Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN PADA KASUS GIGITAN HEWAN PENYEBAB RABIES


PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI TAHUN 2023

Pokok Bahasan : Penanganan Pada Gigitan Hewan Penyebab Rabies


Hari/Tanggal : Jumat, 29 September 2023
Waktu : 09.00 – 09.30 wib
Tempat : Ruang Tunggu Pasien Puskesmas Bagansiapiapi
Sasaran : Pasien yang datang berobat ke Puskesmas Bagansiapiapi

A. Tujuan Promosi Kesehatan

1. Tujuan Umum

Setelah penyuluhan ini berlangsung, diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami


tentang cara penanggulangan terhadap penyakit Rabies.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan tentang:

• Pengertian rabies

1) Menyebutkan kembali apa-apa saja penyebab rabies

2) Menyebutkan tanda-tanda penyakit rabies

3) Menyebutkan kembali bahaya dari penyakit rabies

4) Menjelaskan kembali bagaimana cara penaggulangan penyakit rabies yang tepat

B. Materi

1) Pengertian rabies

2) Penyebab rabies

3) Tanda-tanda terinfeksi rabies

4) Bahaya rabies

5) Cara penanggulangan rabies


C. Metode

1) Menyampaikan materi tentang bahaya dari virus rabies

2) Tanya jawab

D. Media

Leaflet

E. Kegiatan
N Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan pasien Media dan
o alat
1 Pembukaan 5 menit -Mengucapkan salam -Menjawab salam
-Menyampaikan -Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
dan materi yang
akan disampaikan
2 Menyam 20 -Menjelaskan -Mendengarkan dan
paikan menit pengertian dari virus memperhatikan
materi rabies -Merespon dan
-Menjelaskan mengajukan
penyebab/dampak pertanyaan
dan tanda-tanda
apabila terinverksi
virus rabies
-Menjelaskan cara
penanggulangan
terhadap gigitan
hewan penyebab
rabies
-Memberi kan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan’kepada
penyuluh dan
penyuluh menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan
3 Penutup 5 Menit -Menyampaikan -Mendengarkan dan
intisari/rangkuman memperhatikan
dari materi yang telah -Merespon sambil
disampaikan menjawab salam.
-Menutup dengan
mengucapkan salam
dan terima kasih

F. Evaluasi

1. Waktu

Di akhir kegiatan

2. Cara/ Bentuk

Lisan / tanya jawab


3. Pokok- Pokok Evaluasi

1. Peserta penyuluhan mampu melaskan kembali pengertian dari virus rabies

2. Peserta mampu menyebutkan apa-apa saja penyebab dari penyakit rabies

3. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan beberapa tanda-tanda apabila


terinfeksi virus rabies

4. Peserta tahu apa bahaya dari virus rabies

5. Peserta penyuluhan tahu bagaimana cara penanggulangan dari penyakit


virus rabies
1. Pengertian
Penyakit rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu
penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan
menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas
serta manusia yang disebabkan oleh virus rabies. Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak
yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit rabies menular
pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur
hewan penderita rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular rabies adalah anjing, oleh
karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit rabies adalah terhadap
hewan tersebut.
2. Penyebab Penyakit Rabies
Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30- 50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa
inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang
tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat. Pada 20% penderita,
rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh.
Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental,
keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan
yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan
pita suara bisa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak
yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk
minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu penderita rabies tidak dapat
minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-kadang juga disebut hidrofobia (takut air).
Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang
diketahui dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung
(Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di
Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies yang
masih tinggi. Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia
melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang
terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang
belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf
ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Selain itu, Rabies
bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus Rabies tetapi ini sangat jarang
terjadi. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara
yang mengandung virus Rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus Rabies terjadi pada
penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup
di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali
adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.
3. Ciri-Ciri Hewan Yang Terinfeksi Rabies
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak. Pada Rabies
ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam
barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati.
Pada Rabies jinak, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total,
suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan
kegalakan. Secara umum, hewan yang terinfeksi rabies akan mengaslami 3 tahapan, yaitu :
✓ Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat
menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku
(tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal
dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
✓ Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di
sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi
keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase
Paralisa.
✓ Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan
berakhir dengan kematian. Sedangkan pada manusia yang terinfeksi rabies akan
mengalami 4 stadium sakit, yaitu:
➢ Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada
penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang
meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan
pening, dan lain sebagainya.
➢ Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan
mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup,
kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis,
hiperlakrimasi.
➢ Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah
kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi
ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan
ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan
daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia
yang terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit
yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
➢ Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium
sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda
kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.

4. Pencegahan Penularan Rabies


Adapun cara-cara untuk mencegah penularan rabies antara lain :
✓ Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit rabies.
Jadilah pemelihara hewan yang baik. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan
peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi
hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan
keluarga anda.
✓ Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan
atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera
ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya. 3. Hubungi dinas peternakan
setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di
lingkungan tempat tinggal anda. 4. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak
jelas asal usulnya. 5. Amati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang
jauh. Jangan coba coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka. 6.
Jangan menjadi penyayang hewan lalu mencoba memelihara hewan liar di rumah
walaupun mereka kelihatan sangat jinak. 7. Cegah kelelawar memasukan rumah
atau tempat anda beraktifitas. 8. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit
Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan
vaksinasi Rabies.
5. Penanganan Jika Tergigit Hewan Rabies
Bila terinfeksi Rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus
dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai
terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi
beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang
diduga terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar)
segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15
menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi
selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus.
DOKUMENTASI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENANGANAN PADA KASUS GIGITAN HEWAN PENYEBAB RABIES
PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI TAHUN 2023

DAFTAR HADIR

Anda mungkin juga menyukai