Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN GIGITAN ANJING

KELOMPOK 16

NAMA ANGGOTA :

NI LUH GEDE MERI ANDAYANI (15C11510)


NI PUTU ESTHI SARASWATI (15C11557)
NI PUTU DARA PARMITA (15C11422)
NI KADEK AYU WITA DEWI (15C11595)
PUTU WAHYU EKA SAPUTRA (15C11467)
KADEK MEIKA WINTARI (15C11508)
NI WAYAN VIVIT LASTINAWATI (15C11594)
GUSTI AYU GITA WIRYANINGSIH (15C11559)
NI NYOMAN TRISNAYANTI (15C11593)
PUTU MERANGGI NADIA W (15C11509)
NABILA IMANIA (15C11445)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penanganan Gigitan Anjing

Sub Topik :

1. Pengertian Rabies

2. Penyebab Rabies

3. Tanda dan gejala Rabies

4. Penanganan Rabies

5. Pencegahan Rabies

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berada di IRD BRSU


Tabanan

Tempat : Ruang IRD BRSU Tabanan

Hari/Tanggal : Rabu, 3 Januari 2019

Waktu : 13.00 WITA

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat
memahami penatalaksanaan gigitan anjing
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian Rabies
b. Menjelaskan kembali penyebab Rabies
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Rabies
d. Menjelaskan kembali penanganan Rabies
e. Menjelaskan kembali pencegahan Rabies
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media
1. Leaflet

D. Tim Penyuluhan
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Notulen :
4. Observer :
5. Fasilitator :
6. Seksi Dokumentasi :

E. Tugas Tim Penyuluhan


1. Penyaji : Memimpin jalannya penyuluhan dan penyajian
materi terkait, serta memberikan umpan balik
seperti bertanya kepada peserta maupun
menjawab pertanyaan peserta.
2. Notulen : Mencatat pertanyaan dari peserta dan jawaban
dari penyaji, serta menyimpulkan hasil diskusi di
akhir sesi penyuluhan.
3. Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan, menilai
penyajian materi, keaktifan peserta, dan
menyampaikan sejauh mana peserta mengerti
dengan materi penyuluhan di akhir sesi
penyuluhan.
4. Seksi Alat : Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam
penyuluhan.

F. Materi
1. Pengertian Rabies
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang
disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf
pusat. Hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat zoonosis
artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan
menyebabkan kematian pada manusia dengan CFR (Case Fatality
Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang
terinfeksi dan disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan. (Kemenkes,
2018)
2. Penyebab Rabies
Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia
Rhabdoviridae, genus Lyssa. Virus berbentuk peluru atau silindris
dengan salah satu ujungnya berbentuk kerucut dan pada potongan
melintang berbentuk bulat atau elip (lonjong). Virus tersusun dari
ribonukleokapsid dibagian tengah, memiliki membran selubung
(amplop) dibagian luarnya yang pada permukaannya terdapat
tonjoloan (spikes) yang jumlahnya lebih dari 500 buah. Pada membran
selubung (amplop) terdapat kandungan lemak yang tinggi. Virus
berukuran panjang 180 nm, diameter 75 nm, tonjolan berukuran 9 nm,
dan jarak antara spikes 4-5 nm.
Virus peka terhadap sinar ultraviolet, zat pelarut lemak, alkohol 70
%, yodium, fenol dan klorofrom. Virus dapat bertahan hidup selama 1
tahun dalam larutan gliserin 50 %. Pada suhu 600 C virus mati dalam
waktu 1 jam dan dalam penyimpanan kering beku (freezedried) atau
pada suhu 40 C dapat tahan selama bebarapa tahun
Adapun hewan penular rabies adalah anjing, kucing, musang,
kera, anjing liar.

3. Tanda dan gejala Rabies


Gejala klinis pada manusia dibagi menjadi empat stadium.
a. Stadium Prodromal Gejala awal yang terjadi sewaktu virus
menyerang susunan saraf pusat adalah perasaan gelisah, demam,
malaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa seperti terbakar,
kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di tenggorokan
selama beberapa hari.
b. Stadium Sensoris Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai
kesemutan pada tempat bekas luka kemudian disusul dengan gejala
cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap ransangan sensoris.
c. Stadium Eksitasi Tonus otot-otot akan aktivitas simpatik menjadi
meninggi dengan gejala berupa eksitasi atau ketakutan berlebihan,
rasa haus, ketakutan terhadap rangsangan cahaya, tiupan angin atau
suara keras. Umumnya selalu merintih sebelum kesadaran hilang.
Penderita menjadi bingung, gelisah, rasa tidak nyaman dan ketidak
beraturan. Kebingungan menjadi semakin hebat dan berkembang
menjadi argresif, halusinasi, dan selalu ketakutan. Tubuh gemetar
atau kaku kejang
d. Stadium Paralis Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam
stadium eksitasi. Kadangkadang ditemukan juga kasus tanpa
gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat
progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang yang
memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.
Jika Anda mecurigai bahwa diri Anda terinfeksi, segera dapatkan
bantuan medis ke klinik, puskemas atau rumah sakit terdekat. Kadang-
kadang gigitan hewan yang terinfeksi dapat menyebabkan keracunan
darah (sepsis), infeksi lapisan dalam jantung (endokarditis) atau infeksi
lapisan luar otak (meningitis). Berikut ini merupakan tanda-tanda
tubuh yang menunjukkan adanya infeksi
a. Luka gigitan anjing terasa lebih sakit dari pertama kali
b. Luka jadi merah dan bengkak di sekitar gigitan
c. Keluar cairan atau nanah dari luka gigitan
d. Mengalami demam dengan suhu 38 ° C atau lebih, dan kondisi

tubuh menggigil (WHO, 2010)

4. Penanganan gigitan anjing atau hewan penular rabies


a. Segera cuci luka dengan air mengalir menggunakan sabun atau
detergen selama 15 menit
b. Bersihkan luka dengan NACL atau cairan infuse
c. Ikat /bebat di atas are gigitan untuk memperlambat penyebaran
virus
d. Periksa ke puskesmas/rumah sakitt terdekat
e. Laporkan ke Dinas Petternakan dan Perikanan atau Puskeswankan
Wilayah terdekat (WHO, 2009)

5. Pencegahan Rabies
Beberapa upaya di bawah ini juga dapat membantu dalam pencegahan
rabies:
a. Tetap menerima vaksin sebelum melakukan aktivitas yang berisiko
tinggi menyebabkan tertular virus rabies, meskipun pernah
divaksin.
b. Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan, seperti anjing atau
kucing.
c. Tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran di luar.
d. Melaporkan hewan-hewan liar ke lembaga yang bertanggung
jawab untuk mengawasi hewan liar.
e. Mengubur setidaknya sedalam 1 meter, atau membakar hewan
yang mati akibat rabies.
f. Menghindari kontak langsung dengan hewan liar. (Purnamasari,
2016)

G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Bagaimana penatalaksanaan gigitan anjing?

H. Kegiatan Penyuluhan

Hari/ Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga


Tanggal/Jam Kegiatan
Penyuluhan
Pembukaan 1. Memberi salam pada 1. Pasien dan
(5 Menit) pasien dan keluarga keluarga
2. Memperkenalkan
membalas
diri
salam
3. Menyampaikan
2. Pasien dan
tujuan penyuluhan
keluarga
4. Menyampaikan
mendengark
materi yang akan
an dan
disampaikan
5. Mengevaluasi memperhatik
pengetahuan pasien an
3. Pasien dan
dan keluarga
keluarga
meyebutkan
yang
diketahui
saja
Inti Menjelaskan pada pasien Pasien dan
(10 menit) dan keluarga tentang : keluarga
1. Pengertian Rabies mendengar
2. Penyebab Rabies penjelasan yang
3. Tanda dan gejala diberikan dan
Rabies keluarga
4. Penanganan Rabies bertanya tentang
5. Pencegahan Rabies hal – hal yang
belum
dimengerti.

Penutup 1. Mengevaluasi 1. Pasien dan


(5 menit) kembali dengan keluarga
mengajukan menjawab atau
pertanyaan menjelaskan
2. Mengucapkan terima
kembali
kasih atas perhatian
2. Membalas
yang diberikan
3. Memberikan salam ucapan terima
penutup kasih

3. Membalas
salam
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Perencanaan dan Penatalaksanaan Kasus


Gigitan Hewan Tersangka Rabies di Indonesia. 4th ed. Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jendral PPM & PL. Jakarta . 2000.
Infodatin. (2010). Situasi dan Analisis rabies..
file:///C:/Users/ACER/Downloads/infodatin-rabies%20(1).pdf. Diakses
pada tanggal 1 Januari 2019
Purnamasari, Lina. 2016. Pengendalian dan manajemen Rabies pada Manusia di
Area Endemik. http://www.kalbemed.com/Portals/6/21_24CPD-
8Pengendalian%20dan%20Manajemen%20Rabies%20pada
%20Manusia.pdf. Diakses pada tanggal 1 Januari 2019
Kuntazil. 2016. Penyakit rabies dan penatalaksanaannya.
https://media.neliti.com/media/publications/36792-ID-penyakit-rabies-
dan-penatalaksanaannya.pdf. diakses Pada Tanggal 31 Desember 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Tabanan, 3 Januari 2019


Mengetahui,
Kepala Diklat
Mahasiswa,

(………………………………………)

Kelompok XVI)

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik


Ruang IRD BRSU Tabanan
( Ns. Sastro Putre Gustiawan, S.Kep) (Ns. Ni Made Dewi Wahyunadi,S.Kep.,M. Kes)
NIP NIR

Anda mungkin juga menyukai