Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DEWASA


DENGAN DIABETES MELLITUS
DI KELURAHAN KRATON SIDOARJO

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Niswatun Hasanah P27820716001
2. Cindy Aprilia P. P27820716006
3. Alfayu Putri T. P27820716018
4. Fanita Rukmana P27820716021
5. Nindya Rama P. R. P27820716022
6. Febriyan Ariyadi P27820716034
7. Arikhah Nafsiyah P27820716036

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SOETOMO
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Keluarga yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Dewasa dengan Diabetes
Mellitus Di Kelurahan Kraton Sidoarjo” dengan lancar.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran dari
pembaca untuk melengkapai makalah ini.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat dan semua pembaca.

Surabaya, Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus......................................................................3

2.2 Etiologi Diabetes Mellitus..........................................................................3

2.3 Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus..........................................................4

2.4 Komplikasi Dari Penyakit Diabetes Mellitus.............................................5

2.5 Patofisiologi Dan Pathway Diabetes Mellitus............................................7

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Mellitus................................................8

2.7 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus.............................................................9

2.8 Diagnosa Keperawatan Diabetes Mellitus..................................................10

2.9 Intervensi Keperawatan Diabetes Mellitus.................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................15

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................................................32

4.2 Saran...........................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................33

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang


melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologist.
( Long, 1996 : 4 )
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
( Smeltzer,2002 : 1220 )
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 : 692 )
yaitu Faktor keturunan, Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang,
Kegemukan atau obesitas, Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan
resistensi insulin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Diabetes Mellitus ?
2. Apa Etiologi Diabetes Mellitus ?
3. Apa Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus ?
4. Apa Komplikasi Dari Penyakit Diabetes Mellitus ?
5. Bagaimana Patofisiologi Dan Pathway Diabetes Mellitus ?
6. Apasaja Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Mellitus ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Diabetes Mellitus ?
8. Apa Diagnosa Keperawatan Diabetes Mellitus ?
9. Bagaimana Intervensi Keperawatan Diabetes Mellitus ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Diabetes Mellitus ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran, diharapkan mahasiswa mampu
melakukan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Diabetes
Mellitus.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami:
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Etiologi Diabetes Mellitus
3. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
4. Komplikasi Dari Penyakit Diabetes Mellitus
1
5. Patofisiologi Dan Pathway Diabetes Mellitus
6. Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Mellitus
7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
8. Diagnosa Keperawatan Diabetes Mellitus
9. Intervensi Keperawatan Diabetes Mellitus
10. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Diabetes Mellitus

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologist.
( Long, 1996 : 4 )
2
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
( Smeltzer,2002 : 1220 )
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa
dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. (Brunner dan Suddarth, 2002)

2.2 Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 : 692 ) yaitu
:
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas yang
bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang, jumlah glukosa yang
diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan oleh jarinagan
perifer tergantung keseimbangan fisiologis beberapa hormon. Hormon
yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha
pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes
mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin, pada usia
lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post
reseptor.

2.3 Manifestasi Klinis


Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia anak
– anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak
memproduksi insulin dengan baik. Gejala – gejalanya antara lain adalah
sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun,
kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya

3
kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada mereka yang
berusiadibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan
sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya
seperti gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan
tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar dan
haus, kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah
sakit yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas
40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak – anak
dan remaja.
Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai
keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine
sehingga bila urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut adalah
tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul adalah penglihatan kabur,
luka yang lam asembuh, kaki tersa keras, infeksi jamur pada saluran
reproduksi wanita, impotensi pada pria.

2.4 Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut
dan komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 ). Komplikasi Akut, ada 3
komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting dan berhubungan dengan
keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi
tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat

4
kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak
terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)

5
A. Hypoglikemia

Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi

aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.

Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat

oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer,

2002 : 1256)

Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua

pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati

Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996)

B. Mikrovaskuler

C. Penyakit Ginjal

Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler

adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa

darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress

yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002

: 1272)

D. Penyakit Mata (Katarak)

Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai

kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati

(Sjaifoellah, 1996 : 588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia

yang berkepanjanganyang menyebabkan pembengkakan lensa dan

kerusakan lensa (Long, 1996 : !6)

E. Neuropati

6
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf otonom,

Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan

perubahan – perubahan metabolik lain dalam sintesa atau funsi myelin

yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan

kondisi saraf ( Long, 1996 : 17)

F. Makrovaskuler

G. Penyakit Jantung Koroner

Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka

terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya

keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.

Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan

mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit

jantung koroner atau stroke.

H. Pembuluh darah kaki

Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik, keadaan

ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya

infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai dari celah – celah

kulit yang mengalami hipertropi, pada sel –sel kuku yang tertanam pada

bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan kalus, demikian juga

pada daerah – daerah yang tekena trauma (Long, 1996 : 17)

I. Pembuluh darah otak

Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai

darah ke otak menurun (Long, 1996 : 17)

2.5 Patofisiologi / Pathway


7
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah
hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar
glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk
insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila
kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi
sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin
maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat
(poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati
membran sel, maka pasien akan cepat lewat.

Pathway

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain:
1. Pemeriksaan gula darah

8
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar
gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan
makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan
serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb
minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah
untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara
pemeriksaan darah.

2.7 Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi komplikasi
vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan
kesehatan.
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum : diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.
Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin, mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-
cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Latihan
akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan

9
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan
tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
4. Terapi
a. Insulin : Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
b. Obat oral anti diabetik
 Sulfonaria
 Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
 Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
 Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
 Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
 Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
 Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
 Biguanid
 Metformin 500 mg
5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :
a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat,
pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
b. Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene umum )
c. Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat
(Smeltzer and Bare,1996 Price and Wilson, 1992 )

2.8 Diagnosa Keperawatan (Doenges, 1999)


Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi
insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,
kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi
lekosit, perubahan sirkulasi
4. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
zat kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi
pengobatan

10
2.9 Intervensi Keperawatan (Doenges, 1999)
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Tujuan : klien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
- BB stabil
- BB mengalami penambahan ke arah normal
Intervensi :
 Mandiri :
- Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
- Tentukan program diet dan pola makan klien
- Auskultasi bising usus, catat adanay nyeri , mual muntah
- Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit
sesuai indikasi
- Observasi tanda – tanda hipoglikemi
 Kolaborasi :
- Pantau kadar gula darah secara berkala
- Kolaborasi ahli diet untuk menentukan diet pasien
- Pemberian insulin / obat anti diabetik

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,


kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
Tujuan : klien memperlihatkan status hidrasi adekuat
Kriteria Hasil :
- TTV stabil dan dalam batas normal
- Nadi perifer teraba
- Turgor kulit dan pengisian akpiler baik
- Output urin tepat
- Kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi :
 Mandiri
- Kaji riwayat muntah dan diuresis berlebihan
- Monitor TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik
- Kaji frekunsi, kwalitas dan dan pola pernafasan, catat adnya
penggunaan otot Bantu, periode apnea, sianosis,
- Kaji suhu, kelembapan, warna kulit
- Monitor nadi perifer, turgor kulit dan membran mukosa
- Monitor intake dan output cairan, catat BJ urin
 Kolaborasi
11
- Pemeriksaan Hb, Ht, BUN, Na, K, Gula Darah
- Pemberian terapi cairan yang sesuai (Nacl, RL, Albumin)

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan


fungsi lekosit, perubahan sirkulasi
Tujuan : klien terhindar dari infeksi silang
Kriteria hasil:
- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
- Klien mendemonstrasiakn tehnik gaya hidup untuk mencegah infeksi
Intervensi :
 Mandiri
- Observasi tanda – tanda infeksi seperti panas,
kemerahan, keluar nanah, sputum purulen
- Tingkatkan upaya pencegahan dengan cucui tanganyang baik pada
semua orang yang berhubungan dengan klien, termasuk klien sendiri
- Pertahankan tehnik aseptic pada setiap prosedur invasif
- Lakukan perawatan perineal dengan baikdan anjurkan klien wanita
untuk membersihkan daerah perineal dengan dari depan ke belakang
- Berikan perawatan kulit secara teratur, masase daerah yang tertekan ,
jaga kulit tetap kering
- Auskultasi bunyi nafas dan atur posisi tidur semi fowler
- Lakukan perubahan posisi dan anjurkan klien untuk batuk efektif /
nafas dalam bila klien sadar / kooperatif
- Bantu klien melakukan oral hygiene
- Anjurkan makan dan minum adekuat
 Kolaborasi
- Pemeriksaan kultur dan sensitivity test
- Pemberian antibiotik yang sesuai

4. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan


perubahan zat kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa,
insulin
Tujuan : persepsi sensori klien adekuat
Kriteria hasil : klien dapat mengobservasi adanya kerusakanpersepsi
sensori
Intervensi :
 Mandiri :
12
- Orientasikan klien terhadap orang, tempat dan waktu
- Pantau TTV dan status mental
- Pelihara aktifitas rutin klien sekonsisten mungkin, dorong untuk
melakukan kegiatan sehari-hari
- Jadwalkan intervensi keperawatan yang tidak mengganggu istirahat
klien
- Lindungi dari cedera, pasang pagar tempat tidur, dan bantal pada
pagar
- Evaluasi lapang pandang penglihatan
- Kaji keluhan parestesia, nyeri / kehilangan sensori pada kaki, kaji
danya ulkus, kehilangan denyut nadi perifer
- Bantu klien dalam ambulasi / perubahan posisi
 Kolaborasi
- Pemeriksaan laboratorium : gula darah, osmolalitas darah, Hb,Ht,
ureum kreatinin
- Pemberian obat-obatan yang sesuai

5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi,
misinterpretasi pengobatan
Tujuan : klien mengerti tentang penyakitnya
Kriteria hasil :
- Mengidentifikasi tanda dan gejala serta proses penyakit
- Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan
Intervensi :
 Mandiri
- Diskusikan topik utama seperti tanda dan gejala, penyebab, proses
penyakit serta komplikasiyang sesuai dengan tipe DM klien
- Diskusikan rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat, dan
manajemen diet
- Buat jadwal aktifitas yang teratur, kaitkan dengan penggunaan
insulin
- Identifikasi gejal hipoglikemi, jelaskan penyebab dan
penanganannya
- Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
- Diskusiakn tentang pentingnya kontro untuk pemeriksaan gula
darah, program pengobatan dan diet secara teratur
13
- Diskusikan tentang perlunya program latihan
- Berikan informasi tentang perawatan sehari-hari missal perawatan
kaki

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA DEWASA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI KELURAHAN KRATON SIDOARJO

A. Data Identitas
1. Nama kepala keluarga: Ibu X
2. Alamat : Kelurahan Kraton Sidoarjo
3. Komposisi keluarga :

N Nama Jenis kelamin Hub Umur Pekerjaan Pendidikan


o
Bekerja sebagai
1 Ibu X P KK 35 Tahun S1
guru SD
2 D P Anak 6 Tahun Tidak bekerja TK

Genogram

14
4. Tipe Keluarga: Single Parent (Orang tua tunggal)
5. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya keluarga adalah suku Jawa, bahasa yang dipakai
adalah bahasa Jawa.Ibu. X tidak menjalankan diet DM.
6. Identifikasi agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam.Anak sering mengikuti kegiatan
pengajian karena mengikuti pendidikan TPQ di lingkungan tempat
tinggalnya setiaap hari.Sementara Ibu X jarang mengikuti acara
keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya karena terlalu banyak tugas
sebagai guru SD.
7. Status sosial ekonomi keluarga :
Ibu X bekerja sebagai guru, sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga
sehari-hari.Penghasilan keluarga seluruhnya kurang lebih yaitu Rp
3.000.000,-/bulan. Penghasilan tersebut dipakai untuk makan, membiayai
pendidikan anak,bayar listrik, bayar kontrakan, dan kontrol kesehatan. Ibu
X mempunyai tabungan, baik untuk kebutuhan yang mendesak maupun
untuk biaya kesehatan.Perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga
adalah 4 buah kursi, televisi 14 inch, kulkas, bufet dan 2 tempat tidur.

