Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SLE (Sistemic Lupus Erythematosus)


DI RUANG 28
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN

SAP “SLE ( sistemic lupus erythematosus )”

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(..................................................) (..............................................)

Mengetahui,

Kepala Ruangan R. 28

(...............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : SLE ( sistemic lupus erythematosus )


Sub pokok bahasan : Pengetahuan tentang SLE
Sasaran : Keluarga pasien ruang 28
Tempat : Ruang 28
Hari/Tanggal : 29 November 2018
Waktu : 30 Menit

A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan selama 30 menit diharapkan keluarga mengetahui
konsep SLE ( sistemic lupus erythematosus ).

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan pendidikan selama 30 menit keluarga mampu :

– Menyebutkan dan menjelaskan pengertian Lupus


– Menyebutkan dan menjelaskan penyebab lupus
– Menyebutkan dan menjelaskan Tanda dan Gejala Penyakit Lupus
– Menjelaskan Pencegahan Lupus
– Menyebutkan Pengobatan/Penatalaksanaan Lupus

C. Metode Pembelajaran
Ø Ceramah
Ø tanya jawab
D. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Leaflet
E. Materi
Terlampir

F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan dan Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Klien dan
keluarga

1. Pembukaan (5’) 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
umum
2. Kegiatan inti (10’) 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
pengertian Lupus
2. Penjelasan penyebab
penyakit Lupus 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan tanda 3. Memperhatikan
gejala lupus
4. Menjelaskan cara 4. Memperhatikan
pencegahan
penyakit lupus
5. Menjelaskan cara 5. memperhatikan
penanganan
penyakit lupus

3. Penutup (5’) 1. Mengajukan 1. Menjawab


beberapa pertanyaan
2. Merangkum hasil/
kesimpulan materi 2. Memperhatikan
3. Salam penutup
3. Menjawab
A. G. Metode Evaluasi
1. Metode Evaluasi :Tanya jawab
2. Jenis Evaluasi : Lisan
B. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Px dan keluarga siap di ruangan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f.Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang
3. Evaluasi Hasil
Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta
penyuluhan (klien dan keluarga):
1. pengertian SLE
2. Penyebab SLE
3. Tanda dan gejala SLE
4. Jenis – jenis SLE
5. Cara Pencegahan SLE
6. Cara Perawatan SLE

Lampiran materi

SLE ( sistemic lupus erithrmatosus )

A. PENGERTIAN LUPUS
Lupus dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan/serigala”. Istilah ini mulai
dikenal sekitar satu abad lalu. Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada
umumnya memiliki butterfly rash atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi
yang serupa di pipi serigala, tetapi berwarna putih. Penyakit Lupus dalam ilmu
kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu ketika
penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia. Dalam
ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atau
HIV/AIDS. Pada Penyakit Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan
dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein
yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian,
Penyakit Lupus disebut sebagai autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan
tubuh berlebihan). Pada penderita penyakit lupus, antibodi yang berlebihan ini, bisa
masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :.
- Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti
pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang
mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.
- Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan
antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun, yaitu gabungan antibodi
dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler
akan menimbulkan peradangan.
Gejala Lupus dapat terjadi dari ringan sampai berat. Gejala pada sebagian
Odapus cukup ringan. Sedangkan bagi yang lainnya, lupus bisa menjadi masalah
serius dan dapat berakibat fatal bahkan mengancam kelangsungan hidupnya. Pada
kasus satu penyakit ini bisa membuat kulit seperti ruam merah yang rasanya terbakar
(lupus DLE). pada kasus lain ketika system imun yang berlebihan itu menyerang
persendian dapat menyebabkan kelumpuhan (lupus SLE).

B. TANDA DAN GEJALA LUPUS


Adapun tanda dan gejala penyakit Lupus ialah :
1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya
gangguan pencernaan.
2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang
berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada
masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi,
mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah
menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan
kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka
wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai
mengidap Lupus.
4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan
oleh penyakit LUPUS ini
5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan

C. PENYEBAB LUPUS
1. Faktor Genetik : Tidak diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi
penyebab penyakit tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai
keluarga dekat ( orang tua atau kaka adik ) yang juga menderita lupus,
5% bayi yang dilahirkan dari penderita lupus terkena lupus juga, bila
kembar identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya salah satu dari
kembar tersebut.
2. Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya :
infeksi, stress, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan
penisilin), cahaya ultra violet (matahari) dan penggunaan obat – obat
tertentu.
3. Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih
sering terkena penyakit lupus dibandingkan dengan laki-laki.
Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode
menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa
hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit
Lupus. Akan tetapi hingga kini belum diketahui jenis hormon apa yang
menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada
periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih
belum diketahui.
4. Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat
memperburuk gejala Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar
matahari memiliki banyak ekstrogen sehingga mempermudah terjadinya
reaksi autoimmune. Tetapi bukan berarti bahwa penderita hanya bisa
keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja keluar rumah sebelum
pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 dan disarankan agar memakai krim
pelindung dari sengatan matahari. Teriknya sinar matahari di negara
tropis seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi
para pasien yang peka terhadap sinar matahari dapat menimbulkan
bercak-bercak kemerahan di bagian muka.kepekaan terhadap sinar
matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit yang tidak normal
terhadap sinar matahari.

D. JENIS-JENIS LUPUS
Jenis-jenis penyakit Lupus ada 3 yaitu :
1. Discoid Lupus – organ tubuh yang terkena hanya bagian kulit!
Dapat dikenali dari ruam yang muncul dimuka, leher dan kulit kepala, ruam
di sekujur tubuh, berwarna kemerahan, bersisik, kadang gatal. Pada
Lupus jenis ini dapat didiagnosa dengan menguji biopsi dari ruam. Pada
discoid lupus hasil biopsi akan terlihat ketidak normalan yang ditemukan
pada kulit tanpa ruam. Dan, jenis ini pada umumnya tidak melibatkan organ-
organ tubuh bagian dalam. Oleh karena itu, tes ANA (pemeriksaan darah
yang digunakan untuk mengetahui keberadaan sistemik lupus – hasilnya
bisa saja bersifat negatif pada pasien pengidap discoid lupus. Akan tetapi
pada sebagian besar pasien dengan jenis discoid lupus – hasil pemeriksaan
ANA-nya positif, tetapi masih dalam tingkatan atau titer yang rendah. 10%
pasien Discoid dapat menjadi SLE.
2. Drug-Induced Lupus – lupus yang timbul akibat efek samping obat.
Pada lupus jenis ini baru muncul setelah odapus menggunakan jenis obat
tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Ada 38 jenis obat yang dapat
menyebabkan Drug Induced. Salah satu contoh faktor yang mempengaruhi
DIL adalah akibat penggunaan obat-obatan hydralazine( untuk mengobati
darah tinggi ) dan procainamide ( untuk mengobati detak jantung yang tidak
teratur ). Tapi tidak semua penderita yang menggunakan obat-obatan ini
akan berkembang menjadi drug induced Lupus, hanya sekitar 4% orang-
orang yang menggunakan obat-obatan tersebut yang akan berkembang
menjadi drug induced dan gejala akan mereda apabila obat-obatan tersebut
dihentikan.Gejala dari drug-induced lupus (DIL) serupa dengan sistemik
lupus. Umumnya gejala akan hilang dalam jangka waktu 6 bulan setelah
obat dihentikan. Pemeriksaan Tes AntiNuclear Antibody ( ANA ) dapat tetap
positif.
3. Sistemic Lupus Erythematosus.
Lupus ini lebih berat dibandingkan dengan discoid lupus – karena gejalanya
menyerang banyak organ tubuh atau sistim tubuh pasien Lupus. Pada
sebagian orang hanya kulit dan sendinya saja yang terkena , akan tetapi pada
sebagian pasien lupus lainnya menyerang organ vital organ: Jantung – Paru,
Ginjal, Syaraf, Otak.
E. CARA PENCEGAHAN LUPUS
Karena penyakit ini menyerang bagian kulit sebaiknya hindari terpaan sinar
matahari secara langung dan berkelebihan. Selain itu anda juga harus berganti
pola hidup anda dengan pola hidup sehat seperti olah raga yang teratur
mengganti menu makanan anda dengan di banyaki sayuran dan buah-buahan.
Dalam makanan sendiri anda juga harus memperhatikan kandungannya, untuk
lebih baiknya sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin
D dan protein. Selain itu waspadai juga penyakit yang menyerang bagian
pencernaan, namun karena penyakit ini termasuk penyakit genetik sehingga ada
juga yang di sebabkan oleh keturunan. Secara ringkas, dapat disebutkan cara
pencegahan penyakit Lupus ialah :
1. Menghindari stress
2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
4. menghindari pemakaian obat tertentu.
F. PERAWATAN
Lupus merupakan penyakit kronis yang menyebabkan inflamasi di persendian,
ginjal, kulit, jantung, paru-paru dan sel darah. Lupus merupakan penyakit autoimun –
dengan kata lain, ia disebabkan sistem imum tubuh menyerang sel, jaringan, dan
organ sehat. Lupus masih belum dimengerti sepenuhnya – sebab pastinya tidak
diketahui, walaupun genetik dianggap sebagai faktor. Masih belum ada obat untuk
lupus. Namun, beberapa pilihan perawatan ada. Saat digunakan secara efektif,
perawatan ini biasanya membolehkan penderita lupus hidup selama dan dengan
kualitas sama seperti bukan penderita.

