Anda di halaman 1dari 14

Orientasi

Program Keswa-NAPZA
Jawa Timur

Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur


Tahun 2023
Indikator Kinerja
Program Kesehatan Jiwa - NAPZA
PUSAT JAWA TIMUR
SPM PKP
1. Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan Pelayanan Keswa – UKM Esensial
kesehatan jiwa sesuai standar
1. Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko
RENSTRA masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
2. Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko 2. Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh
masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining layanan di Fasyankes
3. Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh 3. Jumlah kunjungan pasien pasung
layanan di Fasyankes 4. Persentase kasus pasung yang dilepaskan/dibebaskan
4. Jumlah penyalahguna NAPZA yang mendapatkan Penanganan NAPZA – UKM Pengembangan
pelayanan rehabiltasi medis 5. Persentase sekolah yang mendapatkan
sosialisasi/penyuluhan tentang pencegahan &
RAN-P4GN penanggulangan bahaya penyalahgunaan NAPZA
5. Tersosialisasikannya informasi bahaya narkotika dan
prekursor narkotika.
6. Terselenggaranya tes urine kepada seluruh ASN
25% Peserta Didik tingkat SMA sederajat 25% Peserta Didik tingkat SMA sederajat

2023

2024
25% Mahasiswa 25% Mahasiswa
25% Santri di Pesantren 25% Santri di Pesantren
25% Penghuni LAPAS 25% Penghuni LAPAS
Deteksi Dini 25% Pekerja ASN 25% Pekerja ASN
25% Ibu hamil 25% Ibu hamil
25% Ibu memiliki batita 25% Ibu memiliki batita
25% Lansia + 65 thn 25% Lansia + 65 thn

Tahun 2023 Tahun 2024

20% Sekolah 20% Sekolah


2023

2024
20% Kampus 20% Kampus
Intervensi 15% Pesantren
15% Pesantren
75% LAPAS 75% LAPAS
50% Posyandu 50% Posyandu
30% Kantor Pemerintah Pusat dan 30% Kantor Pemerintah Pusat dan
Daerah Daerah
Capaian Indikator Kinerja Renstra Kemenkes
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2022*
*Berdasarkan data Simkeswa

Indikator 1 Indikator 2
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan Persentase penyandang gangguan jiwa yang
risiko masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan memperoleh layanan di Fasyankes
skrining

Total sasaran: 8.016.049 Total sasaran : 261.268


Target 2022 : 2.404.815 (30%) Target 2022 : 78.380 (30%)
Capaian : 319.190 Capaian : 24.399
Persentase : 3,98% Persentase : 9,33%
Definisi Operasional, Target, Penghitungan, dan
Pelaporan

File Indikator Keswa-Napza 2022, 2023


Penghitungan Sasaran

File PROYEKSI DATA PENDUDUK & SASARAN 2022-2023


DETEKSI DINI
Risiko Masalah Kesehatan Jiwa
Kelompok Berisiko Masalah Kesehatan Jiwa Berdasarkan Siklus Hidup

Remaja Lansia
• Siswa baru dan tingkat akhir SMP dan SMA • Lansia yang tinggal sendiri/hanya dengan pasangannya
• Pasien penyakit kronis: Kanker, HIV-AIDS, dll. • Lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang
• Santri • Penghuni panti sosial (warga binaan)
• Remaja dengan disabilitas • Pasien penyakit kronis: Hipertensi (stroke, gagal ginjal,
• Korban tindak kekerasan penyakit jantung) TBC, DM, Kanker, HIV-AIDS, dll
• Korban trafficking • Korban dan penyintas bencana alam/non alam dan
• Korban dan penyintas bencana alam/non alam dan bencana sosial
bencana sosial • Korban kekerasan
• Pekerja seks komersial (Tuna Susila)

Dewasa
• Mahasiswa baru dan tingkat akhir Perguruan Tinggi • Pekerja migran
• Pasien penyakit kronis: Hipertensi (stroke, gagal ginjal, penyakit jantung) TBC, • Korban trafficking
DM, Kanker, HIV-AIDS, dll • Korban dan penyintas bencana alam/non alam dan bencana sosial
• Pasien dengan penyakit fisik yang tidak membaik setelah diobati dengan • Keluarga (pendamping) pasien ODGJ dan penyakit kronis
adekuat. • Keluarga (pendamping) orang dengan disabilitas
• Ibu hamil dan post partum • Pekerja seks komersial (Tuna Susila)
• Ibu dengan anak balita • Orang dengan variasi preferensi seksual
• Orang tua tunggal • Pendamping lansia (caregiver)
• Orang dengan disabilitas • Warga binaan pemasyarakatan di Lapas/Rutan dan keluarganya
• Korban tindak kekerasan • Penghuni panti sosial (warga binaan)
• Pekerja dengan sistem shift • Petugas panti sosial
• Pekerja di tempat kerja yang berisiko • Klien/pasien di lembaga rehabilitasi penyalahgunaan Napza dan keluarganya
Alur Sistem Pelaporan Deteksi Dini Keswa-NAPZA

SDQ SRQ-20 ASSIST


(Manual/form online) (Manual/form online)
(Manual) Aplikasi :
Sinapza
 mobile Android

SIMKESWA Selaras
https://simkeswa.kemkes.go.id/ http://selaras.kemkes.go.id/
Laporan IPWL &
Deteksi Dini NAPZA

Entry
manual
Otomatis
Draft Alur Skrining Masalah Kesehatan Jiwa
Deteksi Dini

>
SDQ SRQ-20

>
>

>
Normal Borderline Abnormal ≥6 <6

>
>

>
>
Promosi Kesehatan
Konseling oleh guru
Jiwa
Promosi Promosi kesehatan jiwa Promosi
Rujuk ke Fasyankes
Kesehatan Jiwa Rujuk ke Fasyankes Kesehatan Jiwa
Prevensi Gangguan
Prevensi gGangguan Jiwa
> Jiwa

>
Pemeriksaan lanjutan,
ASSIST
wawancara psikiatrik
multidisiplin

>
>

>
Tidak ada gangguan jiwa Ada diagnosis gangguan jiwa Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi

>
>

>
>

>

Pemberian KIE
Promosi kesehatan juwa, Pemberian KIE Rehabilitasi
pencegahan
Tatalaksana multidisiplin dan konseling medis di IPWL
prevensi gangguan jiwa NAPZA
Penerapan Penapisan/Skrining Online

• Setiap Kab./Kota diperbolehkan menentukan teknis pelaksanaan deteksi dini ;


- Secara manual
- Gform : Kemkes/Dinkes Prov. Jatim/Dinkes Kab./Kota
• Penggunaan Gform (utk SRQ 20 & SDQ) diharapkan memudahkan pengguna :
- Skor hasil isian dan penjelasan tentang skor harus dimunculkan
- Hasil isian bisa dilihat oleh petugas.
- Link hasil isian harus dijaga kerahasiaannya karena berisi data pribadi pasien
• Penggunaan ASSIST sangat disarankan menggunakan aplikasi Sinapza
- Jauh lebih mudah/cepat
- Data langsung masuk ke Simkeswa  tidak perlu merekap
- Apabila terpaksa menggunakan ASSIST manual, maka nantinya bisa di-entry ke
Sinapza.
• Hasil pelaksanaan deteksi dini harus masuk seluruhnya ke Simkeswa
Poin-Poin Kesepakatan

Target Sasaran Indikator Kinerja


• Dinas Kesehatan Kab./Kota diberikan kewenangan untuk membagi target sasaran untuk puskesmas
• Contoh cara pembagian target sasaran puskesmas dapat dilihat pada file PROYEKSI DATA PENDUDUK &
SASARAN 2022-2023

Manajemen Obat Keswa


• Dinas Kesehatan diharapkan mengontrol penggunaan obat jiwa di puskesmas
• Pengajuan permintaan obat ke Provinsi dengan bersurat (bisa diinfokan via wa terlebih dahulu)
• Jika di Provinsi tidak ada, permintaan akan diteruskan ke Kemkes.

Kohort Jiwa
• Kohort Keswa tetap dibutuhkan karena tidak semua data yang dibutuhkan untuk pengembangan
program Keswa terdapat di Simkeswa
• Manajemen pelaporan menggunakan prinsip menghindari double entry. Apa yang sudah terdapat di
Simkeswa sebisa mungkin tidak perlu di-entry melalui kanal pelaporan lain.
• Data Kohort Keswa di-entry melalui Sipptimewa.
RTL

• Akan dilakukan sosialisasi Simkeswa dengan mengundang seluruh puskesmas, dalam


waktu dekat.
• Akan dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan RSJ Lawang terkait penggunaan obat jiwa
dalam prosedur rujuk balik.
• Terkait pengajuan obat jiwa, akan dibuatkan form standard untuk pengajuan ke Provinsi.
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
tumbuh kembang
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai