Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang:

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 39 Tahun 2016 tentang


PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA Bahwa Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Dalam rangka penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga,


ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga
sebagai berikut:

a. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);


b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
c. bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
d. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
e. balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
f. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;
g. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
h. penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;
i. anggota keluarga tidak ada yang merokok;
j. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
l. keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indicator tersebut, dilakukan perhitungan indeks keluarga sehat dari setiap keluarga.
Sedangkan keadaan masing-masing indicator, mencerminkan kondisi PHBS darikeluarga yang
bersangkutan.

Permasalahan :
 Kesehatan Ibu dan anak :Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam
kehamilan dan perdarahan postpartum. Penyebab ini dapat diminimalkan apabila kualitas
antenatal care dilaksanakan dengan baik.
 Kematian Bayi dan Balita : Penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya
pnemonia dan diare pada usia di atas neonatal sampai 1 tahun. Hal ini berkaitan erat
dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat
 Gizi Masyarakat : pendidikan gizi seimbang yang proaktif serta Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan di masyarakat.
 Penyakit Menular :Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis,
hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun.
 Penyakit Tidak Menular : Penyakit tidak menular cenderung terus meningkat dan telah
mengancam sejak usia muda.jumlah kematian akibat rokok terus meningkat dari 41,75%
pada tahun 1995 menjadi 59,7% di tahun 2007. Selain itu dalam survei ekonomi nasional
2006 disebutkan penduduk miskin menghabiskan 12,6% penghasilannya untuk konsumsi
rokok.
 Kesehatan Jiwa :Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban
kesehatan yang signifikan. Gangguan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA juga berkaitan
dengan masalah perilaku yang membahayakan diri, seperti bunuh diri.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Melakukan Advokasi pada keluarga yang mempunyai IKS (indeks keluarga sehat)
dalam kategori tidak sehat, agar terjadi peningkatan IKS (indeks keluarga sehat).

Pelaksanaan

Advokasi terhadap keluarga:


Nama Kepala Keluarga : Joni Iskandar
Alamat : way tuba asri
Anggota Keluarga : 3 jiwa
Tanggal Kegiatan : Rabu, 4 Januari 2021
Sebelum dilakukan advokasi pada keluarga imam suhadi, didapatkan hasil sebagai
berikut:
No Indikator Nilai
1 keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) T
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan N
3 bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; N
4 bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif N
5 balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; N
6 penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar N
7 penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; N
8 penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak N
ditelantarkan
9 anggota keluarga tidak ada yang merokok; T
10 keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) T
11 keluarga mempunyai akses sarana air bersih; Y
12 keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat T

Interpretasi :
N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau keluarga yang
bersangkutan
Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan indikator
T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI dengan indikator
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan masing-
masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:
1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat
2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat Pada contoh di atas
Rumus IKS : __Y__
Y+T
__2__ = 0.400
2+3
Hasil IKS awal keluarga Joni Iskandar 0.333 termasuk kategori Keluarga tidak
sehat ( IKS =< 0,500 ) .

Kemudian dilakukan intervensi pada keluarga Joni Iskandar dengan melakukan


advokasi mengenai:

- Bahaya merokok
- Manfaat Jamban sehat
- Manfaat JKN

Setelah dilakukan Advokasi pada keluarga imam suhadi, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
No Indikator Nilai
1 keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) T
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan N
3 bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; N
4 bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif N
5 balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; N
6 penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar N
7 penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; N
8 penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak N
ditelantarkan
9 anggota keluarga tidak ada yang merokok; Y
10 keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Y
11 keluarga mempunyai akses sarana air bersih; Y
12 keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat Y

Rumus IKS : __Y__


Y+T
__4__ = 0,800
4+1
Pada kegiatan ini , IKS awal keluarga Joni Iskandar 0.333 termasuk kategori
Keluarga tidak sehat ( IKS =< 0,500 ) , setelah dilakukan intervensi IKS keluarga Joni
Iskandar 0,800 . karena IKS Keluarga imam suhadi bernilai 0,800 maka Keluarga
termasuk kategori Keluarga Sehat (IKS = 0,500 – 0,800).

Pemantauan dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi ini harus selalu dilakukan agar segala hambatan sekecil
apapun dapat diperbaiki sehingga nantinya peningkatan kualitas implementasi dapat
ditingkatkan. Program PIS-PK bukan merupakan program baru yang ada di Kementerian
Kesehatan, program ini sebelumnya telah berjalan dengan implementasi yang berbeda,
serta tingkat penekanan yang berbeda. Data-data yang sebelumnya tersebar di berbagai
sektor, dapat di ketahui bersama-sama melalui PIS-PK

Anda mungkin juga menyukai