1. Merawat lupus dengan obat


Gunakan anti-inflamasi yang dijual di toko. Non-steroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs) seperti naproxen sodium, acetaminophen, atau aspirin bisa
membantu mengurangi rasa sakit dan inflamasi dari gejala ringan lupus. Sebagai
manfaat tambahan, obat ini juga bisa meringankan gejala lupus lainnya, seperti
demam dan sakit artritis. Walaupun obat ini merupakan solusi sementara murah dan
mudah untuk gejolak lupus, obat ini sebaiknya tidak digunakan sebagai “perbaikan”
permanen, karena penggunaan NSAID jangka lama dan/atau dosis tinggi bisa
menyebabkan kerusakan perut dan ginjal. .Pastikan berkonsultasi dengan dokter
sebelum memulai opsi perawatan ringan ini, karena beberapa NSAID (terutama
ibuprofen) telah dihubungkan dengan infeksi mengancam hidup seperti meningitis
pada orang yang menderita lupus.
2. Gunakan medikasi kortikostereoid.
Obat seperti prednisone dan cortisone berasal dari keluarga obat versatil dengan
variasi efek dan penggunaan yang disebut kortikostereois. Kortikostereoid dirancang
untuk meniru hormon alami tubuh, kortisol, yang memiliki bahan anti inflamasi dan
penahan imun. Dalam kasus lupus, stereoid ini biasanya dipreskripsikan untuk
melawan inflamasi menyakitkan yang bisa menemani respon autoimun lupus dan
juga mengurangi aktifitas sistem imun itu sendiri. Ketahuilah bahwa kelas stereoid
ini “tidak” sama dengan kelas stereoid yang digunakan oleh atlit.
Seringkali, kortikostereoid dipreskripsikan dengan obat lain, karena memiliki
gejala samping jangka panjang. Efek samping ini termasuk:
 Kenaikan berat badan
 Mudah memar
 Rentan infeksi
 Tekanan darah tinggi
 Tulang menipis
 Diabetes

3. Gunakan obat anti malaria.


Beberapa obat yang utamanya dipreskripsikan untuk malaria, seperti chloroquine
dan hydroxychloroquine, juga bermanfaat untuk meringankan beberapa gejala lupus,
seperti ruam kulit, sakit persendian, dan bisul mulut. Beberapa obat anti malaria juga
bisa membantu mengurangi kelelahan dan rasa tidak enak. Obat ini sangat berguna
karena bisa membantu mengurangi kebutuhan akan obat lain, seperti kortikostereoid,
yang bisa memiliki efek samping yang lebih serius dan/atau bersifat adiktif. Seperti
kortikostereod, obat anti malaria merawat lupus utamanya dengan mengurangi
inflamasi.
Obat anti malaria bisa memiliki beberapa efek samping ringan, termasuk:
i. Mual
ii. Pusing
iii. Gangguan pencernaan
iv. Ruam gatal
v. Iritasi perut
4.Gunakan medikasi imunosupresif.
Obat imunosupresif seperti cyclophosphamide, azathioprine, belimubab , dan
lainnya mengurangi fungsi sistem imun tubuh. Karena sistem imun yang terlalu aktif
merupakan penyebab utama lupus, obat ini bisa sangat bermanfaat untuk mengurangi
gejala lupus, terutama dalam kasus parah dimana opsi perawatan lainnya tidak
efektif. Namun, karena sistem imun juga berperan melindungi tubuh dari infeksi,
harus berhati-hati saat menggunakan obat imunosupresif, karena mengurangi
kemampuan alami Anda untuk menghindari panyakit.
5.Gunakan intravenous immunoglobin (IVG).
Immunoglobin merupakan istilah untuk antibodi alami tubuh, yang, pada kondisi
normal, membantu melawan penyakit dan infeksi. Dalam terapi IVG, antibodi
dipisahkan dari donasi darah orang lain, lalu diinjeksi ke dalam tubuh Anda melalui
vena. IVG bisa mendorong fungsi imun seseorang tanpa menambah respon autoimun
yang menyebabkan gejala lupus, membuatnya opsi sempurna untuk orang yang
diberi preskripsi imunosupresif. IVG juga dipreskripsikan untuk orang yang
menderita platelet rendah disebabkan lupus, Namun, proses untuk memberikan IVG
masih memakan waktu lama dan mahal, jadi biasanya tidak dipreskripsikan kecuali
dalam kasus serius.
6.Gunakan antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah.

Penderita lupus lebih memungkinkan menderita penggumpalan darah


dibandingkan orang lain. Jika gumpalan darah terjadi di vena dalam, jantung, atau
otak, bisa menyebabkan kondisi mengancam jiwa seperti trombosis vena dalam,
serangan jantung, atau stroke. Sekitar sepertiga dari penderita lupus memiliki
antibodi yang menyerang sejenis molekul yang ditemukan dalam tubuh yang disebut
fosfolipid – ini bisa mengarah pada gumpalan darah berbahaya tersebut.
Antikoagulan merupakan penipis darah yang mengurangi resiko gumpalan darah,
jadi terkadang dipreskripsikan pada penderita lupus yang memiliki jenis antibodi ini.

Penyakit Lupus dan Gizi Seimbang

Para penderita lupus atau odpus membutuhkan perhatian khusus.Penyakit lupus


merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga yang
seharusnya menyerang benda asing (bakteri dan virus ) sedangkan pada penderita
lupus menyerang tubuh sendiri. Sehingga penderita lupus seringkali mengalami
pembengkakan, peradangan atau kerusakan organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
sendi dan kulit. Sebenarnya tidak ada makanan yang dapat memicu penyakit lupus
ataupun dapat menyembuhkan penyakit lupus akan tetapi penyakit lupus
berhubungan dengan kekebalann tubuh yang mana dibutuhkan nutrisi yang sangat
baik dalam merawat penyakit lupus secara keseluruhan. Penderita penyakit lupus
disarankan untuk menjaga diet yang seimbang. Penyakit lupus dapat menyebabkan
peradangan apabila salah dalam memilih makanan akan memperburuk peradangan.
Sehingga mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat mencegah proses
peradangan semakin buruk sangat dibutuhkan. Salah satu contoh yang dibutuhkan
oleh penderita penyakit lupus adalah kebutuhan kalsium.Penyakit lupus akan
menyebabkan penderita kekurangan kalsium dari tulang sehingga lebih tinggi
beresiko osteoporosis sehingga penyakit lupus membutuhkan asupan kalsium ekstra.
Berikut ini dapat diuraikan kebutuhan gizi yang seimbang yang dibutuhkan oleh
penderita lupus sehingga membantu dalam mengurangi resiko pengembangan dari
penyakit lupus :

1. Omega 3 Penderita penyakit lupus membutuhkan asupan omega 3.


Penyakit lupus dapat mengakibatkan resiko penyakit jantung sehingga untuk
mencegahnya dapat mengkonsumsi asam omega 3 yang bisa mengurangi
peradangan sehingga membantu dalam melindungi jantung. Kandungan omega 3
didapat dari jenis ikan laut seperti tuna, salmon, mackerel dll.
2. Konsumsi Kalsium Mengkonsumsi kalsium dapat membantu penderita lupus
dalam penipisan tulang sehingga dapat membantu seseorang terhindar factures.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dan kalsium sangat
dibutuhkan penderita lupus. Sehingga dapat meningkatkan kesehatan tulang,
maka konsumsi keju, susu, yogurt dan sayuran hijau seperti bayam.
3. Hindari makanan yang mengandung minyak jenuh Makanan yang mengandung
minyak jenuh akan memperburuk peradangan yang menyebaban penderita
penyakit lupus mengalami resiko yang lebih berbahaya. Hindari makanan yang
dipanggang, sup krim, daging merah, daging olahan, produk susu tinggi lemak,
mentega, keju dan gorengan. Selain itu makanan yang terlalu tinggi mengandung
asam omino akan menganggu peradangan sehingga harus dikurangi untuk
penderita lupus.
4. Makanan yang mengandung Asam Folat Sayuran hijau dan buah buahan dapat
membantu untuk mengurangi resiko pengembangan penyakit lupus. Penderita
lupus yang mengalami mual disebabkan obat dapat mengkonsumsi makanan
kecil yang akan membantu dalam mengkonsumsi makanan yang dibutuhkan
tubuh. Beberapa makanan kecil yang dapat mengenyangkan seperti biskuit dan
roto gandum.
5. Menghindari Garam Kandungan garam yang tinggi tidak baik untuk kesehatan.
Selain itu garam dapat menggangu penderita lupus. Garam dapat meningkatkan
tekanan darah dan juga kandungan garam yang berlebihan meningkatkan resiko
penyakit jantung. Bagi penderita penyakit lupus sebaiknya menghindari
kandungan garam yang berlebih dan mengganti dengan rempah rempah lain
seperti bawang putih, lemon atau lada.
6. Hindari Alfalfa Alfalfa termasuk di dalam keluarga kacang-kacangan.
Tumbuhan ini mengandung L-canavatine yang mengandung asam amino. Asam
amino yang terkandung pada jenis alfalfa jenis kacang dengan bunga berwarna
ungu dan tumbuh sehingga satu meter akan mengakibatkan hiperaktif.
Kandungan sistem imun di tubuh penderita lupus akan bertambah terganggu.
Penyakit lupus dan Pola Hidup Sehat Pola hidup yang sehat dan berkualitas
dapat dilatih setiap hari. Sehingga membutuhkan perencaan dan komitmen untuk
membantu mewujudkannya.
Untuk membantu penderita lupus memiliki pola hidup sehat, maka dapat melakukan
cara cara dibawah ini :
1. Memiliki Pemikiran yang Sehat Sikap, pikiran dan perasaan dapat
mempengaruhi kesehatan. Salah satunya yaitu dengan berpikir positif. Para
penderita odapus harus memiliki sikap yang fleksibel, jangan memaksakan diri
sehingga diserang kekalahan yang akan membuat penderita semakin parah.Pada
dasarnya perasaan dan pemikiran milik anda sehingga dapat diarahkan ke arah
yang positif.
2. Tubuh yang sehat Tubuh yang sehat dimulai dengan melengkapi kebutuhan gizi
yang seimbang. Selain itu juga tubuh membutuhkan kesegaran jasmani.
Penderita lupus sebaiknya tidak memaksakan diri terkena sinar matahari karena
akan memperparah kondisi kesehatannya. Waktu istirahat harus ditentukan
dengan menemukan aktifitas diri yang menyenangkan, menemukan motivasi diri
dan mencatat perkembangan kesehatan anda sehingga termotivasi sembuh.
3. Belajar Mengelola Stress Dukungan dari orang lain merupakan salah satu cara
untuk mengelola stress. Apabila anda mengurangi kesulitan maka dapat
dukungan dan mengelola stress dengan efektif. Sehingga penderita lupus
berkaitan dengan kehidupan disekitarnya yang memberikan semangat untuk
kesembuhan penderita lupus. Dengan demikian makanan bukan merupakan
penyebab lupus akan tetapi beberapa akibat kondisi tubuh yang disebabkan oleh
lupus akan mengalami perubahan pada kondisi kesehatan yang semakin buruk.
Kondisi kesehatan penderita lupus mengalami peradangan, kehilangan kalsium,
anemia dan nyeri sendi. Sehingga dibutuhkan beberapa gizi dan nutrisi yang
dapat membantu untuk mengurangi terjadinya gangguan kesehatan yang
semakin buruk. Selain itu pola hidup yang sehat akan membantu proses
penyembuhan penderita lupus. Mereka akan membutuhkan motivasi dari
lingkungannya. Dukungan yang baik dari keluarga dan teman teman sangat
dibutuhkan sehingga membantu dalam mengurangi stress yang seringkali
dialami oleh odapus. Inilah cara yang terbaik dalam mendukung penderita lupus
cepat

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes M. E. et all, 1989, Nursing Care Plans, Guidelines for Planning Patient
Care, Second Ed, F. A. Davis, Philadelpia.

Harsono (ED), 1996, Kapita Selekta Neurologi , Second Ed, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

Hudack. M. C. R and Gallo B. M, 1997, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik


(Terjemahan), Edisi VI, EGC, Jakarta Indonesia.

Kariasa Made, 1997, Asuhan Keperawatan Klien Epilepsi, FIK-UI, Jakarta.

Luckman and Sorensen S, 1993, Medikal Surgical Nursing Psychology Approach,


Fourt Ed, Philadelpia London.

Anda mungkin juga menyukai