Anda di halaman 1dari 30

EVALUASI PROGRAM UPAYA KESEHATAN INDERA

DI PUSKESMAS CIRANGKONG 2017

Disusun oleh:

Sarahlia Peigriwa Mang Blegur 1865050045

Elzabad Netanya Gultom 1965050063

Pembimbing:

dr. Vidi Posdo Simarmata, MKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 13 JULI – 08 AGUSTUS 2020
JAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gangguan indera (gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran) masih menjadi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik global maupun nasional. Gangguan indera
dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, karena luasnya penyebab dan faktor risiko terjadinya
gangguan. Stigma bahwa gangguan indera bukan merupakan masalah kesehatan, menyebabkan
gangguan indera diabaikan dan baru dianggap sebagai masalah serius bila menimbulkan kecacatan
seperti kebutaan dan ketulian. Pemerintah berupaya menangani permasalahan gangguan indera,
sebab kesakitan dan kecacatan yang disandang masyarakat akibat gangguan indera berdampak
pada penurunan produktivitas dan kualitas hidup manusia.1
Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena 83% informasi
sehari-hari masuk melalui indera penglihatan dan 11% melalui indera pendengaran. Berdasarkan
data on Visual Impairment dari WHO tahun 2010, diperkirakan 285 juta penduduk dunia
mengalami gangguan penglihatan, 39 juta diantaranya mengalami kebutaan dan 246 juta dengan
low vision. Data WHO tahun 2006 memperkirakan sekitar 153 juta mengalami gangguan refraksi
yang tidak terkoreksi. Penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia adalah
gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan glaukoma. Sebesar 18% tidak
dapat ditentukan dan 1% adalah gangguan penglihatan sejak masa kanak-kanak. Sedangkan
penyebab kebutaan terbanyak di seluruh dunia adalah katarak, diikuti oleh glaukoma dan Age
related Macular Degeneration (AMD). Sebesar 21% tidak dapat ditentukan penyebabnya dan 4%
adalah gangguan penglihatan sejak masa kanak-kanak. Penyandang gangguan penglihatan dan
kebutaan 90% hidup di negara berkembang seperti Indonesia, jika dibiarkan tanpa ada tindakan
apapun, maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan akan menjadi dua kali lipat
pada tahun 2020.2
Agar Program Kesehatan Indera ini dapat menjadi sarana informasi kepada masyarakat yang
mencakup promotif, preventif, dan kuratif maka penulis akan mengevaluasi Program Kesehatan
Indera di Puskesmas Cirangkong tahun 2017.
1.2 TUJUAN
 Mengetahui kelancaran promosi kesehatan indera oleh Puskesmas Cirangkong
 Mengetahui tingkat keberhasilan program skrining katarak oleh Puskesmas Cirangkong
 Mengetahui tingkat keberhasilan skrining gangguan refraksi pada anak SD oleh Puskesmas
Cirangkong
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN EVALUASI PROGRAM

A. DEFINISI

a. Alat Indera

Alat indera adalah alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indera

manusia disebut panca indera, karena terdiri dari lima indera yaitu indera penglihatan

yaitu mata, indera pendengaran yaitu telinga, indera penciuman yaitu hidung, indera

pengecapan yaitu lidah dan indera peraba yaitu kulit.

b. Sistem Indera

Sistem Indera merupakan kumpulan organ sensoris yang berperan menerima

rangsangan/ informasi dari lingkungan luar dan dalam tunuh menuju ke SSP.

Kemampuan menerima rangsangan tersebut dikarenakan pada indera terdapat

reseptor. Reseptor merupakan alat yang berfungsi mengubah rangsangan fisik (raba,

cahaya, suara) dan kimiawi (rasa, gas, pH) menjadi potensial membrane (impuls).3

c. Puskesmas Yang Menyelenggarakan Program Kesehatan Indera

Puskesmas yang memiliki tenaga terlatih, sarana dan prasarana dalam upaya

penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan dan atau upaya

penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian melalui kegiatan penyuluhan,

pengcegahan penyakit, deteksi dini, pengobatan serta upaya rujukan.3

B. PROGRAM KESEHATAN INDERA

Pengendalian ganggguan indera berfokus pada gangguan indera penglihatan dan


pendengaran seperti yang dijelaskan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 48, yaitu
penyelenggaraan upaya kesehatan salah satunya dalam bentuk kegiatan penanggulangan
gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran (17 kegiatan), serta pasal 95 dan 96,
yaitu penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran merupakan
semua kegiatan yang dilakukan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yag ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan
pendengaran masyarakat, merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan masyarakat.5
Gangguan pada indera Penglihatan yang mendapat prioritas mencakup pada
katarak, kelainan refraksi, dan glaukoma. Sedangkan definisi dari Gangguan fungsional
yaitu fungsi tubuh (fisik) atau fungsi organ dalam tubuh (mental, intelektual atau sensorik)
yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau struktur tubuh yang sudah terganggu dari
awal masa kelahiran yang sifatnya temporer ataupun permanen.2

