Anda di halaman 1dari 44

EVALUASI PROGRAM PUSKESMAS

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU


PUSKESMAS (SP2TP) DI PUSKESMAS KOTO KATIK KOTA
PADANG PANJANG TAHUN 2018
Disusun oleh:

Sarahlia Peigriwa Mang Blegur 1865050045


Elzabad Netanya Gultom 1965050063

Pembimbing:
dr. Ekarini, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 13 JULI – 08 AGUSTUS 2020
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA 2

3. EVALUASI PROGRAM
4. PENUTUP
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang

2
Puskesmas Koto Katik merupakan salah satu
diantara Puskesmas yang digolongkan sebagai
Puskesmas terbawah yang menjalankan
program SP2TP dari aspek kelengkapan
pelaporan.
Berdasarkan alasan tersebut maka dilakukan
penelitian dengan judul “Evaluasi Program
Puskesmas Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas di Puskesmas Koto Katik
Kota Padang Panjang Tahun 2018.
Tujuan Penulisan
● Tujuan Umum -
○ Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pencatatan dan
pelaporan terpadu di Puskesmas Koto Katik Kota
Padang Panjang Tahun 2018.
● Tujuan Khusus
○ Mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di
Puskesmas Koto Katik Kota Padang Panjang Tahun
2018.
○ Mengetahui permasalahan dalam kegiatan pencatatan
dan pelaporan terpadu di Puskesmas Koto Katik Kota
Padang Panjang Tahun 2018.
Profil Puskesmas Koto Katik Kota Padang Panjang

1. Data Geografi Puskesmas Koto Katik terletak di Jl. Syekh M. Jamil, Koto
Katik, Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang Panjang Timur, Sumatera
Barat, 27112. Luas wilayah kerja Puskesmas Koto Katik 4,65 Km2 yang terdiri
dari 4 desa dengan jumlah penduduk 11.538. Jenis Puskesmas Koto Katik
adalah Puskesmas non-rawat inap.

2. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Koto Katik Luas Wilayah Kerja Puskesmas
Koto Katik ± 4,65 Km2 yang terbagi dalam 4 kelurahan. Berikut distribusi
wilayah kerja Puskesmas Koto Katik:

a. Kelurahan Koto Katik


b. Kelurahan Koto Panjang
c. Kelurahan Tanah Pak Lambik
d. Kelurahan Guguk Malintang
3. Kependudukan 4. Kepegawaian Puskesmas Data
komposisi pegawai Puskesmas Koto
Katik dapat dilihat pada tabel berikut :
Kecamatan Koto Katik terdiri dari 3.042 Kepala Keluarga dengan
jumlah penduduk sebanyak 11.538 jiwa, yang terdiri atas 5.838
laki-laki dan 5.700 perempuan. Berikut jumlah penduduk wilayah
Kecamatan Koto Katik:
5. Sarana dan Prasarana Puskesmas
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian SP2TP

§Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas (SP2TP) yang merupakan serangkaian
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,
sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2014.
§SP2TP merupakan kegiatan pencatatan dan
pelaporan Puskesmas secara menyeluruh (terpadu)
dengan konsep wilayah kerja Puskesmas.
Tujuan SP2TP
§Tujuan Umum :
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara berhasil
guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data
SP2TP dan informasi lain yang menunjang

§Tujuan Khusus :
a. Sebagai dasar penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas
b. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok
Puskesmas lokakarya mini
c. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pokok Puskesmas
d. Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan
kegiatan.
Jenis Pencatatan

1. Pencatatan yang dibuat di dalam


gedung Puskesmas
2. Pencatatan yang dibuat di luar gedung
Puskesmas
Jenis Pelaporan

1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.

2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi

3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program. Laporan jenis ini ada 4 jenis
yaitu:

• LB1, berisi data kesakitan

• LB2, berisi data kematian

• LB3, berisi data program gizi, KIA, KB, dll

• LB4, berisi data obat-obatan

Bentuk Formulir Pelaporan:

1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO

2. Formulir LT: untuk data kegiatan

3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian


4. LB1: laporan data kesakitan e. Pengamatan Penyakit Menular,
seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru,
a. Kasus lama Kusta, Filaria, ISPA, Rabies dan lain-
lain.
b. Kasus baru
7. LB4
5. LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)
a. Kunjungan Puskesmas
a. Laporan obat-obatan (LPLPO)
b. Kesehatan Olahraga
6. LB3
c. Kesehatan Sekolah
a. Gizi d. Rawat Tinggal

b. KB e. dll

c. Imunisasi

d. KIA
8. LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
c. LT 3 (peralatan)
a. LT 1
• Linen
• Keadaan sarana Puskesmas
• Peralatan Laboratorium
• Dasar UKS
• Peralatan untuk Kesehatan Gigi
• Kesehatan Lingkungan
• Peralatan untuk Penyuluhan
• Kesehatan Jiwa
• Peralatan untuk Tindakan Medis dan Non Medis
• Program Pendidikan dan Pelatihan
9. Laporan data dasar Puskesmas
• Program Pemberantasan Penyakit dan Gizi
a. LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan,
b. LT 2 (kepegawaian)
kesehatan, lingkungan dan peran serta)
• Tenaga PNS di Puskesmas
b. LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Puskesmas
• Tenaga PTT di Puskesmas Pembantu

• Tenaga PNS di Puskesmas Pembantu c. LSD3: peralatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Manfaat SP2TP
1. Bagi Departemen Pusat dapat dijadikan sebagai referensi
dalam rangka penyusunan strategi dan kebijakan
umum/nasional.

2. Bagi Dinas Kesehatan Dati I dapat dijadikan sebagai


referensi dalam rangka penyusunan strategi dan kebijakan
pengendalian/pengawasan mutu dan cakupan.

3. Bagi Dinas kesehatan Dati II dapat dijadikan sebagai


referensi dalam rangka penyusunan strategi operasional
dalam pencapaian tujuan.

4. Bagi Puskesmas dapat dijadikan sebagai bahan referensi


dalam rangka Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan
(P2), serta untuk Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3)
tingkat Puskesmas.
Frekuensi Pelaporan SP2TP4

Frekuensi dan alur pengiriman dari laporan yang dibuat oleh Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Laporan Bulanan (LB) dikirim oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan Dati II paling lambat tanggal 5
bulan berikutnya. Data tersebut akan diteruskan oleh Dinas Kesehatan Dati II ke Dinas Kesehatan Dati
I dan kemudian diteruskan ke Departemen Kesehatan. Khusus LPLPO, 1 (satu) kopi dikirimkan ke GFK
(Gudang Farmasi Kabupaten).

2. Laporan Bulanan Sentinentil (LB1S dan LB2S) dikirim oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan Dati II
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Data tersebut akan diteruskan oleh Dinas Kesehatan Dati II
ke Dinas Kesehatan Dati I dan Pusat. LB1S akan dikirim ke Direktorat Jenderal PPM dan PLP.
Sedangkan LB2S dikirim ke Direktorat Jenderal Binkesmas.
3. Laporan Tahunan (LT-1, LT2, LT-3) dikirim oleh Puskesmas
paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya ke Dinas
Kesehatan Dati II. Khusus untuk laporan LT-2 (data
kepegawaian) hanya diisi bagi pegawai yang baru/belum pernah
mengisi formulir data kepegawaian.
3.
EVALUASI PROGRAM
HASIL

21

INPUT & PROSES FEEDBACK OUTPUT


INPUT
▹ SUMBER DAYA MANUSIA ▹ DANA
Sumber Daya Manusia yang Sistem anggaran yang
bertanggung jawab dalam dipakai oleh Puskesmas
Sistem Pencatatan dan Koto Katik berasal dari
Pelaporan Terpadu di APBD (Anggaran
Puskesmas Koto Katik Pendapatan Belanja 22
berjumlah satu orang sebagai Daerah) yang disalurkan
Kepala Tata Usaha. melalui Dinas
Kesehatan. Pendanaan
program ini dikelola oleh
bendahara pembantu
pengeluaran.
INPUT
▹ MATERIAL
■ Peralatan atau fasilitas yang digunakan untuk menunjang
Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu yaitu
sebagai berikut:

No. Kriteria Perlengkapan


23
1. Ruang untuk pencatatan dan - Kursi
pelaporan (SP2TP) - Meja
- Lemari/rak untuk menyimpan materi
- Alat tulis

2. Dokumen di Puskesmas - Tersedia Formulir laporan ke suku dinas


kesehatan
- Tersedia Buku laporan tahunan dan buku
laporan bulanan
INPUT

▹ METODE
Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
program sistem pelayanan dan pencatatan terpadu di
Puskesmas Koto Katik adalah dengan melakukan
24
pendataan pasien yang diperiksa atau meminta surat
rujukan, pendataan penyakit yang diderita serta
mengirimkannya dalam bentuk laporan.
Petugas pelaksana SP2TP merencanakan
program kegiatan yang akan dilakukan
PROSES Pelaksana SP2TP mengumpulkan data-data dari
program kegiatan yang ada di dalam Puskesmas

Setelah terkumpul, data di rekapitulasi


lalu dilakukan pencatatan

Lalu data di input kedalam


formulir SP2TP secara manual
25
Sebelum diberikan ke Dinas Kesehatan Kota,
dilakukan pengawasan terlebih dahulu

Setelah dilakukan pengawasan,


ditandatangani oleh Kepala Puskesmas

Kemudian data tersebut dilaporkan ke Dinas


Kesehatan Kabupaten dengan menggunakan mobil

▹ FEEDBACK
Setelah diterima, Dinas
Kesehatan akan
memberi feedback
kembali ke Puskesmas
mengenai evaluasi
SP2TP
OUTPUT
1) Laporan bulanan, yang mencakup: Data Kesakitan (LB-1), Data Obat-Obatan (LB-2), Gizi, KIA, Imunisasi
dan Pengamatan Penyakit menular (LB-3) serta Data Kegiatan Puskesmas (LB-4)
2) Laporan Sentinel, yang mencakup: Laporan Bulanan Sentinel (LB1S) dan, Laporan Bulanan Sentinel (LB2S)
3) Laporan Tahunan, yang mencakup: Data dasar Puskesmas (LT-1), Data Kepegawaian (LT-2) dan, Data
Peralatan (LT-3)
Indikator pemantauan program

No Program Indikator Pemantauan

1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan hasil kegiatan berupa


Terpadu buku laporan akhir tahun
4.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

29

INPUT & PROSES FEEDBACK OUTPUT


INPUT
▹ SUMBER DAYA MANUSIA
▹ Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa jumlah
tenaga dalam program SP2TP di Puskesmas Koto Katik
hanya ada 1 (satu) orang yang dipegang oleh Kepala Tata
Usaha dimana Sumber Daya Manusia pada program
SP2TP idealnya terdiri dari 7 orang yaitu, Kepala 30

Puskesmas, koordinator SP2TP dinas kesehatan,


Kasubag TU Puskesmas, 1 orang bagian sistem dan
informasi Puskesmas, 2 orang penanggung jawab
program kegiatan Puskesmas, dan 1 orang pelaksana
kegiatan di luar Puskesmas (petugas program di pustu
dan puskeskel) yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
Sehingga, diperlukan tambahan sumber daya manusia
agar program SP2TP ini berjalan semakin maksimal.
▹ SARANA
▹ Sarana di Puskesmas Koto Katik sudah tidak ada
kendala dari segi form pencatatan dan alat tulis untuk
keperluan pencatatan laporan bulanan. Namun, tidak
adanya ketersediaan komputer dan jaringan internet 31
untuk program SP2TP di Puskesmas tersebut
menyulitkan sistem pencatatan dan pelaporan. Dengan
adanya komputer dan internet, proses pencatatan dan
pelaporan bulanan akan sangat mudah dikirimkan melalui
email. Puskesmas Koto Katik juga tidak memiliki buku
panduan SP2TP.
INPUT

▹ DANA ▹ METODE
Pendanaan SP2TP telah Hasil evaluasi diketahui
sesuai dilakukan yaitu Kegiatan sudah cukup
berasal dari APBD yang baik dengan melakukan
pendataan pasien yang 32
disalurkan melalui Dinas
diperiksa atau meminta
Kesehatan. Hasil evaluasi surat rujukan, pendataan
diketahui bahwa pendanaan penyakit yang diderita
dalam pengelolaan SP2TP di serta mengirimkannya
Puskesmas Koto Katik dalam bentuk laporan.
cukup. Dana tersebut
bersumber dari dana APBD
dan dikelola oleh bendahara
pembantu pengeluaran.
PROSES
▹ Perencanaan & Pelaksanaan
Di Puskesmas Koto Katik secara operasional telah ada
petugas koordinator SP2TP yang ditunjuk namun untuk
koordinator hanya 1 orang yang tugasnya merangkap
sebagai penginput data laporan bulanan yang di dapat
33
dari masing-masing program Puskesmas dan bertugas
juga dalam pengiriman laporan bulanan ke tingkat Dinas
Kesehatan. Diharapkan kepada Puskesmas untuk
membagi tugas secara terstruktur sehingga ada
pembagian tugas dalam pencatatan laporan sehingga
tidak terfokus pada 1 orang.
PROSES
▹ Pencatatan
Tahap pencatatan SP2TP di Puskesmas Koto Katik
belum sepenuhnya lengkap. Terdapat beberapa
data yang kosong untuk direkap. Kendala seperti
ini yang membuat ketidaklengkapan pada 34

pelaporan. Sebaiknya dari Puskesmas


memberikan tenggang waktu pada penanggung
jawab laporan bulanan dalam penyelesaian
pencatatan.
PROSES
▹ Pelaporan
▹ Berdasarkan hasil evaluasi, setiap pelaksana kegiatan Puskesmas
baik di dalam maupun luar Puskesmas melaporkan hasil laporannya tiap
bulan. Pelaporan yang disampaikan tiap bulannya disampaikan dalam
bentuk format yang telah disediakan oleh dinas kesehatan dan sudah
dibakukan. Pencatatan yang masih manual menyebabkan keterlambatan
pada pelaporan tingkat Dinas Kesehatan Kota.
PROSES
▹ Pengawasan
Berdasarkan hasil evaluasi, pada pencatatan dan
pelaporan SP2TP perlu ada pengawasan yang bertujuan
untuk meminimalkan kesalahan pada pencatatan dan
pelaporan. Pengawasan yang dilakukan berupa
36
pengawasan tertulis terhadap laporan yang akan dikirim
ke Dinas Kesehatan. Kepala Puskesmas memeriksa
kembali sebelum ditandatangani. Seharusnya
pengawasan yang dilakukan bukan hanya tertulis saja
tetapi juga perlu secara lisan dengan cara menanyakan
langsung kepada yang berkepentingan.
OUTPUT
▹ Monitoring Evaluasi
Dari hasil monitoring dan evaluasi, Monev
yang dilakukan hanya fokus pada kegiatan
program Puskesmas saja yang dilakukan
setiap bulan melalui Lokmin bulanan. 37

Sedangkan untuk evaluasi SP2TP sendiri


belum pernah dilakukan. Seharusnya monev
juga harus di fokuskan program SP2TP
bukan hanya kegiatan Puskesmas saja,
karena dengan melakukan evaluasi secara
berkala dapat mempengaruhi hasil dari
pelaporan laporan bulanan.
OUTPUT
▹ Kelengkapan dan ketepatan waktu
Dari hasil evaluasi, kelengkapan dari laporan bulanan
bisa dikatakan sudah lengkap. Walaupun dalam waktu 1
tahun masih ada juga laporan yang dikirim kurang
lengkap tetapi itu tidak sering terjadi. Ketepatan waktu 38
dalam pengiriman laporan SP2TP mulai dari jenjang
administrasi yang terbawah sampai ke dinas kesehatan
kabupaten sangatlah penting, karena informasi yang
telah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Dari segi
kelengkapan, data yang disampaikan harus lengkap.
Suatu informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem
informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi
yang dihasilkan bersifat lengkap.
Berdasarkan data dan informasi yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Panjang, Puskesmas Koto Katik merupakan salah satu diantara Puskesmas yang
digolongkan sebagai Puskesmas terbawah (29,16%) dibandingkan Puskesmas-
Puskesmas lain dalam menjalankan program SP2TP dari aspek kelengkapan
pelaporan laporan bulanan baik LB-1,LB-2, LB-3 dan LB-4. Hal itu disebabkan
karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih sangat kurang yaitu hanya satu
orang yang bertugas dalam Program SP2TP ini. Rendahnya sistem pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas Koto Katik juga disebabkan karena sistem pencatatan yang
masih manual. Kurangnya sarana seperti komputer dan jaringan internet di
Puskesmas ini yang nyatanya sangat berguna dalam sistem pencatatan dan
pelaporan yang tepat waktu. Pengawasan terhadap pencatatan dan pelaporan
sebelum diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota masih sangat kurang sehingga
masih banyak Laporan Bulanan yang datanya kurang lengkap.
5.
PENUTUP
Dari hasil evaluasi SP2TP di Puskesmas Koto Katik dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas Koto Katik
sudah cukup baik dalam hal pelaporan bulanan yang selalu
dikirimkan ke Dinas Kesehtan Kota. Puskesmas Koto Katik juga
menjalankan program SP2TP ini dengan tersedianya Sumber Daya
Manusia, dana dari APBD, saran yang cukup serta dengan metode
yang baik. Proses SP2TP di Puskesmas Koto Katik juga sudah
cukup terlaksana dengan baik. Pengawasan dan monitoring evaluasi
dilakukan pula dalam sistem pencatatan dan pelaporan oleh
Puskesmas Koto Katik.

1. Permasalahan yang ada dalam sistem pencatatan dan pelaporan di


Puskesmas Koto katik adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang
masih sangat kurang yaitu hanya satu orang yang bertugas. Lalu,
masih kurangnya sarana seperti komputer dan jaringan internet di
Puskesmas ini yang menghambat sistem pencatatan dan pelaporan
yang tepat waktu. Pengawasan yang masih sangat kurang juga
berpengaruh terhadap ketidaklengkapan data yang dikirimkan ke
Dinas Kesehatan Kota.
SARAN

▹ Menambah Sumber Daya Manusia yang sudah terlatih untuk


menjalani progam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di
Puskesmas Koto Katik.
▹ Disediakannya sarana seperti komputer, jaringan internet, dan
buku pedoman SP2TP untuk memudahkan sistem pencatatan
42
dan pelaporan yang tepat waktu.
▹ Mencegah keterlambatan dan ketidaklengkapan laporan serta
dilakukan pengawasan yang ketat terhadap Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu di Puskesmas Koto Katik.
▹ Memperbaiki kesalahan-kesalahan atau ketidaklengkapan
yang akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota karena akan
berpengaruh terhadap feedback yang diberikan dari Dinas
Kesehatan Kota.
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 63/Menkes/SK/II/1981 tentang Penetapan Berlakunya
Penyelenggaraan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
2. Barsasella, Diana. 2012. Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta, Mitra Wacana.
Medika
3. https://fadlianeukatjeh.wordpress.com/2012/01/23/sistem-pencatatan-dan-pelaporan-
tingkat-puskesmas-sp2tp/
4. Departemen Kesehatan RI, 1997b. Petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP,
Buku III, Jakarta
5. Departemen Kesehatan RI, 1997a. Pedoman Sistem Informasi Puskesmas, Buku I, Jakarta
6. Hasnita, Evi. 2019. Evaluasi Implementasi Program Sistem Pencatatan Dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas. Bukittinggi: STIKes Fort De Kock Bukittinggi.

DAFTAR
7. Darmawan, Ede Surya. dan Sjaaf, Amal Chalik. 2016. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http://www.who.int/countries/idn/en/ Kemenkes RI.
Tantangan e-kesehatan di Indonesia. Jakarta: 2016

PUSTAKA
8. Febriyanto. (2014). Studi tentang Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan PelaporanTerpadu
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Baluase Kabupaten Sigi tahun 2014. Skripsi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya. Palu: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya.
THANK YOU 44

Anda mungkin juga menyukai