SEKOLAH/MADRASAH
5-9% dari anak-anak tidak berkembang secara akademis karena masalah emosi dan
perilaku
Pada peserta didik SMP, MTs, SMA, SMK, MA pada umumnya lebih banyak terkait
dengan perilaku berisiko.
5.14% siswa usia SLTA atau sederajat pernah memiliki ide bunuh diri dalam 12 bulan
terakhir, 5,54% pernah merencanakan bunuh diri dan 3.86% pernah melakukan
percobaan bunuh diri (Global School Health Survey, 2015).
> 20 Juta penduduk > 15 th menderita Gangguan Mental Emosional
> 12 Juta penduduk > 15 th menderita Depresi
> 2 Juta pelajar & mahasiswa pengguna narkoba
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak.
9. Peraturan Bersama (SKB) 4 Menteri antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
Tujuan Pendidikan Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah.
• Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan :
• Memahami tentang perkembangan jiwa peserta didik sesuai
kelompok usia mereka dikaitkan dengan perkembangan fisik.
Pendidikan • Memahami permasalahan kesehatan jiwa yang sering dihadapi
peserta didik sesuai kelompok usia dan warga sekolah lainnya.
Kesehatan • Mampu membimbing peser ta didik dalam meningkatkan
kesehatan jiwa.
Jiwa di • Warga sekolah mampu berfikir dan berperilaku positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Sekolah/ • Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis antara
sesama warga sekolah.
Madrasah • Bagi Peserta didik :
• Mampu menghadapi tantangan hidup serta memiliki daya
tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus dan
teknologi informasi).
• Mampu berfikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri
dan orang lain.
• Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis antara
sesama warga sekolah.
Pendidikan Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah
Kegiatan Kegiatan Kegiatan sosial Kegiatan
Intrakurikuler ekstrakurikuler di sekolah perlombaan
Perilaku sehat jiwa dalam
keluarga Kegiatan yang melibatkan
warga sekolah dan tenaga Kerja Bakti Pertandingan
Cara berteman yang baik kesehatan (Kader kesehatan Olahraga
sekolah (dokter kecil,
Cara mengenali dan menghadapi konselor sebaya, dll),
emosi Kreatifitas peserta didik
(mading) Aksi Sosial (kunjungan Perlombaan pada
Materi perkembangan fisik dan
jiwa sesuai kelompok usia dan memberi bantuan hari-hari besar
peserta didik
Pendidikan dan bimbingan
ke panti sosial) Nasional
Permasalahan kesehatan jiwa kesehatan yang diberikan
yang sering dihadapi peserta kepada tenaga pendidik dan
didik. kependidikan,
Meningkatkan kecakapan hidup orangtua/pengasuh dan
dalam menghadapi pengaruh pengelola UKS.
negatif dari luar
Pendekatan Metode
belajar perorangan
Jiwa di pemberian tugas
tanya jawab
simulasi
bimbingan (konseling)
Tujuan pelayanan kesehatan jiwa di
Pelayanan sekolah/madrasah :
• Memberikan penyuluhan, pelatihan dan
Kesehatan bimbingan kepada warga sekolah.
Jiwa di • Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa
bagi warga sekolah.
Sekolah/ • Melakukan intervensi dini terhadap warga
Madrasah sekolah yang terdeteksi.
• Merujuk warga sekolah yang tidak bisa ditangani
ke puskesmas atau rumah sakit.
Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah
A. Peningkatan kesehatan jiwa (promotif)
• Kegiatan penyuluhan kesehatan termasuk penyuluhan masalah emosi, perilaku dan latihan
keterampilan sosial.
B. Pencegahan (preventif)
• Deteksi dini atau penapisan awal kepada seluruh peserta didik dengan cepat dan bersiat massal
• Intervensi dini berupa psikoedukasi dan konseling (oleh guru dan teman sebaya).
• Pembinaan dan konseling kepada keluarga
• Bila permasalahan tidak dapat ditangani di sekolah dapat di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit
Skrining/Deteksi Dini Masalah
Kesehatan Jiwa
Sasaran Instrumen Keterangan
Tenaga pendidik/ Self Report Questionnaire 20 (SRQ 20) Kuesioner diisi oleh yang
kependidikan atau Sympthom Checklist 90 (SCL 90) bersangkutan
Hasil borderline/abnormal
mengindikasikan adalah
masalah kesehatan jiwa
Skrinining Peserta
Didik
Masalah
- Promosi kesehatan
Kesehatan Promosi kesehatan
jiwa
jiwa
- Konseling guru BK
Rujuk ke fasyankes
untuk pemeriksaan &
tata laksana lanjutan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Jiwa
Kepala
Pendidik Peserta didik
Sekolah/Madrasah
Pegawai Komite
Masyarakat
Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah
Monitoring dan Evaluasi
Input
Proses
• Pelaksanan KIE/psikoedukasi
• Pelaksanaan pelatihan keterampilan sosial
• Pelaksanaan deteksi dini
Output