Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

RABIES

OLEH :
I KOMANG TARIMBAWA
NIM. 0602105011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Penyakit Rabies


2. Sub Pokok Bahasan :
 Pengertian Rabies
 Penyebab Rabies
 Tanda dan gejala Rabies
 Cara mencegah dan menanggulangi Rabies
3. Sasaran : Keluarga pasien Rabies
4. Tempat : Ruang Triage Bedah RSUP Sanglah Denpasar
5. Hari/tanggal : Rabu, 24 November 2010
6. Tujuan Penyuluhan :
 TIU
Setelah diberikan penyuluhan tentang penyakit Rabies, diharapkan
keluarga pasien dapat mengerti, memahami dan mengetahui tentang
penyakit Rabies
 TIK
o Sasaran mampu menjelaskan dan memahami tentang pengertian
penyakit Rabies
o Sasaran mampu menjelaskan dan memahami tentang penyebab
terjadinya penyakit Rabies
o Sasaran mampu menjelaskan, memahami serta mengerti tentang tanda
dan gejala pada penyakit Rabies
o Sasaran mempu menjelaskan dan mengerti cara mencegah dan
menaggulangi penyakit Rabies
7. Rencana Kegiatan :
No. Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta Media
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Menjawab salam -
b. Perkenalan Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan
dari pertemuan
d. Kontrak waktu
2 Isi materi 15 menit a. Menjelaskan Memperhatikan Leaflet
pengertian penyakit penjelasan
Rabies perawat
b. Menjelaskan Memperhatikan
penyebab penyakit
Rabies Memperhatikan
c. Menyebutkan tanda
dan gejala penyakit Memperhatikan
Rabies
d. Menjelaskan cara
pencegahan dan
penaggulangan
penyakit Rabies
3 Penutup 10 menit a. Memberikan Menjawab -
pertanyaan lisan pertanyaan
kepada keluarga
b. Menyimpulkan Memperhatikan
kegiatan yang telah
disampaikan.
c. Memberikan salam Menjawab salam
penutup

8. Metode : Diskusi dan Tanya jawab


9. Media : Leaflet
10. Materi : Terlampir
11. Evaluasi :Dengan memberikan pertanyaan serta mengulang kembali
tentang apa yang telah dijelaskan oleh perawat.
Pertanyaan:
a. Apakah pengertian penyakit Rabies?
b. Apa penyebab penyakit Rabies?
c. Coba sebutkan tanda dan gejala penyakit Rabies?
d. Coba jelaskan cara pencegahan dan penanggulangan penyakit Rabies?
Lampiran Materi

RABIES
A. Pengertian
 Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang
menular yang disebakan oleh virus dan dapat menyerang hewan berdarah
panas dan manusia.
 Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui
gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, dan kera.
 Rabies adalah penyakit infeksius akut yang disebabkan oleh virus RNA
dengan peluru yang mempengaruhi system saraf hewan, yang dapat
dipndahkan lewat manusia lewat gigitan atau terpaparnya pada kullit luka
atau lecet oleh saliva dari hewan yang terinfeksi.

B. Penyebab
Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini
memularkan infeksi kepada hewan lainnya atu manusia melalui gigitan dan
kadang melalui jilatan. Virus akan berpindah dari tempatnya masuk melalui
saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, dimana mereka
berkembangbiak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf menuju
ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Banyak hewan yang bisa menularkan rabies kepada manusia. Yang
paling sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing; hewan lainnya yang
juga bisa menjadi sumber penularan rabies adalah kucing, kelelawar, rakun,
rubah.
Rabies pada anjing masih sering ditemukan di Amerika Latin, Afrika
dan Asia, karena tidak semua hewan peliharaan mendapatkan vaksinasi untuk
penyakit ini. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas atau rabies
jinak.
Pada rabies buas, hewan yang terkena tampak gelisah dan ganas,
kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak, sejak awal telah
terjadi kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total. Meskipun sangat-sangat
jarang, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar.

C. Gejala dan Tanda Klinis


 Tanda-Tanda Penyakit Rabies Pada Hewan Dan Manusia
Pada anjing dan kucing, penyakit Rabies dibedakan menjadi 2 bentuk ,
yaitu bentuk diam (Dumb Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies).
o Tanda-tanda Rabies bentuk diam :
a. Terjadi kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh.
b. Hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang
bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.
c. Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Hewan akan mati
dalam beberapa jam.
o Tanda-tanda Rabies bentuk ganas:
a. Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya.
b. Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak.
c. Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha
belakangnya .
d. Anak anjing menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan
menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa
jam.

 Tanda-Tanda Rabies Pada Manusia :


a. Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, tak nafsu
makan, lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah
sekitar gigitan (anjing/binatang liar tsb).
b. Gejala di atas kemudian dengan cepat diikuti hiperestesi dan
hipereksitasi mental serta neuromuskular, diikuti dengan kaku kuduk
dan kejang-kejang otot-otot yang berfungsi dalam proses menelan dan
pernafasan. Sedikit rangsangan berupa cahaya, suara, bau ataupun
sedikit cairan dapat menimbulkan reflex kejang-kejang tersebut.
c. Keadaan tersebut selanjutnya berkembang menjadi kekejangan umum
dan kematianpun umumnya terjadi pada tahap ini.

D. CARA PENGOBATAN
Jika segera dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, maka seseorang yang
digigit hewan yang menderita rabies kemungkian tidak akan menderita rabies.
Orang yang digigit kelinci dan hewan pengerat (termasuk bajing, tikus) tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut jarang
terinfeksi rabies. Tetapi bila digigit binatang buas (sigung, rakun, rubah dan
kelelawar) diperlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut
mungkin saja terinfeksi rabies.
Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan
sesegera mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan
yang dalam disemprot dengan air sabun. Jika luka telah dibersihkan, kepada
penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies
diberikan suntikan immunoglobulin rabies, dimana separuh dari dosisnya
disuntikkan di tempat gigitan.
Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies
diberikan pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28.
Nyeri dan pembengkakan di tempat suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang
terjadi reaksi alergi yang serius, kurang dari 1% yang mengalami demam
setelah menjalani vaksinasi.Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi,
maka resiko menderita rabies akan berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap
dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0 dan 2).
Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10
hari. Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia),
kejang, kelelahan atau kelumpuhan total. Meskipun kematian karena rabies
diduga tidak dapat dihindarkan, tetapi beberapa orang penderita selamat.
Mereka dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk diawasi terhadap
gejala-gejala pada paru-paru, jantung dan otak. Pemberian vaksin maupun
imunoglobulin rabies tampaknya efektif jika suatu saat penderita
menunjukkan gejala-gejala rabies.

E. PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES


a. Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit
virus atau segera setelah terjangkit. Sebagai contoh, vaksinasi bisa
diberikan kapada orang-orang yang beresiko tinggi terhadap terjangkitnya
virus, yaitu : - dokter hewan - petugas laboratorium yang menangani
hewan-hewan yang terinfeksi - orang-orang yang menetap atau tinggal
lebih dari 30 hari di daerah dimana rabies pada anjing banyak ditemukan
- para penjelajah gua kelelawar.
b. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan anjing atau binatang-
binatang liar.  Bila sudah terjadi maka binatang tersebut harus diobservasi
oleh dokter hewan untuk kemungkinan rabies. Bila binatang tersebut
menunjukkan tanda-tanda rabies atau bahkan mati dalam waktu 10 hari
maka harus dilakukan pemeriksaan  laboratorik terhadap otak binatang 
tersebut untuk memastikan diagnosa.
c. Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terpapar
virus atau segera setelah terpapar. Sebagai contoh, vaksinasi bisa
diberikan kapada orang-orang yang beresiko tinggi terhadap pemaparan
virus, yaitu :
- dokter hewan
- Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi
orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah
dimana rabies padaanjing banyak ditemukan para penjelajah gua
kelelawar.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York

Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London

Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta

Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.

Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby,


Philadelpia

Anda mungkin juga menyukai