Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat rahmat dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan “Program
Kerja Pokja Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting UPTD RSUD Pantura MA Sentot
Program kerja ini disusun dalam rangka memberikan acuan dalam pelaksanaan
kegiatan penurunan prevalensi stunting dan wasting bagi semua jajaran di UPTD RSUD
Indramayu sebagai lokus stunting . Melalui program kerja ini diharapkan semua tenaga
profesional pemberi asuhan serta tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang
berkaitan dengan pelayanan malnutrisi di UPTD RSUD Pantura MA Sentot Patrol dan mampu
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan dan penerbitan program kerja ini. Program kerja ini
sampaikan apabila dalam penyusunannya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan.
TIM PENYUSUN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit
kronis di masa dewasanya. Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak
adanya perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu
ditangani segera.
Stunting periode 2018-2024 (Stranas Stunting). Tujuan umum Stranas Stunting adalah
mempercepat pencegahan stunting dalam kerangka kebijakan dan institusi yang ada.
Tujuan tersebut akan dicapai melalui lima tujuan khusus sebagai berikut:
mencegah stunting ;
pangan;
pembelajaran.
Strategi Nasional menggunakan pendekatan lima pilar pencegahan stunting ,yaitu: 1)
penurunan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan
secara terintegrasi atau terpadu. Komitmen untuk percepatan perbaikan gizi diwujudkan
dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
kesehatan ibu, anak dan pengendalian penyakit dengan pendekatan berbagai program dan
kegiatan yang dilakukan lintas sektor.Implementasi perbaikan gizi juga dituangkan ke dalam
Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2015-2019. pemerintah telah menetapkan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Upaya percepatan perbaikan gizi merupakan bagian dari
TPB tujuan dua yaitu mengakhiri kelaparan, memcapai ketahanan pangandan nutrisi yang
lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan. Stunting telah ditetapkan sebagai
prioritas nasional dalam dokumen perencanaan dan TPB. Sasaran pokok dan arah kebijakan
gizi masyarakat telah menjadi agenda prioritas. Sedangkan pada RKP 2019, program
prioritas peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat difokuskan pada lima
kegiatan prioritas mencakup: (a) peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, dan
masyarkat hidup sehat dan pengenalian penyakit; (d) peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan, dan (e) peningkatan efektifitas pengawasan obat dan makanan.
BAB II
LATAR BELAKANG
Nigeria, Pakistan, dan Cina sehingga diperkirakan 36% balita stunting di Indonesiaakan
yang jangka panjang akan berakhir dengan obesitas, gangguan toleransi glukosa, penyakit
jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.Suplementasi nutrisi pada bayi setelah usia
puncak adipositas (nilai BMI tertinggi pada grafik BMZ) akan berisikoearly adiposity rebound
, dimana 52,7% akan berisiko obseitas dengan semua komorbidnya. Oleh karena itu
malnutrisi pada usia 2 tahun pertama kehidupan bersifat menetap meskipun telah dikoreksi.
Hal inimendukung pencegahan malnutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan sebagai
UPTD RSUD Pantura MA Sentot Patrol adalah RS milik pemerintah Kab. Indramayu
yang diberi amanah menjalankan pelayanan kesehatan lanjutan yang berkualitas kepada
pada tanggal 25 Februari 2022. Proyeksi angka stunting Kab.Indramayu tahun 2019 21,56%
menjadi 15,85 pada tahun 2024 dimana target nasional pada tahun 2024 sebesar 14%.
Penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik
dan gizi sensitif yang dilaksanakan secaraholistik, integratif dan berkualitas antar bidang
rumah sakit dan stakeholder terkait. Rumah sakit sebagai bagian dari organisasi perangkat
tersebut, RS perlumenyusun program kerja tahun 2022 agar pelaksanaannya bisa berjalan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
b. Proses deteksi stunting danwasting di unit rawat jalan dan unit rawat inap
Sasaran kegiatan penurunan stunting danwasting antara lain sebagai berikut ini:
- Anggota tim.
- Karyawan RS.
- Masyarakat awam.
menggunakan beberapa instrumen (terlampir) yang berada di klinik anak dan ruang
anak.
B. Pelaporan Kegiatan Laporan kegiatan dibuat sesuai dengan pembagian tugas pada
bab sebelumnya. Target pengumpulan dan penyerahan laporan sesuai dengan tabel
di bawah ini.
dievaluasi dalam waktu 1 tahun. Evaluasi dilakukan oleh ketua dan semua anggota
tim dengan jalan melakukan analisis dan integrasi semua laporan masing-masing