8. Aktivitas rekreasi keluarga :


Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah nonton TV
bersama di rumah.Keluarga ini jarang berekreasi ke tempat hiburan di luar
rumah karena kesibukan Ibu X.

J. Riwayat Perkembangan Keluarga


9. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga yang memiliki
anak usia sekolah. Tugas perkembangan saat ini yaitu membantu
sosialisasi anak dengan lingkungan luar rumahdan sekolah,

15
mempertahankan keintiman pasangan, memenuhi kebutuhan yang
meningkat seperti biaya hidup dan kesehatan keluarga.

10. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah mempertahankan


keintiman pasangan karena suami ibu X sudah meninggal.

11. Riwayat keluarga inti :


Ibu X dan Bp Y menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada
tahun 2010.Ibu X menikah pada umur 21 tahun dan Bp Y umur 21
tahun.Saat ini Ibu X mengeluh sakit kepala, mual muntah sejak 2 hari yang
lalu.

12. Riwayat keluarga sebelumnya


Ibu X tidak mengetahui riwayat kesehatan ayah dan ibunya. Semuanya
sudah meninggal empat tahun yang lalu. Tidak diketahui apakah orang
tuanya tersebut menderita DM dan hipertensi atau tidak. Menurut Bp. H, 1
orang kakaknya menderita kencing manis dan adiknya menderita
hipertensi. Sedangkan dari Bp Y semua saudaranya dalam kondisi sehat.

K. Data Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah rumah
kontrakan. Luas rumah yang ditempati 100m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 2
kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Bangunan rumah
berbentuk rumah permanen. Lantai rumah terbuat dari ubin dengan
keadaan bersih.Penataan alat / perabot rumah tangga sudah rapi,
pencahayaan dan ventilasi mencukupi. Sumber air minum dan untuk
keperluan cuci dan mandi menggunakan air sumur (Sanyo). Keluarga
membuang sampah di tempat sampah yang ditaruh di depan rumah, lalu
ada petugas yang mengangkut. Lingkungan sekitar rumah tampak bersih.

16
Denah rumah :
R. Tamu R. Kamar tidur R. Dapur Km Mandi

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Jarak rumah keluarga Ibu X berdekatan dengan tetangga.Hubungan
dengan tetangga terjalin baik. Keluarga Ibu X hidup dilingkungan tempat
tinggal yang sebagian besar adalah bukan penduduk asli. Tipe penduduk
adalah penduduk urban.Tipe hunian adalah daerah perumahan.Kelas sosial
ekonomi masyarakat adalah menengah ke bawah.Status pekerjaan
masyarakat berbagai macam, yaitu pedagang, buruh, PNS dan
swasta.Fasilitas yang ada di komunitas adalah masjid. Jarak antara rumah
keluarga Ibu X ke Puskesmas adalah +3 km. Transportasi yang biasa
dipakai masyarakat adalah motor dan angkutan umum. Kebersihan
lingkungan masyarakat cukup baik.

15. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Ibu X sudah menetap dan menempati rumah kontrakan tersebut
sejak tahun 2011. Sejak menikah keluarga Ibu X bertempat tinggal di
Krian-Sidoarjo.Kontrakan rumah yang ditempati sekarang dibayar dengan
penghasilannya sebagai guru SD.

16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga sering berinteraksi dengan para tetangga. Anak Ibu Xsering
bermain dengan teman sebaya di sekitar rumahnya.

17. Sistem pendukung keluarga


Ibu X sangat memperhatikan kesehatan anaknya,. Semua kegiatan rumah
tangga dikerjakan secara bersama-sama antara Ibu X dan anaknya.Tempat
berobat yang sering dipakai keluarga adalah Puskesmas.Fasilitas
penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga masih kurang misalnya tidak
tersedia obat P3K dalam rumah.

17
B. Struktur Keluarga
18. Pola dan proses komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan anggota keluarga
yang ada di rumah setiap hari.Permasalahan yang dirasakan oleh Ibu
Xtidak diceritakan kepada anaknya.Keluarga kecil ini hidup rukun, jarang
ada pertengkaran, meskipun sesekali ada perbedaan pendapat.

19. Struktur Kekuatan Keluarga:


Apabila ada permasalahan Ibu X berembuk dengan kakaknya dan
mengambil keputusan dari hasil berembuk itu.

20. Struktur Peran Keluarga


a. Ibu X adalah kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga, mengatur
rumah tangga, membimbing serta mendidik anak.
b. Anak D adalah anak tunggal yang masih tinggal di bangku sekolah.
Menurut keluarga peran masing-masing anggota keluarga tidak
bermasalah.
21. Nilai-nilai dan norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah kerukunan berorientasi dalam keluarga
dan di masyarakat. Menurut keluarga ketika ada masalah pasti
membutuhkan orang lain.

C. Fungsi Keluarga
22. Fungsi Afektif
Menurut keterangan Ibu X keluarga merasa membutuhkan anggota
keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Antar anggota keluarga saling
memahami perbedaan satu dengan yang lain. Antar anggota keluarga
saling memperhatikan.

23. Fungsi Sosial

18
Semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dalam
lingkungan rumah. Ibu Xsering bersosialisasi dengan masyarakat.

24. Fungsi Perawatan Kesehatan ( 5 tugas kesehatan keluarga ).


1. Kemampuan dalam mengenal masalah kesehatan
2. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
3. Kemampuan keluarga dalam merawata anggota keluarga yang sakit
4. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat
5. Kemampuan keluaga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan yang ada

D. Stress dan Koping Keluarga


25. Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah masalah
ekonomi. Penghasilan keluarga yang terbatas, sering membuat bingung
keluarga untuk mengatur agar mencukupi kebutuhan keluarga selama satu
bulan.

26. Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres


dengan pasrah pada keadaannya. Keluarga yakin bahwa Tuhan akan
menolong makhluknya yang kesusahan.

27. Strategi koping internal dari keluarga untuk mengatasi


stressor adalah pengaturan keuangan secara bersama-sama. Berapapun
uang yang diterima keluarga semua anggota keluarga ikut
merencamakannya.

E. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang
diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan
keluarga.
No Pemeriksaan Ibu X D
yang dilakukan
1 Tekanan darah 160/90 120/70
mmHg mmHg
GDA : 300
19
mg/dl
TB: 160 cm
BB:70 kg

Nadi 80x/mnt 84x/mnt


Respirasi 16 x/mnt 16 x/mnt

Kepala & Leher:


-Rambut & Kulit Bersih, hitam Bersih,
kepala hitam
- Mata
Konjunctiva Tidak anemis Tidak
Sklera anemis
Fungsi Tidak ikterik Tidak
Penglihatan Dapat ikterik
melihat tanpa Dapat
bantuan melihat
tanpa
bantuan
-Hidung+fungsi Dapat
penciuman membedakan Dapat
bau kayu membedak
putih+ an bau
-Telinga+fungsi bawang kayu
Pendengaran putih+
bawang
-Mulut dan gigi Bersih, dapat Bersih,
menjawab dapat
pertanyaan menjawab
yang pertanyaan
diajukan yang
dengan suara diajukan
yang tidak dengan
terlalu keras suara yang
tidak
terlalu
keras
Simetris, ada Simetris,
4 gigi atas gigi bersih
dan 2 gigi
bawah yang
tanggal

-Leher Tidak ada Tidak ada


pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar

-Dada Bunyi nafas Bunyi


vesikuler, S1 nafas
lebih jelas di vesikuler,

20
dengar di S1 lebih
daerah katup jelas di
tricus dan dengar di
mitral, S2 daerah
lebih jelas katup tricus
terdengar dan mitral,
pada katup S2 lebih
aorta jelas
pulmonal terdengar
pada katup
aorta
pulmonal

Pemeriksaan Tidak ada Tidak ada


Fisik Abdomen distensi BU distensi
16x/mnt BU
18x/mnt
Pemeriksaan
ektremitas atas 5 5 5 5
dan ekstremitas
Bawah 5 5 5 5
Bebas Bebas

Genetalia BAB 1x/hr BAB 1-


BAB + BAK BAK lancar 2x/hr
BAK
lancar

F. Harapan Keluarga
Keluarga Ibu X berharap agar dapat segera disembuhkan dan petugas
kesehatan dapat membantu masalah kesehatan yang sedang dihadapi serta
menjelaskan perawatan yang benar untuk keluarganya.

Analisa Data

DATA KEMUNGKINAN DIAGNOSA


NO PENYEBAB KEPERAWATAN
KELUARGA
1 Data Subyektif :
 Keluarga mengatakan belum Ketidakmampuan Hiperglikemi Ibu X
mengerti tentang perawatan penyakit keluarga merawat keluarga Ibu X
DM anggota keluarga
 Persepsi keluarga tentang dengan DM
penyakit DM adalah penyakit karena
banyak makan makanan yang manis-
manis
 Ibu X tidak menjalankan diet DM
 Ibu X tidak minum obat anti
21
diabetik
 Ibu X tidak pernah memeriksakan
diri dan kontrol di Puskesmas

Data Obyektif :
 Gula darah : 300 mg/dl
 BB/TB : 70 kg/160 cm

Data dari food record :


 Konsumsi karbohidrat (80%),
protein (10%) dan lemak (10%).

2 Data Subyektif : Ketidakmampuan Hipertensi pada ibu X


 Ibu X menderita hipertensi sejak keluarga mengenal keluarga ibu X
tahun 2005 masalah hipertensi
 Ibu X mengatakan tidak pernah
memeriksakan keadaannya
 Keluarga belum pernah
mendapatkan informasi tentang
hipertensi dan perawatannya

Data Obyektif:
 Hasil pemeriksaan tekanan darah
160/90 mmHg

3 Data Subyektif : Ketidakmampuan Risiko terjadinya


 Ibu X menderita hipertensi sejak keluarga merawat gangguan perfusi
tahun 2005 anggota keluarga jaringan serebral pada
 Ibu X mengatakan tidak pernah dengan hipertensi Ibu X keluarga Ibu X
memeriksakan keadaannya
 Keluarga belum pernah
mendapatkan informasi tentang
hipertensi dan perawatannya

Data Obyektif :
 Hasil pemeriksaan tekanan darah
160/90 mmHg

Rumusan diagnosa keperawatan keluarga:

1. Hiperglikemi pada ibu X keluarga ibu X berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan diabetes melitus.
2. Hipertensi pada ibu X keluarga ibu X berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah hipertensi.
3. Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan serebral pada Ibu X keluarga ibu
X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

22
dengan hipertensi

Skoring prioritas masalah


Hiperglikemi pada ibu X keluarga ibu X berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan diabetes melitus.
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 Ibu X mengalami hiperglikemi
aktual ditandai dengan GDA yang lebih
dari normal namun belum ada
tanda-tanda komplikasi dari
hiperglikemi pada Ibu X

1 2 1/2x2= 1 Ibu X memiliki keinginan untuk


b. Kemungkinan sembuh dan ada perawat yang
masalah dapat diubah : memberikan informasi tentang
sebagian perawatan untuk penyakit
diabetes melitus
3 1 3/3x1=1 Masalah lebih lanjut belum
c. Potensial masalah terjadi, adanya keinginan
untuk dicegah : tinggi keluarga untuk sembuh serta
adanya dukungan dari keluarga
1 1 1/2x1=1/2 Keluarga merasakan adanya
d. Menonjolnya masalah, tapi tidak ditangani.
masalah: Ada masalah, keluarga saat ini tidak minum
tetapi tidak perlu obat anti diabetik, tidak diet dan
segera ditangani tidak olah raga

23
Total skor 31/2

Hipertensi pada ibu X keluarga ibu X berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah hipertensi.

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


a. Sifat masalah :
Aktual 3 1 3/3x1=1 Ibu X mengalami hipertensi ditandai
dengan hasil pemeriksaan tekanan
darah yang lebih dari normal

b. Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1
Ibu X kooperatif terhadap tindakan
masalah dapat
yang dilakukan, hal ini merupakan
diubah : Sebagian
potensi keluarga yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan
masalah
c. Potensial masalah
untuk dicegah : 2 1 2/3x1=2/3
Masalah lebih lanjut belum terjadi dan
sedang
keluarga masih dapat beraktifitas.

d. Menonjolnya
Masalah sangat dirasakan oleh
masalah : Ada 1 1 1/2x1=1/2
keluarga dan minta segera di atasi
masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani
Total skor 3 1/6

24
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan serebral pada Ibu X keluarga ibu X
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan hipertensi

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


a. Sifat masalah : Kurangnya pengetahuan tentang
ancaman 2 1 2/3x1=2/3 perawatan hipertensi dan
kesehatan ketidakteraturan kontrol tekanan
darah merupakan suatu ancaman
terjadinya masalah ini

b. Kemungkinan Keluarga terbuka dan kooperatif, hal


masalah dapat 1 2 1/2x2= 1 ini merupakan potensi keluarga yang
diubah : Sebagian dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah
c. Potensial masalah
untuk dicegah : Masalah lebih lanjut belum terjadi
tinggi 3 1 3/3x1=1 namun Ibu X jarang kontrol tekanan
darah, kontrol apabila ada keluhan

d. Menonjolnya Masalah tidak dirasakan oleh keluarga


masalah : masalah
tidak dirasakan 0 1 0/2x1=0

Total skor 21/3

25
26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Kriteria Evaluasi
DX Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Setelah dilakukan Tuk 1
tindakan 1. Keluarga mampu
keperawatan selama mengenal
satu bulan keluarga masalah pada
mampu merawat penyakit
anggota keluarga diabetes melitus
dengan penyakit dengan :
diabetes melitus a. Menyebutkan
pengertian
penyakit Verbal 1. Keluarga dapat  Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang
diabetes mellitus menjelaskan pengertian penyakit DM.
diabetes melitus yaitu  Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
penyakit yang disebabkan DM
oleh kekurangan hormon  Anjurkan pada keluarga untuk mengulang
insulin dalam tubuh. kembali pengertian DM
Verbal
b. Menyebutkan 4 2. Keluarga  Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan
dari 6 tanda dan menyebutkan tanda-tanda gejala penyakit DM
gejala diabetes dan gejala penyakit
melitus diabetes melitus yaitu
poliuri, polidipsi, polifagi.

c. Menyebutkan 4 3. Keluarga  Diskusikan dengan keluarga tentang faktor


faktor resiko Verbal mengidentifikasi penyebab risiko penyebab DM
yang diabetes melitusyaitu  Anjurkan keluarga untuk menyebutkan 3 faktor
menyebabkan nutrisi, kegemukan, dan risiko yang menyebabkan DM
diabetes melitus keturunan.

27
d. Menjelaskan Verbal  Diskusikan dengan keluarga mengenai
tentang cara 4. Keluarga pencegahan dan perawatan penyakit diabetes
perawatan pada menjelaskan perawatan melitus.
penyakit pada penyakit diabetes
diabetes melitus melitusyaitu: pengaturan
makanan, olah raga teratur,
e. Menjelaskan minum obat sesuai resep
tentang Verbal dokter  Diskusikan tentang komplikasi pada penyakit
komplikasi pada diabetes melitusbila tidak dilakukan perawatan
penyakit 5. Keluarga dengan baik.
diabetes melitus menjelaskan tentang  Berikan kesempatan keluarga menanyakan
komplikasi penyakit DM penjelasan yang telah diberikan setiap kali
yaitu luka gangren diskusi.
 Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan
yang belum dimengerti.
 Evaluasi secara singkat terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.

Tuk 2
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
mengatasi
takibat
terjadinya
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh  Diskusikan bersama keluarga akibat
a. Menjelaskan
Verbal hiperglikemi

28
akibat bila  Berikan kesempatan pada keluarga
terjadi 1. Menjelaskan akibat untuk bertanya
hiperglikemi terjadinya perubahan
nutrisi yaitu: daya tahan
tubuh lemah, mudah terjadi
komplikasi, risiko
b. Mengambil terjadinya hipoglikemi  Motivasi keluarga agar dapat
keputusan untuk Verbal mengambil keputusan untuk mengatasi
mengatasi 2. Keputusan keluarga untuk hiperglikemi
hiperglikemi mengatasi terjadinya
yang sudah hiperglikemi
terjadi

Tuk 3
Keluarga mampu
melakukan
tindakan untuk
mengatasi masalah
perub. nutrisi
dengan:

a. Keluarga Verbal
mengerti cara  Diskusikan tentang cara mengatasi
mengatasi 1. Keluarga hiperglikemi
hiperglikemi mengerti cara mengatasi
masalah perubahan nutrisi
yaitu mengatur makanan
b. Menjelaska Ibu Xsesuai kebutuhan
Verbal
n tentang diet tubuh
DM  Diskusikan dengan keluarga tentang

29
2. Keluarga tujuan dari diet DM tersebut untuk
menjelaskan kembali menyamakan persepsi
tujuan diet DM adalah
Verbal dan menurunkan gula darah
c. Keluarga hingga normal.
Psikomotor
mampu
menghitung  Ajarkan kepada keluarga cara
kebutuhan kalori 3. Keluarga menghitung BBR
sesuai dengan mampu menghitung  Berikan kesempatan pada keluarga
kebutuhan tubuh kebutuhan kalori sesuai untuk menghitung BBR sendiri
kebutuhan tubuh :  Ajarkan kepada keluarga cara
BB (kg) x 100% menghitung kalori sesuai kebutuhan tubuh
TB-100  Berikan kesempatan pada keluarga
untuk menghitung komposisi karbohidrat,
protein dan lemak sesuai dengan jumlah kalori
yang telah dihitung.

d. Keluarga
Psikomotor  Ajarkan pada keluarga untuk membuat
mampu menu diet DM sesuai dengan jumlah kalori
membuat menu yang telah dihitung
diet DM untuk 4. Keluarga  Berikan kesempatan pada keluarga
satu hari menunjukkan menu diet untuk membuat menu diet DM untuk satu kali
DM untuk 1 hari makan sesuai dengan kalori yang telah dihitung

Verbal
e. ibu X Kunjungan  Lakukan asertif training pada ibu X
mampu mendadak agar dapat menerima diet DM sesuai anjuran
menjalan diet
DM  Lakukan kunjungan mendadak untuk
5. Ibu X secara melihat menu makan siang keluarga khususnya

30
asertif mau melaksanakan untuk ibu X
diet DM

6. Pada saat
kunjungan mendadak ibu  Lakukan diskusi dengan keluarga
Verbal
Tuk 4 X makan sesuai dengan tentang manfaat kontrol gula darah secara rutin
4. Keluarga mampu kebutuan kalorinya ke Puskesmas
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan untuk 1. Menjelaskan
mencegah Psikomotor manfaat kontrol gula darah  Motivasi kelurga untuk memanfaatkan
terjadinya secara rutin di Puskesmas fasilitas kesehatan untuk kontrol gula darah
hipoglikemi yaitu untuk mengetahui secara rutin.
kadar gula darah pada
tubuh

2. Memanfaatkan
fasilitas kesehatan
(Puskesmas) untuk kontrol
gula darah

31
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

32
DAFTAR PUSTAKA

Perawatina. 2015. Info Perawat dan Kesehatan Laporan Diabetes Mellitus.


Blogspot.co.id. Update 10 Desember 2017. Pukul 21.00 WIB (access
online)

Sekedar Perawat. 2017. LP dan Askep DM (Diabetes Mellitus). Blogspot.co.id


Update 10 Desember 2017. Pukul 21.14 WIB (access online)

33

Anda mungkin juga menyukai