Anda di halaman 1dari 5

WOC KANKER KOLON

Faktor Predisposisi

Faktor genetik Usia > 40 thn Kolitis ulseratif, Merokok Konsumsi makanan yang
penyakit Crohn rendah serat, banyak
lemak dan protein
Metilasi abnormal Fungsi organ
dari DNA Zat nikotin, tar,
sumber karsinogenik Material pembentukan
Peristaltik usus fases tidak lembut
Displasia
Masuk ke dalam
saluran pernafasan Bahan makanan,
Metaplasia penurunan abs. air,
vitamin, ekskresi mineral, cairan, elektrolit
mucus, dan feses menumpuk di usus
Hyperplasi Berdifusi bersama O2
a & masuk ke dalam
Tertampung tubuh Obstruksi usus
Preoplasia
dlm kolon
Menuju kolon
perubahan metaplasia
Terpapar dengan pada dinding kolon
sel karsinogen Penurunan
peristaltik usus

Meningkatkan sel Sel-sel ganas dalam


karsinogen Penurunan abs. Vit, lemak, usus besar terinfasif
air, natrium, & klorida

Ekskresi mukus
dan feses
Tertumpuk dalam
Resiko infeksi -Stadium 1 colon

-Stadium 2
perawatan luka tdk Luka pasca bedah Terpapar dengan
intensif, -Stadium 3 sel karsinogen
Port de entree Pasca -Stadium 4
pembedahan Meningkatkan sel
Kerusakan Supresi karsinogen
Intervensi bedah Obstruksi pada
integritas kulit jaringan kulit
kolostomi kolon sigmoid
Kanker Kolon
Gangguan citra diri
Konstipasi feses tertahan
Intervensi radiasi
Rambut Meningkatnya Invasi jaringan dan efek
dan kemoterapi
rontok kepekaan sel-sel kompresi oleh tumor
(kebotakan) rambut

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Metastase melalui Aliran balik ke vena Kompresi saraf Infiltrasi langsung Anoreksia Kerusakan jaringan
system sirkulasi hemoroidalis lokal ke kandung kemih vascular lokal
Asupan nutrisi
Vasodilatasi Nyeri dangkal abdominal tidak adekuat
Masuk ke paru & Merusak jaringan Perdarahan
merusak jaringan paru di kandung kemih intestinal feses
Hemoroid Nyeri Defisit Nutrisi bercampur darah
Fungsi paru Tekanan Fungsi kandung
menurun kemih menurun
Ca. Paru Pembuluh Anemia
darah pecah

Kematian Kelemahan
BAB bercampur
darah
Aspek Intoleransi
psikososial Aktivitas
Resiko
Hipovolemi
Diagnosa kanker dan
rencana pembedahan

Gangguan respon
psikologik

Gelisah, cemas

Ansietas
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan MANAJEMEN NUTRISI
PENCEGAHAN INFEKSI MANAJEMEN NYERI
PERAWATAN INTEGRITAS
Observasi
KULIT Observasi:
Observasi: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Monitor tanda dan gejala 1. Identifikasi status nutrisi durasi, frekuensi, kualitas,
infeksi lokal dan sistemik Observasi: 2. Identifikasi alergi dan intoleransi intensitas nyeri, skala nyeri
1. Identifikasi penyebab gangguan makanan 2. Identifikasi respons nyeri non
Terapeutik:
integritas kulit 3. Identifikasi perlunya verbal
2. Batasi jumlah pengunjung
Terapeutik: penggunaan selang nasogastric 3. Identifikasi faktor yang
3. Beriakan perawatan kulit pada
4. Monitor asupan makanan memperberat dan memperingan
area edema 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah 5. Monitor berat badan nyeri
4. Cuci tangan sebelum dan baring Terapeutik: 4. Monitor efek samping
setelah kontak dengan pasien 3. Gunakan produk berbahan
dan lingkungan pasien 6. Lakukan oral hygiene sebelum penggunaan analgetik
petrolium atau minyak pada makan, jika perlu Terapeutik
5. Pertahankan teknik aseptik
kulit kering 7. Sajikan makanan secara menarik 1. Berikan teknik nonfarmakologis
pada pasien berisiko tinggi
4. Hindari produk berbahan dasar dan suhu yang sesuai untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi
alkohol pada kulit 8. Hentikan pemberian makanan 2. Kontrol lingkungan yang
6. Jelaskan tanda dan gejala
Edukasi melalui selang nasogastric jika memperberat rasa nyeri (mis.
infeksi
5. Anjurkan menggunakan asupan oral dapat ditoleransi suhu ruangan, pencahayaan,
7. Ajarkan cara mencuci tangan
Edukasi kebisingan)
yang benar pelembab
8. Ajarkan etika batuk 9. Anjurkan posisi duduk, jika 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Anjurkan minum air yang
9. Ajarkan cara memeriksa mampu Edukasi
cukup 10. Ajarkan diet yang diprogramkan
kondisi luka atau luka operasi 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
7. Anjurkan meningkatkan asupan 11. Kolaborasi
10. Anjurkan meningkatkan pemicu nyeri
nutrisi 12. Kolaborasi dengan ahli gizi 2. Jelaskan strategi meredakan
asupan cairan dan nutrisi
8. Anjurkan menghindari terpapar untuk menentukan jumlah kalori nyeri
Kolaborasi
suhu ekstrem dan jenis nutrien yang 3. Anjurkan menggunakan
11. Kolaborasi pemberian
9. Anjurkan mandi dan dibutuhkan analgetik secara tepat
imunisasi, jika perlu
menggunkan sabun secukupnya 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
MANAJEMEN ENERGI REDUKSI ANSIETAS
Observasi:
Observasi Observasi:
1. Identifikasi saat tingkat ansietas 1. Periksa tanda dan gejala
1. Identifikasi gangguan fungsi
berubah hipovolemia
tubuh yang mengakibatan
2. Identifikasi kemampuan 2. Monitor intake dan output cairan
kelelahan Terapeutik:
mengambil keputusan
2. Monitor kelelahan fisik dan 3. Hitung kebutuhan cairan
3. Monitor tanda-tanda ansietas
emosional Terapeutik: 4. Berikan posisi modified
3. Monitor pola dan jam tidur 4. Ciptakan suasana teraupetik Trendelenburg
4. Monitor lokasi dan untuk menumbuhkan 5. Berikan asupan cairan oral
ketidaknyamanan selama kepercayaan Edukasi:
melakukan aktivitas 5. Temani pasien untuk 6. Ajurkan keluarga
Terapeutik mengurangi kecemasan, jika memberbanyak asupan cairan
5. Sediakan lingkungan nyaman memungkinkan
oral
6. Pahami situasi yang membuat
dan rendah stimulus Kolaborasi:
ansietas
6. Lakukan latihan rentang gerak 7. Dengarkan dengan penuh 7. Kolaborasi pemberian cairan IV
pasif atau aktif perhatian isotonis (mis. NaCl, RL)
7. Berikan aktivitas distraksi yang 8. Gunakan pendekatan yang 8. Kolaborasi pemberian cairan IV
menenangkan tenang dan meyakinkan hipotonis (mis, glugosa 2,5%)
8. Fasilitas duduk di sisi tempat 9. Motivasi mengidentifikasi 9. Kolaborasi pemberian cairan
tidur, jika tidak dapat berpindah situasi yang memicu kecemasan koloid (mis. Albumin)
atau berjalan Edukasi
Edukasi 10. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
9. Anjurkan tirah baring 11. Informasikan secara faktual
10. Anjurkan melakukan aktivias mengenai diagnosis, pengobatan,
secara bertahap dan prognosis
11. Ajarkan strategi koping untuk 12. Anjurkan keluarga untuk tetap
mnegurangi kelelahan bersama pasien
Kolaborasi 13. Latih kegiatan pengalihan untuk
12. Kolaborasi dengan ahli gizi mengurangi ketegangan
tentang cara meningkatkan 14. Latih teknik relaksasi
asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai