Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“LUPUS”
PUSKESMAS PACAR KELING SURABAYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII

1. DELLA AFRIANTI (P27820716004)


2. REYVO TALANILA AINUN R (P27820716023)
3. DWI AZIZAH MEYRINA H (P27820716032)
4. SISILIA SEKAR S (P27820716038)
5. GIRINDRA FINDYANTO (P27820716039)

PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Penyakit Lupus


Sub pokok bahasan : perawatan penyakit Lupus
Hari/tanggal : Sabtu, 11 Mei 2019
Jam : 07.30 WIB
Tempat : Depan loket pendaftaran puskesmas pacar keling
Sasaran : Pengunjung puskesmas pacar keling

Penyuluh : Mahasiswa D4 Keperawatan Gawat Darurat Poltekkes


Surabaya

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan penyuluh dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit Lupus

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan penyuluh mampu :
1. Menjelaskan pengertian Lupus
2. Menjelaskan tanda dan gejala Lupus
3. Menjelaskan faktor penyebab Lupus
4. Menjelaskan cara pencegahan Lupus

III. Materi
1. Pengertian Lupus
2. Tanda dan gejala Lupus
3. Faktor penyebab Lupus
4. Cara pencegahan Lupus

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

V. Media
Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan
Pembicara Mahasiswa Penanggung
Jawab
1 Pembukaan
1) Memberi salam 1) Menjawab
2) Memperkenalkan diri salam
3) Menyampaikan topik 2) Mendengarkan
4) Menjelaskan tujuan penyuluhan 3) Mendengarkan
5 Menit Moderator
5) Menjelaskan mekanisme 4) Mendengarkan
penyuluhan
6) Melakukan Kontrak waktu 5) Mendengarkan

6) Mendengarkan
2 Penyajian Materi
1) Mengkaji pengetahuan awal dan 1) Menjawab
pengalaman mayarakat setempat
tentang topik yang akan
disampaikan
2) Menyampaikan materi tentang : 2) Mendengarkan
a. Pengertian Lupus dan
10 Memperhatikan
b. Tanda dan gejala Penyaji
Menit
Lupus
c. Faktor penyebab
Lupus
d. pencegahan Lupus
3 Evaluasi
1) Memberikan kesempatan pada 1) Bertanya
10
masyarakat setempat atau peserta Penyaji
Menit
penyuluhan untuk bertanya

2) Menanyakan kembali pada peserta


penyuluhan tentang materi yang 2) Menjawab
5 Menit Moderator
disampaikan

4 Penutup
1) Menyimpulkan Materi 1) Mendengarkan Moderator
5 Menit 2) Memberi Salam 2) Menjawab
salam Fasilitator
3) Menerima

VII. Pengorganisasian

a. Penyaji :

b. Moderator :

c. Observer :

d. Fasilitator : Della Afrianti


Lampiran materi

SLE ( sistemic lupus erithrmatosus )

A. PENGERTIAN LUPUS
Lupus dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan/serigala”. Istilah ini mulai
dikenal sekitar satu abad lalu. Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada
umumnya memiliki butterfly rash atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang
serupa di pipi serigala, tetapi berwarna putih. Penyakit Lupus dalam ilmu
kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu ketika
penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia. Dalam
ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker
atau HIV/AIDS. Pada Penyakit Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap
rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau
semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri.
Dengan demikian, Penyakit Lupus disebut sebagai autoimmune disease (penyakit
dengan kekebalan tubuh berlebihan). Pada penderita penyakit lupus, antibodi yang
berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :.
- Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti
pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang
mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.
- Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan
antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun, yaitu gabungan antibodi
dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler
akan menimbulkan peradangan.
Gejala Lupus dapat terjadi dari ringan sampai berat. Gejala pada sebagian
Odapus cukup ringan. Sedangkan bagi yang lainnya, lupus bisa menjadi masalah
serius dan dapat berakibat fatal bahkan mengancam kelangsungan hidupnya. Pada
kasus satu penyakit ini bisa membuat kulit seperti ruam merah yang rasanya terbakar
(lupus DLE). pada kasus lain ketika system imun yang berlebihan itu menyerang
persendian dapat menyebabkan kelumpuhan (lupus SLE).

B. TANDA DAN GEJALA LUPUS


Adapun tanda dan gejala penyakit Lupus ialah :
1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan
pencernaan.
2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang
berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada
masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi,
mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah
menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan
kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka
wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai
mengidap Lupus.
4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh
penyakit lupus ini
5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan

C. PENYEBAB LUPUS
1. Faktor Genetik : Tidak diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi
penyebab penyakit tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai
keluarga dekat ( orang tua atau kaka adik ) yang juga menderita lupus, 5%
bayi yang dilahirkan dari penderita lupus terkena lupus juga, bila kembar
identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya salah satu dari kembar
tersebut.
2. Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya :
infeksi, stress, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan
penisilin), cahaya ultra violet (matahari) dan penggunaan obat – obat
tertentu.
3. Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih
sering terkena penyakit lupus dibandingkan dengan laki-laki.
Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode
menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa
hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit
Lupus. Akan tetapi hingga kini belum diketahui jenis hormon apa yang
menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada
periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih
belum diketahui.
4. Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat
memperburuk gejala Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar
matahari memiliki banyak ekstrogen sehingga mempermudah terjadinya
reaksi autoimmune. Tetapi bukan berarti bahwa penderita hanya bisa
keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja keluar rumah sebelum
pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 dan disarankan agar memakai krim
pelindung dari sengatan matahari. Teriknya sinar matahari di negara
tropis seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi
para pasien yang peka terhadap sinar matahari dapat menimbulkan
bercak-bercak kemerahan di bagian muka.kepekaan terhadap sinar
matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit yang tidak normal
terhadap sinar matahari.
D. CARA PERAWATAN LUPUS
Karena penyakit ini menyerang bagian kulit sebaiknya hindari terpaan sinar
matahari secara langung dan berkelebihan. Selain itu anda juga harus berganti
pola hidup anda dengan pola hidup sehat seperti olah raga yang teratur
mengganti menu makanan anda dengan di banyaki sayuran dan buah-buahan.
Dalam makanan sendiri anda juga harus memperhatikan kandungannya, untuk
lebih baiknya sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin D
dan protein. Selain itu waspadai juga penyakit yang menyerang bagian
pencernaan, namun karena penyakit ini termasuk penyakit genetik sehingga ada
juga yang di sebabkan oleh keturunan. Secara ringkas, dapat disebutkan cara
pencegahan penyakit Lupus ialah :
1. Menghindari stress
2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
4. menghindari pemakaian obat tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes M. E. et all, 1989, Nursing Care Plans, Guidelines for Planning Patient
Care, Second Ed, F. A. Davis, Philadelpia.

Harsono (ED), 1996, Kapita Selekta Neurologi , Second Ed, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

Hudack. M. C. R and Gallo B. M, 1997, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik


(Terjemahan), Edisi VI, EGC, Jakarta Indonesia.

Kariasa Made, 1997, Asuhan Keperawatan Klien Epilepsi, FIK-UI, Jakarta.

Luckman and Sorensen S, 1993, Medikal Surgical Nursing Psychology Approach,


Fourt Ed, Philadelpia London.

Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Smeltzer. Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.

Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot,


Philadelphia, 2000

Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997

http://nursingbegin.com/askep-sle/
http://alkind.wordpress.com/category/lupus-sle/

http://perawattegal.wordpress.com/2009/09/01/systemic-lupus-erytematosus-sle-atau-
lupus-eritematosus-sistemik-les/

Anda mungkin juga menyukai