layak membawa pemuda ke
arah gerakan frustasi massal.
 Nilai-nilai budaya lokal yang sudah tergerus oleh arus globalisasi
membawa dampak pada rendahnya sikap pemuda untuk menghargai
dan menghormati nilai-nilai keluarga,agama, dan norma sosial.
 Maraknya pergaulan bebas di kalangan pemuda/i akan mengancam
keutuhan bangsa dan negara sebab Pemuda adalah fondasi berdirinya
negara apabila fondasinya rusak atau tiada. Akhirnya negara tersebut
akan berdiri tanpa fondasi yang kuat dan mudah ditaklukkan (dijajah).
 Munculnya berbagai komunitas kepemudaan dan remaja melahirkan
dinamika sosial baru di kalangan pemuda/I antara harapan dan
tantangan dalam pembentukkan karakter bangsa yang berbudi luhur dan
nasionalis.
13
Etika Kehidupan Berbangsa
Tap MPR no. VI/MPR/2001

1. Etika Sosial Budaya


2. Etika Politik dan pemerintahan
3. Etika Ekonomi dan Bisnis
4. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
5. Etika keilmuan
6. Etika Lingkungan
14
Etika Sosial Budaya
Rasa kemanusiaan, dengan menampilkan
kembali :
 Sikap jujur
 Saling peduli
 Saling memahami
 Saling menghargai
 Saling mencintai
 Saling menolong

Sesama manusia & warga bangsa 15


Letakkan kedua tangan Anda berpegangan, MENGGENGGAM. Jika
Anda lihat,
Ibu jari kiri berada di bawah ibu jari tangan kanan, maka Anda
pengguna dominan otak kiri.
Ibu jari kanan berada di bawah ibu jari tangan kiri, maka Anda
pengguna dominan otak kanan.
Lipat kedua lengan tangan Anda di depan
Lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri Anda, maka
Anda pengguna otak kiri
Lengan tangan kiri berada di atas lengan tangan kanan Anda, maka
Anda pengguna otak kanan
ABAD 21 MERUPAKAN AWAL ABAD
OTAK DAN MILENIUM PIKIRAN

OTAK OTAK
KIRI KANAN

PERLUKAH KITA MEMAHAMI MEKANISME DAN


KINERJA OTAK MAUPUN PIKIRAN ?
OTAK KIRI OTAK
KANAN
Matematika Kreativitas
Bahasa Konseptual
verbal Inovasi
Membaca Gagasan
Menulis Analogi
Logika Imajinasi
Urutan Mengkhayal
Sistematika Warna
Analisis Musik/Irama
Melodi
Siapakah Saya?
Kanan-Kanan Kiri-Kanan
Suka tantangan dan Suka peduli pada

?
tidak suka basa-basi orang lain dan tipe
Cenderung populer pemimpin.
Tidak mau Kurang bisa
mendengar kata-kata berimajinasi.
atau nasihat orang Tidak bisa berkata
lain ‘tidak’.

Kanan-Kiri Kiri-Kiri
Penuh Berdedikasi tinggi,
pertimbangan, dingin dan
$
tradisional, tipe perfeksionis
tidak langsung

Your Logo
23 NANICK WS
Senang yang rumit , senang pada
Seni dan mudah menyesuaikan diri

Cita – cita tinggi, berani mengambil


resiko suka bekerja sampai tuntas

Pemimpin yang penuh tanggung


jawab berwatak sederhana

Suka SEX

24 NANICK WS
Etika Politik dan Pemerintahan
Mengamanatkan agar penyelenggara
negara :
1. Bersikap jujur, amanah
 Terbiasa mengakui kesalahan dirinya
 Terbiasa mengakui kelebihan orang lain
 Menghindari sikap curang
 Berbuat sesuatu dengan tulus ikhlas
 Terbiasa menepati janji
 Patuh melaksanakan tugas dan kewajiban
25
Lanjutan……….
2. Keteladanan :
Bisa dijadikan teladan dalam ;
 Beribadah, beramal
 Berpakaian
 Berucap, bertutur kata
 Bergaul
 Kasih sayang, empaty dll

26
Lanjutan
3. Sportif,
 Siap mundur bila merasa dirinya telah
melanggar kaidah dan sistem nilai atau
dianggap tidak mampu memenuhi
amanah rakyat
 Bersikap adil kepada orang lain
 Bersifat ksatria
 Menghindarkan dari perilaku licik

27
lanjutan
 Berjiwa besar, rendah hati
 Tidak suka melemparkan kesalahan pada
orang lain
 Menghindari sikap buruk sangka dan lalai
 Terbiasa bersikap menghargai orang lain
 Menghindari sikap tindakan meremehkan
orang lain

28
Etika politik & pemerintahan
diwujudkan dalam
Sikap dan tatakrama dalam perilaku politik
yang :
 Toleran,
 Tidak berpura-pura
 Tidak arogan
 Tidak munafik
 Tidak membohongi publik
 Tidak manipulatif
29
Etika ekonomi dan bisnis
 Persaingan yang sehat, berkeadilan;
 Berpihak kepada rakyat kecil;
 Tidak monopoli , oligopoly
 Kebijakan ekonomi yang mencegah KKN
 Menghindarkan perilaku menghalalkan
segala macam cara

30
Etika penegakan hukum yang
berkeadilan
 Penegakan hukum secara adil
 Perlakuan yang sama tidak deskriminatif
 Menghindarkan penggunaan hukum
secara salah sebagai alat kekuasaan;
 Menghindari bentuk-bentuk manipulasi

31
Etika keilmuan
 Menciptakan iklim kondusif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi :
 Pentingnya budaya kerja keras
 Menghargai karya orang lain

32
Etika lingkungan
 Pentingnya menghargai lingkungan hidup,
 Tata ruang yang bertanggungjawab

33
Pasal 9 PP No. 42 Tahun 2004

a. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang


berlaku;
b. Menjaga informasi yang sifat rahasia;
c. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang;
d. Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
e. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang
terkait;
f. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
h. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif;
i. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja. 34
Pasal 11 PP No. 42 Tahun 2004

a. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang


tidak benar;
b. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok,
maupun golongan;
d. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, ketrampilan, dan sikap;
e. Memiliki daya juang yang tinggi;
f. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan. 35
Pasal 8 PPNo. 42 Tahun 2004

a. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UD 1945;


b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
c. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;
d. Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa;
f. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijan dan program pemerintah;
g. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya negara
secara efisien dan efektif;
h. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak
benar. 36
Indonesia Dikuasai
Indonesia di Kepung
Diskusi kelompok kasus

40
Pasal 12 PP No. 42 Tahun 2004

a. Saling menghormati sesama Warga Negara yang memeluk


agama /kepercayaan yang berlainan;
b. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;
c. Saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertika
maupun horizintal dalam unit kerja, instansi maupun antar
instansi;
d. Menghargai perbedaan pendapat;
e. Menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
f. Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama
PNS;
g. Berhimpun dalam satu wadah KORPRI yang menjamin
terwujudnya solidaritas dan soliditas semua PNS dalam
memperjuangkan hak-haknya. 41
DASAR KODE ETIK
ASN

 PP No. 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji


PNS
 PP No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin PNS
 PP No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan
Jiwa Korp dan Kode Etik PNS
 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
 UU No. 5 Tahun 2014 tentan ASN
43

PPSDM KEMENDAGRI REGIONAL YOGYAKARTA


NILAI DASAR ETIKA
PUBLIK
yang tercantum dlm UU
ASN
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi
Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan
tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non
diskriminatif.
NILAI DASAR ETIKA
PUBLIK

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar


etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna dan santun.
NILAI DASAR ETIKA
PUBLIK

10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas


tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
NILAI-NILAI DASAR BAGI PEGAWAI NEGERI
SIPIL
PP 42/2004 tt PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK
PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pasal 6
a. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
c. semangat nasionalisme;
d. mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan;
e. ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-
undangan;
f. penghormatan terhadap hak asasi manusia;
g. tidak diskriminatif;
h. profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
i. semangat jiwa korps.
Kode Etik ASN
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
Kode Etik ASN
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Setiap PNS wajib:
1.mengucapkan sumpah/janji PNS;
2.mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3.setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4.menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5.melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
7.mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8.memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
10. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
11. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
12. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
13. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
14. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
15. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
16. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
17. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
18. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
Setiap PNS dilarang:
1.menyalahgunakan wewenang;
2.menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3.tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4.bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
5.memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6.melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun
untuk diangkat dalam jabatan;
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun
juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang
dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan
PerwakilanRakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan
c. menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
d. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan/atau
e. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden
dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan perwakilan


Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga,
dan masyarakat.
DIMENSI PERILAKU MANUSIA
DALAM ORGANISASI
1. HUBUNGAN ANTARA ANGGOTA
DENGAN ORGANISASI.
2. HUBUNGAN ANTARA SESAMA
ANGGOTA ORGANISASI.
3. HUBUNGAN ANTARA ANGGOTA SUATU
ORGANISASI DENGAN ANGGOTA
ORGANISASI YANG LAIN.
4. HUBUNGAN ANTARA ANGGOTA
ORGANISASI DENGAN MASYARAKAT
YANG DILAYANINYA.
56
ASAS-ASAS UMUM KEPEMERINTAHAN
YANG BAIK SEBAGAI ETIKA
PEMERINTAHAN
1. ASAS KEPASTIAN HUKUM
2. ASAS TERTIB PENYELENGGARAAN
NEGARA.
3. ASAS KEPENTINGAN UMUM.
4. ASAS KETERBUKAAN.
5. ASAS PROPORSIONALITAS.
6. ASAS PROFESIONALITAS.
7. ASAS AKUNTABILITAS.
57
Etika Dalam jabatan
UU 28 / 1999, kewajiban penyelenggara negara :
1.Mengucapkan sumpah / janji sesuai agama sebelum memangku
jabatan
2.Bersedia diperiksa kekayaan sebelum, selama & setelah
menjabat;
3.Melporkan & mengumumkan kekayaan sebelum & setelah
menjabat;
4.Tidak melakukan KKN
5.Melaksanakan tugas tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan;
6.Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab …dst
7.Bersedia menjadi saksi dalam perkara KKN serta perkara
lainnya………dst
58
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DILUAR KEDINASAN
1. Berkelakuan baik dan tidak melakukan perbuatan
yang dapat merendahkan martabat PNS.
2. Tidak menyalahgunakan wewenang yang dimiliki.
3. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar
ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Tidak menggunakan sarana dan prasarana
kedinasan untuk kepentingan pribadi.
5. Tidak menggunakan sarana dan prasarana
kedinasan sesuai maksud dan tujuan sarana dan
prasarana itu diadakan. 59
PEMBINAAN JIWA KORPS
Setiap PNS harus senantiasa membina jiwa
korps dengan menciptakan dan memelihara
kesetiakawanan, kekompakan dan kesatuan
korps meliputi:

1. BAWAHAN TERHADAP ATASAN


2. SESAMA PNS
3. ATASAN TERHADAP BAWAHAN
4. SIKAP, TINGKAH LAKU DAN
PERBUATAN PNS TERHADAP
ORGANISASI DAN MASYARAKAT.
Apa yang anda lakukan, jika
melihat :
 Di
lingkungan instansi tempat
anda bekerja, ada salah satu
anggota / PNS yang melakukan
perbuatan tercela yang
mengakibatkan kerugian negara !

61
RUANG LINGKUP PELAYANAN
PUBLIK
PASAL 5 (2) UU 25/2009 UUD 1945 Amandemen 4
1. Pendidikan 1. Hukum
2. Pengajaran 2. Lapangan kerja
3. Pekerjaan dan usaha 3. Politik
4. Tempat tinggal 4. Keamanan
5. Komunikasi dan informasi 5. Agama
6. Lingkungan hidup 6. Sosial
7. Kesehatan 7. Pendidikan
8. Jaminan sosial 8. Pekerjaan
9. Energi 9. Administrasi
10. Perbankan 10. Perumahan
11. Perhubungan 11. komunikasi
12. Sumber daya alam 12. Asuransi jiwa dan kesehatan
13. Pariwisata 13. Perlindungan HAM
14. Sektor strategis lainnya 14. ekomomi
 Aparatur merupakan kunci
keberhasilan
penyelenggaraan
pemerintahan

 Citra pengelolaan
pelayanan terhadap
masyarakat masih dinilai
buruk

 Perlunya peningkatan
kompetensi aparatur dalam
pelayanan terhadap
masyarakat
63
Asas Penyelenggaraan pelayanan publik
1. kepentingan umum;
Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi
dan/ atau golongan
2. kepastian hukum;
Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan
pelayanan.
3. kesamaan hak;
Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender, dan status ekonomi.
4. keseimbangan hak dan kewajiban;
Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus
dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.
5. keprofesionalan;
Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan
bidang tugas.
6. partisipatif;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
Asas Penyelenggaraan pelayanan publik
7. persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif
Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil
8. keterbukaan
Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan
memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.
9. Akuntabilitas
Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
10. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta
keadilan dalam pelayanan.
11. ketepatan waktu
Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan
standar pelayanan.
12. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
Masalah Klasik Pelayanan Publik di Indonesia

1. Biayanya yang mahal;


2. Prosedurnya sulit dipenuhi
dan harus melalui tahapan
yang berbelit-belit;
3. Pemberi layanan tidak ramah;
4. Diskriminatif;
5. Tidak ada kepastian kualitas
dan waktu penyelesaian
layanan;
6. Tidak transparan;
7. Tidak responsif terhadap
kebutuhan warga negara;
8. Ditandai praktik KKN.
Lingkup Etiket Pelayanan
 Sikap / perilaku
 Ekspresi wajah
 Penampilan
 Cara berpakaian
 Cara berbicara
 Cara mendengarkan
 Cara bertanya
12 PENYAKIT PEGAWAI
YANG HARUS DICEGAH
1. ASMA (ASAL MENGISI ABSEN)
2. ASAM URAT (ASAL SAMPAI KANTOR TERUS URING-URINGAN
ATAU TIDUR)
3. RADANG PARU (RAJIN DATANG TAPI PULANG BURU-BURU)
4. PUCAT (PULANG CEPAT)
5. GINJAL (GAJI INGIN NAIK TAPI KERJA LAMBAN)
6. JANTUNG (JARANG MASUK KANTOR TAPI TERUS NGAREP
GAJI)
7. FLU (FACEBOOK MELULU)
8. KUDIS (KURANG DISIPLIN)
9. KRAM (KURANG TERAMPIL)
10. KURAP (KURANG RAPI)
11. KUTIL (KURANG TELITI)
68
12. TBC (TIDAK BISA COMPUTER)
Ignasius Jonan (PT. KAI) (Video 1)
 Sampai dengan 2009, KAI mewarisi
tantangan besar, yakni citra buruk & merugi.
 Inovasi PT. KAI bukanlah menciptakan
sesuatu yg benar-benar baru, namun belajar
dari perusahaan / industri lain.
 Hospitality pelayanan belajar dari
perusahaan KA Perancis & Cina.
 Call Center (Contact 121) mengimitasi dari
industri perbankan.
 Sistem pemesanan tiket melalui agen host-
to-host belajar dari industri penerbangan.
 Metode pemesanan tiket drive thru belajar
dr restoran cepat saji.

Tri Widodo
Budaya Birokrasi yang Melayani
Memiliki kode etik yang berfungsi

Bangga melayani

Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan

Profesional
Kata Kunci
a. Atensi
b. Senyum
c. Salam
d. Tolong
e. Maaf
f. Terima
kasih
Dasar-dasar Etiket
Politeness, yaitu sikap sopan yang harus diperlihatkan
kepada pihak lain dalam suatu komunikasi antara lain :
1. Perlu diatur kata-kata yang akan diucapkan
2. Penyampaian kata-kata lemah lembut
3. Tidak menggunakan kata-kata yang meremehkan
orang lain
4. Jauhilah menggunakan kata “kamu”, tetapi
gunakan kata “anda / Bapak / Ibu”
5. Menyambut pengguna jasa dengan salam dan
tegur sapa yang ramah
6. Sesama ASN saling tegur sapa
Attentive, yaitu sikap penuh perhatian yang
diperlihatkan kepada pihak lain dan
diberikan secara baik dan wajar
1. Mendengar dengan sungguh-sungguh
apa yang dikatakan pengguna layanan
2. Seorang atasan hendaknya
memperhatikan kondisi ASN
Respectful, yaitu sikap menghormati dan
menghargai pihak lain (pengguna jasa)
secara baik dan wajar
1.Menghargai pendapat dan usul pengguna
layanan
2.Mematuhi perintah atasan dan tidak suka
membantah
3.Seorang atasan hendaknya juga mau
mendengar pendapat bawahan
Cooperative, yaitu sikap suka menolong pihak lain yang
memang membutuhkan pertolongan, sementara kita
sebenarnya sanggup dan mampu memberikan
pertolongan
1. Membantu pengguna layanan dalam kesulitan
mengisi formulir
2. Membantu sesama karyawan dalam kesulitan
kerja

Tolerance, yaitu sikap tenggang rasa terhadap orang


lain agar dapat diterima dan disukai dimana saja kita
berada
Informality, yaitu sikap ramah yang kita
perlihatkan kepada pihak lain, bukan sikap
formal atau resmi, melainkan familiar, akrab,
dan bersahabat.

Self Control, adalah sikap menguasai diri dan


mengendalikan emosi dalam setiap situasi. Kita
selalu berusaha tidak menyinggung perasaan
atau mengganggu pikiran orang lain.
Manfaat Etiket
Attractive, adalah mampu mencari bahan pembicaraan tanpa
melukai perasaan pihak lain dengan diimbangi sense of
humor yang tinggi. Kemampuan Attractive ini dapat kita
peroleh dengan berbagai cara, antara lain :
1. Banyak membaca pengetahuan umum dengan tujuan
dapat memberikan wawasan yang luas
2. Rajin mengikuti perkembangan dunia sehingga dapat
memperkaya informasi
3. Tekun membaca sejarah tokoh dunia yang sukses
dibidangnya masing-masing agar dapat memotivasi diri sendiri
4. Tidak mudah tersinggung dengan bersikap dewasa
dan pemaaf
Manfaat Etiket
Respect, adalah lebih dahulu kita
menghargai orang lain dan jangan menuntut
untuk dihargai orang lain terlebih dahulu
1. Hati-hati menjaga perasaan orang lain
2. Menjaga panggilan yang terhormat bagi
orang lain
3. Tahu apa yang menjadi tabu
Manfaat Etiket
Self Confidence, adalah untuk memupuk
kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri
dalam setiap situasi. Untuk itu, kita
memerlukan beberapa kegiatan, antara lain:
1. Tekun membaca pengetahuan umum
2. Berani melakukan diskusi
3. Ikhlas dan terbuka dalam menerima kritik
dan saran dari orang lain
4. Bergaul dengan berbagai lapisan
masyarakat
Perilaku yang Perlu Dihindari dalam
Menyampaikan Salam
 Tetap duduk dalam sikap tidak acuh, apalagi
dengan wajah yang tanpa senyum dan
angker.
 Berbicara dengan pengguna jasa, sementara
mulut mengunyah sesuatu atau rokok masih
terselip dibibir
 Menggunakan kata “Anda” atau “Saudara”
untuk pengganti orang kedua, apalagi “Kamu”
atau “Engkau”, karena kata-kata ini
mengandung makna meremehkan lawan
bicara
Perilaku yang Perlu Dihindari
dalam Menyampaikan Salam
 Berbenah diri setelah memasuki ruang pelayanan,
rapihkanlah diri dulu di ruang khusus, berkacalah
seteliti mungkin.
 Memperlihatkan roman muka yang suram dan
mendung, bagaimanapun sedang merasa jengkel
kepada seseorang, atau sedang dirundung malang
 Memandang pengguna jasa dengan air muka rasa
jijik, hanya karena pengguna jasa tersebut
berpenampilan jorok.
 Mengucapkan kata “Haa” sebagai isyarat bahwa
kurang mengerti atau kurang mendengar apa yang
dikatakan pengguna jasa, apalagi membentak
pengguna jasa disertai kata “ulangi”.
Etiket Berjabat Tangan
a. Tangan tidak perlu dikatupkan ke dada setelah
bersalaman
b. Tidak perlu mencium tangan atasan, rasa hormat cukup
ditampakkan dengan membungkukkan sedikit badan
c. Tataplah mata lawan bersalaman, jangan bersalaman
sementara mata melihat ke arah lain, ini kesannya
meremehkan lawan
d. Genggaman jangan asal-asalan saja, apalagi asal
menyentuh ujung tangan, salam ini terasa kurang hangat,
dan hambar dalam pergaulan
e. Dalam acara resmi, sebaiknya menunggu atasan
menyodorkan tangannya, baru menyambutnya.
Etiket Menerima Tamu
a. Segera bangun dari tempat duduk
b. Tersenyumlah
c. Sapa pengguna layanan dengan ucapan “selamat”
d. Tanyakan “apa yang bisa dibantu”
e. Jika tamu atau pengguna layanan ingin menemui
pimpinan, minta tamu tersebut untuk mengisi form
atau buku tamu
f. Jika tamu terpaksa menunggu, segera katakan
“maaf”
g. Jika tamu bisa masuk, segera antarkan ke ruang
pimpinan
Etiket Bertamu
a. Buatlah janji bertemu
Sebelum bertemu dengan klien, buatlah perjanjian terlebih dahulu. Usahakan untuk
tidak membuat perjanjian-perjanjian di jam-jam kerja yang sibuk. Berkompromilah
untuk menetapkan waktu temu yang menyenangkan bagi kedua belah pihak
b. Konfirmasi Ulang sebelum bertemu
Untuk mendapat kepastian dari klien mengenai jadi tidaknya pertemuan, sebaiknya
dilakukan konfirmasi ulang sebelum bertemu
c. Cek tempat pertemuan
Cek dan pastikan tempat pertemuan. Hindari kemungkinan tersesat dan terlambat
memenuhi janji
d. Pembicaraan singkat, jelas dan padat
e. Perhatikan penampilan
Ketika kita bertemu dengan setiap orang, kita harus berpenampilan rapi, segar dan
bersih
f. Jaga sikap Bersikaplah ramah dan tulus agar suasana menyenangkan
Etiket Bertelepon
a. Menyiapkan bahan pembicaraan sebelum menelepon
b. Mengucapkan salam sebagai pembuka kata
c. Menggunakan nada suara yang ramah dan wajar
d. Menyebutkan identitas diri atau instansi pemerintah kita
e. Melakukan pembicaraan yang ringkas dan tertuju pada
soal yang penting saja
f. Menggunakan kalimat atau kata-kata yang jelas, tidak
bertele-tele, dan mudah dipahami
g. Menggunakan bahasa yang baik dan volume suara yang
cukup
h. Mengakhiri setiap pembicaraan dengan ucapan terima
kasih ataupun “selamat pagi/siang/sore”
Etiket Menangani

Keluhan
Mendengarkan dengan baik.
 Biarkan mereka berbicara.
 Meminta maaf dengan tulus.
 Tanyakan pada mereka bagaimana Anda bisa
memperbaikinya. Dan lakukan dengan lebih.
 Meyakinkan mereka Anda akan memperbaiki
masalah.
 Berterima kasih pada mereka.
TETAPI
Diskusi
SEKIAN
JAMAN IKI JAMAN EDAN
SING SAPA ORA EDAN ORA
BAKAL KEDUMAN
INGAT
NANGING ISIH BEJO WONG
KANG TANSAH ELING LAN
WASPADA 89
JADILAH PNS YANG BERETIKA !

Terima Kasih
Teringat selalu
 Teringat pada suatu waktu
 Kuberjalan-jalan di depan rumahmu
 Rasa berdebar dalam hatiku
 Ingin lekas lalu
 Sekilas nampaklah engkau di balik pintu
 Tersenyum dikau menusuk hatiku
 Apa daya sejak saat itu
 Nurani terganggu di setiap waktu
 Teringat selalu pada senyummu
 Ingin kubertemu
91 NANICK WS

Anda mungkin juga menyukai