Anda di halaman 1dari 7

LATAR BELAKANG

Program KB adalah sebuah program skala nasional yang dikelola oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengendalikan
pertambahan jumlah penduduk maupun menekan angka kelahiran di Indonesia.
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan yang membantu seseorang maupun
pasangan suami istri untuk mengindari kelahiran yang tidak harapkan, mendapatkan
kelahiran yang diinginkan pasutri, mengatur interval atau jarak diantara kelahiran,
mengontrol waktu pada saat kelahiran yang berhubungan dengan umur suami dan
istri, menetukan jumlah anak. Ada banyak manfaat program keluarga berencana yang
dapat diperoleh dan salah satunya adalah menghasilkan keluarga yang berkualitas.

Menurut UU RI. No 52 tahun 2009 mengenai perkembangan kependudukan dan


pembangunan keluarga, kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk:
1) Mengatur waktu kehamilan yang sesuai dengan keiinginan.
2) Menjaga kesehatan dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
3) Mengembangkan kualitas informasi, dan konseling pelayanan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.
4) Mengembangkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berancana.
5) Mempromosikan penyusuan bayi sebagai usaha untuk menjarangkan jarak
kehamilan.

Tindakan keluarga berencana dapat dilakukan dengan beberapa metode, dibagi


menjadi kontrasepsi ilmiah dan dengan alat. Ilmiah tanpa alat yaitu berupa Senggama
Terputus (Pull Out Method) dan Sistem Kalender (Pantang Berkala). Kontrasepsi
sederhana dengan alat, yakni dapat menggunakan kondom, diaragma, hormonal,
vasektomi, dan tubektomi serta AKDR. Kontrasepsi hormonal umumnya mengandung
kombinasi hormon progestin dan estrogen maupun hanya hormon progesteron.
Kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti KB hormonal termasuk pil
KB, pil mini, KB spiral (IUD), dan suntik KB.
1. Implant
Identitas : Ny. M, 30th, G3P3A0
Gambaran pelaksanaan:
Pasien datang untuk pemasangan implan.
Kesan: sehat
Vital sign
TD:120/70 mmhg
RR: 18x/i
HR:78x/i
T: 36,2 c
BB: 58 kg  TB: 159 cm

Dokter memberikan edukasi tentang pemasangan implan, manfaat serta kelemahan


dari KB implan.
Cara pemasangan
1. Inform consent
2. Cuci tangan
3. Letak pemasangan implan di lengan atas sebelah kiri.
4. Implan akan di letakkan di antara otot biseps dan triseps
5. Fiksasi area pemasangan implan dengan kapas dan alkohol steril
6. Melakukan anastesi lokal dengan lidocain.
7. Setelah bius masuk, kemudian dokter menyayat sedikit kulit pasien, untuk
menempatkan implan.
8. Memasukkan implan menggunakan aplikator khusus.
9. Setelah selesah tempat pemasangan di tutup dengan kasa dan plester steril.
10. Beritau pasien untuk kontrol 3 hari lagi dan jika timbul keluhan, silahkan balik ke
puskesmas.

2. Implant
Identitas : Ny. SA, 37th, G4P4A0
Gambaran pelaksanaan:
Pasien datang untuk pemasangan implan.
Kesan: sehat
Vital sign
TD:110/80 mmhg
RR: 20x/i
HR: 86x/i
T: 36,6 c
BB: 63 kg  TB: 157 cm

Dokter memberikan edukasi tentang pemasangan implan, manfaat serta kelemahan


dari KB implan.
Cara pemasangan
1. Inform consent
2. Cuci tangan
3. Letak pemasangan implan di lengan atas sebelah kiri.
4. Implan akan di letakkan di antara otot biseps dan triseps
5. Fiksasi area pemasangan implan dengan kapas dan alkohol steril
6. Melakukan anastesi lokal dengan lidocain.
7. Setelah bius masuk, kemudian dokter menyayat sedikit kulit pasien, untuk
menempatkan implan.
8. Memasukkan implan menggunakan aplikator khusus.
9. Setelah selesah tempat pemasangan di tutup dengan kasa dan plester steril.
10. Beritau pasien untuk kontrol 3 hari lagi dan jika timbul keluhan, silahkan balik ke
puskesmas.

3. PIL KB
Identitas : Ny. N, 41th, G2P2A0
Gambaran pelaksanaan:
Pasien datang untuk konseling KB
Kesan: sehat
Vital sign
TD:100/70 mmhg
RR: 18x/i
HR: 80x/i
T: 36,3 c
BB: 61 kg  TB: 159 cm
Dokter memberikan edukasi tentang pil KB, manfaat serta kelemahan dari
penggunaan pil KB.
1. Inform consent
2. Edukasi pada pasien mengenai cara minum pil KB
3. Menyerahkan pil KB pada pasien
4. Beritau pasien untuk kontrol ke puskesmas jika timbul keluhan
5. Pil KB diberikan per bulan, jika pasien tidak ada keluhan dan mau melanjutkan,
dapat mengambil kembali di puskesmas.

