Penulis
Teungku Nih Farisni, SKM, M.Kes
Fitriani, SKM, M.Kes
Yarmaliza, SKM. M.Si
Onetusfifsi Putra, SKM., M.Kes
Sri Wahyuni Muhsin, S.Si., MPH
Dr. Mursyidin, MA
Veni Nella Syahputri, S.Pd., M.Pd
Editor
Rismawa�, M.Pd.
P
enulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt. yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan buku “Strategi Pencegahan dan
Penanggulangan Stun�ng Berbasis Local Wisdom” ini dengan baik. Selawat
dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah
membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Penulisanbukuinidilandasiolehpen�ngnyamembangunpemahaman
masyarakat luas dalam pencegahan dan penanggulangan stun�ng. Se�ap
kalangan di tengah masyarakat harus memahami bahwa stun�ng adalah
suatu kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan seseorang. Se�ap
orang harus membangun pemahaman yang sama bahwa stun�ng secara
umum disebabkan oleh malnutrisi kronis dan penyakit berulang selama
masa kanak-kanak bukan sebagai faktor keturunan (gene�k) dari kedua
orang tuanya. Pemahaman ini yang harus diperkuat di tengah masyarakat
sehingga masyarakat yang selama ini hanya menerima tanpa berbuat apa-
apa untuk mencegahnya mulai melakukan pencegahan.
Selain itu, kehadiran buku ini diharapkan dapat membuka wawasan
BAB I
iii
masyarakat luas tentang strategi pencegahan dan penanggulangan
stun�ng dengan kondisi yang paling dekat dengan latar belakang kehidupan
di tengah masyarakat. Dalam hal ini pencegahan dan penanggulangan
stun�ng akan dimulai dari pendekatan budaya setempat yang kita sebut
dengan berbasis kearifan local atau local wisdom.
Secara umum penulis meyakini pencegahan dan penanggulangan
stun�ng dengan berbasis local wisdom ini sangat tepat untuk seluruh
kalangan di seluruh wilayah Indonesia, meskipun disadari pendekatan-
pendekatan localitas atau kearifan local yang ada didalam buku ini diambil
sampel dengan local wisdom Aceh. tentunya ini bukan menjadi kebutuhan
pihak-pihak tertentu, namun untuk membebaskan Indonesia dari stun�ng
secara umum, dan Aceh secara khusus.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kemdikbud Ristek yang
telah memfasilitasi seluruh kegiatan sehingga buku ini dapat diterbitkan,
terimakasih kepada pemerintah daerah Aceh Secara Umum, khususnya
Subulussalam yang telah memberi izin peneli�an dengan tema stun�ng
berbasis local wisdom ini, serta terimakasih kepada seluruh civitas
akademik Universitas Teuku Umar yang telah memberi kesempatan,
bantuan, dan keluangan waktu untuk menyelesaikan seluruh program
kegiatan lapangan sehingga buku ini dapat diterbitkan.
Semoga penerbitan buku ini memberi wawasan dan meningktkan
pemahaman pembaca sehingga dapat mengurangi angka stun�ng di
Indonesia secara umum, dan di Aceh secara khusus.
Aceh Barat,
Penulis
III. GIZI IBU HAMIL DAN PEMBERIAT PMT BERBASIS LOCAL WISDOM....... 17
3.1 Konsep Hamil dan Gizi ............................................................................ 17
3.2 Jenis asupan Tambahan pada Ibu Hamil berbasis
Bahan Pangan Lokal .............................................................................. 26
IV. GIZI IBU MENYUSUI DAN PEMBERIAN PMT BERBASIS LOCAL WISDOM ....... 37
4.1 Penger�an Ibu Menyusui ....................................................................... 37
BAB I
v
D. Bahan Pangan Lokal Sumber Protein Dan Kandungan Gizi
Per Ukuran Rumah Tangga (URT Sendok) ................................................ 61
E. Contoh Menu Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Lokal ....................... 65
F. Contoh Menu Lokal/ MP ASI Untuk Bayi Usia 6-9 Bulan .......................... 65
1.1 Stun�ng
kronis dan penyakit berulang selama masa kanak-kanak. Hal ini dapat
gangguan pertumbuhan pada anak yakni �nggi badan anak lebih rendah
atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang
pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (gene�k) dari
BAB I
1
ketahui, gene�ka merupakan faktor determinan kesehatan yang paling
sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan
dan zat besi, intervensi selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan
yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi
asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih sebagaimana yang
disebutkan oleh mentri kesehatan di atas, maka dalam buku ini, penulis
wisdom. Local wisdom yang dipilih dalam hal ini adalah Aceh, sebagai
salah satu daerah dengan angka stun�ng nomor �ga ter�nggi dari
Aceh pada Sepetember, 2022 bahwa merujuk pada Studi Status Gizi
pada urutan �ga ter�nggi secara nasional, dengan angka 33,2 persen atau
di atas rata-rata angka nasional yakni 24,4 persen. Enam daerah dengan
zona merah di Aceh adalah kabupaten Gayo Lues 42, 9%, Subulussalam
41, 8%, kabupaten Bener Meriah 40%, Pidie 39,3%, Aceh Utara 38,8%,
hasil bumi yang sangat memadai. Seper� kabupaten Bener Meriah dengan
angka stun�ng 40%, sangat berbanding terbalik dengan hasil alam yang
dimiliki. Di daerah ini pertanian yang sangat subur, dan lingkungan sosial
BAB I
3
dan ekonomi yang juga cukup memadai. Begitu pula dengan kabupaten-
kabupaten lainnya. Hal ini yang menjadi perha�an khusus bahwa perlu
masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) 2014 , lebih dari setengah
energi kurang dari cukup bila diukur berdasar standar AKE (Angka
makan untuk menjaga keseimbangan gizi. Gizi yang baik adalah faktor
berdampak pada balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil merupakan
2016). Hal inilah yang akan menjadi fokus kajian dalam buku ini. Naun
stun�ng berbasis local wisdom ini, pembaca perlu memahami lebih luas
BAB I
5
yang telah mentradisi serta terjadi secara terus menerus dalam suatu
daerah.
bahwa local wisdom adalah sebagai nilai yang mengatur, yang dianggap
kearifan local atau berbasisi local wisdom. Hal inilah nan�nya akan
local wisdom dalam masyarakat cukup beragam, seper� tata nilai, norma,
perlu diperha�kan.
bercocok tanam;
Selain itu, beberapa fungsi dari local wisdom perlu juga untuk
sebagai berikut.
Dari beberapa subtansi kajian, fungsi dan peran local wiadom, serta
berbasis local wisdom ini. Aceh sebagai daerah berbudaya dan salah
BAB I
7
satu local wisdom yang mendominasi adalah bersyariat Islam tentunya
hasil alam setempat. Materi ini akan menjadi bagian khusus pada bab
berikut ini hal mendasar yang menjadi bagian terpen�ng yang akan
(2) Gizi ibu hamil dan pemberiat PMT berbasis lokal wisdom
(RPL)
penanggulangan stun�ng
2.1 Gizi
gizi terbagi pada beberapa, yaitu zat makro dan mikro. Zat gizi utama
atau gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam
Di samping itu, zat gizi yang perlu untuk diasup oleh tubuh dalam
BAB I
9
dan gizi lebih. Masalah zat gizi mikro melipu� defisiensi vitamin A
kekurangan gizi adalah sebgai berikut. Ke�dak seimbangan zat gizi atau
�dak cukup gizi akan tumbuh menjadi pendek dan kemudian akan
zat gizi, berikut ini akan dipaparkan bahwa ada beberapa hal yang bisa
para orang tua atau pihak terkait memantau status gizi anak di
pada kehamilan (280 hari) sampai bayi berusia 2 tahun (720 hari).
ini dikenal dengan 1000 HPK. Dalam hal ini, yang menjadi perha�an
BAB I
11
serius adalah terkait dengan nutrisi bayi. Salah satu tantangan gizi
dan embrio (Rahayu et al., 2018). Berat badan ibu saat awal kehamilan
terutama dari segi asupan energi, protein dan juga vitamin dan mineral
hamil, melahirkan, nifas, bayi, anak-anak hingga remaja. Hal ini berlaku
untuk pria dan wanita pada usia subur. Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak harus fokus pada penanganan masalah gizi. Hal ini dikarenakan
sejak ibu hamil sampai bayi berusia dua tahun adalah faktor kunci
untuk menyelesaikan masalah gizi buruk saat ini.Nutrisi cukup dan gaya
agenda 1000 HPK ini diharapkan dapat memberikan hasil yang op�mal
ke�ka ibu hamil (baik disaat masih berstatus remaja putri) mendapat
(NisaBearawi, 2020).
Oleh karena itu, masa 1000 HPK dianggap sebagai momen pen�ng
270 hari kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama bayi. Ini adalah
dan “masa sensi�f”yaitu “masa ketat (ibu hamil dan anak mulai usia
hanya 1000 hari. Walaupun masanya pendek dan ketat, masa ini
sumber daya manusia, dan jika periode ini terlewatkan karena kualitas
Ada sebuah studi yang melibatkan 36 negara dengan 90% anak dengan
BAB I
13
kasus stun�ng. Intervensi dilakukan dan hasilnya dapat mengurangi
stun�ng sebanyak 36% untuk anak yang berusia 36 bulan Dalam konteks
perbaikan gizi terhadap ibu muda, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak
lainnya seper� infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hal ini didukung
baik dan �dak op�mal. Di samping itu, faktor �dak langsung lainnya
2016).
yang akan dibeli dan dimakan. Kemudian, pola asuh juga mempunyai
Hal ini juga dengan sangat jelas mempengaruhi status gizi seseorang.
BAB I
15
juga mempengaruhi status gizi seseorang. Masalah gizi dan kesehatan
ibu dan anak sangat pen�ng, karena sering kali, lebih dari seper�ga
kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak-anak yang kekurangan gizi.
Gizi buruk berdampak sangat serius pada ibu hamil karena keadaan
rahim yang gagal dapat mempengaruhi bayi secara fisik, mental, serta
anak-anak lahir kecil dan sangat kurus, jika mereka masih hidup, mereka
tenaga kerja yang kurang cakap. Bagi perempuan, ada remaja putri
Saat ini, Indonesia masih memiliki angka infeksi yang rela�f �nggi yaitu
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu
terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur)
BAB I
17
biasanya berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode
status gizi ibu. Dalam �ga bulan menjelang rencana kehamilan, ibu
normal harus sekitar 80.000 kalori selama 280 hari. Inilah sebabnya
mengapa perlu mengkonsumsi kurang lebih 300 kalori per hari selama
terjadi pusing, mual dan muntah. Kemudian ibu bisa diberikan makanan
kecil tapi sering dan juga bisa diberikan makanan segar seper� susu,
tahu, tempe, telur, kaldu, lemon dan buah-buahan lainnya, sup atau
kembali. Kecukupan zat energi seper� nasi, ro�, jagung, mie, dll
piring, segelas susu serta 2 gelas air (Nisa Bearawi, tahun 2020).
BAB I
19
makan yang baik dan sering ingin makan.Sebaiknya angan berlebihan,
manis dan makanan cepat saji juga bisa dikurangi. Zat gizi pembina
1. Protein
lebih banyak dari zat lain. Menambahkan protein ke dalam diet ibu hamil
ikan, telur, susu, keju, dan kerang merupakan sumber utama protein.
2. Asam folat
normal atau prematur (prematur), kondisi bayi dengan berat badan lahir
dari sumber suplemen asam folat. Sayuran hijau seper� kangkung, jus
wortel, buncis, buncis, dan ro� gandum merupakan sumber alami asam
3. Besi
perubahan tubuh ibu dan suplai darah bayi. Akibatnya, permintaan akan
zat besi meningkat beberapa kali lipat. Jika kebutuhan zat besi rendah,
ibu hamil akan mudah lelah dan tertular penyakit menular. Persalinan
prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga berisiko lebih
suplemen, zat besi juga berasal dari bahan alami seper� daging merah,
BAB I
21
4. Seng
berat badan lahir rendah pada bayi.Uji klinis suplemen seng belum
yang cukup merupakan langkah awal yang bisa dilakukan. Seng, atau
5. Kalsium
juga membutuhkan kalsium agar fungsi tulang dan gigi tetap kuat.
diperoleh dari tulang ibu. Ibu hamil membutuhkan sekitar 1000 mg per
atau susu, keju dan yogurt. Disamping itu, ikan teri juga merupakan
6. Vitamin C
lebih maksimal.
7. Vitamin
persalinan lebih awal (prematur) dan berat badan lahir rendah. Vitamin
A didapat dari buah dan sayur berwarna hijau atau kuning, mentega,
BAB I
23
Tabel.1. Fungsi Zat Gizi Masa Hamil
Zat Gizi Peran selama proses
Kehamilan
Protein Sumber pen�ng sebagai pembentuk sel
tubuh pembentukan tambahan cairan darah
bagi ibu dan sumber cadangan energy
Karbohidrat Sumber penyediaan energi untuk ibu dan
janin selama kehamilan
Lemak Sumber penyediaan energi jangka panjang
masapertumbuhan ( < 30% kalori perhari)
Asam lemak Essen�al Seabagai pembentukan sel jaringan saraf
(EFAs) pusat, otak dan jaringan janin, serta tumbuh
dan kembang otak
Vitamin A • Jaringan kulit, selaput mukosa
saluran cerna, saluran kemih, saluran
pernafasan
• Mata dan imunitas
• Mendukung pembentukan dan
pertumbuhan tulang dan gigi
Vitamin C Op�malkan kesehatan gusi, gigi dan tulang
dan meningkatkan absorpsi zat besi (Fe)
Sebagai zat an�oksidan
Vitamin E Dapat mencegah oksidasi asam lemak tak
jenuh pembentuk struktur membran sel
Vitamin B6 Dapat membantu pembentukan sel darah
merah, Perlu dalam metabolisme asam lemak
dan sinte�s protein
Vitamin B12 Membantu pembentukan sel darah merah
serta meningkatkan pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan saraf
Asam Folat Sumber produksi, perbaikan dan fungsi DNA
Perlu untuk produksi darah, Membantu
fungsi enzim
minimal 4 kali.
BAB I
25
merasa mual mengkonsumsi tablet pada saat mau�dur malam hari.
hamil.
hari.
makanan sumber zat besi, misalnya sayuran hijau tua, tempe, susu,
tahu, kacang hijau, kacang merah dan biji-bijian lain, telur, ikan
dandaging.
3.2 Jenis asupan Tambahan pada Ibu Hamil berbasis Bahan Pangan
Lokal
vitamin dan mineral. Pada table 2 di bawah ini akan disajikan jenis
2014).
BAB I
27
Vitamin Vitamin A Ikan, ha�, kuning telur, sayuran dan
buah- buahan berwarna jingga/
oranye.
Provitamin A Buah-buahan, sayuran berwarna
hijau.
Vitamin D Susu, minyak ha� ikan, ikan, telur,
jamur.
Vitamin E Kecambah, asparagus, alpukat,
bayam, minyak sayur, gandum,
lobak, bengkoang.
Vitamin K Susu kedelai, teh hijau, susu sapi,
daging sapi, ha�, yoghurt.
Vitamin B Beras merah, daging, ha�, ikan tuna,
(B1, B2, B6, kentang, pisang, tempe, kacang-
B12,Niacin) kacangan.
Asam folat Ikan, brokoli, kembang kol, mangga,
pare, kacang-kacangan, jeruk manis,
alpukat, melon, semangka, kacang
panjang dan wortel
Vitamin C Aneka buah terutama jeruk, jambu
biji dan tomat.
Mineral Besi (Fe) Ha�, ikan, daging, telur, tempe,
tahu, kacang-kacangan dan sayuran
berwarna hijau
Iodium (I) Ikan, kerang, udang, garam
beryodium, rumput laut.
Calsium (Ca) Susu, tempe, kacang-kacangan.
ibu. Berikut ini akan dipaparkan secara mendalam terkait dengan syarat
sebuah makanan.
dari segi bentuk dan rasa, dan umumnya dikonsumsi se�ap hari. Salah
satu ciri ibu hamil adalah cepat jenuh ke�ka makan makanan yang
sama berulang-ulang. Jadi ibu hamil harus sering mencoba hal baru.
Untuk itu bentuk dan rasa makanan harus beragam dan disesuaikan
2) Makanan atau minuman yang terlalu asam, terlalu manis, terlalu panas,
atau terlalu dingin �dak baik untuk kesehatan ibu selama kehamilan.
Termasuk makanan yang terlalu pedas, terlalu asin, atau terlalu pedas
�dak baik untuk kesehatan ibu. Karena makanan dan minuman yang
BAB I
29
terhadap rasa asin dansecarabertahap terbiasa dengan makanan
b. Persiapan Mudah
Makanan untuk ibu hamil harus mudah dibuat dengan alat masak
ibu hamil. Kebutuhan gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan
kehamilan juga harus dicerna dengan baik. Pencernaan yang baik dapat
pangan dan higienis serta sesuai selera. Untuk itu, bahan baku yang
Bahan untuk produk lokal seharusnya �dak mahal dan rela�f mudah
rendah.
itu, harus bentuk berkonsultasi dan adanya informasi yang jelas sampai
makanan dan cara menyediakannya dengan benar dan sehat. Dalam hal
BAB I
31
peralatan pengolahan makanan rumahan yang ada. Proses manufaktur
Suplemen untuk ibu hamil bisa diolah dengan cara direbus, dikukus,
a. Merebus
hilangnya banyak nutrisi, gunakan air dan kalori yang cukup sesuai
terlalu banyak air akan membuang banyak nutrisi bersama air masakan.
lebih sedikit, ada risiko sisa kuman yang masih bertahan hidup. Dalam
hal ini tentu harus ada perha�an dan keha�-ha�an dalam mengolah
makanan.
b. Mengukus
jangan terlalu coklat dan jangan terlalu gosong, karena akan mengurangi
d. Menggoreng
BAB I
33
sanitasi. Maka dari itu, pen�ng agar alat masak yang digunakan harus
stabilitas gizi. Untuk itu perlu juga memahami cara dan teknis
BAB I
35
dengan umur kehamilan. Misalnya, bila usia kehamilan pada trimester
BAB I
37
• Keseimbangan gizi ibu menyusui harus memungkinkan bahwa
konsumsi makanan oleh ibu menyusui telah memenuhi kebutuhan dan
pertumbuhan sertaperkembanganbayinya sendiri.
• Keseimbangan nutrisi selama menyusui berkaitan erat dengan dengan
produksi ASI yang mana kecukupan gizi yang baik nan�nya akan
mempengaruhi status gizi ibu menyusui dan pertumbuhan sang bayinya.
• Komposisi ASI mengandung beberapa komponen dari ibu dan harus
digan� dengan jumlah makanan yang sesuaiuntuk ibu menyusui. Agar
ibu menyusui mendapatkan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan
saat �dak menyusui atau hamil, jumlah dan standar menyusui perlu
diubah secara terus menerus (Jenggawah et al., 2010).
2. Protein
Protein sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produksi ASI. Ibu
menyusui membutuhkan tambahan protein sebanyak 17 gram atau setara
dengan 1 porsi daging (35 gram) dan 1 porsi tempe (50gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan meningkatkan produksi
ASI.Lemak mampu membawa vitamin larut dalam ASI. Kebutuhan minyak
dalam tumpeng gizi seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4
sendok, minyak (20 gr). Ibu menyusui membutuhkan lemak tak jenuh
ganda seper� omega-3 dan omega-6 (WHO, 2014).
BAB I
39
4. Vitamin dan mineral
• Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral
dibandingkan ibu hamil. Suplementasi vitamin dari ibu meningkatkan
kandungan vitamin pada ASI karena kandungan ini sangat dipengaruhi
oleh asupan vitamin ibu menyusui.
• Vitamin yang pen�ng saat menyusui seorang ibu yaitu vitamin B1, B6,
B2, B12, vitamin A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhannya adalah 3
porsi sehari, bisa berasal dari sayuran maupun buah-buahan.
• Ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Namun, perlu suplemen
baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral khususnya vitamin
A dan zat besi untuk mencegah kerentanan tersebut(WHO, 2014).
5. Cairan
Kebutuhan cairan bagi ibu menyusui sangat sangatlah pen�ng
dalam menghasilkan air susu dengan cepat. Anjuranmeminum 2-3 liter
air per hari atau lebih dari8 gelas air sehari (12-13 gelas sehari) sebaiknya
b) Pemeriksaan Biokimia
Ini adalah metode kuan�ta�f untuk menilai status gizi. Penilaian
biokimia terdiri dari pengujian status gizi. Penilaian biokimia ini
merupakan tes laboratorium untuk protein, lipid serum, mikronutrien
serum dan tes spesifik lainnya.Iden�fikasibeberapa kekurangan nutrisi
dalam bahan yang diuji antara lain melipu� Prealbumin, Hemoglobin,
Serum Iron (SI), Total Iron Binding Capacity (TIBC), Magnesium, Seng,
Trace Elements(Mufdillah et al., 2017).
BAB I
41
Beberapa hal yang harus menjadi perha�an ibu menyusui
1) Konsumsi minuman beralkohol sangat harus dihindaripada masa
menyusui karena alkohol dapat menghambat pelepasan oksitosin yaitu
hormon yang menyebabkan kontraksi sel sekitar alveoli. Dampaknya
adalahdapat menyebabkan gangguan produksi dan kualitas dari ASI
yang dihasilkan.
2) Meminum obat-obatan kimiasecara sembarangan tanpa petunjuk
dokter atau tenaga kesehatan sangatlah dilarang karena beberapa zat
yang terkandung dalam obat dapat meresap ke dalam ASI.
3) Rokok perlu dihindari karena zat niko�n bisa berbahaya bagi bayi.
4) Ibu menyusui dianjurkan untuk membatasi kopi, teh dan soda. Batasi
kosumsi 2-3 gelas teh, kopi dan soda dalam sehari.
cepat. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita ini antara
lain melipu� energi dan protein. Asupan energi harian yang dibutuh
BAB I
43
anak mudah sakit. Selain itu, anak �dak dibiasakan untuk makan
kelompok balita berumur 1-3 tahun .Di usia ini balita sangat menyukai
yang banyak mengandung gula agar gigi susu �dak cepat rusak
adalah anak berumur 4-6 tahun. Pada masa ini, anak masih rentan
itu, orang tua dan guru di sekolah juga harus turut memprioritaskan
kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi se�ap hari
pertama, anak usia 6-11 bulan dengan rata-rata berat badan 9,0 kg
dan �nggi badan 72 cm. Kedua, anak usia 1-3 tahun dengan rata-rata
berat badan 13,0 kg dan �nggi badan 92 cm.Terakhir, anak usia 4-6
(Almatsier, 2016).
1. Energi
dan komposisi jaringan tubuh yang ak�f secara metabolik dan akan
BAB I
45
makanan tersebut ini adalah sumber energi.Energi inilah yang
Berdasarkan hasil AKG, angka kecukupan energi untuk anak usia 6-11
2. Karbohidrat
tepatpada anak umur 6-11 bulan adalah 105 gram, 215 gram selama
saat mencapai umur 1-3 tahun, dan 220 gram saat berumur 4-6
tahun.
kadar protein dalam tubuh meningkat dari 14,6% pada umur satu
tahun menjadi 18-19% pada umur empat tahun. Ini sama dengan
6-11 bulan sebesar 15 gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 20 gram,
dan anak usia 4-6 bulan sebesar 25 gram. Nilai asupan protein anak
BAB I
47
4. Lemak
Kebutuhan lemak anak 6-11 bulan adalah 35 gram, untuk usia 1-3 tahun
5. Serat
20 gram/hari.
BAB I
49
5.2.1 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada Balita
akan disajikan sebagai makanan atau produk lokal. Ini hanya diberikan
baik berasal dari protein hewani dan naba�, serta sumber vitamin
2012).
bulan yang memiliki nilai gizi: 180 kkal dari total energi, lemak 6 gram,
gram serat, 8 gram gula dan 120 mg sodium per sajinya. Sedangkan
PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis, yaitu
BAB I
51
Bentuk PMT pada balita dapat disesuaikan dengan pola
pemberian makanan pada balita, sesuai pada tabel berikut ini: (SNI,
2005)
dan anak.
Tektur atau kepadatan makanan untuk bayi yang berumur 0-6 bulan
bounding / tatapan mata penuh kasih ke bayi dan posisi yang bagus.
Contoh makanan untuk bayi umur 0-6 bulan dapat berupa cairan
ASI, namun apabila ada yang alergi terhadap ASI, maka dapat
Pada saat bayi berusia lebih dari 6 bulan selain diberikan ASI, bayi
BAB I
53
d. Dapat diberikan buah yang dihaluskan 102 x perhari
denganMP ASI. Pada usia 9-11 bulan,MP ASI yang diberikan dapat
(nasi �m, bubur tanpa saring atau makanan yang dicincang halus).
Anak Baduta yang berusia >12 bulan masih dapat diberikan ASI dan
(3-4 x makan)
B. Tekstur Makanan
MAKANAN SARING
BUAH SARING BUBUR SARING
BAB I
55
MAKANAN LUMAT MAKANAN KELUARGA
FINGER FOOD
KELOMPOK BIJI-BIJIAN
BAB I
57
BERAS KETAN HITAM JAGUNG
Satu sendok makan ketan hitam Satu sendok makan beras pu�h
mengandung energi 36 kkal dan mengandung energi 14,7 kkal
karbohidrat 7,45 g dan karbohidrat 3.15 g
KELOMPOK UMBI-UMBIAN
KENTANG
Sepotong
Kentang utuh kentang
dengan berat dengan berat
140 g 24 g
Setengah
potong kentang
dengan berat
Sepotong kentang dengan 10 g
berat 24 g mengandung
energi sebanyak17.5 kkal dan Seperempat
karbohidrat 3.8 g potong kentang
dengan berat
4g
BISKUIT
BAB I
59
KELOMPOK GULA
MADU SIRUP
KELOMPOK TEPUNG-TEPUNGAN
Protein meru pakan zat gizi berupa asam amino yang dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak oleh tubuh manusia dan berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein terdiri atas rantai-
rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang terikat satu sama
lain dalam ikatan pep�da. Dari dua puluh macam asam amino, tubuh
sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan gabus dan lain-lain
BAB I
61
tumbuhan. Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis
PROTEIN NABATI
TEMPE TAHU
Satu potong Satu potong
tempe dengan tahu dengan
berat 40 g berat 60 g
mengandung mengandung
energi 80.4 kkal energi 48 kkal
dan protein dan protein
8.32 g 6.54 g
PROTEIN HEWANI
BAB I
63
UDANG TELUR AYAM KAMPUNG
Udang dengan Satu bu�r telur
berat 100 g ayam kampung
mengandung dengan berat 60
energi 133 kkal g mengandung
dan protein energi 120 kkal
30.8 g dan protein 7.4 g
makan atau makanan yang dimakan oleh keluarga se�ap hari dengan
tekstur dan konsistensi yang dibuat sesuai usia bayi dan baduta. Bahan
Contoh MP ASI sehari untuk anak usia 6-9 bulan dengan menu
BAB I
65
WAKTU BAHAN MENU CARA PEMBUATAN
Pagi Nasi, sayur Bubur Nasi, sayur bayam, tempe
bayam, saring kukus dan lele rebus
tempe, lele dilumatkan kemudian di
lele bayam saring. Untuk membuat
tekstur makanan menjadi lebih
cair dapat ditambahkan ASI
atau susu formula (op�onal)
Selingan Alpukat Alpukat
Saring
Siang Nasi, Bubur Nasi, wortel, tempe kukus dan
wortel, Udang telur puyuh rebus dilumatkan
telur Telur kemudian di saring. Untuk
puyuh, Wortel membuat tekstur makanan
udang menjadi lebih cair dapat
ditambahkan ASI atau susu
formula (op�onal)
Selingan Apel Apel
Saring
Malam Nasi, Bubur Nasi, bayam, tempe kukus dan
bayam, Ikan ikan tongkol rebus dilumatkan
ikan Bayam kemudian di saring. Untuk
tongkol, Tempe membuat tekstur makanan
tempe menjadi lebih cair dapat
ditambahkan ASI atau susu
formula (op�onal)
Kandungan Gizi:
Energi : 178 kkal
Protein : 7.52 g
Lemak : 14.41 g
Karbohidrat : 10.6 g
SELINGAN
Kandungan Gizi :
Energi : 116 kkal
APEL ½ BUAH Protein : 1.03 g
Lemak : 0.82 g
Karbohidrat : 26.4 g
Kandungan Gizi :
Energi : 85.4 kkal
Protein : 4.6 g
Lemak : 0.96 g
Karbohidrat : 5.83 g
BAB I
67
SELINGAN Kandungan Gizi :
Energi : 111 kkal
ALPUKAT ½ BUAH Protein : 1.18 g
Lemak : 8.5 g
Karbohidrat : 6.1 g
Kandungan Gizi :
Energi : 110.82 kkal
Protein : 6.28 g
Lemak : 3.3 g
Karbohidrat : 8.83 g
Zat besi : 2.2 mg
Contoh MP ASI sehari untuk anak usia 9-12 bulan dengan menu
Menu sehari untuk bayi umur 9-12 bulan berdasarkan menu makanan
keluarga dapat mengandung sebanyak 665.42 kkal, 30.1 g protein ,
23.42 g lemak , dan 113.9 g karbohidrat
Kandungan Gizi :
Energi : 152.52 kkal
Protein : 9.9 g
Lemak : 12.6 g
Karbohidrat : 5.6 g
BAB I
69
SELINGAN Kandungan Gizi :
Energi : 42.5 kkal
Protein : 1.7 g
1 buah pir (85 g) Karbohidrat : 8.5 g
Kandungan Gizi :
Energi : 133.75 kkal
Protein : 7.6 g
Lemak : 3.9 g
Karbohidrat : 54.9 g
SELINGAN
Kandungan Gizi
Energi : 206.65 kkal
Protein : 8.85 g
Lemak : 2.82 g
Karbohidrat : 21.9 g
Contoh MP ASI sehari untuk anak usia 9-12 bulan dengan menu
BAB I
71
Selingan Pisang Ayam
Siang Nasi, gambas, Nasi Pu�h, Gambas/Oyong
telur puyuh Ditumis, Telur puyuh direbus
Selingan Kentang Kentang di goreng
Malam Nasi, udang, Nasi Pu�h, tempe digoreng,
tempe, bunga kol kembang kol dan wortel ditumis
dan wortel
Kandungan Gizi :
Energi : 284.5 kkal
Protein : 11.56 g
Lemak : 10.65 g
Karbohidrat : 41.74 g
MAKAN SIANG
Kandungan Gizi
Energi : 312.66 kkal
Protein : 11.01 g
Lemak : 6.83 g
Karbohidrat : 45.08 g
BAB I
73
SELINGAN
Kandungan Gizi
Energi : 29 kkal
Protein : 0.15 g
Lemak : 0.2 g
Karbohidrat : 7.45 g
MAKAN MALAM
individu maka akan berimbas pada se�ap jenjang. Salah satu elemen
BAB I
75
beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan komposisi yang cukup
pangan dan gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor
2006).
untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Hasil peneli�an yang dilakukan
Disebutkan pula bahwa mereka yang menkonsumsi �ga porsi atau lebih
per hari untuk diet yang seimbang bagi kesehatan. Data dari BPS (2011)
BAB I
77
Bibit Desa, unit pengolahan serta pemasaran. Program KRPL secara
kebutuhan konsumsi dan gizi rumah tangga yang lebih aman dan bisa
tempat �nggal atau fasilitas publik dengan batas pemilikan yang jelas
lumbung hidup, warung hidup atau apo�k hidup (Riah, 2002) dalam (Roza
BAB I
79
Tanaman pekarangan banyak memiliki kandungan karbohidrat
budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, ak�f, dan produk�f secara
daya beli. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
BAB I
81
yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan atau lahan
daya tarik sehingga dapat menarik minat orang lain untuk melakukan
replikasi.
laos, jahe, kencur, sirih; umbi- umbian misalnya ubi jalar, ubi
jalar, ubi kayu, talas, dan lainnya yang mempunyai pangsa pasar
ayam buras, dan bebek; budidaya ikan air tawar misalnya lele,
BAB I
83
nila gurami; buah- buahan seper� nenas, pisang, jeruk, mangga,
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efek�f dan efisien untuk
selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang
dapat dihitung per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar
kegiatan diluar usaha tani yakni dari berdagang, buruh, PNS dan lainnya.
dapat diuangkan dari hasil bekerja atau usaha yang dilakukan oleh
anggota keluarga.
oleh Deptan (2013), bahwa tujuan dari model kawasan rumah pangan
BAB I
85
untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman
pangan.
pertambahan penduduk dan alih fungsi lahan pertanian. Oleh karena itu,
tangga.
(MKRPL)
dapat dilakukan sesuai situasi dan kondisi lokasi yang dijadikan tempat
ekonomi.
BAB I
87
jenis tanaman atau ternak, ketersediaan dan pengelolaan air,
juga akan dilakukan pada lokasi dan luas kebun bibit, lokasi
lain-lain.
kurang baik.
dalam negeri dan atau dari sumber lain. Penyediaan pangan bertujuan
BAB I
89
dengan besarnya pendapatan rumah tangga. Semakin �nggi pangsa
kebutuhan pangan.
adanya persediaan pangan yang kurang cukup atau daya beli yang rendah,
pokok misalnya pangan pokok beras dengan umbi-umbian (ubi kayu, ubi
�dak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara
daya beli rumah tangga yang ditentukan oleh penghidupan rumah tangga
atau asset (sumber daya alam, fisik, sumber daya manusia, ekonomi
BAB I
91
pemilikan lahan yaitu akses langsung dan akses �dak langsung. Dan cara
dan yang mengevaluasi local wisdom tersebut. Dalam kajian ini, local
Hal yang mendaji dasar kajian dalam bab ini adalah terkait dengan
BAB I
93
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang
fokus perha�an dan salah satu indikator kinerja, lembaga adat yang
Salah satu bentuk peran yang dipilih oleh lembaga adat dalam
Salah satunya yang memiliki peran paling pen�ng adalah tuha peut.
sisi lain, sesuai dengan maksud isi Qanun Nomor 5 Tahun 2003 bahwa
“Tuha Peut adalah badan perwakilan gampong yang terdiri dari unsur
ulama, tokoh adat, pemuka masyarakat dan cerdik pandai yang ada di
gampong”.
adat. Kecuali itu dalam kasus-kasus tertentu mereka sering sekali harus
gampong.
peranan pen�ng sehingga �dak ada kusut (karot) yang �dak dapat
BAB I
95
Dengan penger�an Tuha Peut yang telah dikemukan di atas
ulama, unsur pimpinan adat dan unsur cerdik pandai, dan juga Tuha
Lembaga Adat ini menurut Pasal 98 ayat (1) berfungsi dan berperan
secara adat ditempuh melalui lembaga adat. Dalam Pasal 115 Undang-
hanya ditemukan kendala kecil akan tetapi mampu diatasi dengan baik.
tuha peut dalam mengatasai KEK ini sudah cukup baik, dimana keucik,
bidan, kader dan ibu hamil melakukan komunikasi yang intens dan
BAB I
97
�dak langsung sudah menjalankan amanat dan peratutan mentri
hamil mendapatkan minimal 90 bu�r pil Fe, Ibu Hamil yang Mengiku�
Konseling Gizi/ Kelas Ibu hamil, Pemantauan gizi ibu hamil Kekurangan
Energi Kronis (KEK), Pemantauan gizi ibu hamil Kekurangan Energi Kronis
(KEK), Rumah Tangga yang ada ibu hamil memiliki jamban keluarga, Ibu
hamil yang memiliki akses air minum aman, Rumah tangga yang ada
Kesehatan ibu hamil yang diperoleh dari di enam desa, yaitu desa
Macah, Suak Bilie, Lueng Baroe, Cot Peuradi, Cot Kuta, dan Blang
Sapek masih rendah, yaitu 60% dari target yang ditentukan 90%. Hal ini
layanan Kesehatan ibu hamil. Di sini terlihat bahwa peran pen�ng tuha
Tuha Peut yang tercantum dalam Qanun Aceh �dak secara op�mal
Selain itu, capaian layanan kesehatan ibu hamil pada saat itu
masih sangat rendah juga disebabkan oleh letak geografis yang jauh dari
alasan jarak tempuh dengan puskesmas terlalu jauh dan akses dengan
wilayah perkotaan.
BAB I
99
keterbatasan layanan inilah yang menyebabkan ibu hamil yang ingin
dilandasi adat dan budaya setempat. Untuk itu, tentunya tuha peut
tersebut. Hal ini dilihat dari capaian ANC rendah (60%). Rendahnya
(1) pengawasan,
status gizi masyarakat setempat. Hal ini dibuk�kan dari ibu hamil yang
mengalami KEK sebesar 25,6% pada tahun 2021, persentase ini cukup
BAB I
101
bahwa telah ada penerapan qanun di 6 gampoeng melalui peran ak�f
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan dan
3. Evaluasi.
(Cot Peuradi, Blang Sapek, dan Lung Baroe dan Suak Bilie)) yang telah
hasil peneli�an yang ideal, peneli� berfokus pada satu desa yaitu, Desa
Suak Bilie. Pada peneli�an ini, yang dilihat adalah peran lembaga adat
Kurang energi kronik pada ibu hamil di gampong dapat disimpulkan bahwa
Kurang energi kronik pada ibu hamil sangatlah pen�ng. Adapun peran
aturan qanun
ter�p qanun
KEK digampong
peranan tuha peut dalam penanganan Kurang energi kronik pada ibu hamil
ini adalah dengan memperkuat peran tuha peut di desa dalam upaya:
BAB I
103
(b) menetapkan peraturan-peraturan di desa dalam hal ini
akuntabel.
