Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN
NEFRITIS LUPUS

Dosen Pembimbing :
Puteri Indah Dwipayanti, S.Kep.,Ns,M.Kep

Disusun Oleh :
Rizcha Arfaresy 0118034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asuhan keperawatan Nefritis Lupus” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Mojokerto, 20 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................4
1. Latar Belakang .........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
3. Tujuan ...................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................6
A. Konsep Medis Nefritis Lupus ................................................................................6
1. Definisi Nefritis Lupus .....................................................................................6
2. Etiologi Nefritis Lupus .....................................................................................6
3. Manifestasi Nefritis Lupus ................................................................................7
4. Patofisiologi Nefritis Lupus ..............................................................................8
5. Pathway Nefritis Lupus ....................................................................................8
6. Pemeriksaan Diagnostik Nefritis Lupus............................................................9
7. Penatalaksanaan Nefritis Lupus ......................................................................9
B. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................................10
1. Pengkajian ........................................................................................................10
2. Diagnosa ..........................................................................................................12
3. Intervensi ..........................................................................................................12
4. Implementasi ..................................................................................................16
5. Evaluasi ..........................................................................................................16
BAB III PENUTUP .......................................................................................................17
1. Kesimpulan ............................................................................................................17
2. Saran ......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................18

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Nefritis Lupus adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker.
Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang
penyakit lupus mencapai 5 juta orang, dan lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap
tahunnya. Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat.
Namun, apa jadinya jika kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat.
Penyakit lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih.
Penyakit lupus masih sangat awam bagi masyarakat. Penyakit Lupus biasanya
menyerang wanita produktif. Meski kulit wajah penderita Lupus dan sebagian tubuh lainnya
muncul bercak-bercak merah, tetapi penyakit ini tidak menular. Terkadang kita meremehkan
rasa nyeri pada persendian, seluruh organ tubuh terasa sakit atau terjadi kelainan pada kulit,
atau tubuh merasa kelelahan berkepanjangan serta sensitif terhadap sinar matahari. Semua
itu merupakan sebagian dari gejala penyakit Lupus.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Nefritis Lupus ?
2. Bagaimana etiologi Nefritis Lupus ?
3. Bagaimana manifestasi klinik Nefritis Lupus ?
4. Bagaimana patofisiologis Nefritis Lupus ?
5. Bagaimana pathway Nefritis Lupus ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Nefritis Lupus ?
7. Bagaimana penatalaksanaan Nefritis Lupus ?
8. Bagaimana Kosep Asuhan Keperawatan Nefritis Lupus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Nefritis Lupus
2. Untuk mengetahui etiologi Nefritis Lupus
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik nefritis lupus
4. Untuk mengetahui patofisiologi nefritis lupus

4
5. Untuk mengetahui pathway Nefritis Lupus
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Nefritis Lupus
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Nefritis Lupus
8. Untuk mengetahui konsep Asuhan Keperawatan Nefritis Lupus

5
BAB 2

TINJAUAN TEORI

 KONSEP MEDIS NEFRITIS LUPUS


A. Definisi Nefritis Lupus
Nefritis lupus adalah inflamasi/radang pada ginjal yang disebabkan oleh penyakit
lupus dan merupakan salah satu gejala lupus yang paling serius. Pada nefritis lupus, sistem
imun menyerang ginjal sehingga fungsi ginjal menjadi terganggu. Lupus nefritis secara
histologi terlihat pada kebanyakan pasien dengan lupus eritematosus sistemik (SLE), bahkan
mereka tanpa manifestasi klinis dari penyakit ginjal.
Mengevaluasi fungsi ginjal pada pasien SLE adalah penting karena deteksi dini dan
pengobatan keterlibatan ginjal secara signifikan dapat meningkatkan fungsi ginjal (Brent &
Batuman, 2011). Nefritis Lupus adalah peradangan ginjal yang disebabkan oleh lupus
eritematosus sistemik (SLE). SLE merupakan penyakit autoimun-gangguan di mana sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel dan organ tubuh sendiri.
B. Etiologi Nefritis Lupus
Nefritis lupus tentunya disebabkan oleh penyakit lupus diduga dipengaruhi beberapa faktor
seperti:
 Kelainan Genetic
Sekitar 20-30 % genetic rentan terhadap peyakit Nefritis Lupus.
 Infeksi bakteri, virus, jamur, parasite
 Bahan kimia
Mengonsumsi obat-obatan yang berlebihan dan mengonsumsi alkohol
 Lingkungan
Paparan sinar matahari yang berlebihan, polusi udara dan merokok
C. Manifestasi Klinis
 Kenaikan berat badan yang berhubungan dengan bengkak (edema) akibat
ketidakmampuan ginjal untuk membuang cairan tubuh.
 Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
 Air seni bercampur darah sehingga berwarna pink atau coklat tua
 Air seni berbusa karena adanya protein
6
 Buang air kecil berulang pada malam hari
 Sakit kepala dan pusing
 Mual muntah
 Sesak napas
D. Patofisiologis
Pada manusia normal, sistem kekebalan tubuh biasanya akan membuat anti-bodi
yang fungsinya melindungi tubuh dari berbagai macam serangan virus, kuman, bakteri
maupun benda asing lainnya (anti-gen). Pada lupus, produksi anti-bodi yang seharusnya
normal menjadi berlebihan. Akibatnya, anti-bodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang
virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, tetapi justru menyerang sistem kekebalan sel
dan jaringan tubuhnya sendiri. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam
tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh
yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas
Nefritis lupus terjadi karena daya tahan tubuh yang seharusnya memerangi kuman,
justru menyerang sel dan jaringan di ginjal, sehingga terjadi kerusakan pada organ ini. Pada
tahap awal, nefritis lupus akan menyebabkan kemampuan penyaringan (filtrasi) ginjal
menurun. Akibatnya protein akan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah banyak. Kondisi
ini akan mengakibatkan tubuh kekurangan protein dan memicu pembengkakan pada tungkai
maupun wajah. Pada saat fungsi ginjal terganggu akan menyebabkan respon RAA terganggu
dan penderita akan mengalami kelebihan volume cairan didalam tubuhnya.
Pada penderita Nefritis Lupus akan terjadi penurunan curah jantung dan akan terjadi
hipertensi, penurunan curah jantung disebabkan karena ketidakadekuatan jantung untuk
memompa darah keseluruh tubuh. Penyakit lupus harus segera ditangani dan dikontrol
dengan baik. Bila dibiarkan, nefritis lupus akan terus merusak ginjal dan bisa menyebabkan
terjadinya gagal ginjal. Akibatnya, penderitanya harus melakukan cuci darah atau
transplantasi ginjal.

7
E. Pathway

Lingkungan (cahaya
matahari dan polusi Obat-obatan
Genetik udara )
(hidralazin,prokamidin,
isorizid, kloropmazin

Sistem kekebalan
tubuh tergganggu

Nefritis Lupus

FungsiGinjal
Terganggu

Filtrasi Ginjal Respon RAA hipertensi


Terganggu terganggu

Beban Jantung
Hematuria dan Retensi Meningkat
Proteinuria Natrium

Hipertrofi Jantung
Eliminasi Urine Pembekakan
Terganggu

Payah Jantung

Hipervolemia

Penurunan
Curah Jantung

8
F. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah: untuk menilai fungsi ginjal yaitu dengan melihat kadar zat hasil
metabolisme dalam darah. Jika zat-zat tersebut (contoh: kreatinin, ureum) kadarnya
tinggi dalam darah, berarti ginjal gagal untuk membuang zat tersebut, sehingga dapat
disimpulkan kemungkinan adanya penurunan fungsi ginjal.
 Pemeriksaan urine: biasanya untuk melihat adanya darah dan protein dalam urin, yang
normalnya tidak ikut tersaring ke dalam urin. Jika positif terdapat darah dan protein,
artinya terdapat penurunan fungsi ginjal.
 EKG : untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis dan
aritmia
 USG: untuk melihat gambaran bentuk dan ukuran ginjal
 Biopsi: semua pasien dengan gejala dan hasil pemeriksaan laboratorium yang
menunjukkan nefritis lupus harus menjalani biopsi. Biopsi bertujuan untuk menentukan
klasifikasi derajat lupus nefritis. 
G. Penatalaksaan
 Farmakologi
1. Kortikosteroid (umumnya prednison) dan obat penekan sistem imun lain seperti
mikofenolat, rituximab, azathioprine, mofetil, siklofosfamid. Obat-obatan ini
berfungsi untuk mengurangi kerusakan ginjal akibat sistem imun
2. Obat anti hipertensi: untuk mengontrol tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi
yang tidak terkontrol dapat menyumbang kerusakan ginjal. Selain untuk tekanan
darah, obat anti hipertensi juga dapat mengurangi protein yang terbuang bersama urin
3. Diuretik: untuk membuang kelebihan cairan tubuh sehingga bengkak berkurang.
Selain itu, obat ini juga dapat menurunkan tekanan darah yang disebabkan oleh
penumpukan cairan dalam tubuh.
4. Pengaturan pola makan: dengan mengurangi konsumsi garam dan protein sehingga
tidak memperberat kerja ginjal
 Non Farmakologi
Diberikan terapi jika tidak ada hasil dan telah terjadi gagal ginjal :

9
1. Cuci darah atau hemodialisis: untuk menggantikan kerja ginjal membuang sisa-sisa
metabolisme dalam darah
2. Transplantasi ginjal. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ginjal yang baru
juga akan diserang oleh sistem imun.

 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Anamesa
Nama : Ny S
Umur : 21 tahun (Rentan pada usia 20-24 tahun)
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan (Rentan terjadi pada wanita)
No RM : -
Diagnosa : Nefritis Lupus
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat pengkajian. Pada nefritis
lupus klien akan mengeluh sakit kepala, air kencing bercampur dengan darah dan buang
air kecil berulang pada saat malam hari.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji tentang riwayat penyakit dahulu apakah pernah menderita penyakit ginjal
yang serius atau mengidap penyakit autoimun lainnya.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Perlu dikaji gejala yang dialami klien misalnya sesak nafas, pusing, mual dan muntah.
Kaji mulai kapan keluhan dirasakan dan keluhan yang menyertai.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakityang sama
atau penyakit autoimun yang lain.
6. Pemeriksaan Fisik
 Tanda-Tanda Vital (TTV)
 Respirasi : Meningkat
 Tekanan Darah : Hipertensi
 B1 (Breathing)
10
 Inspeksi : Adanya pernafasan Kusmaul
 Palpasi : Adanya nyeri tekan pada saat inspirasi
 Auskultasi : Ada suara nafas tambahan
 B2 (Blood)
 Inspeksi : Wajah memerah
 Palpasi : Nyeri dada dan Akral dingin
 Auskultasi : Adanya palpitasi (jantung berdegup kencang)
 B3 (Brain)
 Inspeksi : Penurunan kesadaran
 Palpasi : Nyeri otot dan kram otot
 B4 (Bladder)
 Inspeksi : Air seni berbusa, Air seni bercampur darah dan terjadi penurunan
urine > 400 ml
 B5 (Bowel)
 Inspeksi : Mual dan muntah
 B6 (Bone)
 Palpasi : Kram otot, myeri panggul dan ketebatasan gerak sendi
7. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan urine
 EKG
 USG
 Biopsi
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Retensi natrium Hipervolemia
 Pasien
mengatakan Pembekakan
sulit bernafas
 Pasien Hipervolemia
mengatakan
sesak nafas
DO :
 Edema
11
 BB meningkat
2 DS : Filtrasi Ginjal Terganggu Gangguan eliminasi
 Pasien urine
mengatakan Hematuria dan Proteinuria
sering BAK
DO : Gangguan eliminasi urine
 Distensi
kandung kemih
3 DS : Hipertensi Penurunan curah
 Pasien jantung
mengatakan Beban jantung meningkat
cepat lelah
 Pasien Payah jantung
mengatakan
sulit bernafas Penurunan curah jantung
 Pasien
mengatakan
sesak nafas
DO :
 Tekanan darah
meningkat
B. Diagnosa
1. Hipervolemia berhubungan dengan retensi natrium
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan hematuria dan proteinuria
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan payah jantung
C. Intervesi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Hipervolemia Setelah dilakukan 1. Manajemen Hipervolemia
tindakan keperawatan  Observasi
selama 1×24 jam  Monitor intake dan output
hipervolemia cairan
membaik dengan  Monitor kecepatan infus
kriteria hasil : secara ketat
12
 Berat badan  Terapeutik
membaik  Timbang BB setiap hari.
 Tebal lipatan  Batasi asupan cairan.
kulit membaik  Edukasi
 Indeks massa  Ajarkan cara membatasi
tubuh membaik cairan.
2. Manajemen Berat Badan
 Observasi :
Identifikasi kondisi kesehatan
pasien yang dapat
mempengaruhi BB
 Terapeutik
 Hitung BB ideal pasien.
 Hitung persentase lemak
 Menetukan target BB yang
realistis.
 Edukasi
 Jelaskan hubungan antara
asupan makanan, aktivitas
fisik, penambahan Bb
 Jelaskan faktor BB
berlebih
 Anjurkan melakukan
asupan makanan dan
perubahan BB
3. Manajemen Nutrisi
 Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi kebutuhan
kalori
 Monitor asupan makan
 Monitor BB

13
 Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrien yang
dibutuhkan
2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Manajemen Eliminasi Urine
Eliminasi Urine tindakan keperawatan  Observasi
1×24 jam gangguan  Identifikasi tanda dan
eliminasi urine gejala retensi atau
membaik dengan inkontinensia urine
kriteria hasil :  Identifikasi faktor yang
 Distensi menyebabkan retensi urine
kandung kemih atau inkontinensia urine
membaik  Monitor eliminasi urine
 Hasitancy  Terapeutik
membaik  Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
 Batasi asupan cairan (jika
perlu)
 Edukasi
 Ajarkan tanda dan gejala
ISK
 Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
 Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
supositoria uretra (jika perlu)
3 Penurunan Curah Setelah dilakukan 1. Manajemen alat pacu jantung
Jantung tindakan keperawatan sementara
14
selama 3 jam  Observasi
penurunan curah  Identifikasi indikasi
jantung menutun pemasangan alat pacu
dengan kriteria hasil : jantung sementara.
 Palpitasi  Periksa sirkulasi perifer
menurun  Monitor irama jantung
 Dipsnea berkelanjutan jika perlu
menurun  Terapeutik
 Berat badan  Siapkan alat pacu jantung
menurun yang dipilih
 Edema menurun  Fasilitasi pemasangan alat
pacu jantung
 Analisis kemajuan pompa
jantung setelah
pemasangan alat pacu
jantung sementara
 Edukasi
 Jelaskan indikasi, fungsi
dan komplikasi alat pacu
jantung.
 Ajarkan tindakan
pencegahan gangguan alat
pacu jantung
 Kolaborasi pemeriksaan
rotgen dada setelah alat pacu
jantung sementara

D. Implementasi

15
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kagiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994 dalam
Potter & Perry, 2011)
E. Evaluasi
Evaluasi keparawatan adalah menilai jalannya pelaksanaan proses keperwatan sesuai
dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Nefritis Lupus adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker.
Nefritis lupus adalah inflamasi/radang pada ginjal yang disebabkan oleh penyakit lupus dan
merupakan salah satu gejala lupus yang paling serius. Pada nefritis lupus, sistem imun
menyerang ginjal sehingga fungsi ginjal menjadi terganggu.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/462/400

Diakses : Maret 2020

https://www.sehatq.com/penyakit/nefritis-lupus

Diakses : Maret 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Nefritis

Diakses : Maret 2020

https://www.klikdokter.com/penyakit/lupus-nefritis

Diakses : Maret 2020

https://www.scribd.com/doc/258789470/Makalah-Lupus-Neftitis-Autosaved

Diakses : Maret 2020

https://www.academia.edu/7114932/Makalah_penyakit_lupus

Diakses : Maret 2020

https://www.academia.edu/38153956/ASKEP_SLE_.doc

Diakses : Maret 2020

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.


jakarta: dewan pengurus pusat persatuan perawat Indonesia.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.


Cetakan II.jakarta: dewan pengurus pusat persatuan perawat indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai