Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN INTERNAL

PENYAKIT TIDAK
MENULAR

UPTD. PUSKESMAS
SUKOWONO
JL. A. YANI No. 102 SUKOWONO -
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
penyusunan Pedoman Internal Program PTM dapat diselesaikan sebagai panduan bagi
tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Pedoman ini disusun dalam rangka
penyelenggaraan program Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Sukowono.
Penyusunan pedoman internal bertujuan untuk memberikan petunjuk cara pelaksanaan
kegiatan Program PTM dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya preventif, promotif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun
serta keikutsertaan lintas program yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk
mewujudkan Pedoman ini. Penyempurnaan di masa yang akan datang, tidak menutup
kemungkinan dengan memperhatikan kebijakan serta kondisi yang ada terkait
perkembangan ilmu penyakit tidak menular, kami harapkan dapat bermanfaat dalam
mendukung kegiatan program penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Sukowono.

Jember, 07 Maret 2023


Penanggung Jawab
Program PTM

Candra Puspita, AMd Kep


NIP. 19850115 201903 2 008
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................. 1
C. Sasaran ............................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup Pedoman.................................................................................... 2
E. Batasan Operasional............................................................................................ 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................... 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manuasia ......................................................... 4
B. Distribusi Ketenagaan............................................................................... 4
C. Jadwal Kegiatan....................................................................................... 4
BAB III STANDAR FASILITAS......................................................................................... 5
A. Denah Ruang............................................................................................ 5
B. Standar Fasilitas....................................................................................... 5
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.............................................................. 7
A. Lingkup Kegiatan...................................................................................... 7
B. Metode...................................................................................................... 7
C. Langkah Kegiatan .................................................................................... 7
BAB V LOGISTIK................................................................................................. 13
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/UPAYA.................................. 14
BAB VII KESELAMATAN KERJA........................................................................ 15
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU....................................................................... 18
BAB IX PENUTUP................................................................................................ 19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia
dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negera yang sedang berkembang
(WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang
diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian) dengan rentang
waktu antara 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia
dan lingkungan pada Negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau
pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang
terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
69,9% dari kasus diabetes melltius dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum
terdiagnosa. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi
komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini.
Dalam kurun waktu tahun 1995-2007, kematian akibat PTM mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan prevalensi Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,4%,
Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4% per
1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. Peningkatan
prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan
yang harus ditanggung Negara dan Masyarakat. Penyandang PTM memerlukan
biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama dan
terjadi komplikasi.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan fakor resiko relative lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobata PTM. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien
dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat.
Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk berpartisipasi dalam
pengendalian faktor resiko PTM dan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan deteksi dini, pemantauan faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya.

4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya pedoman internal program Penyakit Tidak Menular
(PTM)adalah sebagai acuan bagi petugas Puskesmas, baik pelaksana
maupun penanggung jawab program untuk menyelenggarakan kegiatan PTM
di wilayah kerja Puskesmas Sukowono.

2. Tujuan Khusus :
Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pengendalian factor resiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara
terpadu,rutin dan periodik.

C. SASARAN
Sasaran pedoman internal ini adalah penanggung jawab dan pelaksana
Program Penyakit Tidak Menular (PTM) serta tenaga kesehatan lain yang terkait.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan


pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, terkait pengendalian PTM di
Puskesmas Sukowono.

E. BATASAN OPERASIONAL
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok secara terus menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien serta proses membantu klien
agar klien tersebut berubah dari tidak tahu mnejadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan), dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan).
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan suatu proses
aktif, dimana sasaran/klien dam masyarakat yang harus diberdayakan harus
berperan serta serta akitf dalam kegiatan dan program yang dilaksanakan. Proses
pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan factor internal dan eksternal yang
saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Salah satu

5
faktor eksternal dalam pemberdayaan masyarakat adalah pendampingan oleh
fasilitator pemberdayaan masyarakat.

6
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Program
Penyakit Tidak Menular adalah :
Jenis Kompetensi Kompetensi tambahan
No Jumlah
Ketenenagaan (Ijazah) (Pelatihan)
1 Penanggung Jawab DIII - 1
PTM Keperawatan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan program PTM dikoordinir oleh penanggung
jawab program PTM sesuai dengan kesepakatan.

C. JADWAL KEGIATAN
1. Kegiatan dalam gedung

Kegiatan Hari Buka Jam Buka


Skrining PTM di Poli Umum Senin – Kamis 08.00 – 14.00

Jumat 08.00 – 11.00

Sabtu 08.00 – 13.00

2. Kegiatan Luar Gedung

No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Posbindu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Pendampin
gan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Penderita
PTM
3 Orientasi
Kader √ √
Posbindu

4
KTR √ √ √ √

7
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Kegiatan Skrining penderita PTM di laksanakan berkoordinasi dengan
petugas poli umum yang bertempat di poli umum

3,5 m

Komputer
Komputer JENDELA
set
set

Kursi
Kursi
Dokter
Dokter
Meja
Meja

Kursi
Kursi

Pasien
Pasien
Px

Bed
Px

Bed
3m Kursi
Kursi
Peraw
Peraw
at
at

Was
Was
tafel
tafel
Lemari
Lemari Timbangan
Timbangan
Arsip
Arsip dan
dan ukur
ukur TB
TB

Kursi / Ruang Tunggu Pintu Masuk

B. Standar Fasilitas
Fasilitas kegiatan PTM yang tersedia di dalam dan luar gedung UPTD
Puskesmas Sukowono adalah :

1. Posbindu Kit
2. Formulir Skrining
3. Brosur PTM.
4. Tempat sampah

8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Dalam gedung meliputi skrining pasien rawat jalan. Pelayanan tersebut
terdokumentasi pada formulir yang tersedia (Pencatatan dan pelaporan).
2. Luar gedung meliputi :
a) Posbindu PTM
Penyelenggaraan kegiatan Posbindu meliputi kegiatan wawancara
untuk menggali informasi factor resiko dan perilaku,melakukan
penimbangan ,mengukur lingkar perut serta Indeks Massa Tubuh,
melakukan pengukuran tekanan darah serta melakukan pemeriksaan
gula darah
b) Pendampingan Penderita PTM
Kegiatan pendampingan penderita PTM untuk memantau kondisi
penderita PTM
c) Orientasi Kader Posbindu
d) KTR
Menerapkan KTR di lingkungan Sekolah wilayah UPT Puskesmas
Sukowono
e) Pencatatan dan pelaporan
Hasil pencatatan kegiatan skrining, posbindu, dan pendampingan di
masukkan dalam portal web dan di laporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember

B. METODE
Kegiatan dalam gedung adalah pelayanan kolaborasi. Dimana setiap pasien yang
berkunjung ke poli umum di periksa Tekanan darah. Berat Badan dan Tinggi Badan.
Kegiatan di luar gedung dengan metode wawancara, pengukuran Tekanan Darah,
Berat Badan, Tinggi Badan dan konseling

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Tata Laksana Kegiatan Skrining PTM Di Poli Umum
a) Petugas memanggil pasien sesuai dengan urutan yang datang atau
nama sesuai dengan rekam medis.
b) Petugas mempersilahkan pasien duduk dan mengecek kesesuaian
rekam medis dengan identitas.

9
c) Petugas menayakan kepada pasien tentang keluhan apa yang
dirasakan pasien dan mulai kapan sakit.
d) Petugas melakukan pengukuran Tekanan Darah dan Berat Badan
e) Petugas memberikan konseling terkait PTM
f) Petugas mencatat di formulir status pasien .
2. Tata Laksana Program PTM Di Luar Gedung (Posbindu)
a) Petugas PTM berintegrasi dengan kader, bidan wilayah dan perawat
wilayah dalam upaya sinergisme promotif, preventif dan kuratif
b) Petugas menentukan tempat pelaksanaan posbindu PTM.
c) Petugas menyiapkan Posbindu Kit dan perlengkapan lainnya
d) Petugas melakukan kegiatan Posbindu sesuai alur kegiatan yaitu :
Meja 1 untuk pendaftaran,
Meja 2 untuk wawancara,
Meja 3 untuk pengukuran TB, BB, IMT dan Lemak perut,
Meja 4 untuk pemeriksaan TD, Glukosa Darah, Kolesterol,
Meja 5 untuk edukasi/konseling
e) Petugas mencatat dan mendokumentasikan hasil kegiatan Posbindu.

10
BAB V

LOGISTIK
Sarana / prasarana Program Kesehatan Lingkungan adalah :
1. Alat
a) Posbindu Kit
b) Formulir Skrining
c) Leaflet
d) Brosur
2. Pencatatan dan Pelaporan
a) Formulir Skrining Offline
b) Portal Https://surveilans-pptm.kemkes.go.id
c) Form laporan bulanan

11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / UPAYA

Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas


menjamin keamanan pasien. Hal ini termasuk resiko, identifikasi dan pengelolaan yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Puskesmas wajib menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi : Tidak
Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien; Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh.

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah ditetapkan sebagai penyakit infeksi
emerging tertentu yang menimbulkan wabah dan telah menyebabkan kedaruratan
kesehatan masyarakat dan bencana nasional dengan jumlah kasus dan/atau jumlah
kematian yang meningkat, sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan melalui
pencegahan dan pengendalian. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan berpotensi menjadi
lokus penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sehingga diperlukan protokol
kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan munculnya penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan
penyakit berbasis lingkungan, memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan
menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.
Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “Kewaspadaan Umum“ atau
“Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus
menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”. Petugas Kesehatan di dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di
lingkungan tempat kerjanya, untuk menghindari paparan tersebut setiap petugas harus
menerapkan prinsip universal precaution. Prinsip utama prosedur universal precaution
dalam kaitannya keselamatan kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene
sanitasi ruangan / tempat kerja..
Tujuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah petugas kesehatan didalam
menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan
masyarakat dari penyebaran infeksi. Serta petugas kesehatan didalam menjalankan
tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di
lingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas
harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu upaya kesehatan masyarakat program penyakit tidak menular


adalah pengukuran IMT pada usia > 15 th dengan target 100%.

14
BAB IX
PENUTUP

Dengan disusunnya Pedoman Internal Penyakit Tidak Menular ini maka dibuat
sebagai acuan pelayanan bagi petugas di UPT. Puskesmas Sukowono baik di dalam
gedung maupun luar gedung. Mudah-mudahan dengan adanya pedoman pelayanan ini,
dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan
dan pelayanan internal maupun eksternal. Dalam Penyusunan pedoman masih jauh dari
kata sempurna sehingga Kami berharap adanya kritik dan saran sebagai bahan
masukan untuk perbaikan Pedoman Internal Penyakit Tidak Menular UPT. Puskesmas
Sukowono, karena penting bagi kami untuk meningkatkan pelayanan secara optimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Pedoman Protokol tatalasana Covid 19 edisi 2 (bulan Agustus 2020)


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1591/2020 Tentang Protokol Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (Covid-19)
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019 tentang Petunjuk Teknis Pos
Pembinaan Terpadu Posbindu Bagi Kader

16

Anda mungkin juga menyukai