Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika
Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun
terjadi sekitar 3.000.000 infeksi virus hepatitis B. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor
morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut
adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas walaupun efek utamanya pada hati.

Dalam kehidupan sehari hari kita banyak menemukan berbagai macam penyakit khususnya hepatitis.
Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat menimbulkan peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol, dan di jumpai pada kanker hati. Gejala dan tanda masing masing
jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan hasil akhirnya mungkin berbeda.
World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis A, B, C,
D dan E. Hasil data untuk Hepatitis A secara global didapatkan sekitar 1,4 juta kasus pertahun. Hepatitis B
berjumlah lebih dari 2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis B dan 400 juta orang diantaranya
menjadi pengidap kronik pada tahun 2000 (IDAI, 2012). Hepatitis C berjumlah sekitar 3% atau 170 juta orang
(Depkes RI, 2006). Hepatitis E dengan jumlah kasus 146 orang (Kemenkes RI, 2014). Dari semua data diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah terbanyak adalah penderita Hepatitis B.
Sedangkan prevalensi infeksi Hepatitis B di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi 8% dan
penularannya pada umumnya terjadi secara vertikal (pada periode perinatal) dan horizontal (pada masa anak-
anak). Diperkirakan lebih dari 350 juta diantaranya menjadi kronik dan sekitar 75% karier Hepatitis B kronik
berada di Asia Pasifik. Pada daerah tertentu seperti Amerika bagian utara, Eropa bagian utara dan barat,
Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru, memiliki prevalensi HBsAg yang relatif rendah (< 2%).
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat endemisitas tinggi (WHO, 2014).

1.2. Rumusan masalah

1.3. Tujuan Penulisan

Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang penyakit
hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Makalah tersebut juga di adikan
sebagai refrensi dalam proses perkuliahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Hepatitis Akut


1. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan
ada uga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada aringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam macam etiologi yang
ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus menerus tanpa
penyembuhan dalam akut palaing sedikit - bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).
2. Anatomi Fisiologi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh rata rata sekitar 1500 gr atau 2,5% berat badan orang dewasa normal.
Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan
terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan
atap ginjal kanan, lambung, pancreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi
menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme
berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis
kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang
merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung
padat yang dinamakan kapsul Glisson yang meliputi seluruh permukaan organ 1 kapsula ini pada hilus atau porta
hepatis di permukaan inferior melan utkan diri ke dalam massa hati membentuk rangka untuk cabang cabang vena
porta arteri dan saluran empedu.
3. Fungsi hati
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar hati uga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya
kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap
fungsi metabolik tubuh1 pada tabel di bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati
1. Pembentukan eksresi empedu
2. Metabolisme pigmen empedu
3. Metabolime protein
4. Metabolism lemak
5. Penyimpan vitamin dan mineral
6. Metabolisme steroid
7. Detoksifikasi
8. Ruang penampung dan fungsi penyaring
9. Pembentukan urea
10. Penyimpan protein
2.2. Klasifikasi
1. Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak anak tidak menimbulkan gejala sedangkan pada orang dewasa
menyebabkan gejala mirip flu rasa, lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan.
Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang
tercemar. gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap
penyakit tersebut. berbeda dengan hepatitis B dan C infeksi hepatitis A tidak berlan ut ke hepatitis kronik. masa
inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien misalnya makan buah
buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. minum dengan es batu yang prosesnya
terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A memberikan kekebalan selama 8 minggu setelah suntikan pertama
untuk kekebalan yang pan ang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal
termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
2. Hepatitis B/ hepatitis serum
Gejalanya berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam.
Penularan dapat melalui arum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia. Pengobatan
dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis B yang
diberikan +8 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejk beberapa tahun yang
lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak
pasangan seksual.

3. Hepatitis c
Cara penularan virus RBA tersebut sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah
dikalangan penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan.Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi
vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa
tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 har, dengan rata rata 50hari. Karena gejalanya cenderung lebih ringan
dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan
kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan
donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak berarti stadium kronis tidak ter adi. saat ini
belum tersedia vaksin hepatitis C.
4. Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi
memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah.
Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. agen
hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat
dilakukan dengan menghindari virus hepatitis B.
5. Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RBA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang tercemar. Gejalanya
mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh
sendiri ( self limited ), keculai bila ter adi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga,dapat mematikan.
Penularan melalui air yang terkontaminasi fece
2.3. Pencegahan
a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan pengobatan
HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada hemodialysis,
transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati hati dalam menangani peralatan parenteral
tersebut.
b. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.
c. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.
d. Gunakan alat alat disposible untuk suntik.
e. Alat alat yang terkontaminasi disterilkan
2.4. Pemeriksaan diagnostik

a) Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel

hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.


b) Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi &iliru&in terkonjugasi

c. #iliru&in indirek 4 meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gil&ert.


d. #iliru&in serum total 4 meningkat pada penyakit hepatoseluler
e. Protein serum total 4 kadarnya menurun pada &er&agai gangguan hati.
f. *asa protrom&in 4 meningkat pada penurunan sintetis protrom&in aki&at
kerusakan sel hati.
g. Eolesterol serum 4 menurun pada kerusakan sel hati% meningkat pada o&struksi
duktus &iliaris
BAB III

A UHAN !EPERA<ATAN PADA TN. N DEN=AN HEPATITI A!UT DI

RUAN= A TER BLUD R UD Dr. DORI 1L-ANU PALAN=!ARA1A

Terlab#ir
26
BAB I-

PEMBAHA AN

Setelah penulis melaksanakan dan menerapkan asuhan kepera'atan pada Tn. B dengan penyakit hepatitis akut di
ruang Aster ;umah Sakit @mum Daerah Dr. Doris Sylvanus Palangka ;aya% maka dalam bab ini penulis akan
membahas beberapa hal% baik yang mendukung maupun yang menghambat kelancaran proses kepera'atan.

Adapun tu uan pambahasan ini adalah 4 untuk menemukan antara tin auan teoritis dengan tin auan kasus yang
sebenarnya dengan menggunakan pendekatan proses kepera'atan yang dimulai dari tahap pengka ian% diagnosa
kepera'atan% perencanaan% pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian
Pengka ian kepera'atan yang penulis lakukan pada Tn. B selama tahap pengka ian penulis tidak mendapatkan
kesulitan karena klien dan keluarga bersedia memberikan informasi yang diperlukan penulis dan klien bersedia
kooperatif kepada penulis.

Adapun pengka ian pengumpulan data yang penulis temukan kesen angan antara teori dan pada kasus dari penyakit
hepatitis akut.

+. Aktivitas ?stirahat

Pada teori ditemukan adanya kelemahan% kelelahan% malaise umum setiap hari.

Sedangkan pada kasus klien tidak mengalami ge ala diatas.

27
, Sirkulasi

Pada teori ini di temukan adanya bradikardia atau hiperbilirubin berat% ikterik. Sedangkan pada kasus klien
tidak mengalami ge ala diatas.

! 2liminasi

Pada teori ditemukan adanya urin gelap% diare konstipasi% fases tanah liat. Sedangkan pada kasus klien
tidak mengalami salah satu ge ala diatas.

8. *akanan atau Cairan

Pada teori di temukan adanya hilang nafsu makan (anoraksial)% penurunan berat badan atau meningkat%
mual% muntah. Sedangkan pada kasus klien hanya ditemukan adanya penurunan nafsu makan.

. Beurosensori

Pada teori di temukan adanya peka rangsangan% cenderung tidur% latergi% asteriksi% sedangkan pada kasus
klien tidak mengalami ge ala di atas.

-. Byeri Eenyamanan

Pada teori di temukan adanya keram abdomen% nyeri tekan pada kuadran kanan atas% mialgia% artralgia%
sakit kepala% gatal ( pruritas ). Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami nyeri tekan pada kuadran kanan
atas% tapi klien tidak mengalami gatal ( pruritas )

9. Pernafasan

Pada teori ditemukan adanya 4

Tidak minat enggan merokok (perokok). Sedangkan pada kasus tidak ditemukan ge ala di atas.

: Eeamanan
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesen angaan antara teoritis% pada kasus klien mendapatkan
tranfusi darah.

28
< Seksualitas

e ala yang ada pada teori adalah 4 pola hidup prilaku meningkatnya resiko terpa an (contoh 4 homo seksual
% aktif biseksual pada 'anita). Sedangkan pada kasus klien tidak ditemukan tanda tanda di atas.

B. Diagn"sa !e#era7atan

Adapun diagnosa kepera'atan yang terdapat pada tin auan teoritis adalah sebagai berikut 4 +. ?ntolerans
aktivitas berhubungan dengan 4

Eelemahan umum 4 penurunan kekuatan ketahanan 4 nyeri. *engalami


keterbatasan aktivitas 4 depresi.

, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik 4 anoreksia% mua muntah% gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan
4 penurunan peristaltik (refleks viseral)% empedu
tertahan.

! Eekurangan volume cairan dan diare% perpindahan area ke tiga (acites)% gangguan proses pembekuan

8. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan

. Potensial ter adi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan 4 kontak dengan pasien serta
pengelolaan alat alat.

-. ;esiko ter adinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan 6at kimia% akumulasi garam empedu dalam
aringan.