C. PROFIL KERJA PUSKESMAS CIRANGKONG

1) Visi dan Misi


Visi: Menjadikan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang profesional rapih dan bermutu
Misi: 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, bermutu berkesinambungan, terarah dan
bertanggung jawab
2. Memberikan pelayanan kesehatan Masyarakat dengan lebih mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif
3. Senantiasa meningkatkan profesionalisme SDM dalam pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan pengembangan peranserta masyarakat dalam bidang kesehatan baik lintas
program maupun lintas sektor

2) Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Cirangkong terletak dibelahan selatan Kota Subang dengan
wilayah kerja meliputi 3 desa dengan luas wilayah ± 6742, 8 Ha, diantaranya:
1. Desa Cirangkong : 1306,8 ha
2. Desa Cikadu : 4014 ha
3. Desa Cimenteng : 1422 ha
UPTD Puskesmas Cirangkong adalah puskesmas induk terletak di Kecamatan Cijambe
Kabupaten Subang dengan jumlah penduduk 14.143 jiw dan luas wilayah 6742, 8 ha yang dapat
ditempuh ± 15 KM dengan waktu tempuh ± 30 menit dari ibukota Kabupaten Subang

Adapun batas wilayah kerja adalah:


 Di Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Wangi
 Di Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo
 Di Sebelah Selatan : Wilayah kerja PKM Kasomalang dan Cisalak
 Di Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Jalan Cagak

Gambar 2.1 Peta Wilayah Puskesmas Cirangkong


PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIRANGKONG
Kondisi wilayah kerja:
 Luas wilayah 6742, 8 ha
 Jarak ke ibu kota kabupaten ± 18 Km waktu tempuh ± 30 menit
 Pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian ± 600-800 diatas permukaan laut
 Kepadatan penduduknya adalah 5,1 Km2

3) Lingkungan Sosial dan Ekonomi


Topografi Kecamatan Cijambe sebagian besar merupakan dataran tinggi yang terbentang
dari Selatan ke Utara.Wilayah Kecamatan Cijambe secara umum beriklim sejuk. Sebagai daerah
tropis Kecamatan Cijambe memiliki musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim
panca roba. Curah hujan yang paling rendah terjadi pada bulan Juli, Sedangkan curah hujan yang
paling tinggi terjadi pada bulan Desember, Suhu maksimum berkisar antara 27,9°C – 29,9°C dan
suhu minimum berkisar antara 23,7°C – 25,6°C. Temperatur tertinggi terjadi di bulan Juni dan
terendah terjadi pada bulan Desember dengan kelembaban udara berkisar antara 80 – 85%.
Data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cirangkong adalah 14,143 jiwa dengan
komposisi laki-laki 6,469 jiwa dan perempuan 7,567 jiwa. Dari komposisi jumlah penduduk
tersebut maka Desa Cikadu mempunyai jumlah penduduk terbanyak dan Desa Cirangkong
mempunyai jumlah penduduk paling sedikit. Dengan data sebagai berikut:

A. Kependudukan
i. Data jumlah penduduk masing-masing Desa menurut jenis kelamin dan KK

Tabel 2.1
Data jumlah penduduk masing-masing Desa
Menurut Jenis Kelamin dan KK
Jenis Kelamin Jumlah Jumlah
No. Nama Desa
L P Penduduk KK

1 Desa Cirangkong 1.961 2.054 4.115 1.290

Desa Cikadu 2.503 2.933 5.470 1.941

Desa Cimenteng 2.005 2.180 4.185 1.247

Jumlah 6.469 7.167 13.670 4.478


Sumber: Profil Puskesmas 2017

ii. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pendidikan di Wilayah UPTD Puskesmas
Cirangkong Tahun 2017.

Tabel 2.2
Data jumlah penduduk Berdasarkan jenis Pendidikan di Wilayah Puskesmas Cirangkong
Pendidikan
No. Desa
TK/PAUD SD SLTP SLTA

1 Cirangkong 3 3 2 3

2 Cikadu 2 5 - -

3 Cimenteng 2 4 1 1

Jumlah 7 12 3 4

iii. Data jumlah penduduk berdasarkan Status Ekonomi di Wilayah UPTD Puskesmas
Cirangkong Tahun 2017

Tabel 2.3
Data jumlah penduduk Berdasarkan Ekonomi di Wilayah UPTD Puskesmas
Cirangkong Tahun 2017
Jumlah Peserta BPJS
No. Nama
PBI Non PBI

1 Puskesmas Cirangkong 7.138 569

Jumlah 7.138 569


iv. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Menurut Kelompok Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Cirangkong Tahun 2017

Cirangkong Cikadu Cimenteng


No. Usia Laki- Laki- Laki- Jumlah
Perempuan Perempuan Perempuan
Laki Laki Laki

1 0-4 233 180 167 172 380 249 1381

2 5-9 142 136 218 215 119 176 1006

3 10-14 139 129 269 254 160 164 1112

4 15-19 150 125 262 254 151 154 896

5 20-24 129 155 276 264 178 185 1187

6 25-29 130 138 269 253 218 219 1277

7 30-34 134 138 257 248 160 163 1100

8 35-39 144 135 195 185 108 155 922

9 40-44 156 137 199 185 153 154 984

10 45-49 151 122 200 192 126 115 906

11 50-54 127 132 214 197 124 89 883

12 55-59 121 128 190 205 122 108 874

13 60-64 118 138 103 98 20 22 499

65
14 335 326 203 209 21 30 1124
Keatas

JUMLAH 2209 2119 3018 2935 2040 1983 14304


B. Sosial Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di wilayah kerja Puskesmas Cirangkong Sebagian besar pertanian dan
ada beberapa peternakan ayam.

4) Sumber Daya Kesehatan


A. Ketenagaan
Gambaran Ketenagaan di UPTD Puskesmas Cirangkong Tahun 2017
Yang Ada
No. Jenis Tenaga
PNS PTT Sukwan Total

1 Ka. PKM 1 - - 1
2 Ka. TU 1 - - 1
3 Dokter Umum 1 - - 1
4 Apoteker - - 1 1
5 Bidan Puskesmas 1 1 5 7
6 Bidan Desa 3 - 1 4
7 Perawat Kesehatan 7 - 6 13
8 Perawat Gigi 1 - - 1
9 Analis - - 2 2
10 Sanitarian - - - -
11 Gizi 1 - - 1
12 Sopir - - 1 1
13 Akuntansi - - - -

Gambaran pegawai berdasarkan Pendidikan di UPTD Puskesmas Cirangkong Tahun 2017

No. Pendidikan Jumlah Keterangan

1 S2 1

2 S1 Kesehatan 5
3 S1 Non Kesehatan 3

4 D3 21

5 D1 -

6 SMA 3

7 SMP -

Jumlah 33

B. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan


1. Fasilitas Kesehatan Pemerintah
 Pustu :
 Puskesmas Keliling : 1 Unit Kendaraan Roda 4
 Kendaraan Roda 2 : 1 Unit

Fasilitas-Fasilitas UPTD Puskesmas Cirangkong


1) Gedung Rawat Jalan
Dilantai satu dengan jenis layanan:
a) Poli umum
b) Poli gigi
c) Poli KIA
d) Laboratorium
e) Apotek
2) Toilet Pasien
3) Gedung obat, Alkes, dan Bahan medis habis pakai
4) Gudang arsip
5) Ruang pertemuan
6) Jenset
7) Tempat parkir
8) Mushola
9) Puskesmas keliling, disetiap desa
10) Transportasi Ambulance
2. Fasilitas Kesehatan Swasta
Sarana Fasilitas Kesehatan Swasta di UPTD Puskesmas Cirangkong Tahun 2017

No. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit Umum -

2 Rumah sakit bersalin -

3 Rumah bersalin 5

4 Bidan Praktek Swasta 5

5 Puskesmas Pembantu -

6 Klinik 2

7 Dokter Spesialis 2

8 Dokter Umum 6

9 Dokter Gigi 4

10 Dokter Hewan 5

11 Apotik 2

12 Toko Obat -

13 Batra 20

14 Tukang Gigi 3

5) Keuangan
 Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan yang dimiliki UPTD Puskesmas Cirangkong Tahun 2017

No. Sumber Dana Jumlah Ket

1 JKN 622.341.666
2 BOP 455.600.000

3 BOK 41.556.250

Total Sumber Pembayaran 1.119.497.916

 Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan yang dimiliki UPTD Puskesmas Cirangkong Tahun 2017

No. Sumber Pendapatan Jumlah Ket

1 Karcis Kunjungan 5.225.000

2 Kapitasi BPJS 371.327.084

3 Tindakan Medis operatif tak terencana 0

4 Pelayanan penunjang (Lab) 0

5 Pelayanan Medik Gigi 275.000

6 Pelayanan Kebidanan 670.000


BAB III

CAKUPAN HASIL KEGIATAN

NO JENIS KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN %

1 Skrining 1252 112 Skrining


kelainan/gangguan kelainan/gangguan
refraksi pada anak refraksi pada anak
sekolah sekolah baru mencapai
8,9% (112 siswa)
terdapat kesenjangan
91,1 % (1140 siswa)

2 Penanganan Kasus 6 3 Penanganan kasus


kelainan refraksi kelainan refraksi di
wilayah puskesmas
cirangkong baru
mencapai 3 orang dari
target 6 orang

3 Skrining katarak 15 49 Skrining katarak di


wilayah puskesmas
Cirangkong mencapai
49 orang dari target 15
orang

4 Penanganan penyakit 8 15 Penanganan penyakit


katarak katarak diwilayah
puskesmas cirangkong
mencapai 15 orang
dari target 8 orang
5 Rujukan gangguan 5 9 Rujukan gangguan
penglihatan pada kasus penglihatan pada
diabetes militus ke RS kasus diabetes mellitus
ke Rumah Sakit di
wilayah puskesmas
Grafik katarak

PUSKESMAS Cirangkong 2017

14

12

10

8
kunjungan baru
6 Kunjungan Lama

4 Yang sudah diopersi


yang dengan komplikasi
2

0
Grafik mata lainya

PUSKESMAS Cirangkong 2017

12

10

Konjungtivitis
6
kelainan reflaksi
4 glukoma
kelainan lainnya
2

0
Pencapaian program indera
UPTD PUSEKESMAS Cirangkong 2017

1400
1200
1000
800
600
400
200
Target
0
Capaian
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH


Tabel 4.1
Identifikasi Masalah

NO. UPAYA TARGET CAPAIAN KESENJANGAN MASALAH

Cakupan skrining Rendahnya cakupan


kelainan/gangguan refraksi pada kelainan/gangguan refraksi pada
1 1252 100% 112 8,9% 1140 91,1%
anak sekolah baru mencapai 8,9% anak sekolah
(112 siswa)

Cakupan penanganan kelainan / Adanya kesenjangan penanganan


2 gangguan refraksi pada anak 6 100% 3 50% 3 50% kelainan / gangguan refraksi pada
sekolah anak sekolah

Cakupan Anggaran Refraksi pada Kurang maksimalnya penjaringan ke


3 12 100% 2 16,2% 10 83,8%
anak sekolah sekolah
4.2 PRIORITAS MASALAH
Tabel 4.2
Prioritas Masalah

NO. MASALAH U S G TOTAL

1 Tidak ditemukannya kelainan / gangguan refraksi pada anak sekolah 4 3 3 10

2 Tidak adanya penderita kelainan / gangguan refraksi pada anak sekolah 3 3 2 8

3 Kurang maksimalnya penjaringan ke sekolah 5 5 5 15


4.3 AKAR MASALAH
Tabel 4.3
Akar Masalah

Penyebab Masalah
NO. MASALAH
Lingkungan Manusia Sarana Metode Dana

- Kurang aktifnya -Kurangnya


-Kerjasama sekolah
Rendahnya - Masih adanya petugas dalam transport untuk
dan petugas yang
cakupan sekolah yang susah melaksanakan Kurangnya alat petugas
kurang
1 kelainan/gangguan dijangkau penjaringan dan bahan untuk - Dana untuk sarana
refraksi pada anak penyuluhan - kerjasama lintas
- Tingkat pendidikan - Peran lintas sektor belum ada
sekolah program yang masih
yang rendah yang kurang dengan
kurang
sekolah

- Perilaku tidak sehat -Kurangnya


- Peran petugas yang -Kurang optimalnya
Adanya pada anak (Nonton transport untuk
masih kurang petugas dalam
kesenjangan TV, Gadget) petugas
Sarana memberikan
penanganan - Pengetahuan orang tua
2 - Tingkat pendidikan penyuluhan penyuluhan
kelainan / yang kurang
yang rendah kurang
gangguan refraksi - Protap yang belum
pada anak sekolah - Peran lintas sektor
- Tingkat ekonomi ada
kurang
yang rendah
- Kurang memadainya Dana penjaringan
-Peran petugas yang
Lingkungan alam yang belum optimal alat untuk yang tidak ada
Kurang tidak memungkinkan, pemeriksaan
maksimalnya karena letak geografis - Anak sekolah tidak
3 - protap yang belum ada
penjaringan ke area pegunungan pernah periksa mata
sekolah dengan curah hujan - Membuat jadwal
yang tinggi - peran lintas sector yang
penjaringan ke
masih kurang
sekolah

4.4 PEMECAHAN MASALAH


Tabel 4.4
Pemecahan Masalah

ALTERNATIF PEMECAHAN
NO. MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF TERPILIH
MASALAH

Manusia :
Cakupan skrining - Kurang aktifnya petugas dalam - Melakukan penjaringan scrining - Melakukan skrining ke sekolah
kelainan/ ke sekolah di wilayah PKM
melaksanakan penjaringan - Kerjasama dengan pihak
1 gangguan refraksi Cirangkong
sekolah/perluasan program indra
pada anak - Peran lintas sektor yang kurang
- Pendekatan dengan pihak
sekolah dengan sekolah
sekolah
Metode: - Pendekatan dengan pihak - Melakukan penyuluhan tentang
sekolah gangguan refraksi
- Kerja sama sekolah dan petugas
yang kurang - Penyuluhan ke sekolah sekolah - Pencarian suspek secara pasif
tentang gangguan refraksi intensif di faskes
- Kerja sama lintas program yang
masih kurang

Lingkungan: - Kerja sama lintas program & -Melakukan kerjasama lintas


sektor program UKS, Posbindu, dll
- Masih adanya sekolah yang
susah dijangkau - Penyuluhan terhadap orang tua - Kerja sama dengan pihak sekolah
tentang pentingnya kesehatan atau keluarga
- Tingkat pendidikan yang rendah mata untuk siswa

Sarana:
-Mengajukan alat dan bahan untuk
Kurangnya alat dan bahan untuk - Pengajuan alat dan bahan untuk penyuluhan
penyuluhan penyuluhan

Dana:

- Kurangnya transport untuk - Ikut program lain yang didanai


petugas - Ikut program lain yang didanai
- Mengajukan sarana dan
- Dana untuk sarana belum ada prasarana - Mengajukan sarana dan prasarana
Manusia:

- Peran petugas yang masih kurang - Kerjasama dengan petugas UKS - Bekerjasama dengan program
kesehatan anak
- Pengetahuan orang tua yang - Penyuluhan pada orang tua
kurang tentang kelaianan refraksi mata - Memberikan penyuluhan kepada
orang tua tentang kelainan refraksi

Metode:
- Membuat jadwal penyuluhan
- Kurang optimalnya petugas - Mengadakan penyuluhan secara
dalam memberikan penyuluhan berkala - Pencarian supek secara pasif intensif
di faskes (PKM)
Adanya - Protap yang belum ada - Membuat protap yang baku
2 kesenjangan yang sesuai dengan program - Pencarian suspek secara aktif
penanganan berbasis keluarga
Lingkungan:

- Perilaku tidak sehat pada anak


(Nonton TV, Gadget) - Penyuluhan terhadap orangtua
tentang bahaya gadget dan TV - Advokasi tingkat kecamatan
- Tingkat pendidikan yang rendah

- Tingkat ekonomi yang rendah


- Pengadaan sarana secara
bertahap
Sarana: - Menggunakan media informasi
yang sudah ada - Mengajukan sarana prasarana untuk
Sarana penyuluhan kurang kemajuan Program
Dana:

- Kurangnya transport untuk - Ikut bersama program lain yang - Mengikuti program lain yang
petugas didanai didanai

- Mengajukan dana untuk transportasi

Manusia:

- Peran petugas yang belum


optimal - Pengurangan beban kerja -Pemerataan Program puskesmas

- Anak sekolah tidak pernah - Pendekatan dengan pihak -Pemeriksaan skrining langsung ke
periksa mata sekolah sekolah-sekolah

- Peran lintas sektor yang masih - Melakukan kerja sama lintas -Melakukan penyuluhan ke sekolah-
kurang sektor dan lintas program sekolah
Kurang
maksimalnya
3
penjaringan ke
sekolah Metode:

- Kurang memadainya alat untuk - Pengajuan alat untuk


pemeriksaan pemeriksaan

- Protap yang belum ada - Membuat protap yang baku


yang sesuai dengan program
- Membuat jadwal penjaringan ke
sekolah - Jadwal penjaringan tersusun - Melaksanakan penjaringan ke
sekolah yang sudah terjadwal
Lingkungan:

Lingkungan alam yang tidak - Meminimalisir keadaan cuaca -Penjaringan ke sekolah yang terdekat
memungkinkan, karena letak yang tidak memungkinkan dengan area puskesmas
geografis area pegunungan dengan
curah hujan yang tinggi - Mengadakan sosialisasi/
penjaringan ke sekolah yang
masih bisa dijangkau

Sarana:

- Transportasi yang kurang untuk -Pengajuan alat transportasi -Pengajuan/penambahan alat


ke lapangan untuk kegiatan penjaringan transportasi untuk kegiatan program

- Bahan untuk penyuluhan kurang

Dana:

Dana penjaringan yang tidak ada Ikut program lain yang didanai Mengajukan dana untuk kegiatan
penjaringan
BAB V

RENCANA USULAN KERJA (RUK)

Tabel 5.1

Rencana Usulan Kerja (RUK) INDERA

Kebutuhan Kebutuhan Anggaran


Upaya Target Penanggung Mitra Waktu Indikator Sumber
No Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber Jenis Rincian
Kesehatan Sasaran jawab Kerja Pelaksanaan Kinerja Pembiayaan
Daya Belanja Kegiatan

1 Program Penjaringan Peserta didik Siswa 12 SD/MI Kepala Petugas Kader, Januari - Siswa yang BOK
kesehatan refraksi yang SD/MI puskesmas, Indera petugas Desember mengalami
indera untuk mengalami petugas kesehatan kelainan
peserta didik kelainan INDERA anak refraksi
refraksi terjaring di
terjaring di semua
semua SD/MI SD/MI

Penyuluhan Meningkatkan Masyrakat 25 orang Kepala Petugas Petugas Januari - 25 orang BOK
tentang pengetahuan usia >45 puskesmas, INDERA lansia, Desember memahami
penyakit masyarakat tahun Petugas promkes tentang
katarak INDERA, PJ penyakit
UKM katarak

Penjaringan Penderita Masyarakat 3 orang / Kepala petugas Petugas Januari - 3 orang BOK
pasien katarak desa puskesmas, INDERA lansia Desember penderita
katarak petugas katarak per
terjaring di Usia > 45 INDERA, PJ desa dapat
semua desa tahun UKM terjaring

Mengantar Pasien Pasien 3 orang/ Kepala Petugas Petugas 3 bulan 1 x Pasien BOK
pasien mendapatkan katarak desa puskesmas, indera ambulan katarak di
katarak pelayanan petugas operasi
untuk yang maksimal INDERA, PJ
operasi UKM
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

• Tidak tercukupinya sarana dan prasarana guna kelancaran kegiatan promosi kesehatan
indera.
• Skrining katarak di wilayah puskesmas cirangkong mencapai 49 orang dari target 15 orang.
• Rendahnya minat siswa Sekolah Dasar untuk melakukan skrining gangguan refraksi yang
diakibatkan oleh kurangnya penjaringan petugas puskesmas kepada sekolah, siswa, dan
orangtua tentang pentingnya kesehatan indera.

6.2 SARAN

 Mengadakan sosialisasi kepada pihak sekolah, siswa, dan orangtua siswa tentang
pentingnya skrining gangguan refraksi demi meningkatkan minat siswa untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
 Menambah kesediaan sarana dan prasarana untuk promosi kesehatan indera
 Mengadakan pelatihan program indera bagi dokter dan para medis.
 Komitmen semua sektor ditingkatkan sehingga program gangguan indera dapat
terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasyid, Muhammad Zainur. Pengembangan Sistem Informasi Gangguan Indera di Dinas


Kesehatan Kota Banjarbaru. 2011.
2. Suwento R. Study on infrastructure and health services for the prevention and control of
deafness. WHO SEARO Meeting; Colombo, 2002.
3. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan.
4. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Jakarta:
InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI; 2014.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/291/2016
Tentang Komite Mata Nasional Untuk Penanggulangan Gangguan Penglihatan Dan
Kebutaan

Anda mungkin juga menyukai