Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

BAB II TUJUAN UMUM DAN KHUSUS ................................................................................ 4

BAB III KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN .......................................................... 5

BAB VI SASARAN KEGIATAN ............................................................................................. 17

BAB VIII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................... 18

BAB IX EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN ....................................... 20

BAB X PENCATATAN, PELAPORAN KEGIATAN DAN EVALUASI KEGIATAN......................... 21

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat rahmat dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan “Program

Kerja Pokja Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting UPTD RSUD Pantura MA Sentot

Patrol” dengan baik.

Program kerja ini disusun dalam rangka memberikan acuan dalam pelaksanaan

kegiatan penurunan prevalensi stunting dan wasting bagi semua jajaran di UPTD RSUD

Pantura MA Sentot Patrol tahun 2023 sebagai kontribusi ditetapkannya Kabupaten

Indramayu sebagai lokus stunting . Melalui program kerja ini diharapkan semua tenaga

profesional pemberi asuhan serta tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang

berkaitan dengan pelayanan malnutrisi di UPTD RSUD Pantura MA Sentot Patrol dan mampu

mengambil peran sesuai keahliannya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu penyusunan dan penerbitan program kerja ini. Program kerja ini

semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Permohonan maaf perlu kami

sampaikan apabila dalam penyusunannya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan.

Indramayu, Januari 2023

TIM PENYUSUN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis

terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit

kronis di masa dewasanya. Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak

adanya perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu

ditangani segera.

Pemerintah pusat juga telah menyusun Strategi Nasional Percepatan Pencegahan

Stunting periode 2018-2024 (Stranas Stunting). Tujuan umum Stranas Stunting adalah

mempercepat pencegahan stunting dalam kerangka kebijakan dan institusi yang ada.

Tujuan tersebut akan dicapai melalui lima tujuan khusus sebagai berikut:

A. Memastikan pencegahan stunting menjadi prioritas pemerintah dan

masyarakat di semua tingkatan;

B. Meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk

mencegah stunting ;

C. Memperkuat konvergensi melalui koordinasi dan konsolidasi program dan

kegiatan pusat, daerah dan desa;

D. Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan

pangan;

E. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi sebagai dasar untuk memastikan

pemberian layanan yang bermutu, peningkatan akuntabilitas, dan percepatan

pembelajaran.
Strategi Nasional menggunakan pendekatan lima pilar pencegahan stunting ,yaitu: 1)

Komitmen dan visi kepemimpinan; 2) Kampanye nasional dan komunikasi perubahan

perilaku; 3) Konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat,daerah, dan desa; 4)

Gizi dan ketahanan pangan; dan 5) Pemantauan dan evaluasi,menetapkan

kementerian/lembaga penanggung jawab upaya percepatan pencegahan stunting ,

menetapkan wilayah prioritas dan strategi percepatan pencegahan stunting ,dan

menyiapkan strategi kampanye nasional stunting .

Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan Holistik, Intergratif, Tematik, dan Spatial (HITS). Upaya

penurunan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan

secara terintegrasi atau terpadu. Komitmen untuk percepatan perbaikan gizi diwujudkan

dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan, terutama

kesehatan ibu, anak dan pengendalian penyakit dengan pendekatan berbagai program dan

kegiatan yang dilakukan lintas sektor.Implementasi perbaikan gizi juga dituangkan ke dalam

Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2015-2019. pemerintah telah menetapkan

Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Upaya percepatan perbaikan gizi merupakan bagian dari

TPB tujuan dua yaitu mengakhiri kelaparan, memcapai ketahanan pangandan nutrisi yang

lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan. Stunting telah ditetapkan sebagai

prioritas nasional dalam dokumen perencanaan dan TPB. Sasaran pokok dan arah kebijakan

RPJMN 2015-2019 tersebut di atas selanjutnya telahditerjemahkan ke dalam perencanaan

dan penganggaran tahunan (Rencana KerjaPemerintah/RKP) dimana percepatan perbaikan

gizi masyarakat telah menjadi agenda prioritas. Sedangkan pada RKP 2019, program
prioritas peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat difokuskan pada lima

kegiatan prioritas mencakup: (a) peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, dan

kesehatan reproduksi; (b) percepatan penurunan stunting ; (c) penguatan gerakan

masyarkat hidup sehat dan pengenalian penyakit; (d) peningkatan akses dan mutu

pelayanan kesehatan, dan (e) peningkatan efektifitas pengawasan obat dan makanan.
BAB II
LATAR BELAKANG

Indonesia adalah penyumbang balita stunting nomer 5 di dunia setelah India,

Nigeria, Pakistan, dan Cina sehingga diperkirakan 36% balita stunting di Indonesiaakan

mengalami sindrom stunting jangka pendek di kemudian hari, terdiri darihambatan

perkembangan, depresi fungsi imunitas dan kognitif serta gangguanmetabolisme lemak

yang jangka panjang akan berakhir dengan obesitas, gangguan toleransi glukosa, penyakit

jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.Suplementasi nutrisi pada bayi setelah usia

puncak adipositas (nilai BMI tertinggi pada grafik BMZ) akan berisikoearly adiposity rebound

, dimana 52,7% akan berisiko obseitas dengan semua komorbidnya. Oleh karena itu

malnutrisi pada usia 2 tahun pertama kehidupan bersifat menetap meskipun telah dikoreksi.

Hal inimendukung pencegahan malnutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan sebagai

program utama dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas.

UPTD RSUD Pantura MA Sentot Patrol adalah RS milik pemerintah Kab. Indramayu

yang diberi amanah menjalankan pelayanan kesehatan lanjutan yang berkualitas kepada

masyarakat. Kab.Indramayu telah ditetapkan sebagai lokus stunting dengan SK Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

pada tanggal 25 Februari 2022. Proyeksi angka stunting Kab.Indramayu tahun 2019 21,56%

menjadi 15,85 pada tahun 2024 dimana target nasional pada tahun 2024 sebesar 14%.

Penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik

dan gizi sensitif yang dilaksanakan secaraholistik, integratif dan berkualitas antar bidang

rumah sakit dan stakeholder terkait. Rumah sakit sebagai bagian dari organisasi perangkat

daerah berkolaborasi denganlintas sektor turut berpartisipasi menyukseskan progam lokus


stunting tersebut baik ditingkat internal rumah sakit maupun eksternal. Untuk mencapai hal

tersebut, RS perlumenyusun program kerja tahun 2022 agar pelaksanaannya bisa berjalan

dengan baik dan optimal.


BAB III
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

A. Tujuan Umum

Menjadi acuan untuk menurunkan prevalensi stunting dan wasting di lingkungan

UPTD RSUD Pantura MA Sentot Patrol.

B. Tujuan Khusus

1. Mendukung program nasional terkait penurunan angka stunting dan wasting

2. Menetapkan kebijakan stunting dan wasting

3. Menyusun panduan pelayanan penurunan stunting dan wasting

4. Memberikan edukasi kepada masyarakat terkait stunting dan wasting

5. Melakukan eliminasi stunting dan wasting dengan :

a. Promosi kesehatan internal dan eksternal

b. Proses deteksi stunting danwasting di unit rawat jalan dan unit rawat inap

6. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia tentang stunting dan wasting

7. Melakukan koordinasi dengan dinas terkait


BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1. Sumber Daya Manusia (SDM)
a.Kebutuhan SDM - Mengusulkan petugas khusus
(perawat/bidan/nutrisionis)yang
bisa menjadi konselor ASI.

b.Orientasi - Melakukan orientasi pada


petugas baru yang bekerja
dilingkup kegiatan tumbuh
kembang anak, dengan
materiorientasi meliputi:
- Cara pengukuran BB, TB/PB,
LK, LLA yang sesuaistandar.
- Cara pengeplotan hasil
ukuran pada kurva
pertumbuhan.
- Cara menghitung usia anak,
termasuk usia koreksi.
- Cara melakukan deteksi dini
gangguan perkembangan.
- Kebijakan, pedoman,
panduan, dan SPO terkait
kegiatan penurunan stunting
dan wasting

c.Pendidikan dan Pelatihan - Pelatihan konseling ASI.


- Pelatihan manajemen laktasi
- Pelatihan pembuatan MPASI
yang sesuai rekomendasiIDAI.
- Pelatihan perawatan BBLR.
- Pelatihan asuhan nutrisi
pediatrik.
- Pelatihan pemberian nutrisi
pada pasien dengankebutuhan
khusus.
- Pelatihan asuhan nutrisi pada
pasien dengan sakit kritis.
- - Pelatihan dasar deteksi dini
gangguan perkembangan anak
- Pelatihan vaksinasi dasar.

- Anggota tim adalah bagian dari


d.Evaluasi Kinerja unit yang berkaitandengan
sasaran kegiatan penurunan
stunting dan wastingsehingga
evaluasi kinerjanya merupakan
bagian dari penilaian kinerja
atasan yang ada di unit tersebut.
- Mengusulkan keaktifan anggota
tim dalam kegiatan penurunan
stunting danwasting sebagai
bagian dari pertimbangan
menilai kinerja.
2. Fasilitas - Membuat data inventaris sarana
a.Pemeliharaan dan prasarana yang berkaitan
dengan kegiatan penurunan
stunting danwasting .
- Berkoordinasi dengan
pengadaan makan minum
pasienterkait kebutuhan nutrisi
dalam rangka kegiatan
penurunan stunting
danwasting .
- Berkoordinasi dengan
pengadaan obat dan susu PKMK.
b.Kalibrasi
- Membuat rekapitulasi data
tentang alat, tanggalkalibrasi.
- Berkoordinasi dengan IPS terkait
jadwal kalibrasi.
c.Penggantian/Penambahan
- Membuat rekapitulasi data alat-
alat yang telah rusakuntuk
diganti.
- Mengusulkan penambahan
alokasi dana untuk makan
pasien anak pada rawat inap
dan susu PKMK pasienrawat
inap.
- Mengusulkan alat infantometer
baik untuk rawat inapmaupun
rawat jalan.
- Mengusulkan timbangan BB
bayi dengan spesifikasi khusus
agar akurat
- Mengusulkan pojok pumping
ASI untuk karyawan.
3. Pengembangan Pelayanan - Mengusulkan dibentuknya poli
tumbuh kembang dilingkungan
RSUD dr. R. Soedarsono.
- Mengusulkan adanya terapi
okupasi, terapi wicarasebagai
penunjang dalam manajemen
tumbuh kembanganak.
- Mengusulkan penambahan
pelayanan deteksi dinigangguan
pendengaran pada BBLR/bayi
berisiko tinggi.
- Mengusulkan penambahan
pelayanan deteksi dinigangguan
penglihatan pada BBLR/bayi
berisiko tinggi.
- Mengusulkan penambahan
pelayanan deteksi dinikelainan
jantung bawaan.
- Mengusulkan adanya bilik
vaksinasi dasar di RSUD dr.R.
Soedarsono.
- Melakukan kegiatan PKRS
seputar penurunan stunting
danwasting .
- - Kolaborasi dengan Dinkes
terkait perluasan pelayanan
spesialistik dalam penurunan
stunting dan wasting.
4. Mutu - Menyusun regulasi penurunan
stunting dan wasting
dilingkungan RS.
- Menyusun kamus indikator
mutu kegiatan penurunan
stunting danwasting di
lingkungan RS.
- Membuat instrumen pengumpul
data.
- Melakukan pengukuran
indikator mutu.
5. Keselamatan Pasien - Berkoordinasi dengan komite
mutu dalam menyusun regulasi
keselamatan pasien di lingkup
kerja penurunan stunting dan
wasting di RS.
- Memastikan petugas melakukan
identifikasi pasien anak saat
pelaksanaan kegiatan.
- Melakukan sharing ilmu
tentang KIE pasien dengan
stunting dan wasting .
- Melaporkan IKP yang ditemukan
saat pelaksanaan kegiatan.
6. Keselamatan Kerja - Berkoordinasi dengan IPS.
- Mengendalikan pajanan kerja
yang berbahaya.
- Vaksinasi dan pemeriksaan
berkala.
7. PPI - Menyusun alur pelaporan
tentang kejadian tertusuk jarum
(vaksinasi).
- Menyusun SOP tindakan
pemasangan NGT untuk
kebutuhan enteral yang sesuai
standar PPI.
BAB VI
SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan penurunan stunting danwasting antara lain sebagai berikut ini:

- Anggota tim.

- Karyawan RS.

- Masyarakat awam.

- Pasien dan keluarga pasien


BAB X
PENCATATAN, PELAPORAN KEGIATAN,DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan Kegiatan Kegiatan pencatatan kegiatan penurunan stunting dan wasting

menggunakan beberapa instrumen (terlampir) yang berada di klinik anak dan ruang

anak.

B. Pelaporan Kegiatan Laporan kegiatan dibuat sesuai dengan pembagian tugas pada

bab sebelumnya. Target pengumpulan dan penyerahan laporan sesuai dengan tabel

di bawah ini.

No. Jenis Laporan Target Ditujukan


Pengumpulan Pada
Laporan
1 Laporan kondisi SDM di lingkup kegiatan Tanggal 5 bulan Manajemen
penurunan stunting dan wasting berikutnya
2 Laporan kegiatan orientasi petugas. Tanggal 5 bulan Manajemen
berikutnya
3 aporan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan Tanggal 5 bulan Manajemen
pendidikan berikutnya
4 Laporan kinerja Tim Tanggal 5 bulan Kepala unit
berikutnya terkait
5 Laporan kondisi fasilitas di lingkup kegiatan Tanggal 5 bulan IPSRS
penurunan stunting dan wasting berikutnya
6 Laporan kegiatan pengembangan layanan Tanggal 5 bulan Direktur
berikutnya
7 Laporan kegiatan pengukuran indikator mutu. Tanggal 5 bulan Komite Mutu
berikutnya
8 Laporan pelaksanaan program penurunan Tanggal 5 bulan Direktur
stunting dan wasting . berikutnya
9 Laporan Insiden 2x24 jam Sub komite
kejadian keselamatan
insiden. Pasien
10 Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi. 3 hari setelah Manajemen
pelaksanaan
kegiatan
C. Evaluasi Kegiatan

Program penurunan stunting dan wasting secara keseluruhan akan

dievaluasi dalam waktu 1 tahun. Evaluasi dilakukan oleh ketua dan semua anggota

tim dengan jalan melakukan analisis dan integrasi semua laporan masing-masing

kegiatan. Hasil evaluasi akan dilaporkan pada Direktur tiap tahun.

Anda mungkin juga menyukai