Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DOKUMEN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

DAERAH (APBD) SEKTOR KESEHATAN


DI KABUPATEN MALAKA

MAKALAH

OLEH:
1. MARIA SEPTYANI KLAU NIM. 2107010028
2. MARIA YUSTIKA TPOY NIM.2107010029
3. VITA F. LOUHENAPESSY NIM. 2107010215
4. ANISA TRIDINI BAU NIM. 2107010004
5. PAULINA Y. TAMPANI NIM. 2107010039
6. PRISKILA A. TAKALAPETA NIM. 2107010196
7. MARIA K. TUTO SUBANG NIM. 2107010027

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur, kelompok panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan bimbingan-Nya, kelompok dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisis Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Malaka” dengan baik adanya. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan.
Pada kesempatan ini, kelompok menyampaikan limpah terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, kelompok
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Galuh W. K. D. Larasati, drh., M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan.
2. Masing-masing orang tua kelompok
3. Rekan-rekan kelompok yang sudah bekerja sama.
Kelompok menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kelompok harapkan untuk kebaikan makalah ini.

Kupang, November 2023

Kelompok

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN COVER ……………….………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………….………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 2

1.3 Tujuan ………………………………………………………... 2

1.4 Manfaat ………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………. 4


2.1 Tahapan Penyusunan APBD kesehatan Kab. Malaka ……….. 4

2.2 Komponen APBD Kesehatan Kab. Malaka ………………….. 9

2.3 Sumber Dana APBD Kesehatan Kab. Malaka ……………….. 10

BAB II PENUTUP …………………………………………………... 13


3.1 Kesimpulan ………………………………………………….. 13

3.2 Saran …………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa
satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember. Sistem akuntansi pemerintah adalah rangkaian sistematik dan
prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan
fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan
keuangan dilingkungan organisasi pemerintah (Tulangow and Runtu
2016).
Proses pelayanan publik di daerah tertentu tergambar melalui
Anggaran yang dialokasikan daerah. Bahkan daerah menjadi alat penting
dalam menstimulus perekonomian dan Kemajuan daerah. Berdasarkan
analisis sebuah penelitian yang dilakukan di Nusa Tenggara Timur (NTT)
menunjukkan bahwa: 1) Analisis Varians Belanja Pendidikan 79,91%,
Belanja Kesehatan rata-rata 68,67%, 2) Pertumbuhan belanja Pendidikan
mengalami rata-rata pertumbuhan 60,25% artinya perubahan positif
dengan kategori tinggi, pertumbuhan belanja kesehatan mengalami
rata-rata pertumbuhan 21,31% artinya mengalami pertumbuhan positif
dengan kategori sedang, 3) Keserasian belanja Pendidikan dan belanja
kesehatan menunjukkan bahwa pemerintah daerah belum optimal dalam
mengalokasikan anggaran belanja sesuai dengan aturan undang-undang
yaitu pada tahun 2016-2017 sedangkan di tahun 2018 pemerintah sudah
mengalokasikan secara optimal sesuai dengan aturan Undang-undang, 4)
Efisiensi Belanja Pendidikan dan Belanja Kesehatan secara keseluruhan
menunjukkan rata-rata di bawah 100% (Dawu and Nay 2021).
Kecenderungan pada perencanaan anggaran di Provinsi Nusa
Tenggara Timur terkait dengan partisipasi masyarakat adalah kurangnya

1
perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan sosial masyarakat.
Kecenderungan ini akan dilihat dari keberpihakan pemerintah dalam
mengalokasikan jumlah dana yang menyangkut kepentingan masyarakat
pada APBD sehingga terjadi peningkatan angka kemiskinan dan
penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kebijakan maupun alokasi
anggaran belum dapat meningkatkan kondisi kesejahteraan masyarakat.
Ketimpangan proporsi bagi pengeluaran aparatur yang melebihi
pengeluaran public dengan presentase yang tidak seimbang
mengakibatkan peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tidak
optimal (Naiola 2020).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusana masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana tahapan penyusunan APBD sektor kesehatan di Kabupaten
Malaka?
2. Bagaimana komponen APBD sektor kesehatan di Kabupaten Malaka?
3. Apa saja sumber dana APBD sektor kesehatan di Kabupaten Malaka?

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, mak tujuan makalah ini yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui APBD Sektor Kesehatan di Kabupaten Malaka
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tahapan penyusunan APBD sektor
kesehatan di Kab. Malaka
2. Untuk mengetahui komponen APBD sektor kesehatan di
Kab. Malaka
3. Untuk mengetahui sumber dana APBD sektor kesehatan di
Kab. Malaka

2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini yakni:
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang APBD sektor
kesehatan di Kabupaten Malaka

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tahapan Penyusunan APBD Sektor Kesehatan Kabupaten Malaka


Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan
dengan Perda. Pedoman Penyusunan APBD adalah pokok kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun sebagai petunjuk dan
arah bagi pemerintahan daerah dalam penyusunan, pembahasan, dan
penetapan APBD. Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020
meliputi:
a. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah daerah dengan
kebijakan Pemerintah;
b. Prinsip penyusunan APBD;
c. Kebijakan penyusunan APBD;
d. Teknis penyusunan APBD; dan
e. Hal khusus lainnya (PERMENDAGRI 2019).

Uraian pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan


Kerja Perangkat daerah Tahun 2020 Kabupaten Malaka.

1. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dengan Kebijakan


Pemerintah
Dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2020 dijelaskan bahwa
RKP Tahun 2020 merupakan penjabaran tahun kelima dari rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2016-2021
yang memuat sasaran, arah kebijakan dan strategi Pembangunan.
Penyusunan RKP merupakan Upaya dalam menjaga
kesinambungan Pembangunan terencana dan sistematis yang
dilaksanakan oleh masing-masing maupun seluruh komponen
bangsa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia
secara optimal, efisien, efektif, dan akuntabel dengan tujuan akhir

4
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara
berkelanjutan. Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020
adalah “Peningkatan Sumber Daya Manusia Untuk
Pertumbuhan Berkualitas”, dengan sasaran yang harus dicapai
pada tahun 2020 adalah :
1. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,3-5,6 persen
2. Inflasi diperkirakan sebesar 2-45 atau 3%
3. Tingkat kemiskinan sebesar 9,41 persen
4. Tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,01 persen
5. Rasio Gini 0,382-0,384 persen
6. Indeks Pembangunan Manusia sebesar 71.98 persen.
Pemerintah Kabupaten Malaka harus mendukung tercapainya
sasaran dan bidang-bidang Pembangunan nasional sesuai dengan
potensi dan kondisi daerah, mengingat keberhasilan pencapaian
sasaran dan bidang-bidang pembangunan nasional sangat
tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah
kabupaten Malaka dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
provinsi yang dituangkan dalam rencana Kerja Pemerintah daerah
kabupaten Malaka yang telah disinkronisasikan dengan RKP tahun
2020 dan RKPD Provinsi NTT Tahun 2020.
Berdasarkan tema dan sasaran tersebut di atas Pemerintah
Kabupaten Malaka mendukung prioritas Pembangunan yang
disusun sebagai penjabaran operasional dari Strategi Pembangunan
yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019 dalam Upaya
melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi 5
(lima) prioritas Pembangunan nasional, yaitu:
1. Pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan
2. Infrastruktur dan pemerataan wilayah
3. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan kesempatan kerja
4. Ketahanan pangan, air, energy dan lingkungan hidup;
5. Stabilitas pertahanan dan keamanan

5
Sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dengan pemerintah
lebih lanjut dituangkan dalam rancangan Kebijakan Umum
APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) yang disepakati bersama dengan antara
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2020. KUA dan PPAS Pemerintah Daerah
berpedoman pada RKPD Tahun 2020 yang telah
disinkronisasikan dengan RKP Tahun 2020 dan RKPD Provinsi
Tahun 2020.

2. Prinsip Penyusunan RKA-SKPD


Penyusunan RKA-SKPD Tahun Anggaran 2020 didasarkan prinsip
sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan Pemerintah
yang menjadi kewenangan daerah dan kemampuan pendapatan
daerah;
2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah
lainnya;
3. Berpedoman pada RKPD, KUA, dan PPAS
4. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
5. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD;
6. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan
7. Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk
masyarakat

6
3. Kebijakan Penyusunan APBD
Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah
daerah dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan belanja
Daerah Tahun Anggaran 2020 terkait dengan Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah adalah sebagai berikut:
3.1 Pendapatan Daerah
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari
hasil klaim kepada badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD yang belum
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun
pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan
Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum,
rincian obyek pendapatan retribusi Pelayanan Kesehatan.

2) Dana Perimbangan
a. Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH)
b. Penganggaran dana alokasi Umum (DAU)
c. Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)
3) Lain-lain Pendapatan daerah yang Sah
a. Pendapatan Hibah Dana BOS
b. Dana Desa bersumber dari APBN
c. Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari
hasil pajak
d. Pendapatan bantuan keuangan
e. Pendapatan hibah
f. Dana darurat
g. Penganggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG)

7
3.2 Belanja Daerah
a. Belanja Tidak langsung yakni belanja pegawai, belanja
hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil pajak,
belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga.
b. Belanja langsung.

4. Teknis Penyusunan APBD


Dalam Menyusun APBD Tahun Anggaran 2020, Pemerintah
Daerah dan DPRD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah dan DPRD menyetujui bersama rancangan
peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2020 paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran
2020.
2. Untuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan
rancangan KUA/Perubahan KUA dan rancangan
PPAS/Perubahan PPAS, kepala daerah harus menyampaikan
rancangan KUA/Perubahan KUA dan rancangan
PPAS/Perubahan PPAS tersebut kepada DPRD dalam waktu
yang bersamaan.
3. Pengelolaan keuangan daerah, substansi KUA/Perubahan KUA
mencakup hal-hal yang sifatnya kebijakan umum dan tidak
menjelaskan hal-hal yang bersifat dinamis.
4. PPAS/Perubahan PPAS disusun dengan harapan:
5. Berdasarkan KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama
antara kepala daerah dan DPRD, kepala daerah menerbitkan
surat edaran tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD kepada
seluruh SKPD
6. RKA digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang APBD/Perubahan APBD tahun anggaran 2020.

8
7. Pemerintah harus mencantumkan kriteria belanja untuk
keadaan darurat dan keperluan mendesak dalam peraturan
daerah
8. Kepala desa harus menugaskan Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) sebagai quality assurance untuk
melakukan reviu atas RKPD, Rencana kerja SKPD, dan
RKA-SKPD Perubahan.
9. Pemerintah daerah menguraikan ringkasan obyek dan rincian
obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
10. Hasil penyempurnaan atas rancangan APBD atau perubahan
berdasarkan hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah
tentang APBD.

5. Hal-hal Khusus Lainnya


1. Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, pemerintah
daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus
mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 10% (sepuluh
persen) dari total belanja APBD diluar gaji, sesuai amanat pasal
171 ayat (2) Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Alokasi anggaran kesehatan dimaksud disesuaikan dengan
program prioritas bidang kesehatan yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Dalam negeri mengenai RKPD Tahun 2020
(PERBUP Malaka 2019).

2.2 Komponen APBD Sektor Kesehatan Kabupaten Malaka


2.2.1 Pendapatan Daerah
Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim
kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD yang
belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok

9
pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan
Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan
Kesehatan.
2.2.2 Belanja Daerah
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta
ASN/PNS Daerah dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2020 dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial dan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan.
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan
kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta Pimpinan dan
Anggota DPRD dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku
bagi pegawai ASN dengan mempedomani Peraturan pemerintah Nomor 70
Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara.

2.3 Sumber Dana APBD Sektor Kesehatan Kabupaten Malaka


Pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus
mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 10% (sepuluh persen) dari
total belanja APBD diluar gaji, sesuai amanat pasal 171 ayat (2)
Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Alokasi anggaran
kesehatan dimaksud disesuaikan dengan program prioritas bidang
kesehatan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam negeri
mengenai RKPD Tahun 2020 (PERBUP Malaka 2019).
Menurut UUD No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan besar
anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota
dialokasikan minimal 10% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di

10
luar gaji. Berikut ini rincian dana APBD dalam peraturan Bupati Malaka
nomor 1 Tahun 2020:

Program kesehatan pemerintah kabupaten Malaka, salah satunya


masyarakat Kab. Malaka memiliki kartu jaminan kesehatan. Pada tahun
2023 bupati Malaka mendapatkan penghargaan Universal Health Coverage

11
(UHC) ini merupakan penghargaan bagi Pemerintah Daerah yang telah
mencapai cakupan kepesertaan minimal 95 persen peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dari total jumlah penduduk dan telah
mengintegrasikan program Jamkesda ke JKN. Dinas Pemkab Malaka
berhasil mengintegrasikan atau menjamin kesehatan masyarakatnya
melalui BPJS Kesehatan atau program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
Bersama BPJS Kesehatan, Pemkab Malaka secara resmi menerapkan
Universal Health Coverage (UHC) yang mengakomodir sebanyak 189.696
jiwa masyarakat atau dijamin penuh dengan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dan Kartu Malaka Sehat yang artinya akan mendapat pelayanan
kesehatan secara gratis. Pelayanan kesehatan gratis ini diharapkan dapat
menjangkau semua masyarakat Malaka yang ingin berobat di RSPP Betun
serta Rumah Sakit lainnya (Kab. Malaka 2023).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan maka simpulkan dari karya
tulis ini adalah:
1. Tahapan Penyusunan APBD Sektor Kesehatan Kabupaten Malaka terbagi
atas: 1) sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dengan kebijakan
pemerintah; 2) prinsip-prinsip penyusunan APBD; 3)kebijakan
penyusunan APBD;4) teknis penyusunan APBD; dan 5)hal khusus
lainnya.
2. Komponen APBD sektor kesehatan kabupaten Malaka terdiri atas
pendapatan daerah dan belanja daerah.
3. Sumber dana APBD sektor kesehatan kabupaten Malaka berasal dari 10
persen anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.

3.2 Saran
Bagi pembaca disarankan untuk mencari referensi lain untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang APBD sektor kesehatan di Kabupaten Malaka.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dawu, L.M.T, and Y.A Nay. 2021. "Kinerja Anggaran Belanja daerah
Berdasarkan Fungsi Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur."
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Tidar .
Kab. Malaka. 2023. "Bupati Malaka: Universal Health Coverage Award Bukti
Keberpihakan Pemda Kepada Masyarakat." Berita, Malaka.
Naiola, F.N. 2020. "Analisis Proporsi Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan
Publik Terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Provinsi NTT." Jurnal
Akuntansi VII (2).
PERBUP Malaka. 2019. PERBUP Malaka Nomor 46 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat daerah Tahun Anggaran 2020. Berita Daerah Kabupaten
Malaka, Malaka: PEMDA Malaka.
PERMENDAGRI. 2019. PERMENDAGRI Nomor 33 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020. Berita Negara Republik Indonesia, Jakarta:
KEMENDAGRI.
Tulangow, A.P, and T Runtu. 2016. "Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Minahasa." Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi IV (3).

14

Anda mungkin juga menyukai