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan
BAB I
105
Gambar 1. Model dunia nyata (Prahasta, 2009)
BAB I
107
informasi geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) telah dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan juga menganalisis objek-objek
serta fenomena-fenomena yang mengetengahkan lokasi geografis
sebagai karakteris�k yang pen�ng atau kri�s untuk dianalisis. Oleh
sebab itu, SIG merupakan sistem komputer yang dapat mendukung
pengambilan keputusan spasial yang mampu mengintegrasikan
deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteris�k-karakteris�k fenomena
yang ditemukan dilokasi tertentu
Teknologi SIG dapat menggabungkan operasi-operasi umum
database seper� query dan analisa sta�s�k dengan kemampuan
visualisasi dan analisa unit yang dimiliki pemetaan. Pada kesehatan
masyarakat sistem informasi geografis dapat berfungsi sebagai masukan
dalam pengambilan keputusan, surveilans, intervensi kesehatan dan
strategi pencegahan penyakit serta untuk analisis epidemiologi dan
manajemen kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan
besaran masalah dan menginden�fikasi penyebab masalah kesehatan
secara spesifik. (15)
1. Perangkat Keras
Perangkat keras ini merupakan komputer yang dapat
mengoperasikan so�ware SIG yang akan digunakan. Selain
komputer, beberapa perangkat keras lain yang mendukung
komponen SIG didalamnya adalah scanner, digi�zer, GPS, printer
dan sebagainya.
2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak SIG merupakan komponen SIG yang berupa
program komputer yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan,
pemrosesan, penyimpanan penayangan serta analisis data spasial.
Perangkat lunak SIG bervariasi mulai dari ArcGIS yang berbasis
closed source maupun QGIS yang berbasis open source, dan
sebagainya.
3. Sumber Daya Manusia
SDM ini melipu� penggunaan sistem serta pengoperasian aplikasi
SIG. Komponen ini juga dapat memperoleh manfaat dari sistem
BAB I
109
yang digunakan dan beberapa kategori yang termasuk diantaranya
programmer, database administrator, analis maupun operator.
4. Aplikasi
Komponen ini merupakan cakupan dalam hal pengolahan suatu
data menjadi suatu informasi yang diinginkan, contohnya seper�
klasifikasi, koreksi geometri, query, overlay, join Tabel dan
sebagainya.
5. Data
Penggunaan komponen SIG dapat berupa data grafis dan data
atribut. Data grafis/spasial ini merupakan data yang merupakan
representasi fenomena permukaan bumi yang memiliki referensi
koordinat yang lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan
sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
Sedangkan data atribut contohnya seper� data sensus penduduk,
catatan survei, dan data sta�s�k lainnya (Afrilizar, 2015).
BAB I
111
keseluruhan teknik yang tersedia dalam transformasi model
digital menggunakan mathema�cal mean. Sekumpulan algoritma
data processing tersedia untuk transformasi data spasial, dan
hasil dari manipulasi dapat ditambahkan pada database digital
dan dihubungkan dengan visualisasi baru dari sebuah peta. (31)
Selain itu, memanipulasi dan memodelkan data bertujuan untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan
Fungsi SIG
Penggunaan peta dewasa ini semakin meluas, terutama dengan
berkembangnya piran� lunak SIG yang mampu mengkombinasikan
berbagai informasi ke dalam peta, termasuk kemampuan menjalankan
teknik-teknik analisis sta�s�k spasial.
Dalam pemantauan kasus penyakit menular seper� DBD, SIG
dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Eisen dan Lozano-Fuentes
merangkum penggunaan SIG dalam pemantauan DBD ke dalam lima
fungsi:
1. Penyampaian informasi kepada pemegang kebijakan dan
masyarakat umum,
2. Alat deteksi dan pengendalian darurat DBD,
3. Iden�fikasi daerah prioritas penanggulangan masalah,
4. Menentukan determinan penyebaran dengue dan
5. Memahami dinamika dan meramalkan kejadian luar biasa
dengue.
BAB I
113
geografi) dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa
CDC tersebut (Setyawan, 2014).
a. Memonitor status kesehatan untuk mengiden�fikasi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.
Dalam mendukung fungsi ini, SIG (Sistem informasi geografi)
dapat digunakan untuk memetakan kelompok masyarakat serta
areanya berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya status
kehamilan. Dengan SIG (Sistem informasi geografi), peta mengenai
status kesehatan dapat digunakan untuk merencanakan program
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh kelompok tersebut,
misalnya pelayanan ANC, persalinan dan lain lain.
BAB I
115
ada pada wilayah kerja �ngkat RW atau Posyandu, maka dapat
dipetakan kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK
yang dapat diberdayakan sebagai kader pada Posyandu – Posyandu
yang terdekat dengan tempat �nggalnya, dan potensi daerah yang
bisa dikembangkan dalam penanganannya.
BAB I
117
Data SIG (Sistem informasi geografi) dapat menyediakan data
yang lengkap mengenai potensi �ap – �ap daerah serta karakter
demografis masyarakatnya untuk dihubungkan dengan fasilitas-
fasilitas kesehatan yang tersedia dan �ngkat u�litasnya. Dengan
demikian dapat dievaluasi kembali kesesuaian dan kecukupan dari
penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
BAB I
119
Dodiet Aditya Setyawan. 2009. Pengantar Sistem Informasi Geografis,
[Manfaat SIG dalam Kesehatan Masyarakat]. Surakarta: Poltekkes.
Fikawati Sandra. (n.d.). Buku Gizi Ibu dan Bayi. Devisi Buku Perguruan
Tinggi, PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Fitriani, Farisni, T. N., Syahputri, V. N., Lestary, L. A., & Helmyati, S.
(2020). Implemen�ng precede-proceed model toward the
mothers’ percep�on on the importance of feeding of home-made
complementary food to wasting and stunting toddlers. Current
Research in Nutrition and Food Science, 8(2), 489–495. https://
doi.org/10.12944/CRNFSJ.8.2.14
https://books.google.co.id/books?id=3SNIHJ583asC&printsec=
frontcover&dq=John+E.Harmon,+Steven+J.+Anderson.+2003.
htm. Diakses pada 12 Oktober 2022.
Jenggawah, N., Pada, S., Berpikir, K., Dan, K., & Belajar, M. (2010). Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember
Jember Digital Jember Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember.
John E.Harmon, Steven J. Anderson. (2003). The Design and
Implementation of Geographic Information Systems. [online].
Kemenkes,R.I. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes,R.I. 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kemenkes. (2017). Gizi dalam Daur Kehidupan.
Kemenkes. 2012. BukuPanduan Kader Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes. 2016. Klasifikasi Usia Menurut Kategori. Jakarta: Kemenkes
RI
Kemenkes. 2018. Buku Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2011). Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan
Operasional Kesehatan). Ditjen Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan
Anak Kementerian Kesehatan RI, 1–40.
BAB I
121
Prahasta, Eddy. (2001), Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi,
Informa�ka. Bandung.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar
(Perspek�f Geodesi dan Geoma�ka). Bandung: Informa�ka.
Purwaningsih,Yunas��. 2008. Ketahanan Pangan: Situasi, Permasalahan,
Kebijakan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Vol.9, No.1,
Juni2008,Hal1-27.Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret.
Puslitbang Gizi dan Makanan. Departemen Kesehatan RI. (2012).
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam Menuju Gizi Baik Untuk
Semua.
Rahayu, A., Rahman, F., & Marlinae, L. (2018). Buku Ajar 1000 HPK.
Riskesdas. (2018). Laporan Riskesdas.
SNI. (2005). Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) - Bagian 1 :
Bubur Instan. Badan Standardisasi Nasional, 1–14.
Sulistyoningsih H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Graha
Ilmu,Yogyakarta.
Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar I.2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supariasa, I Dewa Nyoman., Bachyar Bakry., I. F. (2016). Penilaian Status
Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Unicef. 2022. https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/pola-
makan-anak-anak-balita-tidak-membaik-dalam-sepuluh-tahun-
terakhir-dan-dapat
uud kesehatan. (n.d.).
WHO. (2014). PLAN On Maternal Infant and Young Child Nutrition.
Williamson, C. . (2006). Nutrition in Pregnancy. Nutri�on Bule�n, 3(1),
28–59. h�ps://doi.org/10.1177/004947557200200410
Wiryo, H. (2012). Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil Dan Menyusui
Dengan Makanan Lokal. Sagung Seto.Jakarta.
Fitriani, SKM, M.Kes Lahir di Desa Tanjung Deah, Aceh Besar, yang
merupakan alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Banda Aceh tahun
2007dan Magister Kesehatan Masyarakat (S2)
telah di selesaikannya pada tahun 2014 di Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
Semarang. Perempuan yang berusia 38 tahun ini
memiliki hobi dalam menulis, diantara buku yang
telah ditulis; Breast Care Menuju Keberhasilan ASI
Eksklusif, Buku Food Recall 24 Jam, Pengolahan Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI). Dosen yang murah senyum ini juga ak�f sebagai pengajar
di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar dengan
beberapa matakuliah yang diampu diantaranya ; Pengantar Kesehatan
Masyarakat Pesisir, Komunikasi kesehatan, Administrasi dan Kebijakan
Kesehatana, dll. Sosok ibu dua putra dan satru putri ini sangat
konsen dalam riset dibidang gizi masyarakat yang terbuk� konsisten
BAB I
123
mendapatkan dana riset pada �ngkat nasional dari tahun 2017 - sampai
sekarang, dan hilirisasi dari risetnya telah dipublikasikan pada skala
nasional maupun interna�onal.
Sri Wahyuni Muhsin, S.Si., MPH. Lahir di Jeuram (Nagan Raya), 05 Maret
1991. Merupakan alumnus Departemen
Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas
Ekologi Manusia di Ins�tut Pertanian
Bogor tahun 2014 dan Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi
Kesehatan Universitas Gadjah Mada
BAB I
125
tahun 2017. Penulis ak�f dalam mengajar beberapa matakuliah diantaranya
seper� Dasar Ilmu Gizi, Antropologi Gizi dan Gizi dalam Daur Kehidupan, dan
beberapa mata kuliah lainnya yang terdapat di Prodi Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Teuku Umar. Penulis sekarang dipercayakan sebagai
Kepala Laboratorium Gizi di Prodi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Univesitas Teuku Umar
Dr. Mursyidin, S.Ag., MA lahir di Pu�m, Aceh Barat pada 20 Juli 1977.
Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana
di Ins�tut Agama Islam Negeri Ar Raniry,
Banda Aceh (1996-2000), Magister (2003-
2006) dan doktor (2008-2015) di Universi�
Kebangsaan Malaysia. Penulis telah
menulis tesis dengan judul“Kepemimpinan
Aceh Masa depan dalam perspektif
Mahasiswa IAIN ar-Raniry dan Universitas
Syiah Kuala” dan disertasi dengan judul “Transformasi Budaya Politik Aceh:
Kajian Tentang Transformasi Kepimpinan GAM dari Perjuangan Bersenjata
kepada Perjuangan Politik Demokratik”.. Saat ini penulis tercatat sebagai
dosen tetap di Universitas Malikussaleh pada Program Pascasarjana
dengan Prodi Sosiosiologi dengan mengajar beberapa matakuliah seper�
Pengantar Sosiologi, Sosiologi Konflik dan Perdamaian, Ilmu Sosial Budaya
Dasar, dan Sosiologi Pesisir. Namun, sejak tahun 2019 sampai saat ini,
penulis dipercayakan menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Teuku
Umar bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Dalam berbagai kesempatan
BAB I
127
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Poli�k Universitas Teuku Umar.
Dalam kiprah sebagai dosen, penulis ak�f
menulis ar�kel di berbagai jurnal baik
nasional maupun internasional. Salah
satu tulisannya yang berjudul “Reinforcing
Teacher’s Instructional Capability:
Web-Designing” berhasil dimuat pada
jurnal internasional “Interna�onal Journal of Social Science and Educa�on
Research Studies” Volume 02 Issue 07, July 2022. Disamping itu, penulis giat
melakukan peneli�an kolaborasi dengan bidang kesehatan, pemerintahan,
dan komunikasi. Selain itu, penulis juga ak�f menjadi narasumber diberbagai
pertemuan ilmiah baik nasional maupun internasional.