4. SUNTIK
Identitas : Ny. A, 41th, G3P3A0
Gambaran pelaksanaan:
Pasien datang untuk suntik KB
Kesan: sehat
Vital sign
TD:100/70 mmhg
RR: 18x/i
HR: 80x/i
T: 36,3 c
BB: 60 kg  TB: 155 cm

Pelaksanaan :
1. Inform concent
2. Pasien berbarinfg di bed
3. Cuci tangan menggunakan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan
handuk.
4. Buka segel atau patahkan ampul obat.
5. Buka kemasan spuit disposable secara steril.
6 Gunakan sarung tangan.
7. Kencangkan jarum suntik pada spuitnya.
8. Masukkan obat kontrasepsi ke dalam spuit melalui penutup karet atau lubang
ampul dengan posisi dibalik.
9. Keluarkan udara yang ada di dalam spuit.
10. akukan desinfeksi lokasi penyuntikan dengan swab alkohol.
11. Tentukan lokasi penyuntikan dengan menempatkan telapak tangan pada trochanter
mayor femur dan telunjuk pada antero-superior spina iliaka pelvis.
12. Lebarkan jari tengah ke arah posterior sepanjang krista iliaka.
13. Daerah ‘V’ yang terbentuk antara jari telunjuk dan jari tengah merupakan lokasi
penyuntikan.
14. Lakukan penyuntikan secara IM
15. Lakukan aspirasi untuk memeriksa ketepatan lokasi penyuntikan.
16. Bila tidak ada darah yang keluar, suntikan obat kontrasepsi hingga habis dan
angkat jarum.
17. Tekan bekas lokasi penyuntikan dengan swab namun jangan digosok
18. Buang sisa alat ke dalam tempat yang sudah ditentukan.
19. Cuci tangan setelah tindakan.
20. Edukasi kapan pasien harus kembali untuk mendapatkan suntikan berikutnya.

5. IUD

Identitas : Ny. TH, 36th, G5P5A0


Gambaran pelaksanaan:
Pasien datang untuk ekstraksi dan insersi IUD
Kesan: sehat
Vital sign
TD:110/70 mmhg
RR: 20x/i
HR: 80x/i
T: 36,3 c
BB: 57kg  TB: 160 cm

1) Persiapkan alat dan bahan.


2) Inform concent
3) Pasien berbaring d bed dan dengan posisi litotomi.
4) Pemeriksa mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
5) Melakukan ekstraksi IUD, benang tampak d depan portio kemudian menarik
dengan gerakan memutar mutar secara perlahan hingga T keluar seluruhnya.
6) Buka pembungkus IUD sampai dengan setengahnya dan lipat kebelakang.
7) Masukkan pendorong kedalam tabing inserter.
8) Letakkan kemasan IUD di atas permukaan yang datar, keras dan bersih.
9) Dengan teknik steril, lipat IUD dan masukkan ke dalam tabung
10) menggunakan handscoon kedua
11) Lakukan asepsis dan antisepsis vulva.
12) pasang spekulum vagina
13) Bersihkan vagina dan serviks dengan cairan antiseptik.
14) Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati. Lokasi penjepitan adalah pada
arah jam 10 - 12
15) Ukur panjang uterus dengan menggunakan sonde uterus secara hati-hari ke dalam
rongga uterus tanpa menyentuh dinding vagina maupun bibir spekulum.
16) Tarik tenakulum agar vagina dan uterus searah.
17) Keluarkan sonde, ukur kedalaman uterus di kertas pengukur.
19) Sesuaikan panjang uterus pada tabung insersi IUD dengan menggeser leher biru
pada tabung inserter. Panjang uterus wanita antara 6-9 cm.
20) Keluarkan inserter dari kemasannya.
21) Masukkan tabung inserter secara hati-hati kedalam uterus sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai dirasakan adanya tahanan.
22) Setelah pipa insersi mencapai fundus uteri, lepaskan IUD dengan menggunakan
inserter.
23) Keluarkan pipa bersama inserter secara perlahan agar letak IUD dalam uterus
tidak berubah.
24) Setelah pipa keluar dari serviks, potong sisa benang sepanjang 2-3 cm dari ostium
serviks.
25) Lepaskan tenakulum. Periksa serviks atau adanya perdarahan di tempat jepitan
tenakulum. Bila ada, tekan dengan kasa selama 30-60 menit.
26) Keluarkan spekulum dengan hati-hati
27) Letakkan alat yang telah digunakan pada tempatnya dan lepas sarung tangan. 28)
Minta pasien kembali mengenakan pakaiannya.
29) Edukasi pasien
6. PIL KB
Identitas : Ny. FS, 45th, G3P3A0
Gambaran pelaksanaan:
Pasien datang untuk konseling KB
Kesan: sehat
Vital sign
TD:120/70 mmhg
RR: 20x/i
HR: 80x/i
T: 36,3 c
BB: 58 kg  TB: 155 cm

Dokter memberikan edukasi tentang pil KB, manfaat serta kelemahan dari
penggunaan pil KB.
1. Inform consent
2. Edukasi pada pasien mengenai cara minum pil KB
3. Menyerahkan pil KB pada pasien
4. Beritau pasien untuk kontrol ke puskesmas jika timbul keluhan
5. Pil KB diberikan per bulan, jika pasien tidak ada keluhan dan mau melanjutkan,
dapat mengambil kembali di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai