Anda di halaman 1dari 10

PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN

PERENCANAAN PENGANGGARAN YANG


RESPONSIF GENDER
DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Disampaikan oleh
KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BANJARNEGARA
Selaku
KETUA POKJA PUG KABUPATEN BANJARNEGARA
K E R A N G K A R EG U L A S I
Arah kebijakan dan Strategi RPJMN 2014 – 2019 : Meningkatkan
kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG)

PP No. 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,


NASIONAL Pengendalian, Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah
Permendagri No. 15 Tahun 2008 jo Permendagri No. 67 Tahun 2011
Tentang Pedum PUG di Daerah

Sasaran RPJMD 2013-2018 : Meningkatnya keadilan gender dan


perlindungan anak
PROVINSI Pergub No. 21 Tahun 2013 tentang Panduan Teknis Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender di Provinsi Jawa Tengah

Arah kebijakan RPJMD 2011-2016 : Meningkatnya kesetaraan


gender dan pemberdayaan perempuan

Perda No. 1 Tahun 2014 jo Perda No. 8 Tahun 2015 tentang Strategi
KABUPATEN Pembangunan Daerah Responsif Gender

Keputusan Bupati No. 050/ 1124 Tahun 2011 tentang Pemben


tukan Pokja PUG dan Hak Anak Kabupaten Banjarnegara
PENGERTIAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER

Strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis untuk mencapai


kesetaraan dan keadilan gender;

Melalui kebijakan dan program yang memperhatikan aspirasi,


pengalaman, kebutuhan dan masalah perempuan dan laki-laki;

Dilaksanakan mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan


dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang
kehidupan dan pembangunan

(Inpres No. 9 Tahun 2000)


Apa Tujuan Pengarusutamaan Gender ?

Terwujudnya
KEADILAN DAN KESETARAAN
GENDER
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender

• Diperlukan peningkatan kualitas SDM laki-laki dan


perempuan
• Pengukuran peningkatan kualitas SDM dilihat dari IPM
(Indeks Pembangunan Manusia), IPG (Indeks Pembangunan
Gender) dan IDG (Indeks Pemberdayaan Gender)
• Capaian IPM-IPG-IDG Kabupaten Banjarnegara 2011-2013 :
Tahun IPM IPG IDG Ket
2011 70,39 60,50 59,23 Dibawah Prov
2012 70,70 63,93 59,10 Dibawah Prov
2013 71,13 61,94 61,03 Dibawah Prov

• Kesenjangan gender terjadi manakala gap antara IPG


dengan IPM semakin lebar
Capaian Pelaksanaan PUG Di Banjarnegara
No Tahun Kegiatan
1 2009 Sosialisasi Strategi PUG
2 2010 Pembentukan Pokja PUG
3 2010 Pembentukan Tim Teknis PUG
4 2010 Penyelenggaraan Pelatihan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender selama 3
hari
5 2011 Pembentukan focal point di 11 SKPD
6 2012 Pembentukan Tim Driver Anggaran Responsif Gender (ARG)
7 2012 Pelaksanaan roadshow ARG ke SKPD Kabupaten
8 2013 Penyusunan dokumen GAP dan GBS oleh 11 SKPD
9 2013 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender
10 2014 Penyusunan dokumen GAP dan GBS sebanyak 28 dokumen
11 2014 Penerbitan Perda No.1 Tahun 2014 tentang Strategi Pembangunan Responsif Gender
12 2014 Pembangunan aplikasi SIGA (Sistem Informasi Gender dan Anak) untuk menyediakan
data pilah gender guna perencanaan program dan kegiatan yang responsif gender
13 2015 Penyusunan dokumen GAP dan GBS sebanyak 5 kegiatan
14 2016 Penyusunan Perbup tentang Pedoman Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
Permasalahan pelaksanaan PUG dan PPRG
di Banjarnegara

• Komitmen untuk melaksanakan PUG dan PPRG masih setengah hati;


• PPRG belum signifikan memecahkan masalah utama pembangunan;
• Program dan kegiatan yang di PPRG bukan Program dan kegiatan utama
sesuai tupoksi;
• GAP dan GBS sebuah dokumen yang terpisah dengan RKA, implikasinya
tidak selaras;
• Tim Teknis Kabupaten belum melakukan langkah-langkah strategi
percepatan pelaksanaan PPRG ;
• Kapasitas SDM lambat pergerakannya karena ada konsepsi yang terpatri
bahwa PUG dan PPRG adalah menggunakan Tools GAP dan GBS, dan ini
dianggap sulit;
• Focal Point yang menguasai PPRG belum meluas pada staf lain di masing-
masing SKPD;
• Auditor Inspektorat belum optimal dalam melakukan pengawasan PPRG;
• Pokja PUG belum maksimal dalam melakukan monitoring PPRG.
Apa Yang Harus Dilakukan...?

• Perlu dilakukan Rakor PUG bagi seluruh Eselon II, yang


dipimpin langsung oleh Bupati – sebagai langkah adanya
Komitmen Kebijakan PUG di Banjarnegara ;
• Perlu dilakukan pertemuan untuk memberikan
pemahaman kepada DPRD tentang PPRG ;
• Tim teknis harus menyusun program kerja terkait
pelaksanaan PPRG dan terus menerus melakukan proses
pendampingan PPRG di semua SKPD ;
• Memberikan pemahaman kepada auditor dalam
pengawasan yang responsif gender/PPRG ;
• Pengawalan terhadap Renja SKPD dapat dimulai
dari musrenbang, Renja hingga telaah RKA yang
sudah dilengkapi dengan GAP/GBS;
• Pedoman PUG harus disosialisasikan kepada semua
SKPD dengan sejelas-jelasnya;
• Tiap SKPD diharapkan secara rutin melakukan entry
data pilah gender melalui aplikasi SIGA sehingga
tersedia data yang terkini dan dapat diakses oleh
publik ;
• Secara terus menerus harus dilakukan
pengembangan kapasitas, hingga semua perencana
dan staf teknis mampu merumuskan PPRG ;
• Pertemuan Focal Point harus dilakukan min 2 kali
dalam 1 tahun;
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai