Anda di halaman 1dari 34

GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN SEHAT

PRODUKTIF (GP2SP)
SEBAGAI INSTRUMEN PERLINDUNGAN
KESEHATAN PEKERJA PEREMPUAN

Oleh:

Hery Purnomo, S.KM, M.M.


Seksi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA


DATA KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA
(BPS, Februari 2013)

ANGKATAN KERJA:
PENDUDUK
121,2 jt
INDONESIA
± 250 JUTA

PENGANGGURAN
BEKERJA  114 jt (94,05%) 7,2 jt (5,95%)

• FORMAL  45,6 juta ± 25 JT USIA


(39,98%)
REPRODUKSI
• INFORMAL  68,4 juta
(60,02%)

2 2
DATA ANGKATAN KERJA (BPS, 2014)

ANGKATAN KERJA:
PENDUDUK
1 JUTA JIWA

PENGANGGURAN
• FORMAL  60,87 %
• INFORMAL  5,6 %
9,87 %

• Laki-laki  65,54 %
• Perempuan  34,46 %
• Mayoritas Pekerja Perempuan Bergerak Di
Sembilan Sektor (BPS, 2000) Industri Rokok,
Tekstil, Pakaian, Sepatu, Kimia, Elektronik,
Plastik, Sektor Pendidikan dan
• Hanya 5,4% pekerja perempuan Indonesia sebagai
pekerja profesional/administratif/manjerial (BPS,
2000)
• Menurut Rose and O”Railly (1998), berdasarkan
klasifikasi sosial ekonomi mayoritas pekerja
perempuan di Indonesia melakukan pekerjaan
yang rutin dan manual dengan penghasilan yang
minim.
• Saat ini, pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh
laki-laki banyak dikerjakan oleh perempuan.
MASALAH KESEHATAN PEKERJA
PEREMPUAN
Perempuan maupun laki-laki yang bekerja sering
terpajan berbagai risiko yang berpotensi mengancam
kesehatan.
Di beberapa industri banyak sekali menyerap tenaga
kerja perempuan.
Perempuan bekerja pada dengan upah rendah,
berisiko terpajan bahan yang berbahaya, pada
umumnya mempunyai beban kerja ganda akan
berdampak pada kesehatan
FAKTOR RISIKO KESEHATAN PEKERJA
PEREMPUAN

Ada beberapa hal yg menyebabkan perempuan


mempunyai potensi risiko lebih besar daripada laki-
laki :
1. Adanya perbedaan anatomis
2. mengalami siklus haid, kehamilan,
menyusui
3. Perlakuan terhadap pekerja perempuan
berbeda
4. Peran ganda
5. Sering mengalami pelecehan seksual
maupun kekerasan dalam pekerjaan
ISU PEKERJA PEREMPUAN
 Beberapa industri banyak menyerap pekerja
perempuan.
 Waktu kerja 8 jam menyebabkan kurangnya akses ke
pelayanan kesehatan
 Design dan kondisi lingkungan kerja masih bersifat
umum (belum berorientasi gender)
 Tidak mempunyai waktu/kesempatan untuk menyusui/
memerah ASI
 Secara anatomis lebih rentan terkena penyakit akibat
kerja/kecelakaan kerja  haid, hamil, menyusui dll
 Cuti haid ?
 Perlakuan terhadap pekerja perempuan berbeda  di
upah rendah, berisiko terpajan bahan yang berbahaya,
mempunyai beban kerja ganda, pelecehan seksual
dan kekerasan dalam pekerjaan
MASALAH GIZI PADA PEKERJA PEREMPUAN
Hasil Riskesdas 2013:
 Proporsi anemia kelompok umur 15-64 tahun berkisar antara
16,9-25%
 Proporsi KEK pada WUS yang sedang hamil 17,3-38,5% dan
tidak hamil 10,7-46,6%
 Obesitas pada usia >18 thn laki-laki sebesar 19,7 dan
perempuan 32,9
 Studi lain  pekerja perempuan yg anemia produktivitas kerja 20
% lebih rendah, output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah serta
kapasitas kerjanya per minggu rata-rata 6.5 jam lebih rendah
dibanding dgn yg tidak anemia (Scholz, dkk, 1997; Untoro dkk,
1998).
 Permasalahan lainnya: pendidikan pekerja perempuan masih
rendah, tinggal di pemukiman yang kurang baik dan kurang
memperoleh perhatian dari perusahaan.
Anemia pada Perempuan usia
reproduksi yang bekerja
KODRAT
HAID, KEHAMILAN,
KEGUGURAN,
MELAHIRKAN, NIFAS ,
MENYUSUI

Pekerja
perempuan
AKIBAT PEKERJAAN
usia
KECELAKAAN
reproduksi
PENY AKIBAT KERJA
ASUPAN GIZI KURANG

PERILAKU :
DIET
10 INDIKATOR PHBS

PHBS belum dilakukan terutama tentang konsumsi sayur dan buah,


ASI Ekslusif, kebiasaan cuci tangan dan aktivitas fisik
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
PADA PEKERJA PEREMPUAN
• Masalah kesehatan reproduksi pada pekerja meningkat
Beberapa penelitian di Indonesia:

– Gangguan daur haid pada pekerja tertentu


– Prevalensi Anemia tinggi
– Abortus spontan lebih tinggi
– Risiko abortus dengan pajanan pestisida meningkat
GERAKAN PEKERJA
PEREMPUAN SEHAT
PRODUKTIF (GP2SP)
DASAR PELAKSANAAN

1. Gerakan Pekerja Wanita Sehat Produktif


(GPWSP) merupakan suatu Gerakan Nasional
yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia Tri Sutrisno pada tanggal 14
November 1996

GPWSP direvitalisasi menjadi Gerakan


Pekerja Perempuan Sehat Produktif
(GP2SP)
GERAKAN PEKERJA PEREMPUAN
SEHAT PRODUKTIF (GP2SP)

Merupakan upaya dari Pemerintah,


masyarakat maupun pengusaha untuk
menggalang kesadaran dan peran guna
meningkatkan kepedulian dalam upaya
memperbaiki kesehatan pekerja perempuan
sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
LANDASAN HUKUM
 Undang-Undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
 Undang-Undang No.13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan
 Undang-Undang No.36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
 Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan
No 48/Men.PP/XII/2008, Nomor Per.27/Men/XII/2008, Nomor
1177/Menkes/PB/XII/2008 tentang Peningkatan Pemberian ASI
Selama Kerja di Tempat Kerja.
 Draft Keputusan Bersama antara Menteri Kesehatan, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan
Menteri Pemberdayaan Perempuan tentang Gerakan Pekerja
Perempuan Sehat Produkstif (GP2SP)
GP2SP
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA :
 KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN :
 KEMENTERIAN DALAM NEGERI
 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
 APINDO
 KSPSI

DICANANGKAN PADA 13 NOVEMBER 2012 DI JAKARTA


TUJUAN

Tujuan
Meningkatnya Sumber
daya pekerja Perempuan
yang sehat dan produktif
melalui peningkatan
kesehatan dan gizi.
SASARAN
SASARAN LANGSUNG :
 Seluruh Pekerja perempuan (semua skala usaha)

 Pengusaha/pengelola/pengurus

SASARAN ANTARA :
 Pejabat Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan kabupaten/kota

 BPJS Kesehatan

 BPJS Ketenagakerjaan

 APINDO, Serikat Pekerja, serikat buruh

PELAKSANA LAPANGAN;
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat; Pos UKK, Posbindu
dengan pembinaan oleh Puskesmas
KEBIJAKAN

1. Mewujudkan komitmen antar instansi terkait &


semua pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan GP2SP
2. Mendorong pengusaha untuk melaksanakan
GP2SP dalam upaya meningkatkan kesehatan
pekerja perempuan agar sehat dan produktif
3. Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan GP2SP
4. Meningkatkan pemberdayaan pekerja untuk
berperan aktif dalam GP2SP
STRATEGI
 Meningkatkan Advokasi dan sosialisasi GP2SP
secara berjenjang dengan melibatkan pemangku
kepentingan secara terpadu
 Mengembangkan media Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) melalui media cetak dan elektronik
 Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
pengusaha dalam melaksanakan GP2SP di
lingkungan perusahaan melalui dukungan
sumberdaya
 Meningkatkan pemantauan dan evaluasi melalui
keterpaduan dengan pihak terkait
PELAKSANAAN GP2SP
PERSIAPAN
a. Membentuk Tim GP2SP
b. Penyediaan alat dan bahan yang diperlukan
c. Advokasi dan sosialisasi /Seminar/lokakakrya
d. Pelatihan

PELAKSANAAN
a. Peningkatan Status Gizi Pekerja Perempuan
Pemberian Obat Gizi (Tablet Tambah Darah, Pemenuhan Kecukupan Gizi Selama Waktu Kerja )
b. Pelayanan Kesehatan Reproduksi
 Sebelum Hamil , Hamil, Bersalin
c. Peningkatan Pemberian Asi Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja
 Setiap tempat kerja harus menyediakan Ruang Asi dan fasilitasnya
d. Penyediaan Makanan Melalui Kantin Sehat

PEMBINAAN
Pembinaan Terpadu, Pembinaan Teknis, Pemberian penghargaan
TIM GP2SP
 Tim dibentuk di tingkat Pusat, Provinsi,
Kab/kota dan Perusahaan
 Tim Terdiri dari :
 Unsur Pemerintah (Dinkes, Disnakertrans, Pemda,
BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dll)
 Pengusaha
 Serikat Pekerja/serikat buruh
RUANG LINGKUP KEGIATAN GP2SP
DI TEMPAT KERJA
 PENINGKATAN STATUS GIZI PEKERJA KHUSUSNYA PEKERJA
PEREMPUAN
 Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Termasuk Pemeriksaan Hb
 Pemberian Obat Gizi (Tablet Tambah Darah Yg Berisi Zat Besi)
 Pemenuhan Kecukupan Gizi Selama Waktu Kerja  Peningkatan
Menu Makanan
 Pemenuhan Kebutuhan Hidrasi
 PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
 Sebelum Hamil (Konseling IMS, Pelayanan KB)
 Hamil  Pemeriksaan Kehamilan
 Bersalin  Konseling Gizi Ibu Menyusui Dan Asi Ekslusif,
Jaminan Persalinan
 NIFAS  Pelayanan KB Pasca Persalinan, ASI Ekslusif, Pemberian
2 (dua) kapsul vitamin A selama nifas, konseling menyusui
 PENINGKATAN PEMBERIAN ASI SELAMA WAKTU KERJA DI TEMPAT
KERJA  SKB 3 Menteri antara Menteri Pemberdayaan Perempuan, Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI


◦ Menyusun dan menyebarluaskan Surat edaran,
aspek legalitas Menteri Dalam Negeri dalam
pelaksanaan GP2SP di Prov dan kab/kota
◦ Mengkoordinir SKPD/OPD dalam mendorong dan
melaksanakan program GP2SP
◦ Melakukan advokasi dan sosialisasi program GP2SP
kepada pemerintah daerah
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
2. KEMENTERIAN KESEHATAN
 Menyusun bahan KIE untuk GP2SP
 Mengkoordinir pelaksanaan program GP2SP
 Melakukan Advokasi dan Sosialisasi program GP2SP
 Melakukan TOT bagi petugas di Provinsi dan
Kabupaten/Kota tentang program GP2SP
 Melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan
perusahaan tentang Program GP2SP
 Menyediakan, menyebarluaskan bahan-bahan KIE
tentang Program GP2SP
 Melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi
program GP2SP
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

3. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN


PERLINDUNGAN ANAK
 Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada sektor terkait,
pemerintah daerah dan lembaga masyarakat tentang
program GP2SP
 Menyusun media KIE tentang GP2SP
 Memfasilitasi terbentuknya sarana program GP2SP
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
4. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
 Mendorong pengusaha/pengurus, serikat pekerja/serikat
buruh mengintegrasikan program GP2SP dalam
peraturan perusahaan atau PKB
 Memfasilitasi Program GP2SP di tempat kerja
 Melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
program GP2SP sebagai bagian dari pembinaan dan
pengawasan ketenagakerjaan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
5. BPJS KETENAGAKERJAAN, BPJS KESEHATAN
DAN ATAU ASURANSI LAIN
 Menyediakan suplemen gizi, obat-obatan dan peralatan
konseling untuk pelaksanaan kegiatan GP2SP
 Memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja perempuan
yang meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Pemeriksaan kehamilan/ANC
c. KB
d. Jaminan persalinan di fasilitas kesehatan
e. Post Natal Care
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
6. APINDO
 Mendorong dan memotivasi pengusaha dalam pelaksanaan
program GP2SP
 Membantu memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk pelaksanaan program GP2SP
 Mensosialisasikan program GP2SP bersama tim terkait kepada
pengusaha
 Bersama dengan serikat pekerja/serikat buruh membuat PKB
untuk melaksanakan program GP2SP
 Mendukung pelaksanaan pemberian penghargaan bagi
perusahaan yang telah berhasil melaksanakan program
GP2SP
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
7. SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
 Bersama tim mensosialisasikan program GP2SP kepada
pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
 Bersama pengusaha membuat PKB untuk melaksanakan
kegiatan GP2SP
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
8. PEMERINTAH PROVINSI
 Melakukan TOT bagi petugas Kab/kota tentang kegiatan
GP2SP
 Penyediaan dan penyerluasan data dan informasi
 Dukungan sumberdaya untk pelaksanaan GP2SP
 Pembinaan dan pengawasan GP2SP

9. PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
 Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan
kegiatan GP2SP
 Menggerakkan dan menyediakan sarana dan prasarana
dalam pelaksanaan GP2SP
 Melaksanakan kegiatan GP2SP yang telah disepakati
bersama
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
10. PERUSAHAAN
 Komitmen untuk melaksanakan program GP2SP
 Malakukan sosialisasi program GP2SP kepada pekerja/buruh
 Menyediakan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program
GP2SP
 Membina dan mendorong mitra kerja di lingkungannya, agar
pelaksanaan program Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
(GP2SP) berjalan dengan baik.
 Melaksanakan Program GP2SP
 Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program GP2SP di
perusahaan
 Penyampaian laporan secara berkala (6 bulan sekali) hasil
pelaksanaan program GP2SP kepada Tim kabupaten/kota
PENUTUP
 Pekerja perempuan di Indonesia mempunyai
berbagai permasalahan termasuk permasalahan
kesehatan yang perlu mendapat perhatian.
 GP2SP merupakan suatu upaya peningkatan
kesehatan dan produktifitas bagi pekerja
perempuan di Indonesia.
 Perlu dukungan pemerintah dan perusahaan dalam
pelaksanaan GP2SP agar pekerja perempuan tetap
sehat dan produktif.

Anda mungkin juga menyukai