Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT RABIES

Disusun oleh :
1. Cahaya Lailla Ramadhani
2. Manzilah

SMAN 4 DEPOK
2023/2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus rabies.


Penyakit ini dapat mempengaruhi manusia dan hewan dengan menyerang sistem
saraf pusat, serta memiliki tingkat kematian yang tinggi jika tidak ditangani
dengan cepat. Beberapa waktu lalu, terdapat kasus dimana seorang anak
perempuan di Buleleng, Bali meninggal akibat terkena gigitan anjing dan
mengakibatkan rabies. Ada beberapa hal yang harus diketahui bahwa rabies tidak
hanya di bawa oleh anjing, tetapi juga hewan mamalia lain seperti kucing, monyet,
rubah dan kelelawar.1

Penyakit rabies mempunyai gejala patognomik takut air (hydrophobia) ,


t a k u t s i n a r m a t a h a r i ( photophobia), takut suara, dan takut udara (aerophobia).
Gejala tersebut disertai dengan air mata berlebihan (hiperlakrimasi), air liur
berlebihan (hipersalivasi), timbul kejang bilaada rangsangan, kemudian lumpuh
dan terdapat tanda bekas gigitan hewan penular rabies.2

B. Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan penyakit rabies ?


b. Apa penyebab dari penyakit rabies ?
c. Berapa lama masa inkubasi dan sumber penularan penyakit rabies ?
d. Apa saja gejala klinis penyakit rabies ?

1
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Tirtonegoro S, Mengenal Penyakit Rabies, diakses dari Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id), pada tanggal 24/08/2023, pukul 19.05
2
Edudetik, Makalah: Penyakit Rabies Disebabkan Oleh Virus, diakses dari Makalah: Penyakit Rabies
Disebabkan Oleh Virus - Edukasi (edudetik.com), pada tanggal 24/08/2023, pukul 19.40

2
e. Bagaimana pertolongan pertama dan penanganan jika terkena penyakit rabies
?
f. Bagaimana penyebaran penyakit rabies di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penyakit rabies.
b. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit rabies.
c. Untuk mengetahui berapa lama masa inkubasi dan sumber penularan penyakit
rabies.
d. Untuk mengetahui gejala klinis dari penyakit rabies.
e. Untuk mengetahui pertolongan pertama dan penanganan penyakit rabies.
f. Untuk mengetahui penyebaran penyakit rabies di Indonesia.

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Rabies


Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pada
manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan
melalui saliva hewan penderita rabies melalui gigitan atau luka terbuka hal tersebut
mengakibatkan peningkatan angka kejadian penularan penyakit rabies.

Virus rabies adalah single stranded RNA, berbentuk seperti peluru berukuran 180 x
75 µm. Sampai saat ini sudah dikenal 7 genotip Lyssavirus dimana genotip 1 merupakan
penyebab rabies yang paling banyak di dunia. Virus ini bersifat labil dan tidak viable bila
berada diluar inang. Virus menjadi tidak aktif bila terpapar sinar matahari,sinar
ultraviolet, pemanasan 1 jam selama 50 menit, pengeringan, dan sangat peka terhadap
pelarut alkalis seperti sabun, desinfektan, serta alkohol 70%. Reservoir utama rabies
adalah anjing domestik. (Jawetz,2010).3

3
Kunadi Tanzil, Penyakit Rabies Dan Penatalaksanaannya, diakses dari 36792-ID-penyakit-rabies-
dan-penatalaksanaannya.pdf (neliti.com), pada tanggal 24/08/2023, pukul 20.54
4
B. Penyebab Penyakit Rabies

Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus


ini umumnya masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang
terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka
terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.

Setelah memasuki tubuh, virus rabies dapat menyebar ke otak melalui sel
saraf, kemudian berkembang biak dengan cepat. Hal ini dapat
menyebabkan peradangan berat pada otak dan saraf tulang belakang.

Penting untuk diingat, virus rabies yang sudah menyerang otak dapat
memperburuk kondisi dan mempercepat kematian. Penyebaran virus ke otak bisa
terjadi lebih cepat jika pasien digigit atau dicakar hewan pada area leher atau
kepala.

Jenis hewan yang dapat membawa dan menularkan virus rabies antara lain:

• Anjing
• Kucing
• Monyet
• Kelelawar
• Rakun
• Sigung4

C. Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Penyakit Rabies

Masa inkubasi rabies, atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh
hingga menimbulkan gejala, bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini

4
Dr. Pittara, Rabies, Diakses dari Penyebab Rabies - Alodokter, pada tanggal 25/08/2023, pukul 22.17
5
adalah sekitar 3-8 minggu. Sementara itu, pada manusia, masa inkubasi umumnya
2-8 minggu. Namun, terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun.

Sumber penularan yang utama adalah anjing, kucing, dan kera. Setelah virus
masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal
di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.

Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior, tanpa


menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak, virus
akan membelah diri atau bereplikasi.

Jika virus sudah mencapai otak, virus akan menyebar luas ke semua bagian
neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan
batang otak.

Setelah bereplikasi pada neuron-neuron sentral, virus rabies akan bergerak


keseluruh organ dan jaringan tubuh. Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan
jaringan tubuh yang penting.5

D. Gejala Klinis Penyakit Rabies

Gejala awal rabies umumnya muncul 30–90 hari setelah seseorang tergigit
hewan yang terinfeksi virus rabies. Namun, pada kasus tertentu, gejala bisa
muncul dalam hitungan minggu atau bahkan tahun.

Gejala awal rabies dapat mirip dengan keluhan penyakit flu. Penderita
umumnya mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Rabies juga bisa

5
Dr. Rizal Fadli, Rabies, Diakses dari Rabies - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan | Halodoc, pada
tanggal 25/08/2023, pukul 22.30
6
menimbulkan gejala khas, seperti kesemutan, nyeri, dan gatal yang sangat
mengganggu di area gigitan.

Beberapa gejala awal rabies yang juga dapat dialami penderita adalah:

• Demam
• Lemas
• Hilang nafsu makan
• Nyeri kepala
• Menggigil
• Sakit tenggorokan
• Mual dan muntah
• Diare
• Gangguan cemas
• Gelisah
• Sulit tidur atau insomnia
• Depresi

Jika rabies tidak terdeteksi dan tidak segera ditangani, gejalanya akan
berkembang menjadi lebih parah. Gejala lanjutan ini bisa digolongkan menjadi
dua tipe, yaitu agresif dan paralitik. Berikut adalah penjelasannya.

Gejala lanjutan rabies tipe agresif :


Kebanyakan rabies yang disebabkan oleh gigitan anjing akan menimbulkan
gejala ini. Penderita dapat mengalami episode “marah”, yang ditandai dengan
gelisah, linglung, hiperaktif, muncul keinginan untuk memukul atau menggigit,
dan halusinasi.

Penderita dengan gejala ini juga dapat mengalami kram otot, detak jantung
cepat, dan napas terengah-engah. Gejala tipe ini dapat hilang timbul. Penderitanya
biasanya tidak ingat ia marah-marah.

7
Gejala lanjutan rabies tipe paralitik :

Penderita yang mengalami gejala ini akan tampak “diam”. Namun, gejala
demam dan sakit kepala menjadi lebih berat. Penderita juga akan mengalami
lumpuh yang menjalar, mulai dari area yang digigit hingga ke bagian tubuh lain.
Kematian dapat terjadi jika kelumpuhan sudah menjalar hingga ke otot napas.

Selain gejala di atas, penderita rabies juga dapat mengalami keluhan berikut:

• Produksi air liur bertambah


• Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
• Rasa takut yang berlebihan pada air (hidrofobia)
• Priapismus, yaitu ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual6

E. Pertolongan Pertama dan Penanganan Penyakit Rabies

Pertolongan pertama :

Pertolongan pertama yang bisa kamu lakukan jika baru saja tergigit hewan
yang terkena infeksi virus rabies, adalah:

1. Jika ada perdarahan atau luka terbuka, tekan area luka dengan kain
bersih atau kasa steril.
2. Bersihkan atau cuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan air
mengalir dan sabun, selama 10–15 menit.
3. Kemudian, oleskan cairan antiseptik dengan kandungan povidone
iodine atau alkohol dengan kadar 70 persen ke area luka.
4. Segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan
lebih lanjut.

6
Dr. Pittara, Gejala Rabies, Diakses dari Gejala Rabies - Alodokter, pada tanggal 25/08/2023, pukul
22.05
8
Di rumah sakit, dokter biasanya akan memeriksa dan membersihkan luka
gigitan atau cakaran. Lalu, dokter akan memberi serum dan vaksin rabies. Dengan
tujuan untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus ini, agar infeksi
pada otak dapat kamu cegah.7

Penanganan Penderita Rabies :

1. Penderita tersangka rabies segera dirujuk ke rumah sakit.


2. Sebelum dirujuk, penderita diinfus dengan cairan Ringer laktat
atau NaCl 0,9%. Kalau perlu berikan antikonvulsan dan sebaiknya
penderita difiksasi selama di perjalanan. Waspadai tindak-tanduk
penderita yang tidak rasional dan kadang-kadang maniakal disertai
saat-saat respons.
3. Di rumah sakit penderita dirawat di ruang isolasi.
4. Tindakan medik dan pemberian obat-obatan simptomatis dan
suportif termasuk antibiotika bila diperlukan
5. Untuk menghindari adanya kemungkinan penularan dari penderita,
maka sewaktu menangani penderita rabies handaknya dokter dan
paramedik memakai sarung tangan, kacamata (goggle) dan masker
serta malakukan fiksasi penderita di tempat tidurnya.
6. Jika petugas medis atau paramedis yang merawat penderita rabies,
belum pernah mendapatkan vaksin anti rabies dan tidak memakai
alat pelindung diri kemudian terkena muntahan atau saliva dari
penderita pada kulit terbuka atau mukosa mulut/mata maka
disarankan untuk mendapatkan tatalaksana pencegahan rabies8

7
Dr. Rizal Fadli, Rabies, Diakses dari Rabies - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan | Halodoc, pada
tanggal 25/08/2023, pukul 22.50
8
KEMENTERIAN KESEHATAN RI, BUKU SAKU RABIES PETUNJU TEKNIK
PENTALAKSANAAN KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES DI INDONESIA, Diakses dari
447acef9c1dfbe1e72920ac9d32d389d.pdf (kemkes.go.id), pada tanggal 26/08/2023, pukul 02.30
9
F. Penyebaran Penyakit Rabies di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, ada 57.257 kasus gigitan hewan


penular rabies (GHPR) di Indonesia sepanjang 2021. Jumlah tersebut menurun 30,71%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 82.634 kasus.

Meski jumlah kasusnya menurun, telah ada 62 kematian akibat rabies sepanjang
tahun lalu. Jumlah itu meningkat 55% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 40
kasus kematian akibat rabies.

Kalimantan Barat menjadi provinsi dengan kematian rabies terbanyak hingga 13


kasus. Posisinya disusul oleh Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Utara yang masing-
masing mencatatkan kematian akibat rabies sebanyak 10 kasus dan 9 kasus.

Demi mencegah penyebaran penyakit tersebut di dalam negeri, Kemenkes telah


memberikan vaksin antirabies (VAR) hingga 42.773 dosis pada 2021. Hanya saja, jumlah
tersebut turun 24,69% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 56.797
dosis.9

9
Shilvina Widi, Indonesia Terjangkit 57.257 Kasus Penyakit Rabies pada 2021, Diakses dari
Indonesia Terjangkit 57.257 Kasus Penyakit Rabies pada 2021 (dataindonesia.id), pada tangal
26/08/2023, pukul 14.30
10
PENUTUP

Penyakit rabies merupakan penyakit menular yang serius dan mematikan yang
disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai spesies
hewan, termasuk manusia, dan ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi.
Rabies memiliki gejala yang progresif, termasuk gangguan saraf, agitasi, dan
kejang, dan pada akhirnya hampir selalu berujung pada kematian setelah
munculnya gejala klinis.

Vaksinasi hewan peliharaan dan strategi pengendalian populasi hewan liar


merupakan komponen penting dalam upaya pencegahan penyakit rabies.
Pendidikan masyarakat juga berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang
risiko rabies dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Meskipun vaksinasi dan
pengendalian populasi hewan liar telah berhasil mengurangi kasus rabies di
beberapa wilayah, tantangan seperti kurangnya akses terhadap vaksin di daerah
terpencil dan masalah logistik dalam pelaksanaan program pengendalian tetap
menjadi hambatan.

Penelitian terus berlanjut untuk memahami lebih dalam tentang mekanisme


penyebaran virus rabies, serta untuk mengembangkan metode diagnostik yang
lebih cepat dan akurat serta pengobatan yang lebih efektif. Kerjasama global antar
negara dan organisasi adalah kunci dalam mengatasi tantangan yang terkait dengan
penyakit rabies, mengingat sifat lintas batas dari penyakit ini.

Dengan demikian, memerangi penyakit rabies memerlukan pendekatan


komprehensif yang melibatkan pendidikan masyarakat, vaksinasi hewan,
pengendalian populasi hewan liar, dan penelitian berkelanjutan. Upaya ini tidak
hanya akan melindungi kesehatan manusia dan hewan, tetapi juga akan membantu
mengurangi beban penyakit ini pada tingkat global.

11
DAFTAR PUSTAKA

Edudetik. (2014, Mei Kamis). Makalah: Penyakit Rabies Disebabkan Oleh Virus. Retrieved
from Edudetik: https://www.edudetik.com/2014/05/makalah-penyakit-rabies-disebabkan-
oleh.html

Fadli, R. (2023, Juni). Rabies. Retrieved from Halodoc:


https://www.halodoc.com/kesehatan/rabies

KESEHATAN, K. (2019). BUKU SAKU RABIES PETUNJUK TEKNIS PENATALAKSANAAN KASUS


GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES DI INDONESIA. Retrieved from KEMKES.GO.ID:
https://ayosehat.kemkes.go.id/pub/files/447acef9c1dfbe1e72920ac9d32d389d.pdf

Pittara. (2023, Maret). Gejala Rabies. Retrieved from Alodokter:


https://www.alodokter.com/rabies/gejala

Pittara. (2023, Maret). Rabies. Retrieved from alodokter:


https://www.alodokter.com/rabies/penyebab

Tanzil, K. (2014). PENYAKIT RABIES DAN PENATALAKSANAANNYA. Retrieved from Neliti:


https://media.neliti.com/media/publications/36792-ID-penyakit-rabies-dan-
penatalaksanaannya.pdf

Tirtonegoro, S. (2023, Juni Senin). Mengenal Penyakit Rabies. Retrieved from KEMENTERIAN
KESEHATAN: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2531/mengenal-penyakit-
rabies

Widi, S. (2022, September). Indonesia Terjankit 57.257 Kasus Penyakit Rabies pada 2021.
Retrieved from DataIndonesia.id: https://dataindonesia.id/ragam/detail/indonesia-
terjangkit-57257-kasus-penyakit-rabies-pada-2021

12

Anda mungkin juga menyukai