9. Eurang pengetahuan tentang kondisi% prognosis% dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah
interpretasi% tidak mengenal sumber informasi.
Sedangkan diagnosa kepera'atan yang terdapat pada tin auan kasus% yaitu 4 +. Byeri akut
b.d refleks spasme otot sekunder terhadap hepar.

,. Eetidakefektifan alan nafas b.d gangguan fungsi pernapasan

29
Diagnosa kepera'atan yang terdapat pada tin auan teori tapi tidak terdapat pada tin auan kasus adalah 4

+. ?ntolerans aktivitas berhubungan dengan 4

Eelemahan umum 4 penurunan kekuatan ketahanan 4 nyeri.

*engalami keterbatasan aktivitas 4 depresi.

, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik 4 anoreksia% mua muntah% gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan
4 penurunan peristaltik (refleks viseral)% empedu
tertahan.

!. Eekurangan volume cairan dan diare% perpindahan area ke tiga (acites)% gangguan proses pembekuan

8. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan

. Potensial ter adi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan 4 kontak dengan pasien serta
pengelolaan alat alat.

-. ;esiko ter adinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan 6at kimia% akumulasi garam empedu dalam
aringan.

9. Eurang pengetahuan tentang kondisi% prognosis% dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah
interpretasi% tidak mengenal sumber informasi.

Diagnosa kepera'atan yang terdapat pada tin auan kasus tetapi tidak terdapat di tin auan teori 4

+. Byeri akut b.d refleks spasme otot sekunder terhadap hepar. ,.


Eetidakefektifan alan nafas b.d gangguan fungsi pernapasan
30
Diagnosa kepera'atan yang terdapat pada tin auan kasus uga terdapat pada tin auan teori adalah4 tidak terdapat
diagnosa kepera'atan yang ada di tin auan kasus terdapat pada tin auan teoritis.

C. Peren*anaan !e#era7atan

Perencanaan merupakan kelan utan dari diagnosa kepera'atan dalam rangka mengatasi masalah yang timbul.
Adapun intervensi pada tin auan kasus disesuaikan dengan fasilitas yang ada di ;umah Sakit @mum Daerah Dr.
Doris Sylvanus Palangka ;aya% secara umum intervensi yang diberikan kepada Tn. B berupa teknik relaksasi nafas
dalam.

D. Ib#lebentasi !e#era7atan

Pelaksanaan merupakan realisasai dan rencana tindakan kepera'atan dalam secara teoritis dan sesuai dengan
keadaan dan kebutuhn pasien% penetapan pelaksanaan tindakan kepera'atan yang mencakup tindakan independent
dan dependent

a. ?ndependent

Tindakan secara mandiri (independent) adalah tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesehatan dan
memenuhi kebutuhan pasien seperti 4

*enga arkan teknik relaksaasi nafas dalam kepada pasien


Eolaborasi dengan dokter rentang pemberian terapi

Eolaborasi dengan team gi6i

b. Dependent

Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana serta fasilitas ;umah Sakit @mum Daerah Dr. Doris
Sylvanus Palangka ;aya sudah memadai untuk menanggulangi masalah yang dihadapi

31
E. E;aluasi !e#era7atan

2valuasi merupakan langkah terakhir dalam tahapan proses kepera'atan evaluasi berguna

untuk menilai apakah tu uan dalam rencana kepera'atan tercapai atau tidak dievaluasi% berorientasi sesaat dimana
yang timbul dan dialami pasien serta berorientasi pada saat pasien

dira'at. Dari semua evaluasi tin auan kasus% masalah teratasi sebagian dan tindakan selan utnya adalah melan
utkan intervensi kepera'atan yang diperlukan.

BAB -

!E IMPULAN DAN ARAN

A. !esib#ulan

+. Pengka ian pasien dengan hepatitis akut akan men umpai beberapa data penting dari aspek biologi dan
psikologi. Pada hepatitis akut pada Tn. B didapatkan data antara lain 4 Byeri pada perut kanan atas (ulu hati)%
dan batuk batuk.

, #erbagai diagnosa kepera'atan dapat ter adi pada pasien Tn. B dengan penyakit hepatitis akut adalah 4 Byeri
akut b.d refleks spasme otot sekunder terhadap hepar dan ketidakefektifan alan nafas b.d gangguan fungsi
pernapasan

! Penyusunan rencana tindakan yang penulis lakukan pada Tn. B dengan penyakit hepatitis akut adalah tindakan
mandiri dan tindakan kolaborasi antara lain 4
@ntuk Diagnosa ? 4 Byeri akut b.d refleks spasme otot sekunder terhadap hepar

+. Ea i skala nyeri% lokasi dan lamanya nyeri

, Periksa TT3 pasien

!. A arkan teknik relaksasi nafas dalam

32
8. Eolaborasi dalam pemberian analgesic

@ntuk Diagnosa ?? 4 Eetidakefektifan alan nafas b.d gangguan fungsi pernapasan

+. Auskultasi bunyi nafas

, Atur posisi senyaman mungkin

! 0akukan teknik postural drainage

8. A arkan pasien teknik nafas dalam dan batuk efektif

8. Tindakan Eepera'atan

Setelah penulis melakukan pengka ian dan manganalisa pada Tn. B di ;uangAster ;umah Sakit @mum Daerah
Dr. Doris Sylvanus Palangka ;aya% penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan tindakan
kepera'atan sesuai dengan intervensi keper'atan karena didukung klien dan keluarga klien yang kooperatif.
Adapun tindakan pelaksanaan dilakukan pada Tn. B adalah 4

Pada diagnosa kepera'atan ? 4 Byeri akut b.d refleks spasme otot sekunder terhadap hepar ?mplementasi
dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana kepera'atan yang telah disusun dan disesuaikan dengan sarana
dan fasilitas rumah sakit yaitu 4 +. *engka i skala% lokasi dan lamanya nyeri

, *emeriksa TT3

! *enga arkan teknik relaksasi napas dalam

8. #erkolaborasi dalam pemberian obat


Pada diagnosa kepera'atan ? 4 Eetidakefektifan alan nafas b.d gangguan fungsi pernapasan

?mplementasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana kepera'atan yang telah disusun dan disesuaikan
dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu 4

+. *engauskultasi bunyi napas pasien

33
,. *engatur posisi senyaman mungkin

!. *elakukan teknik postural drainage pada pasien

8. *enga arkan pasien teknik nafas dalam dan batuk efektif

. 2valuasi Eepera'atan

Setelah penulis melakukan pengka ian dan menganalisa data pada Tn. B dengan hepatitis akut di ;umah Sakit
@mum Daerah Dr. Doris Sylvanus Palangka ;aya. Dilakukan setiap hari melihat hasil perubahan perubahan
pada setiap masalah klien sesuai dengan implementasi yang dibuat asuhan kepera'atan% meskipun teratasi
sebagian% namun asuhan kepera'atan yang diberikan telah banyak membantu dalam mengatasi masalah klien%
penilaian yang dilakukan dengan menggunakan S5AP (Sub ek% 5b ek% Analisa% dan Planning)

Asuhan kepera'atan yang dilakukan masih teratasi sebagian karena pada saat penulis melakukan pengka ian%
klien baru mandapat pera'atan beberapa hari sa a.

Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa kepera'atan pada kasus adalah 4 Diagnosa ? 4
Byeri akut b.d refleks spasme otot sekunder terhadap hepar 2valuasi 4

S4 Pasien mengatakan nyeri perutnya berkurang.

54 Pasien tampak lebih rileks

A4 *asalah teratasi sebagian sebagian

P4 0an utkan intervensi , dan 8

*emeriksa TT3 pasien klien

#erkolaborasi dalam pemberian obat


Diagnosa ?? 4 Eetidakefektifan alan nafas b.d gangguan fungsi pernapasan 2valuasi 4

S 4Pasien mengatakan batuknya mulai berkurang.

5 4Pasien tampak lebih rileks dan tenang.

34
A4 *asalah teratasi sebagian

P4 0an utkan intervensi +% , dan !

*engauskultasi bunyi nafas

*engatur posisi senyaman mungkin

*elakukan teknik postural drainage pada pasien.

B. aran

$. Bagi klien

Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup sehat% dan memahami perlunya men aga
kesehatan mengenai faktor faktor resiko penyakit hepatitis.

% Bagi #era7at

Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang dirasakan klien dan keluarga selama menderita
penyakit hepatitis sehingga pera'at melakukan pengka ian kepera'atan% menegakkan diagnosa kepera'atan%
membuat rencana kepera'atan% melakukan tindakan kepera'atan dan mengevaluasi Asuhan Eepera'atan Pada
Tn. B Dengan penyakit hepatitis akut di ruang Aster ;umah Sakit @mum Daerah Dr. Doris Sylvanus Palangka
;aya% sehingga ter alin ker asama yang baik sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien dan tercapailah
hasil yang maksimal.
. Bagi Ruba, akit

Sebagai bahan pedoman dalam perencanaan Asuhan Eepera'atan Pada Tn. B dengan penyakit hepatitis akut di
ruang Aster ;umah Sakit @mum Daerah Dr. Doris Doris Sylvanus Palangka ;aya.

Anda mungkin juga menyukai