OLEH :
NORBERTUS R. RATRIGIS
PROGRAM PASCASARJANA
2018
i Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat penyertaan-
Nya makalah tentang “Kerangka Intervensi Stunting Pada Balita” selesai disusun. Tidak lupa kami
juga menyampaikan terima kasih atas dukungan sahabat dan keluarga yang membantu dalam
penyelesaian tulisan ini.
Harapan kami semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan juga menambah pengetahuan
tim penulis yang sedang melaksanakan perkuliahan pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Kupang.
Akhirnya karena keterbatasan pengetahuan penulis, kritik dan saran kami harapan untuk
menyempurnakan tulisan ini.
Penulis
ii Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
DAFTAR ISI
iii Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
tepat. Berdasarkan alasan tersebut, tulisan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang masalah
pendek berskala dunia, nasional, permasalahan yang terkini, serta solusinya berdasarkan kajian
dari literature, penelitian, disertasi yang diperoleh penulis.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan gambaran besaran masalah stunting secara global maupun di Indonesia
dan intervensi yang tepat.
b. Tujuan Khusus
1. Memberikan gambaran besaran masalah stunting baik secara global maupun di
Indoenesia.
2. Memberikan gambaran dampak stunting.
3. Memberikan gambaran tentang penyebab dan factor resiko stunting.
4. Rekomendasi intervensi yang tepat berbasis bukti dan pengalaman dalam
penanganan stunting.
1.4 Manfaat
Manfaat kajian ini adalah sebagai salah satu referensi baik bagi pemerintah, lembaga donor,
lembaga swadaya masyarakat dalam upaya penanggulangan stunting baik secara global maupun
di Indonesia.
2 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
BAB II
METODE
Metode yang digunakan pada kajian ini adalah melakukan review berbagai literatur hasil
penelitian di dunia dan Indonesia serta menyajikan dalam suatu rangkaian infromasi meliputi
besaran masalah, dampak, factor resiko dan rekomendasi intervensi stunting yang efektif dan
efisien.
3 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Indonesia selama tahun 2013 hingga 2018 prevalensi stunting menurun dari 37,2 %
menjadi 30,8%. Hal ini artinya masih ada 7,5 juta anak balita mengalami stunting. Propinsi Nusa
4 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
Tenggara Timur adalah propinsi dengan prevalensi stunting tertinggi yakni 42,6%, sedangkan
Propinsi DKI Jakarta yaitu 17,7%.(Riset Kesehatan Dasar/ Riskesdas 2018)
Gambar 3. Prevalensi Stunting menurut propinsi di Indonesia
5 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
Gambar 4. Dampak Buruk Stunting
Sumber: Diolah dari The World Bank; An Investment Framework For Nutrition(2016)
Dari hasil penelitian, berikut dampak buruk baik jangka pendek dan panjang pada
balita stunting, antara lain:
1. Meningkatkan Mortalitas dan Morbiditas
Stunting melibatkan beberapa perubahan patologis yang ditandai oleh hambatan
pertumbuhan yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas dan menurunkan potensi
fisik, perkembangan saraf, dan kapasitas ekonomi (Prendergast dan Humphrey 2014).
Malnutrisi dalam bentuk stunting, wasting, retardasi pertumbuhan janin, menyusui
suboptimum, dan defisiensi mikronutrien adalah penyebab mendasari sekitar 45 persen
dari kematian anak-anak di bawah usia lima tahun dan seperlima dari kematian ibu di
negara berkembang (Black et al. 2013). Selain itu, berat badan lahir rendah yang rendah
dan praktek menyusui yang kurang optimal adalah salah satu penyebab utama kematian
neonatal (Black et al. 2013).
Dalam beberapa penelitian besar yang ditinjau oleh Prendergast dan Humphrey
(2014), hubungan yang jelas dapat dilihat antara z-skor tinggi badan dan morbiditas.
Anak-anak dengan pertumbuhan linear yang buruk 1,5 kali lebih mungkin untuk tertular
infeksi pernafasan dan diare; anak-anak dengan stunted yang parah lebih dari enam kali
lebih mungkin untuk kontrak kondisi ini. Anak-anak yang sangat stunted juga memiliki
peningkatan risiko kematian tiga kali lipat dari infeksi lain seperti sepsis, meningitis,
tuberkulosis, hepatitis, dan selulitis (Prendergast dan Humphrey 2014). Anak yang
6 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
stunted beresiko menderita penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
7 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
tersebut disebabkan oleh defisit kognitif. Studi terbaru lainnya oleh Lin, Lutter, dan Ruhm
(2016) menunjukkan bahwa kinerja kognitif secara positif terkait dengan pasar tenaga
kerja dan dalam hal peningkatan pendapatan seumur hidup. Fink dkk. (2016) juga
menemukan gangguan pertumbuhan pada anak-anak dari negara-negara berkembang
menyebabkan hilangnya 0,5 tahun dalam pencapaian pendidikan, yang mengakibatkan
kerugian ekonomi. Karena stunted terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah sehingga membebani kemampuan negara-negara ini untuk mendapatkan
keuntungan dari kemajuan teknologi dan berpotensi memperburuk ketidaksetaraan
pendapatan global.
8 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
Dari kerangka teori tersebut, dibuat kerangka pembahasan yang khusus diperuntukkan
masalah pendek di Indonesia, yang bentuknya adalah sebagai berikut:
Beberapa penelitian secara spesifik menunjukan bahwa balita stunted berkaitan erat dengan
pola asuh meliputi praktek pemberian ASI dan pemberian Makanan Pendamping ASI, kekurangan
zat gizi makro maupun mikro yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan pendidikan gizi keluarga dan
pendapatan keluarga serta harga bahan makanan yang mahal. Sedangkan factor penyakit infeksi
ditunjukan disebabkan oleha kesehatan lingkungan dengan meningkatnya kejadian diare dan ISPA
pada balita stunted. Hal sesuai dengan penelitian Kusumawati, dkk (2015) menunjukan bahwa factor
resiko yang berkaitan dengan stunting adalah penyakit infeksi sebesar 66%, sanitasi lingkungan 52%
dan ketersedian pangan 62%.
Hal yang sama dikemukan oleh Goodars Danaeia, dkk (2016), mengemukakan bahwa resiko
stunting berkaitan erat dengan gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran premature, factor
lingkungan, status gizi dan status infeksi ibu hamil, intake gizi dan kejadian penyakit bayi/ balita.
Status gizi ibu, status kesehatan ibu, akses terhadap layanan kesehatan unk mendapat pelayanan
selama masa kehamilan menjadi yang berkontribusi terhadap kejadian stunting pada balita. Ibu hamil
KEK ataupun anemia beresiko lebih besar melahirkan anak BBLR dan lahir premature. Sebuah studi
kohort pada tahun 2013 oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan telah berhasil mengikuti dan
menganalisis 220 ibu hamil sampai melahirkan, analisis multivariat tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi panjang lahir bayi didapatkan factor resiko panjang lahir bayi adalah TB ibu, IMT ibu,
Umur kehamilan, paritas, penambahan BB selama kehamilan dan kurang konsumsi protein.
9 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
Sehingga secara spesifik ringkasan factor resiko kejadian pada balita stunted seperti pada
gambar berikut.
Gambar 7. Faktor Resiko Stunting
STUNTING
Ibu Hamil Anemia and Restriction
Infeksi cacing Infection dan
Preterm
10 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
Upaya promosi kesehatan dilakukan diberbagai tingkatan baik pada fasilitas
kesehatan, kelas ibu hamil, dan melalui kampanye media massa dan media sosial.
Upaya pokok peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan perbaikan sikap ibu
berfokus pada:
Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan (antenatal care),
Gizi Selama Masa kehamilan
Praktek pemberian air susu ibu (ASI)
Praktek Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Perawatan bayi balita sehat dan sakit.
Stimulasi dan deteksi tumbuh kembang bayi/ balita
Promosi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga.
Upaya-upaya tersebut selain bermanfaat untuk kesehatan ibu sendiri dan
mempersiapkan ibu dalam mempraktekan praktek asuh, asih dan asih untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang calon bayi nantinya.
Beberapa penelitian terbukti secara signifikan meningkatkan pertumbuhan
linier (skor Z tinggi badan menurut umur) dan kenaikan berat badan (skor Z usia berat
badan menurut umur) dan mengurangi tingkat stunting (Lassi et al. 2013). Promosi
pemberian ASI dan menghasilkan peningkatan menyusui eksklusif mempengaruhi
stunted dengan mengurangi insiden diare. Perkiraan dampak yang digunakan dalam
analisis ini berasal dari Lamberti et al. (2011) yang mempresentasikan efek menyusui
pada kejadian diare.
11 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
keju, daging warna merah, ikan salmon, tuna, sarden, telur, udang, dll). Untuk zat
besi, penting untuk pembentukan sel darah merah, sumbernya antara lain: hati,
unggas, kerang-kerangan, ikan, sayuran hijau dan daging merah. Mengingat sebagian
besar ibu hamil kekurangan energi, protein dan juga mikronutrien, maka program
pemberian makanan tambahan TKPM (tinggi kalori, protein dan mikronutrien) bagi
ibu hamil harus segera diprogramkan, untuk seluruh sasaran ibu hamil.
Keseimbangan suplementasi energy, protein dan mikro nutrient mengacu
kecukupan gizi yang dianjurkan ibu hamil. The 2013 Lancet Series tentang
Maternal and Child Malnutrition melaporkan penurunan 34 persen dalam risiko bayi
lahir prematur dan lahir mati dari 16 penelitian. Lebih lanjut, data dari lima penelitian
menunjukkan pengurangan 32 persen dalam risiko berat badan lahir rendah, dengan
efek yang lebih jelas diucapkan pada wanita yang kekurangan gizi daripada wanita
yang cukup gizi (Imdad dan Bhutta 2012). Baru-baru ini, Ota dkk. (2015)
menemukan peningkatan berat badan rata-rata lahir dan penurunan yang signifikan
dalam kejadian bayi lahir premature dengan suplementasi protein energi seimbang.
12 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
sebagai satu-satunya intervensi non-gizi yang dimasukkan dalam analisis, dampaknya
yang signifikan terhadap hasil kelahiran.
13 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
- Perawatan Kesehatan Bagi Bayi/ balita sakit
Bayi/ balita merupakan kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan.
Hal sesuai dengan penelitian Kusumawati, dkk (2015) menunjukan bahwa factor
resiko yang berkaitan dengan stunting adalah penyakit infeksi sebesar 66%, sanitasi
lingkungan 52% dan ketersedian pangan 62%. Sakit yang berulang pada bayi balita
akan meningkatkan resiko kematian dan gangguan pertumbuhan pada bayi/ balita.
- Pemberian paket tunai (transfer cash) bagi ibu hamil dan bayi/ balita dari keluarga miskin
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program perlindungan sosial yang
memberikan bantuan uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan
syarat dapat memenuhi kewajiban terkait pendidikan dan kesehatan. PKH, bertujuan
mengurangi beban RTSM dan diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar
generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari kemiskinan Program Bantuan
Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut berupa kehadiran di fasilitas pendidikan (anak usia
sekolah) maupun kehadiran di fasilitas kesehatan (anak balita dan ibu hamil). Program ini
bertujuan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan peserta
14 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
PKH, Meningkatkan taraf pendidikan peserta PKH, dan meningkatkan status kesehatan
dan gizi peserta PKH.
15 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
Beberapa penelitian menunjukan ketersedian jamban sehat berkait kejadian diare pada
anggota keluarga. Pada balita dengan diare berulang akan menghambat penyerapan zat
gizi yang berakibat pada gangguan pertumbuhan anak dan kematian pada anak (Unicef,
2012).
16 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
berupa transfer tunai bagi rumah keluarga
tangga miskin. Miskin.
c. Penggunaan Kelambu anti Masyarakat Kementerian Kesehatan
malaria dikeluarga.
d. Promosi kesehatan bagi calon Calon Kemnterian Agama dan
pengantin. Pengantin Kesehatan
e. Penyediaan infranstruktut air Masyarakat Kementerian PUPR dan
minum pada masyarakat. PDAM
f. Penyedian jamban sehat bagi Masyarakat Kemnterian PUPR
keluarga.
g. Promosi Perilaku Hidup Bersih Masyarakat Kementerian Kesehatan
dan Sehat (PHBS) bagi
masyarakat.
17 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
BAB IV
PENUTUP
Stunting tidak hanya seseorang itu pendek menurut usianya, akan tetapi pengalaman
dan bukti internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross
Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu,
stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi
10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi.
Penyebab stunting dipengaruhi oleh berbagai factor sehingga dalam melakukan
intervensi tidak semata-mata persoalan lembaga yang berwenang dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan melainkan melibatkan peran aktif lintas sector dan program.
Berdasarkan butkti-bukti penelitian dan pengalaman program sebelumnya, diperlukan
modifikasi intervensi untuk menanggulangi permasalahan stunting. Bentuk modifikasi program
antara lain diuraikan dalam 2 kegiatan pokok yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi
sensitive. Intervensi Gizi Spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada ibu hamil, bayi
dan balita yang berkontribusi pada 30% penurunan stunting yang dilakukan oleh sektor
kesehatan. Sedangkan Intervensi Gizi Sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan
pembangunan diluar sector kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran
dari intervensi gizi spesifk adalah masyarakat secara umum dan dilaksanakan melalui beberapa
kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas Kementerian dan Lembaga. Jenis
intervensi ini meliputi penyediaan terhadap akses air minum dan sanitasi lingkungan, social
protection dan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin.
18 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018
DAFTAR PUSTAKA
19 Kerangka Intervensi Stunting| Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2018