Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KERJASAMA DESA MELALUI BKAD

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Tulungagung

Oleh

ANITA MUSTIKA DEWI


NIM. 17403163095

Dosen Pembimbing Lapangan


DEDI SUSELO, S.E., M.M.

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Akuntansi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui dan
disahkan pada:

Hari : Jum’at
Tanggal : 08 November 2019
Di : Tulungagung
Judul Laporan : “Implementasi Kebijakan Kerjasama Desa Melalui
BKAD”

MENYETUJUI

DOSEN PAMONG DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

Eko Rendro Priaswanto, S.E Dedi Suselo, S.E., M.M


NIP/NIDN. 2023059002

MENGESAHKAN
a.n. DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Siswahyudianto, S.Pd.I., M.M


NIP/NIDN. 2015068402

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai salah satu tugas individu yang diberikan
kampus Institut Agama Islam Negeri Tulungagung (IAIN Tulungagung) yang juga
digunakan sebagai bukti telah mengikuti PPL selama kurang lebih satu bulan yakni
mulai tanggal 01 Oktober sampai dengan 8 November 2019.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman Jahilliyah menuju
zaman yang terang benderang yaitu Agama Islam. Yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di hari kiamat nanti.
Dalam melaksanakan PPL di BKAD Talun Kab. Blitar. Pada saat
pelaksanaan program maupun penyusunan laporan ini tentunya terdapat kendala
yang ditemukan. Namun berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai
pihak segala kesulitan dapat diselesaikan.
Dengan demikian, melalui laporan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

2. Dr. H. Dede Nurohman M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Tulungagung.

3. Bapak Qomarul Huda. M. Ag, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah IAIN
Tulungagung.

4. Dedi Suselo, S.E., M.M, selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta perhatian penuh kepada mahasiswa
selama menjalankan PPL.

5. Jemali., S.Pd selaku Ketua BKAD Talun Blitar.

6. Eko Rendra Priaswanto., S.E, selaku Dosen Pamong yang telah memberikan
arahan dan bimbingannya selama mahasiswa melaksanakan PPL.

iii
7. Semua anggota BKAD Talun yang telah membantu mahasiswa dalam
menjalankan PPL.

8. Orang tua dan keluarga kami yang selalu mendoakan dan mendukung kami.

9. Serta teman-teman yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.

Segenap mahasiswa PPL memohon maaf kepada semua pihak apabila


dalam melaksanakan program maupun penyusunan laporan terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan
pahala dari Allah SWT.
Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya sebagai referensi perbaikan PPL ke depannya.

Tulungagung, 08 November 2019

Anita Mustika Dewi

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ....................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan............................................................. 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga ......................................................................................... 4
B. Pelaksanaan Praktik ................................................................................. 6
C. Permasalahan di Lapangan ....................................................................... 7
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ..................................... 9
BAB III PEMBAHASAN
A. Tugas dan Tanggungjawab BKAD Untuk Mengimplementasikan Kerja
Sama Desa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.38 Th.2007
Tentang Kerjasama Desa........................................................................ 10
B. Standar Pengelolaan Dana Sosial Alokasi Surplus Dana Bergulir ........ 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17
LAMPIRAN

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Jumlah penduduk di Indonesia mencapai 260 juta jiwa. Persentase
penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 sebesar 9,41%. Kemiskinan
ditandai dengan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, keterisolasian,
keterbelakangan dan pengangguran, yang kemudian meningkat menjadi
ketimpangan antar daerah, antar sektor, dan antar golongan penduduk.
Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan menggunakan
strategi, pertama,mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, kedua,
meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, ketiga,
mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil, keempat,
mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah telah menyusun Dokumen Interim Poverty Reduction Strategy
Paper (I-PRSP) atau strategi penanggulangan kemiskinan sementara yang
merupakan dokumen sementara dan dipersiapkan sebagai pengantar bagi
bangsa Indonesia untuk menyusun sebuah strategi besar (grand strategy)
penanggulangan kemiskinan jangka panjang (2004-20015). I-PRSP
menyebutkan bahwa selama ini pemerintah telah melakukan penanggulangan
kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti:
a. Pangan;
b. Pelayanan kesehatan dan pendidikan;
c. Perluasan kesempatan kerja;
d. Bantuan prasarana dan saran pertanian;
e. Bantuan kredit usaha bagi masyarakat miskin; dan
f. Bantuan prasarana permukiman kumuh perkotaan.
Upaya pemerintah tersebut diintensifkan sejak tahun 1994 melalui program
Inpres Desa Tertinggal (IDT), proyek Pembangunan Prasarana Pendukung
Desa Tertinggal (P3DT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Gerakan
Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin), Program Pengembangan
Kecamatan (PPK). Pada tahun 2007 PPK berubah menjadi Program Nasional

1
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd), yang
berlangsung hingga saat ini.1
Dimulainya PNPM MPd dari PPK sejak tahun 1998 hingga saat ini
menghasilkan tiga asset terbesar yaitu:
1. Terbangunnya sarana prasarana di bidang Pendidikan, Sosbud,
Kesehatan, dan Ekonomi
2. Adanya Simpan Pinjam Khusus Kelompok Perempuan
3. Terbentuknya Kelembagaan ditingkat Kecamatan dan Desa.
Tiga Aset terbesar hasil intervensi PNPM MPd tersebut dapat dicapai
melalui kerjasama dari semua pihak. Kerjasama tersebut dimaknai sebagai
bentuk partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang
terlibat. Keikutsertaan atau partisipasi dapat dilihat melalui tingkat
kehadiran dalam setiap tahapan program dan kegiatan-kegiatan dalam lingkup
program. Sehingga dapat menunjukkan tingkat kualitas partisipasinya dalam
pengambilan kebijakan pembangunan. Meskipun bentuk partisipasi yang
berlangsung bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif. Partisipasi tersebut
juga dipengaruhi oleh kelembagaan yang ada baik ditingkat Desa dan
kecamatan.
B. Tujuan Penelitian dan Kegunaan
Sesuai dengan dasar pemikiran diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas dan tanggungjawab BKAD untuk
mengimplementasikan kerja sama Desa berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri no.38 th.2007 tentang kerjasama Desa.
2. Untuk mengetahui standar pengelolaan dana sosial alokasi surplus dana
bergulir.
Penyusunan laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak yaitu:

1. Manfaat bagi Penulis/Mahasiswa


a. Sebagai tambahan kajian pustaka dengan harapan dapat

1
Sri Handayani, Agus Suryono, dkk, Implementasi Kerjasama Desa Melalui BKAD,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dalam diakses pada tanggal 13 November 2019

2
dimanfaatkan segenap kalangan akademis dalam upaya memberikan
wawasan dan informasi mengenai data yang ada di BKAD Talun
Blitar untuk bahan skripsi dan untuk semua kalangan.
b. Sebagai acuan dan referensi dari mahasiswa/i agar terbiasa
melakukan pekerjaan sehingga setiap mahasiswa/i dapat mengetahui
kondisi nyata dari sebuah perusahaan atau instansi sebelum benar-
benar terjun kedunia kerja.
2. Manfaat bagi BKAD Talun
Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggungjawab kepada
masyarakat, khususnya kemajuan lembaga dan dapat memperoleh
sumbangan pemikiran dari hasil penelitian untuk evaluasi kinerja
lembaga.
3. Manfaat bagi Universitas
Dapat melaksanakan tanggungjawb tergadap mahasiswa serta dapat
memberikan pengalaman bagi mahasiswa di dunia kerja.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Akuntansi
Syariah dimuali tanggal 01 Oktober sampai dengan 8 November 2019. Lokasi
yang menjadi tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah di BKAD
Talun Blitar. Alamat lingk. Keningaran-kel. Bajang-kec. Talun-kab. Blitar.

3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
1. Sejarah Singkat BKAD Talun Blitar
Badan Kerjasama Antar Desa merupakan kelanjutan dari Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam
rangka melaksanakan amanah UU Desa No 6 tahun 2014 untuk
melestarikan dan mengembangkan aset agar kemandirian ekonomi di
kawasan perdesaan tercapai. Pelaksanaan kegiatan di Kecamatan Talun
tahun 2019 ini memasuki tahapan yang sangat penting dengan menekankan
pada proses pelembagaan sistem pembangunan partisiptif pada tingkat
Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa dengan pola pengelolaan kegiatan
secara mandiri dan terpadu melalui pengintegritasian dengan sistim
pembangunan regular daerah. Secara nasional bulan November 2015 PNPM
secara nasional telah diakhiri yang kemudian di integrasi kedalam
pelaksanaan pembangunan desa. Hal ini dipandang cukup mumpuni
mengingat di Kecamatan ini PNPM-Mandiri perdesaan telah dimulai tahun
2007. Tahapan pelestarian dan pengembangan aset program dapat ditumbuh
kembangkan dan disinergikan menjadi sumber kekuatan masyarakat untuk
memperbaiki taraf hidupnya dan membangun harkat dan martabatnya.
2. Lokasi BKAD Talun Blitar
a. Alamat
Desa : Lingk. Keningaran
Kelurahan : Bajang
Kecamatan : Talun
Kabupaten : Blitar
Provinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 66183
Telepon : 0857-0843-6877
E-mail : pnpmtalun@yahoo.com
b. Wilayah Kecamatan Talun terletak di kabupaten Blitar
Berbatasan dengan:

4
1) Utara : Desa Jajar Kecamatan Talun
2) Selatan : Desa Wonorejo Kecamatan Talun
3) Timur : Kelurahan Kaweron Kecamatan Talun
4) Barat : Kelurahan Talun Kecamatan Talun
Terdiri 14 kelurahan / desa, antara lain:
Bajang, Bendosewu, Duren, Jabung, Jajar, Jeblog, Kamulan,
Kaweron, Kendalrejo, Pasirharjo, Sragi, Talun, Tumpang, Wonorejo.
3. Visi dan Misi BKAD Talun
Visi BKAD Talun adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan kapasitas dan pelestarian serta pengembangan hasil-
hasil kegiatan PNPM MANDIRI PERDESAAN dengan sistem
pembangunan partisiptif.
Misi BKAD dalam mencapai visi tersebut adlah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat
pemerintah desa serta kecamatan dalam memfasilitasi system
pembangunan partisipatif yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat.
b. Membuka ruang yang lebih luas terhadap sumber-sumber pembiayaan
pembangunan untuk mendorong terciptanya akses pembangunan
masyarakat di wilayah kecamatan.
c. Menjalankan fungsi sebagai mitra kerja pemerintah dalam mewujudkan
pembagunan di wilayah kecamatan.
d. Mewujudkan pelaksanaan prinsip kesetaraan yang menjujunjung tinggi
persatuan dan kesatuan, kegotong-royongan sesuai dengan tradisi dan
adat istiadat yang berlaku.
e. Melestarikan kelembagaan dan hasil kegiatan yang telah dilakukan
PNPM MANDIRI PERDESAAN.
4. Struktur Kelembagaan
Keputusan tertinggi berada dalam oleh Forum Musyawarah Antar
Desa (F-MAD). Pimpinan pelaksanan kelembagaan dipegang oleh Pengurus
BKAD. Kepengurusan BKAD anatar lain:
a. Pengurus BKAD terdiri dari pengurus harian dan unit pelaksana

5
b. Pengurus harian terdiri dari ketua, sekretaris, dan Bendahara
c. Unit pelaksana adalah unit-unit dibawah BKAD yang dibentuk sesuai
dengan kebutuhan untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan BKAD
d. Pengurus BKAD bertanggungjawab kepada forum MAD
e. Masa bhakti pengurus harian BKAD selama 5 tahun, dan dapat dipilih
kembali untuk periode berikutnya
f. Minimal 1/3 dari jumlah pengurus lama wajib dipilih kembali menjadi
pengurus BKAD pada periode berikutnya.2
5. Struktur Keanggotaan BKAD
Pembina : Camat Talun
Ketua : Jemali, S. Pd
Sekretaris : Hardoyo
Bendahara : Suparman

Koordinator Badan Pengawas (BP) : Nurhadi, B. A


Anggota : Dra. Erlina
: Moh. Faizin
Ketua Unit Pengelola Kegiatan : Eko Rendro Priaswanto, S.e
Sekretaris : Dian Tri Purwati
Bendahara : Santi Nur Cahyani, S. Pd
Pendamping Kelompok : 1. Arik Idayati, S.H
2. Nova Dwi Ayu, S. Pd
Koordinator Tim Verifikasi SPP-UEP : Alfiah, S.E
Anggota : Cilik Ekomiati

B. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini di BKAD Talun,
yaitu dimulai pada tanggal 01 Oktober 2019 – 08 November 2019.
Peserta Praktik Pengalaman Lapangan ini terdiri dari 4 mahasiswa, yaitu:
1. Anita Mustika Dewi
2. Endang Retno Wulandari

2
Anggaran Dasar (AD) BKAD Kec. Talun

6
3. Tri Wina Septiani
4. Zumrotul Faizah
Berikut ini adalah kegiatan yang kami lakukan selama melaksanakan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini di BKAD Talun Blitar:
1. Membersihkan Lokasi PPL dengan teman-teman
2. Mempelajari Transformasi UPK-Eks. PNPM
3. Mempelajari SOP BKAD
4. Mempelajari PTO BKAD
5. Melakukan pencairan dana bergulir di setiap kelompok
6. Pendampingan pengisian proposal bagi kelompok yang akan melakukan
pinjaman
7. Pendampingan pembayaran angusran
8. Mengelompokkan berkas transaksi berdasarkan urutan tanggal
9. Mencocokkan laporan kas dengan kwitansi
10. Mengikuti kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD)

C. Permasalahan di Lapangan
Sekitar 65% jumlah penduduk hidup di daerah pedesaan, sisanya kurang
lebih 35% jumlah penduduk menetap di daerah perkotaan. Kantong
kemiskinan sebagian besar berada di desa. Kebijakan pemerintah dalam
penanggulangan kemiskinan menggunakan strategi. Pertama, mengurangi
beban pengeluaran masyarakat miskin. Kedua, meningkatkan kemampuan dan
pendapatan masyarakat miskin. Ketiga, mengembangkan dan menjamin
keberlanjutan usaha mikro dan kecil. Keempat, mensinergikan kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan. Pemerintah telah menyusun Dokumen
Interim Poverty Reduction Strategy Paper (I-PRSP) atau strategi
penanggulangan kemiskinan sementara yang merupakan dokumen sementara
dan dipersiapkan sebagai pengantar bagi bangsa Indonesia untuk menyusun
sebuah strategi besar (grand strategy) penanggulangan kemiskinan jangka
panjang. I-PRSP menyebutkan bahwa selama ini pemerintah telah melakukan
penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti:
1) Pangan,

7
2) Pelayanan kesehatan dan pendidikan,
3) Perluasan kesempatan kerja,
4) Bantuan prasarana dan saran pertanian,
5) Bantuan kredit usaha bagi masyarakat miskin, dan
6) Bantuan prasarana permukiman kumuh perkotaan.
Upaya pemerintah tersebut diintensifkan sejak tahun 1994 melalui
program Inpres Desa Tertinggal (IDT), proyek Pembangunan Prasarana
Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program
Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin), Program
Pengembangan Kecamatan (PPK). Pada tahun 2007 PPK berubah menjadi
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
MPd), yang berlangsung hingga saat ini. Dimulainya PNPM-MPd dari PPK
sejak tahun 1998 hingga saat ini menghasilkan tiga asset terbesar yaitu:
1) Terbangunnya sarana prasarana di bidang Pendidikan, Sosbud, Kesehatan,
dan Ekonomi
2) Adanya Simpan Pinjam Khusus Kelompok Perempuan
3) Terbentuknya Kelembagaan ditingkat Kecamatan dan Desa.
Tiga Aset terbesar hasil intervensi PNPM-MPd tersebut dapat dicapai
melalui kerjasama dari semua pihak. Kerjasama tersebut dimaknai sebagai
bentuk partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang
terlibat. Keikutsertaan atau partisipasi dapat dilihat melalui tingkat kehadiran
dalam setiap tahapan program dan kegiatan-kegiatan dalam lingkup program.
Sehingga dapat menunjukkan tingkat kualitas partisipasinya dalam
pengambilan kebijakan pembangunan. Meskipun bentuk partisipasi yang
berlangsung bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif. Partisipasi tersebut
juga dipengaruhi oleh kelembagaan yang ada baik ditingkat Desa dan
kecamatan. Tujuan Penelitian ini adalah Mendeskripsikan dan menganalisis
tugas dan tanggungjawab BKAD untuk mengimplementasikan kerja sama
Desa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 38 tahun 2007
tentang Kerjasama Desa, dan untuk mengetahui standar pengelolaan dana
sosial alokasi surplus dana bergulir.

8
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga tempat PPL
Tanggapan dari lembaga yaitu, berdasarkan acuan kebijakan Peraturan
Menteri Dalam Negeri nomor 38 tahun 2007, BKAD yang terdiri dari BKD-
BKD, sebagai Badan yang memiliki mandat melalui intervensi PNPM MPd
juga memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan kerjasama desa tersebut
sebagaimana yang diatur dalam AD/ART BKAD kecamatan Talun. Walaupun
pelaksanaan bentuk kerjasama Desa tersebut baru melaksanakan satu jenis
Kerjasama Desa yaitu Kerjasama Antar Desa dalam pelestarian dan
pengembangan kegiatan SPP yang pemanfaatnya adalah kelompok Perempuan
di kecamatan Talun termasuk Kelurahan Bajang. Kegiatan SPP tersebut
awalnya berasal dari sebagian dana BLM (Program di setiap tahun Anggaran)
yang selanjutnya dikembangkan dengan perguliran dana. Sehingga hingga
Tutup Buku tahun 2018 mencapai Rp ,-. Pada tutup Buku tahun 2018 aset
perguliran kecamatan Talun adalah asset terbesar di Kabupaten Blitar. Adapun
maksud dari BKAD sebagai lembaga yang memelihara dan melestarikan asset
program adalah bahwa asset yang dikelola oleh UPK selaku unit pengelola
kegiatan agar dapat memastikan proses kegiatan SPP berjalan tepat sasaran dan
menjamin proses pelaksanaan baik dari perencanaan sampai dengan
pemanfaatan dan kelestarian pengembangan asset yang digulirkan berjalan
sesuai dengan prosedur dan tujuan program. Karena asset yang dikelola oleh
UPK adalah asset yang berasal dari masyarakat Desa sehingga sesungguhnya
asset ini adalah milik Desa yang dikelola oleh UPK. Dimana UPK adalah unit
kerja dari BKAD. Kegiatan SPP ini telah dimanfaatkan oleh 112 Kelompok
Digunakan untuk berbagai macam usaha produktif. Namun yang paling
dominan adalah jenis usaha pertanian dan peternakan. Karena memang iklim
usaha di Kecamtan Talun adalah peternakan sapi, ayam kambing dan pertanian
aneka sayur mayur. Ada pula yang memanfaatkan dana SPP tersebut untuk
home industry misalnya pembuatan jamu tradisional, pembuatan telur asin,
pengrajin tas, sepatu. Dimana dengan kegiatan SPP tanpa menggunakan
syarat.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tugas dan Tanggungjawab BKAD Untuk Mengimplementasikan Kerja


Sama Desa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.38 Th.2007
Tentang Kerjasama Desa
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
1. Pasal 14
a. Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
mempunyai tugas memimpin pelaksanaan Kerjasama Desa,
b. Kepala Desa mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan
Kerjasama Desa secara partisipatip,
c. Kepala Desa wajib memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban pelaksanaan KeIjasama Desa kepada
masyarakat melalui BPD.
2. Pasal 15
a. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat dalam penentuan bentuk kerjasama
dan obyek yang dikerjasamakan,
b. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas untuk mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Kerjasama Desa mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelestarian,
c. Badan Permusyawaratan Desa memberikan informasi keterangan
pertanggungjawaban Kepala Desa mengenai kegiatan Kerjasama
Desa kepada masyarakat.
3. Pasal 16
Kepala Desa dan BPD mempunyai kewajiban:
a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
b. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
c. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam setiap pengambilan
keputusan;
d. Memberdayakan masyarakat desa;

10
e. Mengembangkan potensi sumberdaya alam dan melestarikan
lingkungan hidup.
4. Pasal 17
Pihak Ketiga yang melakukan Kerjasama Desa mempunyai kewajiban:
a. Mentaati segala ketentuan yang telah disepakati bersama;
b. Memberdayakan masyarakat lokal;
c. Mempunyai orientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
d. Mengembangkan potensi obyek yang dikerjasamakan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Namun dalam proses kerjasama Desa baik dengan antar desa maupun
kerjasama Desa dengan pihak ketiga yang berkaitan dengan Pengembangan
jaringan antar kelompok perempuan sesama pemanfaat SPP belum terlihat. Hal
ini dikarenakan belum adanya pola komunikasi dan fasilitasi yang
dikembangkan oleh BKAD dengan pelaku PNPM MPd pada setiap tahapan
pelaksanaan dana BLM setiap tahunnya. Baik dari tahap perencanaan hingga
keberlanjutan pelaksanaan. Pada saat pasca program PNPM MPd habis, maka
hal ini akan terasa menambah minimalis dari peran dan fungsi BKAD di tingkat
kecamatan sebagai lembaga yang seharusnya dapat memotivasi kerjasama
Desa. Misalnya di Desa Kendalrejo berkembang home industri telur asin, di
Desa Bajang juga berkembang telur asin. Di Desa Kendalrejo di bidang
pemerintahan pelayanan masyarakat, ini sudah memakai teknologi online.
Masyarakat yang mengurus pelayanan surat cukup lima menit langsung jadi
asal dokumennya lengkap. Pemasaran produknya melalui online yang dibantu
oleh pemerintah desa.
Sebaliknya di desa Bajang segi pemasaran masih kesulitan dan terbatas.
Proses ini menjadi dilema bagi masing-masing kelompok tersebut. Namun
belum juga ada pintu komunikasi untuk membicarakan ini. Inilah sebenarnya
ruang besar BKAD untuk berkiprah dalam mempertemukan solusi ditingkat
kecamatan. Kedua kelompok perempuan ini adalah pemanfaat kegiatan SPP
maka dari sinilah BKAD sebenarnya memiliki peran dalam mencarikan solusi
diantara keduanya sehingga terjalin kerjasama antar Desa atau dengan Desa
dengan pihak ketiga.

11
B. Standar Pengelolaan Dana Sosial Alokasi Surplus Dana Bergulir
1. Latar Belakang
Dana sosial untuk Rumah tangga sangat Miskin (RTSM) merupakan
hasil surplus dana bergulir, yang juga merupakan sebuah proses belajar,
dan karena sasaran utamanya adalah masyarakat atau rumah tangga sangat
miskin di pedesaan, maka sudah barang tertentu bagi kelompok atau pihak
yang dipercaya untuk mengelola dan mendistribusikan bantuang langsung
bagi RTSM ini haruslah amanah serta mempertimbangkan banyak faktor
dengan didasarkan pada data dan fakta lapangan, melakukan analisis dan
pengambilan kesimpulan yang tepat sebelum melakukan eksekusi
terhadap dana bantuan langsung RTSM tersebut, sehingga akan tepat
sasaran, tepat guna dan manfaa, tersalurkan secara utuh serta semuanya
berkesempatan memanfaatkan ruang belajar yang tersedia, serta yang
terpenting adalah bahwa penerima dana bantuan langsung RTSM tidak
diperkenankan dikenai biaya apapun. Berdasrkan pertimbangan inilah
maka Standar Pengelolaan Dana Sosial ini hadir, dengan harapan bisa
membantu pengurus kelembagaan dan masyarakat untuk memudahkan
mengawal penyaluran dana bantuan langsung RTSM sesuai dengan visi
dan misi BKAD.
2. Tujuan
a. sebagai pedoman dasar bagi pengurus kelembagaan BKAD dan
masyarakat dalam mentukan alokasi dan peyaluran dana bantuan
langsung bagi RTSM.
b. Sebagai pedoman dasar bagi BKAD dalam pengelolaan alokasi surplus
Dana Sosial RTSM
c. Untuk melundingi Dana Sosial RTSM dari kemungkinan salah kelola
dan salah sasaran.
d. Sebagai pedoman bagi instansi terkait dalam melakukan pembinaan,
perlindungan, pelestarian dan pengembangan kegiatan pengelolaan Dana
Sosial TSM.

12
3. Mekanisme Penyaluran Dana Sosial
Dana Sosial Rumah tangga Sangat Miskin (RTSM), bersumber dari
surplus kegiatan dana bergulir yang dikelola oleh pengurus UPK, dan
seidaknya dialokasikan minimal 15% dari surplus yang diperoleh selama
setahun.
Adapun mekanisme yang digunakan untuk pengajuan dana sosial
RTSM adalah sebagai berikut:
a. BKAD menyampaikan Alokasi Dana Sosial untuk masing-masing
desa/kelurahan dalam forum MAD.
b. Desa/kelurahan mengadakan masyarakat desa dengan mengundang
BPD, LPMD, dan tokoh masyarakat, serta keua kelompk SPP/UEP yang
ada di desa/kelurahan tersebut.
c. Agenda musyawarah desa adalah sebagai berikut:
1) Penyampaian informasi hasil MAD tentang alokasi dana sosial yang
akan dibagikan.
2) Penjaringan usulan penerima, jenis bantuan, dan dana yang
dialokasikan.
3) Penetapan hasil musyawarah
d. Desa membuat proposal pengajuan usulan dana sosial kepada BKAD
e. BKAD menverifikasi kelayakan usulan desa.
f. BKAD merealisasikan usulan desa yang sudah dinilai layak.
g. Desa/kelurahan membelanjakan kebutuhan sebagaimana usulan yang
telah dinilai layak oleh Bkad.
h. Desa/kelurahan mengadakan musyawarah desa kembali dengan
mengundang BPD, LPMD, tokoh masyarakat , ketua kelompok
SPP/UEP di desa/kelurahan tersebut, dan calon penerima bantuan dana
sosial.
i. BKAD dan Kepala Desa/Kelurahan menyarahkan abntuan dana sosial
sebagaimana yang terdaftardi usulan desa.
j. Desa/kelurahan membuat laporan pertanggungjawaban penggunaaan
dana sosial kepada BKAD.
4. Sasaran Penerima Dana Sosial RTSM

13
Dana sosial untuk RTSM, bertujuan untuk membantu peningkatan
ekonomi kepada kelompok rumah tangga ini sehingga bisa meningkatkan
taraf hidup secara bertahap. Adapun kelompok rumah tangga sangat
miskin yang bisa dikategorikan sebagai penerima manfaat adalah sebagai
berikut :
a. Anak Yatim, belum mencapai usia produktif, kondisi orang tuanya
termasuk kategori RTSM, tidak ada sumber pendapatan atau ada
sumber pendapatan namun sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan
dasar, serta tidak ada dukungan financial dari pihak lain.
b. Perorangan atau RTSM, tidak mempunyai pekerjaan dan secara fisik
kurang sempurna, tidak mempunyai sumber pendapatan atau ada
sumber pendapatan namun sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan
dasar, serta tidak ada dukungan financial dari pihak lain.
c. Janda/duda yang telah melawati masa produktif, ada keterbatasan
kondisi fiisk, dan masuk dalam kategori RTSM, tidak ada sumber
pendapatan atau ada sumber pendapatan namun sangat kurang untuk
memenuhi kebutuhan dasar, serta tidak ada dukungan financial dari
pihak lain.3

3
Mekanisme Penyaluran Dana Sosial, BKAD Talun

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
BKAD dalam mengimplementasikan Kerjasama Desa yaitu kerjasama antar
Desa dalam PNPM-MPd telah dilakukan yaitu dalam melindungi dan
melestarikan aset program berupa aset dana bergulir melalui program dana
sosial, SPP dan UEP. Dimana dana telah dapat digulirkan dan dimanfaatkan di
oleh Kelompok khusus perempuan dan kelompok usaha tani di desa-desa
sekecamatan Talun Blitar.
Namun dalam kaitannya peran BKAD dalam mengembangkan
pembangunan Desa dan pembangunan kawasan perdesaan yang seringkali
memerlukan campur tangan BKAD dalam memfasilitasi kerjasama antar desa
dalam pembangunan desa pada umumnya, dirasa belum nampak. BKAD dapat
mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang memiliki peran untuk
memfasilitasi bentuk-bentuk kerjasama antar Desa melalui optimalisasi program
kerja dengan melakukan transfer knowledge kepada anggota-anggota BKAD itu
sendiri yang berada di Desa. Yaitu dengan melakukan sosialisasi dan fasilitasi
agar desa dapat menemukan dan mengenali Branding Kawasannya melalui
perencanaan pembangunan Desa.

B. Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan waktu yang diberikan
lebih panjang. Sehingga mahasiswa yang melaksanakan PPL mampu
memahami lebih banyak kondisi yang di lapangan. Serta meningkatkan
kerja sama antar beberapa instansi yang berkaitan dengan pelaksanaan PPL.
2. Untuk BKAD Talun
Dalam pelaksanaanya, pihak lembaga perlu meningkatkan proses kerjasama
Desa baik dengan antar desa maupun kerjasama Desa dengan pihak ketiga
yang berkaitan dengan Pengembangan jaringan antar kelompok perempuan
sesama pemanfaat SPP.

15
3. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menyerap lebih banyak ilmu berdasarkan
pengalaman yang didapatkan selama kegiatan PPL (Praktik pengalaman
Lapangan). Dan diharapkan setelah kegiatan PPL ini mahasiswa mampu
sama-sama memahami ilmu praktik maupun teori yang telah dipelajari di
Institus Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggaran Dasar (AD) BKAD Kec. Talun


Handayani, Sri. Agus Suryono. Dkk. Implementasi Kerjasama Desa Melalui
BKAD. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dalam diakses pada tanggal
13 November 2019
Mekanisme Penyaluran Dana Sosial, BKAD Talun

17
LAMPIRAN

Serah terima mahasiswa Praktik


Pengalaman Lapangan (PPL) oleh
dosen Pembimbing Lapangan
kepada BKAD Talun

Pendampingan kelompok untuk


pengajuan proposal dana bergulir

Tim verifikasi meninjau kelompok


yang akan melakukan pinjaman.

Musyawarah Antar Desa (MAD)

18
Pencairan dana bergulir kepada
kelompok Usaha Ekonomi Produktif
(UEP)

Pencairan dana bergulir kepada kelompok


Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Pembayaran angsuran yang


berupa pokok dan jasa

Menyusun dan menempelkan bukti transaksi


sesuai tanggal transaksi

19
Melakukan pengecekan ulang
terkait bukti transaski dan laporan
kas

Foto bersama dengan anggota BKAD

20

Anda mungkin juga menyukai