Anda di halaman 1dari 27

MINI PROJECT

GAMBARAN DISTRIBUSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI


PADA WANITA USIA SUBUR DI LINGKUNGAN RW 011
KELURAHAN KAYU PUTIH

Disusun Oleh :

dr. Amanda Tiodhoro Magdalena

Pembimbing :

dr. Lida Nurhisan

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE FEBRUARI 2019-FEBRUARI 2020

PUSKESMAS KELURAHAN KAYU PUTIH

KECAMATAN PULO GADUNG

JAKARTA TIMUR

2019
LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT

GAMBARAN DISTRIBUSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI


PADA WANITA USIA SUBUR DI LINGKUNGAN RW 011
KELURAHAN KAYU PUTIH

Diajukan sebagai salah satu syarat kegiatan program dokter internsip

Puskesmas Kelurahan Kayu Putih

Disusun Oleh :

dr. Amanda Tiodhoro Magdalena

Mengetahui Telah Disetujui Oleh

Pemimbing

Drg.Herisianto T. dr. Lida Nurhisan

NIP.196209231994021001 NIP. 198309282014032001


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis apat menyelesaikan Mini Project Kegiatan Program
Dokter Internsip Puskesmas Kelurahan Kayu Putih periode 05 Juni 2019 – 05
September 2019.

Penyusunan mini project ini berdasarkan data-data yang ada, bimbingan


dan hasil pengamatan yang dilakukan di Puskesmas Kelurahan Kayu Putih selama
mengikuti kegiatan Program Dokter Internsip Provinsi DKI Jakarta.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Kepala


Puskesmas Kelurahan Kayu Putih sekaligus pembimbing saya dr. Lida Nurhisan
beserta seluruh staf, ketua RW/RT dan para kader yang telah banyak membimbing
saya mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan mini project ini, juga kepada
teman-teman dokter yang telah turut memberikan kontribusinya berupa ide,
semangat dan dukungan moral, tak lupa pula kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik.

Saya menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Jakarta, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5
2.1. Keluarga Berencana ..................................................................................... 5
2.2. Kontrasepsi .................................................................................................. 6
2.3. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Pemakaian Kontrasepsi ..................... 10
BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................................. 12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 16
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk di dunia cukup tinggi. Angka
pertumbuhan penduduk ini tentu berpengaruh terhadap tingginya angka kematian
ibu dan anak. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 ini, menduduki urutan
keempat terbesar di dunia sesudah Cina, India, dan Amerika Serikat yaitu
268.074.600 jiwa (4,38% dari jumlah penduduk dunia). Menurut sensus penduduk
tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih mencapai angka 1,49%
berarti bahwa di Indonesia setiap tahunnya masih ada pertambahan penduduk
sejumlah 3 - 5 juta, dengan perkiraan tiap harinya lahir 10.000 bayi di Indonesia,
dimana angka ini melebihi angka proyeksi nasional.

Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah dapat menjadi
beban dan ancaman pembangunan yang perlu diwaspadai seperti terhambatnya
pertumbuhan ekonomi yang berujung pada tingginya kemiskinan.Untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk di dunia, WHO pernah membuat
program khusus yang ditandatangani oleh hampir 120 negara di konferensi
Internasional Cairo mengenai kependudukan pada tahun 1994. Dalam perjanjian
tersebut salah satu program yang diajukan adalah program Family Planning yang
difokuskan untuk membatasi jumlah anak yang lahir di dunia.Indonesia
merupakan salah satu negara yang ikut menandatangani perjanjian tersebut dan
untuk mensukseskan kegiatan WHO ini, Indonesia mendirikan sebuah badan
khusus mengurus masalah Keluarga Berencana (KB) yaitu BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).

Keluarga Berencana didefinisikan sebagai suatu upaya peningkatan


kepedulian dan peran serta masyarakat melalui penundaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera menurut

1
Undang-undang No. 10/1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang standar teknis


pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang
kesehatan, pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan sesuai standar kepada
warga Negara usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar tersebut salah satunya
meliputi edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana. Pelayanan program KB
dimulai dari tingkat pelayanan kesehatan pertama yaitu Puskesmas. Tujuannya
adalah meningkatnya kesejahteraan keluarga dalam rangka terwujudnya norma
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk. Untuk
mencapai tujuan tersebut pemerintah menyelenggarakan pelayanan kontrasepsi
yang lebih diarahkan pada metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang, yakni
IUD (Intra Uterine Device), susuk (implant), Metode Operasi Wanita (MOW),
dan Metode Operasi Pria (MOP). Kedua metode kontrasepsi ini dikenal dengan
nama Metode Jangka Panjang (MJP).

Program KB ini sejalan dengan Program Indonesia Sehat, yang memiliki


sasaran yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia
Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan
paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan
kesehatan nasional (JKN). Program tersebut dilaksanakan dengan pendekatan
keluarga, yang merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan/
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini

2
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan
dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, yang dilaksanakan melalui program
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH).

Berdasarkan laporan pendataan KPLDH dari Januari sampai dengan


Agustus 2019 di Kelurahan Kayu Putih didapatkan cakupan keikutsertaan KB
mencapai 33,33% dari 294 Wanita Usia Subur yang telah diwawancarai,
khususnya di Rw 011 Kelurahan Kayu Putih angka cakupan mencapai 45,45%
dari 132 responden. Masih rendahnya presentase cakupan keikutsertaan KB di
kelurahan Kayu Putih, membuat penulis tertarik untuk meneliti distribusi
berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan wanitausia subur di Rw 011
Kelurahan Kayu Putih.

1.2. Rumusan Masalah


 Bagaimana pola distribusi penggunaan kontrasepsi di RW 011 Kelurahan
Kayu Putih?

1.3. Tujuan Penelitian


 Mengetahui pola distribusi penggunaan kontrasepsi di RW 011 Kelurahan
Kayu Putih.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi Pihak Puskesmas
Dapat memperoleh informasi dan mengidentifikasi masalah mengenai
gambaran pola distribusi penggunaan kontrasepsi di RW 011 Kelurahan
Kayu Putih, sehingga dapat dijadikan landasan dalam pelaksanaan
program terkait Keluarga Berencana dalam lingkup wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kayu Putih.

3
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi dan edukasi terkait penggunaan kontrasepsi
sebagai salah satu program Keluarga Berencana untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
3. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis mengenai gambaran pola distribusi
penggunaan kontrasepsi di RW 011 Kelurahan Kayu Putih.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana

2.1.1. Definisi Keluarga Berencana

Menurut WHO (1970), keluarga berencana adalah program yang bertujuan


membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
dan istri, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hartanto, 2002).

Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, keluarga berencana adalah upaya


mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.

2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, kebijakan keluarga berencana
bertujuan untuk:
a. Mengatur kehamilan yang diinginkan
b. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
c. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
d. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga
berencana

5
e. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya menjarangkan jarak
kehamilan

2.1.3. Sasaran Keluarga Berencana


Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan sasaran utama gerakan Keluarga
Berencana Nasional. Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang
istrinya berumur antara 15- 49tahun. Untuk mendapatkan dampak pada penurunan
fertilitas yang tinggi, sasaran PUS ini ditekankan pada PUS dengan paritas
rendah, khususnya PUS yang berusia muda. Sasaran ini diarahkan untuk
menggunakan kontrasepsi efektif terpilih sehingga jumlah anak yang dilahirkan
dapat mendukung pelembagaan norma keluarga kecil.

2.2. Kontrasepsi
2.2.1. Pengertian Kontrasepsi
Menurut BKKBN dalam Kusumanigrum (2009) kontrasepsi berawal dari
kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma
tersebut (Mochtar, 1998).

2.2.2. Memilih Metode Kontrasepsi


Menurut Hartanto (2002), faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi

yaitu:

a. Faktor pasangan

1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu

6
6) Sikap kewanitaan
7) Sikap kepriaan.

b. Faktor kesehatan

1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul

2.2.3. Macam-macam metode kontrasepsi


Beberapa macam-macam metode kontrasepsi yang ada:
1. Metode sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks
dan spermisida (Handayani, 2010).

2. Metode Kontrasepsi Hormonal


Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasiterdapat pada pil
dan suntikan/ injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron
terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani,2010).
Keuntungan kontrasepsi hormonal diantaranyua tidak mengganggu
hubungan seksual, dapat digunakam sebagai metode jangka panjang, dapat
digunakan pada masa remaja hingga menopouse, mudah dihentikan setiap saat,
kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan, dan membantu

7
mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista
ovarium, acne dan disminorhea.

Beberapa efek dari penggunaan kontrasepsi hormonal diantaranya


komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan
bertambah, nyeri kepala, perdarahan yang banyak saat haid, meningkatkan
pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan serviks. Selain itu
komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit dan
rambut kering, menstruasi berkurang, serta kaki dan tangan sering kram (Manuaba,
2010).

3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon (Handayani, 2010).

AKDR mempunyai keuntungan yaitu dapat efektif segera setelah


pemasangan, merupakan metode jangka panjang, sangat efektif karena tidak perlu
mengingat ingat tanggal, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (bila tidak terjadi
infeksi), dan dapat digunakan sampai menopause.

Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan siklus haid (umumnya
pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan
banyak, perdarahan (spotting) antar menstruasi, merasakan sakit dan kejang
selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perporasi dinding uterus (sangat
jarang apabila pemasangannya benar), tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

Komplikasi dari pemasangan AKDR adalah infeksi (terjadi bila alat-alat


yang digunakan tidak disucihamakan atau sudah adanya infeksi yang subakut atau
menahun pada traktus genetalia sebelum pemasangan), perforasi (umumnya
terjadi sewaktu pemasangan walaupun bisa terjadi pula kemudian), dan kehamilan
(jika terjadi kehamilan dengan AKDR didalam, tidak akan menimbulkan cacat
pada bayi oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahin).

8
AKDR dapat digunakan oleh wanita usia reproduktif, wanita yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui, wanita perokok, penderita
tumor jinak payudara, tekanan darah tinggi, pernah menderita stroke, penderita
diabetes, dan penderita penyakit hati atau empedu.

AKDR tidak diperkenankan digunakan oleh wanita hamil, perdarahan


vagina yang tidak diketahui, sedang menderita infeksi alat genital, tiga bulan
terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik,
kelainan bawaan uterus ynag abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri, diketahui menderita TBC pelvik, dan ukuran rongga
rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2003).

4. Metode Kontrasepsi Mantap


Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan
tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat
keluar atau ejakulasi (Handayani,2010).
Kontrasepsi mantap adalah pemotongan/ pengikatan kedua saluran telur
wanita (Tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (Vasektomi). Operasi
tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah kuldoskopik, kolpotomi,
posterior, laparoskopi dan minilaparatomi. Yang sering dipakai di Indonesia
adalah laparaskopi dan minilaparatomi. Cara kerjanya dengan mencegah
pertemuan sel telur dengan sperma.
Efektivitas kontrasepsi mantap dalam teori sebesar 99,9% tetapi dalam
kenyataannya sebesar 99%. Keuntungan yang dimiliki oleh kontrasepsi mantap
yaitu mempunyai efektifitas paling tinggi diantara metode kontrasepsi lainnya,
kesuburan selamanya (keberhasilan pembalikan tidak bisa dijamin), tidak perlu
perawatan khusus, dan tidak memiliki kontraindikasi. Kontrasepsi mantap baik
untuk pasangan yang sudah yakin tidak ingin punya anak lagi, jika hamil akan

9
membahayakan jiwanya dan ingin metode yang tidak menganggu.
Efek Samping yang ditemukan jarang, ringan, dan bersifat sementara
misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka operasi. Pada vasektomi
infeksidan epididimitis terjadi pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan.
Infeksi kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi
(Saifuddin,2003).

2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi


Menurut Bertrand (1980) dalam Purba (2009), faktor-faktor yang
mempengaruhi pemakaian kontrasepsi, adalah sebagai berikut:
1. Faktor Sosio Demografi
Penerimaan KB lebih banyak pada mereka yang memiliki standar hidup
lebih tinggi. Indikator status sosio-ekonomi termasuk pendidikan yang dicapai,
pendapatan keluarga dan stastus pekerjaan, juga jenis rumah, gizi (di negara
sedang berkembang) dan pengukuran pendapatan tidak langsung lainnya.
Beberapa faktor demografi tertentu yang mempengaruhi penerimaan KB
dibeberapa negara, misalnya di banyak negara-negara sedang berkembang
penggunaan kontrasepsi lebih banyak pada wanita yang berumur akhir 20-30
tahun yang sudah memiliki anak 3 atau lebih. Faktor sosial lain vang
mempengaruhi adalah suku dan agama.
2. Faktor Sosio - Psikologi
Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB, banyak sikap yang
dapat menghalangi KB. Beberapa faktor sosio-psikologi yang penting antara lain
adalah ukuran keluarga ideal, pentingnya nilai anak laki-laki, sikap terhadap KB,
komunikasi suami istri, persepsi terhadap kematian anak. sikap dan kepercayaan
tersebut perlu untuk mencegah isu yang berhubungan termasuk segi pelayanandan
efek samping kontrasepsi.
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan salah satu
faktor praktis yang dapat diukur bila pelayanan KB tidak tersedia. Beberapa faktor
yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain keterlibatan dalam kegiatan

10
yang berhubungan dengan KB, jenis alat kotrasepsi yang tersedia, jarak ketempat
pelayanan, keterlibatan dengan media massa, bahkan perilaku petugas kesehatan.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Judul Mini Project


Gambaran Distribusi Penggunaan Kontrasepsi pada Wanita Usia
Subur (WUS) di RW 011 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo
Gadung, Periode Juni - September 2019.

3.2. Metode Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengumpulan, penginputan dan
analisis data sehingga dapat mengetahui gambaran penggunaan alat
kontrasepsi di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung Periode
Juni - September 2019, dengan cara mengunjungi langsung rumah warga
di RW 011 lalu mendata dan mewawancara setiap anggota keluarga
berdasarkan indikator PIS-PK.

3.3. Kegiatan Mini Project


1. Persiapan Kegiatan
Kegiatan ini berbasis Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga yang ditujukan pada seluruh warga di RW 011 Kelurahan
Kayu Putih. Pemberitahuan mengenai rincian kegiatan diawali dengan
advokasi ketua RW 011 kemudian dilanjutkan dengan pemberitahuan
ke masing – masing ketua RT di RW 011 untuk dilakukan pendataan
ke rumah warga.
Persiapan kegiatan diantaranya adalah :
a. Sosialisasi pelaksanaan kegiatan pada aparat kelurahan,
RW dan RT.
b. Mempersiapkan form ceklis indikator berdasarkan PIS-PK.
c. Mengunjungi rumah warga di setiap RT di RW 011
d. Wawancara langsung dan pengambilan data mengenai
riwayat penyakit setiap anggota keluarga.

12
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penginputan data tentang penggunaan kontrasepsi yang
sudah terkumpul.
b. Analisis data distribusi penggunaan kontrasepsi.

3.3.1. Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan ini adalah seluruh wanita usia subur yang menetap di
RW 011 Kelurahan Kayu Putih dan sudah terdaftar di Kartu Keluarga
Kelurahan Kayu Putih.

3.3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Waktu : Juni - September 2019
Tempat : RW 011 Kelurahan Kayu Putih

3.3.3. Teknis Pelaksanaan Kegiatan


1. Input
a. Man
1. Fasilitator
Dokter Internsip Puskesmas Kelurahan Kayu Putih
 dr. Carindha Azaria
 dr. Amanda Tiodhoro Magdalena
 dr. Elva Lidya S.
 Petugas Puskesmas Kelurahan Kayu Putih
2. Sasaran
Seluruh WUS yang menetap di RW 011 Kelurahan Kayu Putih
Kecamatan Pulogadung.
3. Pelaksana
Dokter Internsip Puskesmas Kelurahan Kayu Putih

b. Material : data wanita usia subur pengguna kontrasepsi di RW 011


Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung

13
c. Method : Pengumpulan data melalui program PIS-PK, penginputan
data dan analisis data.
d. Machine : Indikator PIS-PK, database KPLDH

2. Proses
a. Perencanaan
1. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan PIS-PK untuk
mengetahui gambaran distribusi penggunaan kontrasepsi pada
WUS di RW 011 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan
Pulogadung.
2. Pertemuan dengan pendamping untuk mendapatkan informasi
guna penetapan langkah kerja pelaksanaan dan target
pencapaian kegiatan tersebut.
3. Pertemuan dengan tim KPLDH puskesmas terkait perkenalan
dan pelaksanaan program KPLDH di lingkungan Puskesmas
Kelurahan Kayu Putih.
4. Mempersiapkan indikator PIS-PK sebagai sarana pelaksanaan
kegiatan.

b. Penggerakan
Mengunjungi rumah warga yang menetap di RW 011 Kelurahan
Kayu Putih dengan didampingi oleh Kader di RW 011.

c. Teknis Pelaksanaan
1. Mewawancarai setiap keluarga yang memiliki anggota
WUS yang menetap di RW 011 tentang penggunaan kontrasepsi.
2. Mengambil data tentang penggunaan kontrasepsi di setiap
keluarga RW 011 Kelurahan Kayu Putih.
3. Menginput data ke database KPLDH Kelurahan Kayu
Putih.
4. Menganalisis data distribusi penggunaan kontrasepsi pada
wanita usia subur

14
3. Output
Mengetahui gambaran distribusi penggunaan kontrasepsi pada
WUS di RW 011 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Hasil Pendataan di RW 011

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada bulan Juni - September


2019 di RW 011 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung didapatkan data
sebagai berikut:

Distribusi Penduduk Berdasarkan


Keikut Sertaan KB untuk Perempuan

Ya
45%
Tidak
55%

Gambar 4.1. Diagram Distribusi Pengguna Kontrasepsi pada Wanita RW011

No Jawaban Jumlah Presentase

1 2 3 4

1 Ya 60 45 %

2 Tidak 72 55 %

Total 132 100 %

Tabel 4.1. Distribusi Pengguna Kontrasepsi pada Wanita Warga RW 011

16
4.1.2. Distribusi Pengguna Kontrasepsi pada Wania Usia Subur di RW 011
Dari hasil pendataan dapat digambarkan distribusi pengguna kontrasepsi
dari tiap RT yang berada di RW 011 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan
Pulogadung.

0 1
3 2
2

6 3
16
4

3 5
6
3 7
2 8
5
9
7 3 10
11
10
12

Gambar 4.2. Diagram Distribusi Penderita Diabetes Mellitus di Setiap RT di


RW011 Kelurahan Kayu Putih

RT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12

Akseptor 16 5 3 10 7 2 3 3 6 2 0 3
KB

Persentase 27% 8% 5% 17% 12% 3% 5% 5% 10% 3% 0 5%

Tabel 4.2. Tabel Distribusi Penderita Diabetes Mellitus di Setiap RT di


RW011 Kelurahan Kayu Putih

17
4.1.3. Distribusi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
Dari hasil pendataan dapat digambarkan distribusi jenis kontrasepi yang
digunakan oleh wanita usia subur warga RW 011 Kelurahan Kayu Putih
Kecamatan Pulogadung.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Metode


Kontrasepsi yang sedang digunakan untuk
Perempuan
Distribusi Penduduk Berdasarkan Metode Kontrasepsi yang sedang
digunakan untuk Perempuan

26

11
8 8
3 4
0 0

Kondom Pil KB Suntik AKDR Implan MOW MOP Lainnya

Gambar 4.3. Diagram Distribusi Pengguna Kontrasepsi pada WUS di RW


011 Kelurahan Kayu Putih

No Jenis Jumlah Persentase


1 2 3 4
1 Kondom 3 5%
2 Pil KB 8 13,5%
3 Suntik 11 18%
4 AKDR 26 43%
5 Implan 4 7%
6 MOW 8 13,5%
7 MOP 0 0
8 Lainnya 0 0
Total 60 100%

Tabel 4.3. Distribusi Pengguna Kontrasepsi pada Wanita Warga RW011

18
4.2 . Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gambaran distribusi
penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur di RW 011 Kelurahan Kayu
Putih periode Juni - September 2019. Pembahasan hasil penelitian meliputi
hasil pendataan distribusi pengguna kontrasepsi pada wanita usia subur di
RW 011 dan jenis-jenis kontrasepsi yang dipakai. Distribusi yang dimaksud
ialah jumlah pengguna kontrasepsi pada wanita usia subur beserta
presentasenya di tiap RT di RW 011 Kelurahan Kayu Putih.

4.2.1 Hasil Pendataan di RW 011


Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ditinjau dari hasil pendataan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terhadap 132 wanita
usia subur yang dilaksanakan di RW 011 Kelurahan Kayu Putih mulai bulan
Juni hingga September 2019, didapatkan bahwa lebih dari setengah responden
tidak menggunakan kontrasepsi. Sebanyak 72 orang tidak menggunakan
kontrasepsi dan hanya 60 orang yang menggunakan kontrasepsi.

4.2.2 Distribusi Pengguna Kontrasepsi pada WUS di RW 011 Kelurahan


Kayu Putih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran distribusi penggunaan
kontrasepsi di 12 RT yang berada di RW 011 Kelurahan Kayu Putih
Kecamatan Pulogadung terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Hasil yang
dipaparkan tidak termasuk RT 11 dikarenakan pada saat pengambilan data
warga RT 11 banyak yang tidak bersedia untuk dilakukan pengumpulan
informasi.
Jumlah pengguna kontrasepsi terbanyak ditempati oleh RT 01 sebanyak
masing-masing 16 orang (27%), diikuti oleh RT 04 sebanyak 10 orang (17%),
RT 05 sebanyak 7 orang (12%), RT 09 sebanyak 6 orang (10%), RT 03
sebanyak 5 orang (8%), RT 03, 07, 08, 012 sebanyak 3 orang (masing- masing
5%) dan terakhir ditempati oleh RT 06 dan RT 10 sebanyak 2 orang (masing –
masing 3%).
Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah jenis AKDR yang

19
dipakai oleh 26 orang (43%), kemudian KB suntik sebanyak 11 orang (18%),
lalu pil KB dan MOW masing masing 8 orang (13,5%), KB implan sebanyak
4 orang (7%) dan yang paling sedikit menggunakan kondom sebanyak 3 orang
(5%).

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengambilan data di RW 011 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan


Pulogadung, pada periode bulan Juni sampai September 2019 didapatkan
masih rendahnya angka pengguna kontrasepsi pada wanita usia subur di RW
011. Dari 132 wanita usia subur di RW 011, 60 orang menggunakan
kontrasepsi. Jumlah terbanyak pengguna kontrasepi berada di RT 01 yaitu
sebanyak 16 akseptor. Jenis kontrasepsi yang terbanyak digunakan yaitu
AKDR yaitu sebanyak 26 akseptor. Hal ini sudah sesuai dengan target
BKKBN untuk penggunaan kontrasepsi jangka panjang.

5.2. Saran
5.2.1. Bagi puskesmas
1. Puskesmas meningkatkan konseling dan penyuluhan terkait penggunaan
KB di RW 011 dan RW lain di wilayah Kelurahan Kayu Putih.
2. Puskesmas dapat lebih aktif

5.2.2. Bagi Lintas Sektor (RT, RW, dan Kelurahan Kayu Putih)
1. Kader masing – masing RW
Melakukan pencatatan dan pelaporan jumlah wanita usia subur dan
akseptor KB secara aktif, dan lebih gencar mempromosikan penggunaan
kontrasepsi.

2. Kelurahan Kayu Putih


Memberikan dukungan dengan melibatkan peran keluarga untuk
menggerakkan masyarakat, khususnya wanita usia subur di Rw 011 dan
RW lain di Kelurahan Kayu Putih dalam menggunakan kontrasepsi.

21
5.2.3. Bagi pengembangan penelitian selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sample yang lebih besar,
dan menjaring semua WUS dari masing – masing RT, untuk lebih
menggambarkan distribrusi pengguna kontrasepsi secara detail.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Alus, Rainy. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan


Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancoran Mas. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
 Handayai, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Pustaka Rihama
 Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans
Info Media
 Pratiwi, Dhania. 2014. Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal Suntik dengan Peningkatan Berat Badan. Padang: FK Unand
 Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika
 Vivian. 2018. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu
dalam Penggunaan Pil KB. Kalimantan: fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
 Anonim. Repository UMS. Diakses tanggal 25 September 2019 melalui
http://eprints.ums.ac.id/35879/6/BAB%20II.pdf
 Anonim. Repository USU. Diakses tanggal 25 September 2019 melalui
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19289/Chapter%20
11.pdf;jsessionid=3AC50461E9BA32B0863475E6683608FE?sequence=4
sikap
 Anonim. Repository UMY. Diakses tanggal 25 September 2019 melalui
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2514/BAB%20III.
pdf?sequence=7&isAllowed=ybabiii
 Anonim. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang pada PUS di Kendal. Semarang: Universitas
Diponegoro.

23

Anda mungkin juga menyukai