3. Penataan ruang luar dan penataan bangunan gedung Perkantoran Pemerintahan Batu bara
harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu dan dapat dimanfaatkan secara
maksimal guna mendukung tugas pokok dan fungsi instansi.
4. Setiap bangunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan baik sehingga dapat
memenuhi criteria teknis bangunan yang layak dari segi teknis, biaya dan administrasi bagi
bangunan gedung Negara.
d. Undang-Undang Nomor : 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; BAB 2 KONDISI EKSISTING
e. Perpres Nomor : 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Bab ini membahas tentang gambaran umum Kabupaten Batu Bara dan gambar
f. Perpres Nomor : 4 Tahun 2015 tentang perubahan ke IV Perpres 54 tahun 2010 tentang sementara berisi Dan kondisi saat ini..
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; BAB 3 ANALISA
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 Bab ini membahas tentang Analisa eksternal (kebijakan dan tapak), dan analisa
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara; internal (kebutuhan ruang) dalam menyusun Buku Masterplan Penataan
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRTIM/2007 tentang Pedoman Teknis Tim Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Batu Bara.
Ahli Bangunan Gedung; BAB 4 RENCANA MASTERPLAN PERKANTORAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BATU
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 43/PRT/M12006 tentang Pedoman Teknis BARA
Pembangunan Bangunan Gedung Negara; Bab ini memaparkan rencana Masterplan Penataan Perkantoran Pemerintah
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/M/2006 tentang Pedoman Ijin Kabupaten Batu Bara yang berupa tata guna lahan tapak, blok plan, site plan, utilitas
Mendirikan Bangunan (IMB); kawasan, landscape, dan prakiraan biaya pembangunan.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRTIM/2006 tentang Pedoman Teknis
Persyaratan Teknis Bangunan;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Accesibilitas Pada Bangunan Gedung;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/M12008 tentang Pedoman Teknis
Perawatan/ Pemeliharaan Bangunan Gedung;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRTIM12008 tentang Pedoman Teknis
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
o. Peraturan Daerah tentang Pembangunan Bangunan Gedung;
p. RTRW Kabupaten Batu Bara
q. RDTR Kecamatan Lima Puluh
r. Standar Nasional Indonesia lain yang terkait dengan tentang bangunan Gedung
Tabel 2.1
Jumlah dan Luas Tiap Kecamatan Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2018
Luas Persentase
No Kecamatan
(Km²) (%)
1 Sei Balai 92,62 10,23
2 Tanjung Tiram 43,93 4,85
3 Nibung Hangus 129,87 14,35
4 Talawi 43,03 4,75
5 Datuk Tanah Datar 46,77 5,17
6 Lima Puluh 99,01 10,94
7 Lima Puluh Pesisir 73,88 8,16
8 Datuk Lima Puluh 66,66 7,37
9 Air Putih 72,24 7,98
10 Sei Suka 78,25 8,65
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Batu Bara 11 Laut Tador 93,22 10,30
Wilayah Kabupaten Batu Bara secara geografis, berada antara 2°03’00” – 3°26’00” Lintang Utara 12 Medang Deras 65,47 7,23
dan 99°01’ – 100°00’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 50 meter di atas permukaan laut dan luas Jumlah 904,95 100,00
Sumber : BPS Dalam Angka Kab. Batu Bara 2019
wilayah 904,96 km2 atau 90.496 Ha dengan batas batas sebagai berikut :
Batas Utara : Kecamatan Bandar Khalifah, Kabupaten Serdang Bedagai dan Selat Malaka
Batas Selatan : Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan dan Kecamatan Ujung Padang, Gambar 2.1
Grafik Persent Luas Wilayah Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Simalungun
Batas Timur : Selat Malaka dan Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan
Batas Barat : Kecamatan Bosar Maligas, Kecamatan Bandar, Kecamatan Bandar Masilam,
Kecamatan Batu Naggar, Kabupaten Simalungun dan Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten
Serdang Bedagai.
