KATA SAMBUTAN i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 3
C. Tujuan 5
D. Sasaran 5
E. Ruang Lingkup 6
F. Manfaat 6
G. Batasan Pengertian 7
BAB VI PENUTUP 36
A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan
Kepala BKKBN selaku ketua Pelaksana Percepatan
Penurunan Stunting untuk mengoordinasikan
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting
sebagaimana yang telah ditargetkan sebesar 14 persen
pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut
diperlukan upaya percepatan lintas program dan lintas
sektor.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 beserta
perubahannya Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 172);
7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam
rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1736);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021
tentang Tata Cara Revisi Anggaran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 1429);
10. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi;
11. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 11 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 703):
12. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi
Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021-2024 (Berita Negera Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1398).
C. Tujuan
Panduan Teknis Satgas Stunting Tahun 2023-2024 disusun
sebagai acuan Perwakilan BKKBN Provinsi dan
penyelenggaraan kegiatan perekrutan, pengorganisasian,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tugas Satgas Stunting
serta sebagai informasi tentang peranan Satgas Stunting
dalam percepatan penurunan Stunting di daerah.
D. Sasaran
Adapun sasaran pengguna Panduan Satgas Stunting ini
adalah:
1. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi;
2. Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota;
3. Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan;
4. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi
dan Kabupaten/Kota;
5. Camat/Kepala Desa/Lurah;
6. Penyelenggara Kegiatan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Panduan Satgas Stunting memberikan
gambaran tentang:
1. Arah kebijakan dan strategi Penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting;
2. Peran Satgas Stunting dalam Penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting;
3. Mekanisme perekrutan Tim Program pada Satgas
Stunting;
4. Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Satgas Stunting.
F. Manfaat
Panduan Satgas Stunting ini merupakan acuan, petunjuk dan
tuntunan bagi :
1. Perwakilan BKKBN Provinsi dalam:
a. Perekrutan Tim Program Satgas Stunting;
b. Pelaksanaan dukungan Satgas Stunting dalam
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting;
c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Satgas Stunting.
2. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan tugas.
3. Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota; Pelaksana
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan; Camat/Kepala
Desa/Lurah; Penyelenggara Kegiatan sebagai penerima
manfaat/hasil kinerja satgas.
G. Batasan Pengertian
1. Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
adalah Kepala BKKBN yang dalam pelaksanaan
tugasnya dapat mendelegasikan kepada Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi
2. Penyelenggara kegiatan adalah unit kerja eselon 2 di
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional yang bertugas dan bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan.
3. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting yang
selanjutnya disebut Satgas Stunting adalah unit
implementasi program Percepatan Penurunan Stunting
yang terdiri dari Tim Program dan Tim Teknis yang
melaksanakan fungsi konsultasi, fasilitasi koordinasi
dan penguatan menyediakan satu data Stunting
kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan sesuai
dengan arahan dan instruksi Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting.
4. Tim Program adalah sekelompok orang dengan
kualifikasi bidang tertentu yang diberi tugas oleh Ketua
Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting untuk
melaksanakan fungsi konsultasi dan fasilitasi
koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan
penguatan Satu Data Stunting.
5. Tim teknis adalah para pelaksana kegiatan yang
meliputi Penyuluh Keluarga Berencana/Petugas
Lapangan Keluarga Berencana, Tim Pendamping
Keluarga dan lainnya yang melaksanakan fungsi
operasional di lini lapangan dalam Percepatan
Penurunan Stunting.
6. Tim Percepatan Penurunan Stunting yang selanjutnya
disebut TPPS adalah organisasi Percepatan Penurunan
Stunting yang bertugas mengkoordinasikan,
mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting. TPPS diketuai oleh
wakil kepala daerah dan beranggotakan instansi
pemerintah yang menjalankan tugasnya sesuai dengan
peran dan fungsinya sesuai SK Kepala Daerah
7. Sekretariat Pelaksana adalah satuan kerja percepatan
penurunan Stunting yang bertugas memberikan
dukungan substansi, teknis, dan administrasi
penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting;
melaksanakan fungsi koordinasi Tim Pelaksana dalam
rangka melaporkan perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting serta
melaksanakan tugas lain yang mendukung tugas
pelaksana dalam percepatan penurunan Stunting.
A. Kebijakan
Arah dan kebijakan pelaksanaan penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting mengacu pada:
1. Tujuan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting
sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 72 tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting, yaitu :
a. Menurunkan prevalensi Stunting;
b. Meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan
berkeluarga;
c. Menjamin pemenuhan asupan gizi;
d. Memperbaiki pola asuh;
e. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan;
dan
f. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
B. Strategi
Strategi Percepatan Penurunan Stunting dilakukan melalui
kegiatan Prioritas Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Stunting. Kegiatan Prioritas Rencana Aksi
dimaksud meliputi:
a. Penyediaan data keluarga berisiko Stunting;
b. Pendampingan keluarga berisiko Stunting;
c. Pendampingan semua Calon Pengantin/calon Pasangan
Usia Subur;
d. Surveilans keluarga berisiko Stunting;
e. Audit kasus Stunting;
f. Perencanaan dan penganggaran;
g. Pengawasan dan pembinaan akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan Percepatan Penurunan
Stunting; dan
h. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.
A. Pengertian Satgas Stunting
Satgas Stunting merupakan tim yang dibentuk oleh Kepala
BKKBN selaku Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan
Stunting yang didelegasikan kepada Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi untuk melaksanakan fungsi konsultasi,
fasilitasi koordinasi dan penguatan penyediaan Satu Data
Stunting kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan
sesuai dengan arahan dan instruksi Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting.
Secara khusus, tujuan pembentukan Satgas Stunting adalah:
1. Penguatan advokasi dan komunikasi kebijakan terkait
Percepatan Penurunan Stunting;
2. Penguatan koordinasi multisektor dan multipihak;
3. Penguatan pengelolaan satu data Stunting;
4. Penguatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
Percepatan Penurunan Stunting.
B. Tugas Satgas Stunting
Satgas Stunting sebagai salah satu komponen pendukung
dalam pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
memiliki tugas yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi yang intensif dan efektif dengan
Sekretariat Pelaksana Pusat dan pemerintah daerah.
2. Melaksanakan fasilitasi konsultasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
desa/kelurahan;
3. Memastikan terlaksananya 4 Pasti:
a. Memastikan semua sasaran terdata;
b. Memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
c. Memastikan semua sasaran memanfaatkan semua
intervensi;
d. Memastikan semua kegiatan pelaksanaan
Percepatan Penurunan Stunting tercatat dan
terlaporkan.
4. Memastikan pengaduan permasalahan penyelengaraan
Percepatan Penurunan Stunting ditindaklanjuti, baik
dari masyarakat maupun petugas pengelola program
Percepatan Penurunan Stunting;
5. Memastikan ketersediaan data, pengelolaan data dan
informasi secara real time, terbaru (update), regular
dan tepat waktu yang berguna untuk menilai
perkembangan pelaksanaan program, mengidentifikasi
permasalahan dan merekomendasikan kebijakan.
6. Memastikan pelaksanaan audit kasus Stunting di
seluruh jenjang.
C. Output Satgas Stunting
Berdasarkan uraian tugas Satgas Stunting, maka ouput atau
hasil kerja Satgas Stunting yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Terlaksananya koordinasi yang intensif dan efektif
dengan Sekretariat Pelaksana Pusat dan pemerintah
daerah;
2. Terlaksananya fasilitasi konsultasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
desa/kelurahan;
3. Terpenuhinya 4 (empat) Pasti:
a. Memastikan semua sasaran terdata;
b. Memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
c. Memastikan semua sasaran memanfaatkan semua
intervensi;
d. Memastikan semua kegiatan pelaksanaan Percepatan
Penurunan Stunting tercatat dan terlaporkan.
4. Tertanganinya pengaduan permasalahan
penyelengaraan Percepatan Penurunan Stunting
ditindaklanjuti, baik dari masyarakat maupun petugas
pengelola program Percepatan Penurunan Stunting;
5. Terpenuhinya ketersediaan data, pengelolaan data dan
informasi secara real time, terbaru (update), regular dan
tepat waktu yang berguna untuk menilai perkembangan
pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan
dan merekomendasikan kebijakan. Data dan informasi
dapat diakses dengan mudah oleh berbagai pihak;
6. Terlaksananya audit kasus Stunting di wilayah kerjanya.
D. Kedudukan Satgas Stunting
1. Tim Program
Tim Program terdiri dari beberapa tenaga profesional
dengan kualifikasi bidang tertentu yang diberi tugas dan
ditempatkan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi pada
sekretariat pelaksana TPPS provinsi dan kabupaten/kota
untuk melaksanakan fungsi konsultasi dan fasilitasi
koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan penguatan
penyediaan Satu Data Stunting di tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan desa/kelurahan. Tim Program terdiri
dari Koordinator Program Manager, Program Manager dan
Technical Assistant Kabupaten/Kota yang dibantu oleh
Office Assistant, dengan pembagian peran sebagai berikut:
a. Koordinator Program Manager merupakan
koordinator Tenaga Program yang memastikan aspek
tujuan dan tugas Satgas Stunting berjalan sesuai
dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku.
c. Pelaporan
Satgas Stunting melakukan pelaporan terhadap
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting cq. Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi dan/atau Ketua Sekretariat Pelaksana
dan/atau Program Manager yang secara berkala dan
berjenjang dalam kurun waktu bulanan, semester dan
tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan. Laporan
Satgas Stunting meliputi:
1. Laporan Pelaksanaan Tugas Satgas Stunting
Satgas Stunting menyusun laporan pelaksanaan tugas
yang memuat pencapaian output satgas Stunting dan
rekomendasi perbaikan dan tindak lanjutnya setiap
semester.
2. Laporan Pelaksanaan Audit Kasus Stunting
Satgas Stunting menyusun laporan Pelaksanaan Audit
Kasus Stunting setiap 6 (enam) bulan sekali secara
berjenjang dan berlapis, mulai dari tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten/kota melalui media yang
tersedia dengan pelibatan para pemangku kepentingan
di dalamnya. Laporan mencakup pelaksanaan audit
kasus Stunting, keterangan hambatan dan faktor
pendukung, evaluasi yang dilakukan, pembelajaran dan
rekomendasi untuk perbaikan.
3. Laporan pelaksanaan Tugas Perorangan Tenaga Program
Satgas Stunting.
a. Koordinator Program Manager
1) Laporan pelaksanaan seluruh tugas/peran dan
fungsi Koordinator Program Manager;
2) Laporan pelaksanaan konsultasi dan fasilitasi
koordinasi dan penyediaan satu data Stunting;
3) Rencana Kerja pelaksanaan tugas Satgas Stunting;
4) Laporan pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan oleh
Ketua Pelaksana dan/atau Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi.
e. Office Assistant
Laporan dokumentasi kesekretariatan (administrasi,
keuangan dan lain-lain)
Pengorganisasian Satgas Stunting
Panduan mekanisme perekrutan Satgas Stunting pada Bab IV
merupakan acuan dan petunjuk serta tuntunan dalam
perekrutan tenaga program sebagaimana telah dijelaskan
pada Bab III panduan ini. Bab ini berisi kualifikasi tenaga
program yang dibutuhkan, mekanisme perekrutan dan
pembiayaannya.
2. Penggunaan Anggaran
Penggunaan anggaran pada Kegiatan Satgas Stunting,
disesuaikan dengan Rincian anggaran dan Biaya (RAB),
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) sesuai dengan anggaran yang dialokasikan
di Satker Perwakilan BKKBN Provinsi. Untuk penentuan
standar harga Satgas Stunting agar satker perwakilan
BKKBN provinsi mengacu kepada peraturan yang berlaku,
memperhatikan harga pasar, satuan harga pembayaran
atas pekerjaan sejenis yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
3. Pelaksanaan Anggaran
1) Satker Perwakilan BKKBN Provinsi, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
wajib melaksanakan kegiatan Satgas Stunting
berdasarkan KAK atau HPS serta berpedoman sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Hasil dari pelaksanaan
kegiatan, PPK dan Pejabat Pengadaan wajib
melaksanakan pemeriksaan dan penerimaan hasil
pekerjaan sesuai dengan uraian pekerjaan/spesifikasi
kegiatan pengadaaan.
B. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengukur pencapaian output
kegiatan serta kelengkapan laporan. Kegiatan evaluasi
disesuaikan dengan jadwal penyelesaian output dan
laporan kegiatan Satgas Stunting. Evaluasi atas capaian
output kegiatan:
1. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan evaluasi
atas pemenuhan seluruh capaian output kegiatan
masing-masing Satgas;
2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan evaluasi
atas mekanisme kerja Satgas Stunting;
3. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan evaluasi
atas manfaat hasil dari pelaksanaan konsultasi dan
fasilitasi koordinasi serta penguatan penyediaan Satu
Data Stunting oleh Satgas Stunting.
C. Pelaporan
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan pelaporan
atas pelaksanaan Satgas Stunting menyusun dan
menyampaikan laporan kepada Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting mencakup: laporan
pelaksanaan audit kasus Stunting dan laporan pelaksanaan
tugas Satgas Stunting secara berkala dan berjenjang 3
(tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu jika diperlukan, serta
laporan pelaksanaan tugas Satgas Tenaga Program secara
perorangan secara berkala 1 (satu) bulan sekali atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.
1. Tersedianya laporan Audit Kasus Stunting setiap 3 (tiga)
bulan sekali secara berjenjang dan berlapis, mulai dari
tingkat desa, kecamatan dan kabupaten/kota melalui
media yang tersedia dengan pelibatan para pemangku
kepentingan di dalamnya. Laporan mencakup
pelaksanaan audit kasus Stunting, keterangan hambatan
dan faktor pendukung, evaluasi yang dilakukan,
pembelajaran dan rekomendasi untuk perbaikan.