Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Mata Kuliah : KMB

Pokok Bahasan : Penangan Penyakit Lupus

Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan

Hari / Tanggal : Kamis 25 April 2019

Waktu : 09.00 WIB

2.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) diketahui sebagai factor utama penyebab kematian
tahun 2012. Secara global, diperkirakan 56 juta orang meninggal karena PTM. saat ini
angka kejadian penyakit PTM terus meningkat, diantaranya yaitu penyakit lupus.
Data prevalensi disetiap Negara berbeda-beda. Suatu studi sitemik diasia pasifik
memperlihatkan data insidensi sebesar 0,9-3,1/ 100ribu populasi pertahun. Prevalensi kasar
sebesar 4,3-45,3/ 100ribu populasi.
The Lupus Foundation Of America memperikan sekitar 1,5 juta kasus terjadi di
Amerika dan setidaknya terjadi 5 juta kasus di dunia. Setiap tahun diperkirakan terjadi
sekitar 16 ribu kasus baru lupus.
Di Indonesia, jumlah penderita penyakit lupus secara tepat belum diketahui.
Prevalensi sitemik lupus Erythematosus (LSE) di masyarakat berdasarkan survey yang
dilakukan oleh Prof. Handono Kalim, dkk di Malang memperlihatkan angka sebesar 0,5%
terhadap total populasi.
Peningkatan jumlah kasus lupus perlu diwaspadai oleh masyarakat dengan memberi
perhatian khusus karena diagnosis penyakit lupus tidak mudah dan sering terlambat. Lupus
Erythematosus systemic (LES) atau systemic Erythematosus (SLE) yang dikenal sebagai
penyakit “1000 wajah” merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum jelas
penyebabnya, dan memiliki sebaran gambaran klinis yang luas dan tampilan perjalanan
penyakit yang beragam. Hal ini menyebabkan sering terjadi kekeliruan dalam mengenali
penyakit lupus, sampai dengan menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan
penatalaksanaan kasus.
Penyakit lupus dapat menikam siapa saja. Meskipun lupus sebagaian besar menyerang
perempuan usia produktif 15-45 tahun, namun kaum pria, kelompok anak-anak dan remaja
jugadapat terkena lupus. Penyakit ini juga dapat menyerang semua ras, namun lebih sering
ditemukan pada ras kulit berwarna. Penelitian mengenai penyakit lupus di Amerika tahun
2013 mendapatkan bahwa lupus ditemukan pada perempuan kulit berwarna (Afrika
Selatan, Hispanik/latin, Asia, penduduk asli Amerika, Alaska, Hawaii, dan kepulauan
pasifik lainnya) sebanyak 2-3 kali lebih banyak dibandingkan perempuan ras kaukosit.

3.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit kepada mahasiswa,
diharapkan anak dapat mengerti tentang penyakit lupus.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penyakit lupus diharapkan
mahasiswa mampu:
1. Mampu mengetahui apa itu penyakit lupus.
2. Mampu mengetahui jenis-jenis penyakit lupus.
3. Mampu mengetahui gejala-gejala penyakit lupus
4. Mampu mengetahui cara penanganan penyakit lupus.
5. Mampu mengetahui apa saja obat untuk penyakit lupus.
3.3 Manfaat
a. Bagi klien dan keluarga klien
Sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan penyakit lupus.
b. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan penambah wawasan dan untuk diaplikasikan.
3.4 Strategi Pelaksanaan
Topik : Penyuluhan penyakit lupus
Metode : Diskusi dan ceramah
Media dan Alat : Leaflet, poster
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
a. Pengorganisasian
1. Pembimbing :
2. Penyaji :
3. Moderator :
4. Obsever :
5. Notulen :
b. Tugas Pengorganisasian
1. Penanggungjawab :
Uraian tugas :
 Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
2. Penyaji :
Uraian tugas :
 Menyajikan/ menyampaikan materi penyuluhan
 Menggali pengetahuan mahasiswa tentang materi penyuluhan
 Menyimpulkan materi penyuluhan
3. Moderator :
Uraian tugas :
 Membuka dan menutup penyuluhan
 Memperkenalkan mahasiswa
 Membuat kontrak waktu dan bahasa
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
 Memimpin diskusi
 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan
 Menyimpulkan kegiatan
4. Observer :
Uraian tugas :
 Mengamati jalnnya penyuluhan dari awal sampai akhir
 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Fasilitator :
Uraian tugas :
 Memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa untuk bertanya
 Mengajak mahasiswa untuk fokus pada materi yang disajikan
 Meminimalkan gangguan dari luar yang menghambat jalannya
penyuluhan

c. Pelaksanaan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu

1. Pembukaan Tahap pembukaan : Menjawab salam 5


1. Moderator memberi salam menit
2. Moderator memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing dan anggota
kelompok. Menyetujui kontrak
3. Moderator membuat kontrak waktu
waktu dan bahasa
4. Moderator menjelaskan
tujuan kegiatan.
2. Penyampaian 1. Menggali pengetahuan Mengemukakan 15
materi klien anak tentang apa itu pendapat menit
gizi seimbang. Mendengar
2. Menjelaskan tentang
manakah makanan yang Memperhatikan
bergizi
3. Menjelaskan vitamin yang
terkandung dalam bahan
makanan
4. Menjelaskan manakah
makanan yang berbahaya.
5. Mampu mengetahui
dampak yang ditimbulkan
karena kurangnya gizi.

3. Penutup 1. Memberikan kesempatan Mengajukan 10


kepada untuk bertanya. pertanyaan menit
2. Menanyakan kembali Mengemukakan
tentang penyuluhan gizi pendapat
seimbang
3. Memberi reinforcemen Menyimpulkan hasil
positif penyuluhan
4. Menyimpulkan hasil
penyuluhan Menjawab salam
5. Mengakhiri kontrak waktu
6. Mengucapkan salam

Lampiran Materi

PEMBAHASAN
A. Pengertian Lupus
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun pada
jaringan ikat. Autoimun berarti bahwa sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri.
Pada SLE ini, sistem imun terutama menyerang inti sel (Matt, 2003).
Gejala awalnya sering memberikan keluhan rasa nyeri di persendian. Tak hanya
itu, seluruh organ pun tubuh terasa sakit bahkan terjadi kelainan pada kulit, serta tak
jarang tubuh menjadi lelah berkepanjangan dan sensitif terhadap sinar matahari.
Penyakit lupus lebih banyak menyerang wanita usia 15-45 tahun dengan
perbandingan mengenai perempuan antara 10-15 kali lebih sering dari pria. Artinya,
penyakit ini sering mengenai wanita usia produktif tetapi jarang menyerang laki-laki
dan usia lanjut. Sebetulnya terdapat tiga jenis penyakit lupus, yaitu lupus diskoid, lupus
terinduksi obat dan lupus sistemik atau SLE ini.

B. Penyebab Penyakit Lupus


Penyakit lupus disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan
sehat dalam tubuh. Hal itu bisa terjadi kemungkinan sebagai hasil dari kombinasi
genetika dan lingkungan. Karena telah diketahui bahwa orang-orang dengan
kecenderungan lupus (diwariskan) dapat mengembangkan penyakit lupus ini ketika
mereka kontak dengan sesuatu dalam lingkungan yang dapat memicu gejala penyakit
lupus. Walau demikian, secara pasti penyebab penyakit lupus belum diketahui. Namun,
telah diketahui beberapa pemicu potensial, diantaranya :
1. Sinar matahari
Paparan sinar matahari bisa menjadi penyebab penyakit lupus karena pada
orang-orang yang rentan dapat menimbulkan lesi pada kulit yang merupakan gejala
penyakit lupus atau memicu respon interna.
2. Obat-obatan
Lupus dapat dipicu oleh beberapa jenis obat anti-kejang, obat tekanan darah dan
antibiotik. Orang yang gejala lupusnya timbul ketika minum obat biasanya gejala
lupus tersebut akan hilang ketika mereka berhenti minum obat.

C. Gejala Lupus
Pada awal perjalanannya, penyakit ini ditandai dengan gejala klinis yang tak
spesifik, antara lain lemah, kelelahan yang sangat, lesu berkepanjangan, panas, demam,
mual, nafsu makan menurun, dan berat badan turun. Gejala awal yang tidak khas ini
mirip dengan beberapa penyakit yang lain. Oleh karena gejala penyakit ini sangat luas
dan tidak khas pada awalnya, maka tidak sembarangan untuk mengatakan seseorang
terkena penyakit lupus.
Menurut American College Of Rheumatology 1997, yang dikutip Qiminta,
diagnosis SLE harus memenuhi 4 dari 11 kriteria yang ditetapkan. Adapun penjelasan
singkat dari 11 gejala tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Ruam kemerahan pada kedua pipi melalui hidung sehingga seperti ada bentukan
kupu-kupu, istilah kedokterannya Malar Rash/Butterfly Rash.
2. Bercak kemerahan berbentuk bulat pada bagian kulit yang ditandai adanya jaringan
parut yang lebih tinggi dari permukaan kulit sekitarnya.
3. Fotosensitive, yaitu timbulnya ruam pada kulit oleh karena sengatan sinar matahari
4. Luka di mulut dan lidah seperti sariawan (oral ulcers).

5. Nyeri pada sendi-sendi. Sendi berwarna kemerahan dan bengkak. Gejala ini
dijumpai pada 90% odapus.

6. Gejala pada paru-paru dan jantung berupa selaput pembungkusnya terisi cairan.

7. Gangguan pada ginjal yaitu terdapatnya protein di dalam urine.

8. Gangguan pada otak/sistem saraf mulai dari depresi, kejang, stroke, dan lain-lain.

9. Kelainan pada sistem darah di mana jumlah sel darah putih dan trombosit
berkurang. Dan biasanya terjadi juga anemia

10. Tes ANA (antinuclear Antibody) positif

11. Gangguan sistem kekebalan tubuh.

D. Kerusakan Organ Akibat SLE dan Diagnosisnya


SLE menyebabkan peradangan jaringan dan masalah pembuluh darah yang
parah di hampir semua bagian tubuh, terutama menyerang organ ginjal. Jaringan yang
ada pada ginjal, termasuk pembuluh darah dan membran yang mengelilinginya
mengalami pembengkakan dan menyimpan bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh
yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal.
Hampir seluruh penderita SLE mengalami rasa sakit dan peradangan sendi. SLE
dapat mempengaruhi semua jenis sendi, namun yang paling umum adalah tangan,
pergelangan tangan dan lutut. Terkadang sendi-sendi mengalami pembengkakan.
Selain itu otot juga tidak luput dari serangan SLE. Pada stadium lanjut, SLE dapat
menyebabkan kematian tulang yang disebut dengan osteonekrosis. Hal ini dapat
menyebabkan cacat yang serius.
Untuk memastikan adanya penyakit Systemic Lupus Erythematosus dibutuhkan
pemeriksaan laboratorium khusus yang disebut sebagai Antinuclear Antibody (ANA)
dan Anti Double Stranded DNA. Test ANA akan meningkat pada penderita
Rheumatoid dan Systemic Lupus Erythematosus, sedangkan pemeriksaan anti body Anti
Double Stranded DNA sangat spesifik bagi penderita Systemic Lupus Erythematosus.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan kadar ANA, Anti Double
Stranded DNA, disertai dengan kurangnya sel darah merah (anemia), menurunnya
jumlah sel darah putih, dan menurunnya sel pembeku darah.

E. Jenis-Jenis Penyakit Lupus


Penyakit lupus dibagi dalam beberapa tipe, antara lain:
1. Lupus Eritomatosus Sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE)
SLE dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat
gejala yang ringan sampai parah. Gejala SLE dapat datang dengan tiba-tiba atau
berkembang secara perlahan-lahan atau dapat bertahan lama atau bersifat lebih
sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.
SLE dapat disembuhkan. Tujuan pengobatannya adalah untuk mendapatkan
remisi panjang, mengurangi tingkat gejala serta mencegah kerusakan organ pada
penderita SLE serta meningkatnya kesintasan.
2. Lupus Erimatosus Kutaneus (Cutaneosus Lupuserythematosus/CLE)
Dapat dikenali dari ruam yang muncul pada kulit dengan berbagai tampilan
klinis. Pada lupus jenis ini dapat didiagnosis dengan mengenali gambaran klinis dan
beberapa pengujian diantaranya melalui biopsi pada ruam. Pada gambar biopsi akan
terlihat adanya infiltrasi sel inflamasi dan endapan kompleks imun pada batas
dermeopiderma yang dikenal dengan Lupus Band.
3. Lupus Imbas Obat
Gejala lupus akibat obat pada umumnya akan hilang jika berhenti
mengkonsumsi obat tersebut sehingga tidak perlu menjalani pengobatan khusus.
Tetapi perlu diperhatikan untuk tidak lupa berkonsultasi pada dokter sebelum
memutuskan berhenti mengkonsumsi obat dengan resep dokter.
4. Sindroma Overlap, Undifferentiated Connective Tissue Disease (UCTD), dan
Mixed Connective Tissue Disease (MCTD)
Pada sebagian pasien LES ternyata ditemukan juga manifestasi klinis lain yang
memenuhi kriteria diagnostik penyakit auto imun lain seperti artritis reumatoid,
skleroderma, atau miositis. Adapula pasien LES yang juga memiliki gejala penyakit
autoimun lain namun belum lengkap untuk didiagnosis penyakit autoimun tertentu.

F. SALURI (Periksa Lupus Sendiri)


Bila anda menjawab ‘YA’ untuk minimal empat pertanyaan, ada kemungkinan anda
terkena lupus. Segera konsultasikan dengan dokter.
1. Demam lebih dari 38° C dengan sebab yang tidak jelas
2. Rasa lelah dan lemah berlebihan
3. Sensitif terhadap sinar matahari
4. Rambut rontok
5. Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke pipi
6. Ruam kemerahan di kulit
7. Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
8. Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang
lebih dari dua sendi dalam jangka waktu lama
9. Ujung-ujung jari tangan dan kaki menjadi pucat hingga kebiruan saat udara dingin
10. Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik nafas
11. Kejang atau kelainan syaraf lainnya
12. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter) :
 Anemia : Penurunan kadar sel darah merah (eritrosit)
 Leukositopenia : Penurunan sel darah putih
 Trombositopenia : Penurunan kadar pembekuan darah
 Hematuria dan proteinuria : Darah dan protein pada pemeriksaan urin
 Positif ANA dan atau Anti ds-DNA
G. Tatalaksana Umum Penyakit Lupus
Tatalaksana pasien penyakit LES adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan
kualitas hidup agar pasien LES dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Tata laksana umum yang harus dilakukan adalah :
a. Hindari aktifitas fisik yang berlebihan
b. Hindari merokok
c. Hindari perubahan cuaca karena mempengaruhi proses inflamasi
d. Hindari stress dan trauma fisik
e. Diet khusus sesuai organ yang terkena
f. Hindari pajanan sinar matahari secara langsung, khusunya UV pada pukul 10.00-
15.00
g. Gunakan pakaian yang tertutup, pabir surya minimal SPF30PA++ 30menit sebelum
keluar rumah
h. Hindari pajanan lampu UV
i. Hindari pemakaian kontrasepsi/obat lain yang mengandung hormone esterogen
j. Control secara teratur kedokter
k. Minum obat teratur

H. Pengobatan Penyakit Lupus


Pengobatan penyakit lupus tergantung pada tanda-tanda dan gejala yang muncul
saja, karena biasanya tidak semua gejala muncul pada seseorang. Karena lupus
merupakan penyakit kronis yang memebutuhkan pengobatan jangka panjang, maka
gejala dan tanda yang munculpun tidak harus semua diobati karena harus
dipertimbangkan dengan cermat mengenai manfaat dan risiko pengobatan.
Obat penyakit lupus yang paling sering digunakan untuk mengontrol lupus
meliputi :
1. Obat Anti-inflammatory Non Steroid (NSAID=Non Steroid Anti Inflammatory
Drugs)
NSAID yang dijual bebas, seperti naproxen dan ibuprofen dapat digunakan
untuk mengobati nyeri, pembengkakan dan demam yang berhubungan dengan
lupus. NSAID yang lebih kuat harus dengan resep dokter. Efek samping dari
NSAID antara lain :
a. Perdarahan lambung
b. Masalah ginjal
c. Peningkatan risiko masalah jantung
2. Obat Antimalaria
Obat antimalaria seperti Hydroxychloroquine (Plaquenil) dapat membantu
mengendalikan lupus. Efek samping dari obat ini meliputi :
a. Sakit perut
b. Kerusakan pada retina mata
3. Obat Kortikosteroid
Prednison dan jenis kortikosteroid lain digunakan sebagai obat lupus karena
dapat melawan peradangan, tetapi sering menghasilkan efek samping jangka
panjang, diantaranya :
a. Kelebihan berat badan
b. Mudah memar
c. Osteoporosis
d. Tekanan darah tinggi
e. Diabetes
f. Meningkatkan risiko infeksi
4. Obat Penekan Kekebalan Tubuh
Contoh obat yang dapat mmbantu dalam kasus-kasus lupus yang berat yaitu
siklofosfamid, azathioprine, mycophenolate, leflunomide, dan methotrexate.
Potensi efek samping dari obat ini antara lain :
a. Peingkatan risiko infeksi
b. Kerusakan hati
c. Penurunan kesuburan
d. Peningkatan risiko kanker
5. Obat Belimumab (Benlysta)
Obat belimumab merupakan obat baru yang juga mengurangi gejala lupus pada
beberapa orang efek sampingnya berupa mual, diare, dan demam.

Anda mungkin juga menyukai