Kabupaten Batu Bara berpenduduk 412.992 jiwa memiliki areal seluas 90.496 hektar yang
secara administratif Kabupaten Batu Bara terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dengan 151
desa/kelurahan. Kecamatan Nibung Hangus memiliki luas wilayah terbesar yaitu 129.87 Km2 (14,35 %
dari total wilayah Kabupaten Batu Bara). Kecamatan lima Puluh merupakan daerah yang memiliki luas
terbesar kedua yaitu sekitar 99.01 Km2. Sedangkan Kecamatan Medan Maimun memiliki luas wilayah
terkecil yaitu 43.03 Km2 (4,76 % dari total luas keseluruhan). Untuk lebih jelas luas tiap kecamatan di
Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Gambar 2. 2
Peta Administrasi Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara memiliki jumlah penduduk pada tahun 2018 mencapai 2.229.408 jiwa Gambar 2. 3
dengan kepadatan 456 jiwa/ha. Dimana kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat yaitu Kecamatan Lokasi Perencanaan Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Batu Bara
Tanjung Tiram yaitu 43.93 jiwa dengan kepadatan 848 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan jumlah
penduduk terendah adalah Kecamatan Talawi 43,03 jiwa dengan kepadatan 746 jiwa/Km2. Untuk lebih
jelas mengenai jumlah dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk Tahun 2018
Jumlah Luas Kepadatan
No Kecamatan
Peduduk (Km²) Penduduk
1 Sei Balai 28.440 92,62 307
2 Tanjung Tiram 37.247 43,93 848
3 Nibung Hangus 32.336 129,87 249
4 Talawi 32.250 43,03 749
5 Datuk Tanah Datar 27.679 46,77 592
6 Lima Puluh 35.647 99,01 360
7 Lima Puluh Pesisir 33.025 73,88 447
8 Datuk Lima Puluh 23.526 66,66 353
9 Air Putih 51.352 72,24 711
10 Sei Suka 34.813 78,25 445
11 Laut Tador 22.233 93,22 239
12 Medang Deras 54.444 65,47 832
Jumlah 12.992 904,95 456
Sumber : BPS Dalam Angka Kab. Batu Bara 2019
Gambar 2. 4
Kondisi Eksisting
2.3 Lembaga Pemerintahan Kabupaten Batu Bara 16) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Lembaga pemerintahan Kabupaten Batu Bara berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batu 17) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Bara Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Peranngkat Daerah Kabupaten Batu Bara memiliki 18) Dinas Kepemudaan, Olah Raga dan Pariwisata
susunan antara lain: 19) Dinas Perikanan
a) Sekretaris Daerah Kabupaten 20) Dinas Perpustakaan
Menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang sekretariat daerah dalam penyusunan 21) Dinas Pertanian
kebijakan dan pengkordinasian terdapat pelaksanaan tugas administratif perangkat daerah 22) Dinas Peternakan dan perkebunan
dan pelayanan administratif e) Badan Daerah Kabupaten
b) Sekretariat DPRD Kabupaten 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang administrasi kesekretariatan dna 2) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
kewenangan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD Kabupaten serta menyediakan 3) Badan Kepegawaian Daerah
dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak 4) Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
dan fungsinya sesuai kebutuhan 5) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
c) Inspektorat Daerah
Menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh
perangkat daerah.
d) Dinas Daerah Kabupaten terdiri dari:
1) Dinas Pendidikan
2) Dinas Kesehatan
3) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
4) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
5) Satuanc Polisi Pamong Praja
6) Dinas Sosial
7) Dinas Ketenagakerjaan
8) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
9) Dinas Ketahanan Pangan
10) Dinas Lingkungan Hidup
11) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
12) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
14) Dinas Perhubungan
15) Dinas Komunikasi dan Informatika
3. Aspek mobilitas penduduk, yaitu dengan adanya kemungkinan datangnya penduduk yang 3.1.4 Batas Tapak
berasal dari luar Desa Perkebunan Lima Puluh. Adapun batas tapak antara lain:
Suatu pembangunan kawasan pada hakekatnya dipengaruhi oleh faktor daya dukung lingkungan, sebelah utara berbatasan dengan kebun sawit dan kebun karet,
kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sosial ekonomi penduduk , serta aspek budaya setempat. sebelah timur berbatasan dengan jalan dan kebun sawit,
Demikian juga dengan pembangunan perkantoran pemerintahan sebagai pusat pemerintahan sebelah selatan berbatasan dengan jalan dan rel kereta api,
Kabupaten Batu Bara. sebelah barat berbatasan dengan kebun karet.
a. Daya dukung fisik lingkungan, berkaitan dengan kemampuan fisik lingkungan dan lahan Gambar 3.3
potensial bagi pengembangan kawasan aspek yang perlu dipahami dalam hal ini adalah ; Batas Tapak
kondisi tataguna lahan, lokasi geografis, sumber daya air, dan status lahan. Disamping daya
dukung lingkungan alam, juga perlu diketahui gambaran daya dukung prasarana dan
fasilitas lingkungan seperti: jenis infrastruktur, jangkauan pelayanan, jumlah penduduk atau
perkantoran yang dilayani dan kapasitas pelayanan.
b. Perkembangan sosial kependudukan,
Gambaran perkembangan sosial penduduk berkaitan dengan ; pertumbuhan penduduk,
kegiatan sosial penduduk, jumlah keluarga.
c. Perkembangan kegiatan ekonomi,
Gambaran sektor pendorong ekonomi, kegiatan usaha, prospek investasi pembangunan,
d. Aspek budaya, gambaran ini meliputi aspek yang berkaitan dengan budaya, adat dan norma
yang ada berlaku
Tujuan analisa ini yaitu memperoleh letak pintu masuk utama (main entrance) dan letak pintu Gambar 3.4
untuk kegiatan service (side entrance). Dasar pertimbangan : Analisa Aksesibilitas
RTH Berdasarkan Fungsi Kawasan Khusus Pada Perkantoran Pemerintah Kabupaten Batu Bara ini juga terdapat perencanaan vegetasi yang
RTH Berdasarkan Fungsi Konservasi teratur dan sesuai dengan jenis serta fungsinya antara lain sebagai berikut:
Pemilihan jenis tanaman untuk RTH juga menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk, a. Penataan vegetasi, sebagai pendukung fungsi dari bangunan yang nantinya penataan vegetasi
tekstur, dan kualitas desain yang berubah karena tanaman dipengaruhi iklim, usia, dan factor yang digunakan sebagai ciri khas bangunan/kawasan dan pendukung dari tema/konsep bangunan
mempengaruhi pertumbuhannya. yang digunakan
Penataan vegetasi pada sebuah kawasan mempunyai peranan penting guna mendukung fungsi b. Pemilihan vegetasi, berdasarkan dengan fungsi yang dimiliki seperti pada Tabel 3.1.
bangunan nantinya. Penataan maupun pengolahan vegetasi yang baik akan memberikan kenyamanan Tabel 3.1
Penggunaan Vegetasi Pada Bangunan
bagi para pengunjung maupun pengelola. Vegetasi tersebut dibedakan menjadi beberapa jenis untuk
No Fungsi Gambar
mendukung fungsi dari sebuah bangunan, antara lain: 1 Tanaman peneduh, percabangan
a. Tanaman pohon tinggi, berbatang kayu, besar, cabang jauh dari tanah, tinggi >3m mendatar, daun lebat, tidak mudah
rontok, 3 macam (pekat, sedang,
b. Tanaman perdu, berkayu, tumbuh menyemak, percabangan mulai dimuka tanah, berakar transparan), yaitu
dangkal 1-3 m Beringin
Trambesi
Angsana
Ketapang
2 Tanaman pengarah, bentuk tiang lurus,
tinggi, sedikit/tidak bercabang, tajuk
bagus, penuntun pandang, pengarah jalan,
pemecah angin, yaitu:
Cemara
c. Tanaman semak, batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal, Palem
50 cm-1 m 3 Tanaman penghias jalan, sifat musiman,
karakter individual, kuat, dan menarik,
d. Tanaman rerumputan, tinggi beberapa cm, menjaga kelembaban, erosi dan struktur tanah dapat soliter atau berkelompok, yaitu:
Flamboyan
Cempaka
4 Tanaman pembatas, tinggi 1-2 m,
pembentuk bidang dinding, pembatas
pandang, penyekat pemandangan buruk,
jenis semak atau rambat, yaitu:
Kembang sepatu
Lidah mertua
Tanaman peniti
e. Tanaman merambat, ada yang memerlukan penunjang untuk rambatan dan ada yang tidak 5 Tanaman pengatap, massa daun lebat,
percabangan mendatar, atap ruang luar,
f. Tanaman air, sebagai penghias pada kolam
bisa dioleh dari tanaman menjalar di
pergola, yaitu Melati rambat dan Anggur
Sumber : Analisa, 2019
Jumlah Standar Luas Ruang 3.2.4 Analisa Hubungan Fungsional Antar Fungsi
No Jabatan
Orang Ruang (m2) (m2) Dalam perancangan kawasan pemerintahan di Kabupaten Batu Bara ini juga terdapat fungsi
9 Sirkulasi dan Utilitas 30% 250,2
kegiatan pendukung atau fasilitas-fasilitas yang mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Jumlah 1084,2
XXIX BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH (TIPE A) Fungsi kegiatan pemerintahan tersebut tidak dapat dilepaskan dari kegiatan/fasilitas pendukungnya.
1 Kepala Badan 1 71 71 Sifat/jenis ruang kegiatan dari setiap unit kerja/instansi pemerintah dalam kawasan pemerintahan
2 Sekretaris Badan 1 34 34
didasarkan atas tiga sifat/jenis ruangnya. Pembagian jenis/ sifat ruang tersebut didasarkan pada
3 Kasubbag Sekretaris 3 19 57
4 Kabid 4 34 136 hubungan dan keterkaitannya dengan masyarakat yang dilayani. Jenis/sifat ruang dari fungsi kegiatan
5 Kasubbid 8 19 152 tersebut yaitu;
6 Staff 32 4 128 a. Publik
Ruang Rapat Utama
7 1 45 45 Publik yaitu setiap ruang kegiatan yang mempunyai hubungan dan keterkaitan yang erat
Kapasitas 50 orang
8 Mushalla 1 200 200 dengan masyarakat. Dalam peletakannya, fungsi kegiatan ini harus diletakkan pada ruang
9 Sirkulasi dan Utilitas 30% 246,9
yang mudah untuk dijangkau oleh masyarakat.
Jumlah 1069,9
XXX BADAN PENGANGGULANGAN BENCANA DAERAH (TIPE B) b. Semi Publik
1 Kepala Badan 1 71 71 Semi publik yaitu setiap ruang kegiatan yang mempunyai hubungan dan keterkaitan yang
2 Sekretaris Badan 1 34 34 tidak terlalu erat dengan masyarakat. Dalam peletakannya dapat disebut ruang netral.
3 Kasubbag Sekretaris 2 19 38
4 Kabid 3 34 102 Peletakan fungsi kegiatan ini dapat diletakkan pada ruang yang tidak jauh dan tidak terlalu
5 Kasubbid 6 19 114 mudah untuk dijangkau oleh masyarakat.
6 Staff 25 4 100 c. Privat
Ruang Rapat Kapasitas 100
7 1 90 90 Privat yaitu setiap ruang kegiatan yang tidak mempunyai hubungan dan keterkaitan yang
orang
8 Gudang dan Workshop 1 135 135 tidak terlalu erat dengan masyarakat. Kadang kala fungsi kegiatan yang membutuhkan jenis
9 Mushalla 1 200 200
ruang ini secara umum merupakan yang membutuhkan yang tidak adanya kontak langsung
10 Sirkulasi dan Utilitas 30% 265,2
Jumlah 1149,2 dengan masyarakat. Dalam peletakannya, fungsi kegiatan ini harus diletakkan pada ruang
XXXI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (TIPE A) yang jauh dari masyarakat (publik).
1 Kepala Satuan 1 71 71 Berdasarkan pertimbangan analisis sifat ruang dan analisis hubungan maka pengelompokan
2 Sekretaris 1 34 34
instansi/unit kerja pemerintah pada kawasan pemerintahan Kabupaten Batu Bara berdasarkan
3 Kasubbag Sekretaris 3 19 57
4 Kabid 4 34 136 karakter/indikator dari pengelompokan dapat dirumuskan.
5 Kasie 8 4 32
6 Staff 32 0
Ruang Rapat Kapasitas 50
7 1 45 45
orang
8 Mushalla 1 200 200
9 Sirkulasi dan Utilitas 30% 172,5
Jumlah 747,5
Sumber: Analisa, 2019
h. Zona Sosial Budaya, berupa Gedung Serba Guna, museum, taman budaya dan Convention (Batu Bara Family Park), Bara Tangguh Center, Terminal Type C dan Stasiun (terdapat juga pasar
Center didalamnya), serta perumahan ASN.
i. Zona Ruang Terbuka Hijau berupa taman dan hutan kota Gambar 4.2
j. Zona Rekreasi, berupa Batu Bara Family Park Rencana Master Plan Zona A
k. Zona Perkantoran Instansi Vertikal dan Forkopimda, yang terdiri dari Polres, Kajari,
Pengadilan Negeri, Kodim, Kemenag, BPS, BPN, UPT, BPJS, dan lainnya
l. Zona Fasilitas Transportasi, berupa Terminal Type C dan Stasiun yang diintegrasi dengan
Pasar
m. Zona Fasilitas Olahraga berupa stadion, venue, dan wisma atlet
Gambar 4.1
Rencana Peruntukan Lahan
Lahan perkantoran Pemerintahan terdiri dari zona A yang berupa sport center (stadion, venue, 20
21
BARA TANGGUH CENTER
BATU BARA FAMILY PARK
2,88
10,04
22 PERUMAHAN PNS 10,07
wisma atlet dan haji, sekolah pembinaan atlet), Kantor DPRD, Polres dan Rumdis Polres, Kajari dan 23 CONVENTION CENTER 2,67
24 KODIM DAN KOMP RUMDIS KODIM 3,08
rumdis Kajari, Pengadilan Negeri dan Rumdis Pengadilan Negeri, Kodim dan Rumdis kodim, Kemenag
25 KEMENAG DAN KOMP RUMDIS KEMENAG 1,58
dan rumdis Kemenag, Telkom dan Rumdis Telkom, PLN dan Rumdis PLN, Perpustakaan dan Dinas PENGADILAN DAN KOMP RUMDIS
26 PENGADILAN 1,58
Perpustakaan, Museum Daerah, Taman Budaya, Hutan Kota, Masjid, Gereja Oikumene, Sarana Rekreasi 27 KAJARI DAN KOMP RUMDIS KAJARI
28 TELKOM DAN KOMP RUMDIS TELKOM
1,58
1,58
29 PLN DAN KOMP RUMDIS PLN 1,58
Pada Zona B terdiri dari kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten Batu Bara (Kantor Bupati No Nama Bangunan Luas (Ha) No Nama Bangunan Luas (Ha)
1 BUPATI 3,19 1 BPS 0,81
dan OPD), instansi vertikal (BPS, BPN, BPJS, UPT), rumah dinas bupati, rumah dinas wakil bupati, rumah 2 INSPEKTORAT 1,52 2 BPN 0,68
3 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (TIPE A) 0,67
dinas Ketua DPRD, rumah dinas wakil 1 DPRD, rumah dinas wakil 2 DPRD, komersil dan bisnis center, 4 BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH (TIPE A) 0,65
3 GD ARSIP 1,18
4 RSUD TYPE-B 5,32
5 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (TIPE B) 0,68
rest area, RSUD Tipe B, Gedung Serba guna Kabupaten, rusunawa terintegrasi, fasilitas pendidikan 6 DINAS KETENAGAKERJAAN (TIPE B) 0,25 5 BPJS-K 0,32
7 DINAS SOSIAL (TIPE A) 0,25
6 BPJS-TK 0,32
berupa universitas terpadu Batu Bara. 8 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN 0,25 7 UPT-1 0,39
9 DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA 0,25 8 UPT-2 0,28
Gambar 4.3 10 DINAS KESEHATAN (TIPE A) 0,51 9 UPT-3 0,28
Rencana Master Plan Zona B 11 DINAS PENDIDIKAN (TIPE A) 1,07 10 GD SERBA GUNA PEMKAB 4,51
12 DINAS PERHUBUNGAN (TIPE B) 1,18 11 RUMDIS BUPATI 1,39
13 DINAS PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN (TIPE A) 0,64 12 RUMDIS WABUP 0,4
14 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (TIPE A) 0,65 13 RUMDIS SEKRETARIS DAERAH 1
15 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (TIPE B) 0,66 14 RUMDIS KA DPRD 0,38
16 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (TIPE A) 0,68
15 RUMDIS WAKIL DPRD-1 0,38
17 DINAS KOPERASI,USAHA KECIL DAN MENENGAH (TIPE A) 0,74
16 RUMDIS WAKIL DPRD-2 0,38
18 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL (TIPE A) 1,14
19 DINAS PERIKANAN (TIPE B) 1,18 17 RUSUN TERINTEGRASI 5,45
20 DINAS PERTANIAN (TIPE A) 0,66 18 UNIVERSITAS BATU BARA TERPADU 10,5
21 DINAS KETAHANAN PANGAN (TIPE B) 0,66 19 CADIKA DAN HUTAN KOTA 9,05
22 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (TIPE A) 1,55 20 KOMERSIAL DAN BISNIS 6,77
23 DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (TIPE B) 0,86
21 REST AREA 1,77
24 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG (TIPE B) 1,87
25 DINAS LINGKUNGAN HIDUP (TIPE C) 0,68
26 BADAN PENGANGGULANGAN BENCANA DAERAH (TIPE B) 0,66
27 DAMKAR 0,66
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU
28 PINTU 0,68
29 DISPORA DAN PARIWISATA 0,32
30 PENDOPO PEMKAB 0,7
31 ALUN-ALUN BUPATI 2,27
32 ALUN-ALUN OPD 2,79
33 BAKESBANG POLINMAS 0,37
Gambar 4.4
Perspektif Kawasan
Gambar 4.5
Potongan Kawasan
Gambar 4.6
Hirarki Jalan
perkantoran dan pelayanan publik.Selain itu sistem parkir akan membawa dampak visual pada bentuk
fisik kawasan perkantoran dan pemerintahan. Bentuk sarana parkir yang terdapat didalam kawasan ada
dalam beberapa bentuk perletakan, yaitu;
a. Bentuk pelataran parkir yang ditempatkan pada sepanjang jalan yang direncanakan suatu
areal yang khusus untuk parkir
b. Innercourt pada lahan perkantoran (untuk menyatukan parkir instansi-instansi terkait)
dalam suatu pelataran parkir yang lengkap dengan taman yang bisa dimanfaatkan pula
sebagai ruang terbuka kawasan.
Gambar 4.11
Parkir
Gambar 4.14 Selain itu, direncanakan juga fasilitas-fasilitas standar kebutuhan pengunjung seperti kran umum
Sistem Jaringan Under Ground dan hidran kebakaran.
a) Penyediaan kran umum
• satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;
• radius pelayanan maksimum 100 meter;
• kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari;
b) Penyediaan hidran kebakaran
• untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;
Gambar 4.15
• Hidran sebaliknya diletakkan pada jarak 60 - 180 cm dari tepi jalan, untuk
Penggunaan Solar Cell
menghindari gangguan dari lalu lintas kendaraan.
• Hidran sebaiknya diletakkan 1 meter dari bangunan-bangunan permanen, atau
gerbang pintu keluar / masuk, dan jauh dari traffic light.
• Hidran lebih efektif jika diletakkan di persimpangan jalan karena jangkauan daerah
akan lebih luas.
Pembuatan sistem saluran drainase tersier yang pengembangannya saling terintegrasi dan Pelayanan kebersihan pada daerah perkantoran yang dimulai dari kegiatan penyediaan
terpadu dengan sistem jaringan drainase Kabupaten Batu Bara. peralatan pemindah seperti Container Besi dan Transfer Depo, pengangkutan serta
Jenis Saluran drainase terbagi menjadi dua yaitu saluran terbuka dan saluran tertutup. Saluran pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Terbuka, saluran drainase terbuka direncanakan menggunakan saluran dengan bentuk saluran b. Pengumpulan Sampah
trapesium dengan lining yang pengalirannya dilakukan secara gravitasi. Keuntungan menggunakan Pengumpulan dan penyapuan sampah meliputi penyapuan/pengumpulan sampah jalan,
sistem terbuka ini adalah biaya pembangunan jaringan lebih murah, teknologi pembangunan lebih pasar dan tempat-tempat yang dipakai untuk kegiatan insidentil seperti kegiatan upacara,
sederhana, serta biaya pemeliharaan lebih sedikit. Sedangkan kerugian sistem ini yaitu limpasan air pameran dan kegiatan lainnya. Kegiatan penyapuan dijalan disesuaikan dengan tingkat
kembali lagi mengalir ke jalan dan orang harus hati-hati terhadap kemungkinan terperosok ke saluran kerawanan sampah jalan tersebut, untuk jalan protokol atau yang ramai dikunjungi orang.
ini karena sistemnya terbuka (terutama pada malam hari). c. Pemindahan Sampah / TPS
Saluran Tertutup saluran ini dibuat di bawah jalan dengan membuat perkerasan pada saluran Tempat penampungan sampah sementara yang digunakan adalah terdiri dari container besi
seperti saluran terbuka hanya permukaannya ditutup. Sistem tertutup ini dibangun sebagai terusan agar dengan volume 6 - 10 m3 , transfer depo, bak pasangan bata. TPS – TPS tersebut tersebar
sistem terbuka tidak terpotong apabila sistem terbuka memotong jaringan jalan. diseluruh wilayah dan penempatannya disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar 4.16 d. Pengangkutan Sampah / Limbah
Jaringan Drainase Sampah yang dikelola terdiri dari sampah permukiman, pasar, jalan, perkantoran , industri,
perdagangan/komersil, dan sebagainya. Kendaraan atau truk pengangkut sampah yang
tersedia terdiri dari beberapa jenis yaitu Arm Roll Truck, Dump Truck, TPS Kontainer,
Tersedia untuk penyapuan dan penyiraman, Gerobak Sampah, kendaraan tersebut pada
umumya digunakan sesuai dengan TPS yang digunakan.