Anda di halaman 1dari 46

Kepala Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


(BKKBN) merupakan lembaga yang mendapat tugas untuk
mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan
program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia
melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
Pada Tahun 2021 sebagaimana diketahui melalui
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting, BKKBN mendapatkan mandat Presiden
Republik Inonesia untuk berperan menjadi Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan stunting, yang ditindaklanjuti dengan
diterbitkannya Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
(RAN PASTI) Tahun 2021 -2024. Melalui Peraturan badan
tersebut dituangkan rencana aksi nasional yang dilakukan
melalui pendekatan keluarga berisiko stunting dan juga terkait
pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi antar lintas
sektor guna mencapai target percepatan penurunan prevalensi
stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk itu melalui
Program Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana yang
didukung dengan rencana aksi nasional tersebut BKKBN
melakukan percepatan pencapaian target tersebut.
Dalam pertimbangan waktu yang cukup singkat menuju
Tahun 2024, untuk melaksanakan fungsi koordinasi, sinkronisasi
dan integrasi antar lintas sektor Tahun 2022 ini telah terbentuk
Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas Stunting)
di seluruh Provinsi dan di tingkat kabupaten/kota. Satgas
Stunting ini merupakan tenaga lapangan yang paling utama
dalam memberikan dukungan intervensi terhadap program,
untuk melakukan pengawalan sinkronisasi dan integrasi antar
lintas sektor. Selaku pelaksana percepatan penurunan stunting
tentunya dukungan kerjasama dan integrasi antar lintas sektor
sangatlah berarti dalam mempercepat pelaksanaan RAN PASTI.
Adanya dukungan dan komitmen para pengelola dan
pelaksana percepatan penurunan stunting baik pemerintah
daerah hingga lini lapangan, koordinasi Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS) yang telah terbentuk baik tingkat
Provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan dan
juga didukung dengan adanya pengawalan satgas stunting yang
telah dibentuk besar harapan angka target 14% dapat tercapai.

Jakarta, November 2022


Kepala BKKBN,

Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)


DEPUTI BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN
DAN INFORMASI

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa


atas karunia dan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga Panduan Satuan Tugas Percepatan Penurunan
Stunting dalam mendukung Percepatan Penurunan Stunting
dapat terselesaikan dengan baik.
Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting yang
selanjutnya disebut Satgas Stunting adalah unit implementasi
program Percepatan Penurunan Stunting yang terdiri dari Tim
Program dan Tim Teknis yang melaksanakan fungsi konsultasi,
fasilitasi koordinasi dan penguatan menyediakan satu data
Stunting kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan sesuai dengan
arahan dan instruksi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan
Stunting.
Pasca diamanatkannya Kepala BKKBN sebagai Ketua
Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia oleh
Presiden RI di awal Tahun 2021, sebagai upaya Percepatan
Penurunan Stunting, saat ini telah terbentuk Satuan Tugas
Percepatan Penurunan Stunting (Satgas Stunting) d Provinsi
dan Kabupaten/Kota kurang lebih sejumlah 584 personil tim
satgas. Satgas Stunting merupakan bentuk dukungan BKKBN
dalam mengawal pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
dalam menjalankan fungsi konsultasi dan fasilitasi koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting nasional dan daerah, serta
penguatan penyediaan satu data stunting.
Buku Panduan Satuan Tugas Percepatan Penurunan
Stunting ini sebagai penyempurnaan dari buku sebelumnya
diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan dan acuan dalam
pelaksanaan, penyelenggaraan dan pengorganisasian Satgas
Stunting Tahun 2023 dan tahun 2024. Terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam Penyusunan
Panduan Satgas Stunting ini, selanjutnya masukan dan saran
terhadap Buku Panduan Satgas Stunting ini kami buka untuk
perbaikan selanjutnya.

Jakarta, November 2022


Deputi Bidang Advokasi,
Penggerakan dan Informasi,

Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd


DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 3
C. Tujuan 5
D. Sasaran 5
E. Ruang Lingkup 6
F. Manfaat 6
G. Batasan Pengertian 7

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI 9


A. Kebijakan 9
B. Strategi 10

BAB III SATUAN TUGAS PERCEPATAN PENURUNAN 11


STUNTING
A. Pengertian Satgas Stunting 11
B. Tugas Satgas Stunting 12
C. Output Satgas Stunting 13
D. Kedudukan Satgas Stunting 14
E. Mekanisme Kerja Satgas Stunting 17
BAB IV MEKANISME PEREKRUTAN TENAGA 22
PROGRAM SATGAS STUNTING
A. Kualifikasi Satgas Stunting 22
B. Kebutuhan Tenaga Program Satgas 27
Stunting
C. Kontrak Kerja Tenaga Program Satgas 27
Stunting
D. Mekanisme Perekrutan Tenaga Program 28
Satgas Stunting
E. Metode Pelaksanaan Anggaran Rekrutmen 31
Tenaga Program Satgas Stunting

BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 34


A. Pemantuan 34
B. Evaluasi 34
C. Pelaporan 35

BAB VI PENUTUP 36
A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan
Kepala BKKBN selaku ketua Pelaksana Percepatan
Penurunan Stunting untuk mengoordinasikan
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting
sebagaimana yang telah ditargetkan sebesar 14 persen
pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut
diperlukan upaya percepatan lintas program dan lintas
sektor.

Dalam penyelenggaraan Percepatan Penurunan


Stunting sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting terdapat
19 Indikator pencapaian target antara dan 72 Indikator
Pencapaian Target Pelaksanaan, serta 42 indikator
dalam Kegiatan Prioritas dalam Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN
PASTI) yang harus dilaksanakan oleh berbagai pihak di
seluruh tingkatan daerah untuk mencapai target yang
sudah ditetapkan. Oleh sebab itu diperlukan koordinasi
di semua K/L terkait, pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/kota dan pemerintah desa/kelurahan untuk
dapat melakukan pemaduan, sinkronisasi, dan sinergitas
program dan kegiatan dalam upaya Percepatan
Penurunan Stunting secara utuh, menyeluruh dan
terpadu.
Dengan mempertimbangkan waktu yang tersisa dalam
pencapaian target 14 persen di tahun 2024, menuntut
pemerintah dan pemerintah daerah mampu
memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk
meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok
sasaran Percepatan Penurunan Stunting yang meliputi
remaja, calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS),
ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 (nol) hingga 59
(lima puluh sembilan) bulan. Oleh sebab itu, dalam
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting
membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif.
Intervensi ini mencakup aspek penyiapan kehidupan
berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh,
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta
peningkatan akses air minum serta sanitasi. Dengan
berbagai kompleksitasnya, Percepatan Penurunan
Stunting harus terfokus pada keluarga berisiko Stunting.

Dinamika lingkungan strategis dan pendeknya waktu yang


tersedia membutuhkan dukungan penguatan teknis dan
managerial bagi daerah untuk menyelenggarakan
Percepatan Penurunan Stunting. Dukungan yang
diperlukan berasal dari pihak di luar pemerintah untuk
membantu melengkapi, dan mempercepat pelaksanaan
program dan kegiatan. Disamping itu melaksanakan fungsi
konsultasi dan fasilitasi koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting nasional dan daerah. Sekaitan dengan hal
tersebut, BKKBN sesuai dengan amanat di dalam perban
no 12 tahun 2021, membentuk Satuan Tugas Percepatan
Penurunan Stunting yang selanjutnya disebut sebagai
Satgas Stunting. Pembentukan satgas telah dilaksanakan
pada tahun 2022, dan dalam pelaksanaannya telah banyak
membantu pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
melengkapi pelaksanaan program yang dilaksanakan
pemerintah daerah.
Program Percepatan Penurunan Stunting masih berjalan
sampai target 14 % di tahun 2024 dapat tercapai. Untuk itu
keberadaan Satgas Stunting masih diperlukan perlu beberapa
penyesuaian di dalam pelaksanaan rekrutmen dan
pelaksanakan tugas satgas stunting. Atas dasar itu diperlukan
penyempurnaan panduan satgas stunting disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Panduan ini akan digunakan sebagai
acuan bagi BKKBN Perwakilan dalam penyelenggaraan
perekrutan, pengorganisasian dan pelaksanaan tugas satgas
stunting agar lebih optimal.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 beserta
perubahannya Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 172);
7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam
rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1736);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021
tentang Tata Cara Revisi Anggaran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 1429);
10. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi;
11. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 11 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 703):
12. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi
Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021-2024 (Berita Negera Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1398).

C. Tujuan
Panduan Teknis Satgas Stunting Tahun 2023-2024 disusun
sebagai acuan Perwakilan BKKBN Provinsi dan
penyelenggaraan kegiatan perekrutan, pengorganisasian,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tugas Satgas Stunting
serta sebagai informasi tentang peranan Satgas Stunting
dalam percepatan penurunan Stunting di daerah.

D. Sasaran
Adapun sasaran pengguna Panduan Satgas Stunting ini
adalah:
1. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi;
2. Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota;
3. Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan;
4. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi
dan Kabupaten/Kota;
5. Camat/Kepala Desa/Lurah;
6. Penyelenggara Kegiatan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Panduan Satgas Stunting memberikan
gambaran tentang:
1. Arah kebijakan dan strategi Penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting;
2. Peran Satgas Stunting dalam Penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting;
3. Mekanisme perekrutan Tim Program pada Satgas
Stunting;
4. Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Satgas Stunting.

F. Manfaat
Panduan Satgas Stunting ini merupakan acuan, petunjuk dan
tuntunan bagi :
1. Perwakilan BKKBN Provinsi dalam:
a. Perekrutan Tim Program Satgas Stunting;
b. Pelaksanaan dukungan Satgas Stunting dalam
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting;
c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Satgas Stunting.
2. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan tugas.
3. Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota; Pelaksana
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan; Camat/Kepala
Desa/Lurah; Penyelenggara Kegiatan sebagai penerima
manfaat/hasil kinerja satgas.
G. Batasan Pengertian
1. Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
adalah Kepala BKKBN yang dalam pelaksanaan
tugasnya dapat mendelegasikan kepada Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi
2. Penyelenggara kegiatan adalah unit kerja eselon 2 di
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional yang bertugas dan bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan.
3. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting yang
selanjutnya disebut Satgas Stunting adalah unit
implementasi program Percepatan Penurunan Stunting
yang terdiri dari Tim Program dan Tim Teknis yang
melaksanakan fungsi konsultasi, fasilitasi koordinasi
dan penguatan menyediakan satu data Stunting
kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan sesuai
dengan arahan dan instruksi Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting.
4. Tim Program adalah sekelompok orang dengan
kualifikasi bidang tertentu yang diberi tugas oleh Ketua
Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting untuk
melaksanakan fungsi konsultasi dan fasilitasi
koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan
penguatan Satu Data Stunting.
5. Tim teknis adalah para pelaksana kegiatan yang
meliputi Penyuluh Keluarga Berencana/Petugas
Lapangan Keluarga Berencana, Tim Pendamping
Keluarga dan lainnya yang melaksanakan fungsi
operasional di lini lapangan dalam Percepatan
Penurunan Stunting.
6. Tim Percepatan Penurunan Stunting yang selanjutnya
disebut TPPS adalah organisasi Percepatan Penurunan
Stunting yang bertugas mengkoordinasikan,
mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting. TPPS diketuai oleh
wakil kepala daerah dan beranggotakan instansi
pemerintah yang menjalankan tugasnya sesuai dengan
peran dan fungsinya sesuai SK Kepala Daerah
7. Sekretariat Pelaksana adalah satuan kerja percepatan
penurunan Stunting yang bertugas memberikan
dukungan substansi, teknis, dan administrasi
penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting;
melaksanakan fungsi koordinasi Tim Pelaksana dalam
rangka melaporkan perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting serta
melaksanakan tugas lain yang mendukung tugas
pelaksana dalam percepatan penurunan Stunting.
A. Kebijakan
Arah dan kebijakan pelaksanaan penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting mengacu pada:
1. Tujuan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting
sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 72 tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting, yaitu :
a. Menurunkan prevalensi Stunting;
b. Meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan
berkeluarga;
c. Menjamin pemenuhan asupan gizi;
d. Memperbaiki pola asuh;
e. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan;
dan
f. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi.

2. Dalam rangka tujuan pembangunan berkelanjutan pada


tahun 2030, ditetapkan 5 (lima) pilar dalam strategi
nasional Percepatan Penurunan Stunting, yaitu :
a. peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah
desa;
b. peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat;
c. peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif
di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah
desa;
d. peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada
individu, keluarga dan masyarakat; dan
e. penguatan dan pengembangan sistem, data,
informasi, riset dan inovasi.

B. Strategi
Strategi Percepatan Penurunan Stunting dilakukan melalui
kegiatan Prioritas Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Stunting. Kegiatan Prioritas Rencana Aksi
dimaksud meliputi:
a. Penyediaan data keluarga berisiko Stunting;
b. Pendampingan keluarga berisiko Stunting;
c. Pendampingan semua Calon Pengantin/calon Pasangan
Usia Subur;
d. Surveilans keluarga berisiko Stunting;
e. Audit kasus Stunting;
f. Perencanaan dan penganggaran;
g. Pengawasan dan pembinaan akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan Percepatan Penurunan
Stunting; dan
h. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.
A. Pengertian Satgas Stunting
Satgas Stunting merupakan tim yang dibentuk oleh Kepala
BKKBN selaku Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan
Stunting yang didelegasikan kepada Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi untuk melaksanakan fungsi konsultasi,
fasilitasi koordinasi dan penguatan penyediaan Satu Data
Stunting kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan
sesuai dengan arahan dan instruksi Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting.
Secara khusus, tujuan pembentukan Satgas Stunting adalah:
1. Penguatan advokasi dan komunikasi kebijakan terkait
Percepatan Penurunan Stunting;
2. Penguatan koordinasi multisektor dan multipihak;
3. Penguatan pengelolaan satu data Stunting;
4. Penguatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
Percepatan Penurunan Stunting.
B. Tugas Satgas Stunting
Satgas Stunting sebagai salah satu komponen pendukung
dalam pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
memiliki tugas yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi yang intensif dan efektif dengan
Sekretariat Pelaksana Pusat dan pemerintah daerah.
2. Melaksanakan fasilitasi konsultasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
desa/kelurahan;
3. Memastikan terlaksananya 4 Pasti:
a. Memastikan semua sasaran terdata;
b. Memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
c. Memastikan semua sasaran memanfaatkan semua
intervensi;
d. Memastikan semua kegiatan pelaksanaan
Percepatan Penurunan Stunting tercatat dan
terlaporkan.
4. Memastikan pengaduan permasalahan penyelengaraan
Percepatan Penurunan Stunting ditindaklanjuti, baik
dari masyarakat maupun petugas pengelola program
Percepatan Penurunan Stunting;
5. Memastikan ketersediaan data, pengelolaan data dan
informasi secara real time, terbaru (update), regular
dan tepat waktu yang berguna untuk menilai
perkembangan pelaksanaan program, mengidentifikasi
permasalahan dan merekomendasikan kebijakan.
6. Memastikan pelaksanaan audit kasus Stunting di
seluruh jenjang.
C. Output Satgas Stunting
Berdasarkan uraian tugas Satgas Stunting, maka ouput atau
hasil kerja Satgas Stunting yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Terlaksananya koordinasi yang intensif dan efektif
dengan Sekretariat Pelaksana Pusat dan pemerintah
daerah;
2. Terlaksananya fasilitasi konsultasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
desa/kelurahan;
3. Terpenuhinya 4 (empat) Pasti:
a. Memastikan semua sasaran terdata;
b. Memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
c. Memastikan semua sasaran memanfaatkan semua
intervensi;
d. Memastikan semua kegiatan pelaksanaan Percepatan
Penurunan Stunting tercatat dan terlaporkan.
4. Tertanganinya pengaduan permasalahan
penyelengaraan Percepatan Penurunan Stunting
ditindaklanjuti, baik dari masyarakat maupun petugas
pengelola program Percepatan Penurunan Stunting;
5. Terpenuhinya ketersediaan data, pengelolaan data dan
informasi secara real time, terbaru (update), regular dan
tepat waktu yang berguna untuk menilai perkembangan
pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan
dan merekomendasikan kebijakan. Data dan informasi
dapat diakses dengan mudah oleh berbagai pihak;
6. Terlaksananya audit kasus Stunting di wilayah kerjanya.
D. Kedudukan Satgas Stunting

Satgas Stunting merupakan unsur pendukung percepatan


penurunan Stunting yang bersifat non-birokratis dan fleksibel,
langsung berada di bawah koordinasi Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting, yaitu Kepala BKKBN.
Sehubungan dengan penugasan sebagaimana telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, Satgas Stunting memiliki akses
koordinasi serta kapasitas untuk memberikan penguatan,
pemantauan dan dukungan teknis kepada para pemangku
kepentingan Percepatan Penurunan Stunting di seluruh
tingkatan pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut
Satgas Stunting dibentuk terdiri dari Tim Program dan Tim
Teknis yang bekerja secara bersinergi dalam pelaksanaan
dukungan pelaksanaan tugas Satgas Stunting.

1. Tim Program
Tim Program terdiri dari beberapa tenaga profesional
dengan kualifikasi bidang tertentu yang diberi tugas dan
ditempatkan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi pada
sekretariat pelaksana TPPS provinsi dan kabupaten/kota
untuk melaksanakan fungsi konsultasi dan fasilitasi
koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan penguatan
penyediaan Satu Data Stunting di tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan desa/kelurahan. Tim Program terdiri
dari Koordinator Program Manager, Program Manager dan
Technical Assistant Kabupaten/Kota yang dibantu oleh
Office Assistant, dengan pembagian peran sebagai berikut:
a. Koordinator Program Manager merupakan
koordinator Tenaga Program yang memastikan aspek
tujuan dan tugas Satgas Stunting berjalan sesuai
dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku.

b. Program Manager Bidang Program dan Kegiatan


merupakan Tenaga Program yang mendukung
pelaksanaan tugas Koordinator Program Manager
dalam memastikan program dan kegiatan Percepatan
Penurunan Stunting di tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan desa/kelurahan dapat terlaksana
dengan baik.

c. Program Manager Bidang Data, Pemantauan dan


Evaluasi merupakan Tenaga Program yang
mendukung pelaksanaan tugas Koordinator Program
Manager dalam memastikan penyediaan data dan
informasi Percepatan Penurunan Stunting di tingkat
provinsi, kabupaten/kota hingga tingkat
desa/kelurahan terlaksana dengan baik. Program
Manager Bidang Data memiliki keahlian dalam
penyediaan data, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan.

d. Technical Assistant Kabupaten/Kota merupakan


Tenaga Program yang menjalankan tugas satgas di
tingkat kabupaten dan kota.

e. Office Assistant bertugas memberikan dukungan


adminitrasi perkantoran dan keuangan, serta fasilitasi
kegiatan kepada Satgas Stunting.

Dalam hal perekrutan Tim Program Satgas Stunting


dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi dengan
berkoordinasi dengan Sekretariat Pelaksana sebagaimana
akan dijabarkan pada Bab IV pada panduan ini.
2. Tim Teknis

Tim Teknis Satgas Stunting berkedudukan di tingkat


kecamatan hingga desa/kelurahan. Tim teknis terdiri dari
para pelaksana kegiatan yang meliputi Penyuluh Keluarga
Berencana (Penyuluh KB)/Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB), Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan
lainnya yang melaksanakan fungsi operasional di lini
lapangan, sekaligus melaksanakan fungsi konsultasi,
fasilitasi koordinasi dan penyediaan Satu Data Stunting di
tingkat kecamatan dan desa/kelurahan. Penyuluh KB/PLKB
dan TPK yang telah ditetapkan secara otomatis menjadi
bagian dari Satgas Stunting.

Dalam hal pelaksanaan peran sebagai bagian dari Satgas


Stunting, anggota Tim Teknis melakukan koordinasi
pelaksanaan tugasnya sebagaimana diatur dalam Panduan
Pelaksanaan Pendampingan Keluarga dalam Upaya
Percepatan Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat
Desa/Kelurahan.

Struktur Satgas Stunting


E. Mekanisme Kerja Satgas Stunting

Satgas Stunting dikoordinasikan oleh Ketua Pelaksana


Percepatan Penurunan Stunting dalam hal ini didelegasikan
kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi dan Program
Manager Sekretariat Pelaksana. Dalam melaksanakan
tugasnya, Satgas Stunting berkoordinasi dengan Kepala
Perwakilan Provinsi dan bagian jajarannya sebagai
penyelenggara kegiatan, serta dapat berkolaborasi dengan
pemerintah daerah, akademisi/ahli dan pemangku
kepentingan daerah lainnya di berbagai tingkatan wilayah.
Berikut langkah kerja Satgas Stunting:
a. Koordinasi
1. Satgas Stunting berkoordinasi dengan Ketua Sekretariat
Pelaksana dan/atau Program Manager pada Sekretariat
Pelaksana.
2. Dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas Stunting melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi.
b. Pelaksanaan Tugas Satgas Stunting
1. Tim Program melakukan perencanaan kegiatan Satgas
Stunting di wilayah kerjanya dan menyusun sistem
pengendalian kegiatan Satgas Stunting. Dalam
pelaksanaan tugas di atas, Tim Program Satgas Stunting
berkoordinasi dengan Kepala Perwakilan BKKBN dan
Program Manager Sekretariat Pelaksana, serta
berkolaborasi dengan penyelenggara kegiatan,
pemerintah daerah, akademisi/ahli dan pemangku
kepentingan daerah lainnya.
2. Tim Teknis melaksanakan perencanaan dan sistem
pengendalian kegiatan yang telah disusun oleh Tim
Program. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Tim
Teknis berkoodinasi dengan Program Assistant
Kabupaten/Kota, serta dapat berkolaborasi dengan
penyelenggara kegiatan, pemerintah desa/kelurahan
dan kecamatan, akademisi/ahli dan pemangku
kepentingan lain di wilayah kerjanya.

c. Pelaporan
Satgas Stunting melakukan pelaporan terhadap
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting cq. Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi dan/atau Ketua Sekretariat Pelaksana
dan/atau Program Manager yang secara berkala dan
berjenjang dalam kurun waktu bulanan, semester dan
tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan. Laporan
Satgas Stunting meliputi:
1. Laporan Pelaksanaan Tugas Satgas Stunting
Satgas Stunting menyusun laporan pelaksanaan tugas
yang memuat pencapaian output satgas Stunting dan
rekomendasi perbaikan dan tindak lanjutnya setiap
semester.
2. Laporan Pelaksanaan Audit Kasus Stunting
Satgas Stunting menyusun laporan Pelaksanaan Audit
Kasus Stunting setiap 6 (enam) bulan sekali secara
berjenjang dan berlapis, mulai dari tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten/kota melalui media yang
tersedia dengan pelibatan para pemangku kepentingan
di dalamnya. Laporan mencakup pelaksanaan audit
kasus Stunting, keterangan hambatan dan faktor
pendukung, evaluasi yang dilakukan, pembelajaran dan
rekomendasi untuk perbaikan.
3. Laporan pelaksanaan Tugas Perorangan Tenaga Program
Satgas Stunting.
a. Koordinator Program Manager
1) Laporan pelaksanaan seluruh tugas/peran dan
fungsi Koordinator Program Manager;
2) Laporan pelaksanaan konsultasi dan fasilitasi
koordinasi dan penyediaan satu data Stunting;
3) Rencana Kerja pelaksanaan tugas Satgas Stunting;
4) Laporan pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan oleh
Ketua Pelaksana dan/atau Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi.

b. Program Manager Bidang Program dan Kegiatan


1) Laporan pelaksanaan dan diseminasi seluruh
tugas/peran dan fungsi Program Manager Bidang
Program dan Kegiatan;
2) Dokumen hasil analisis kebijakan percepatan
penurunan Stunting di wilayah kerja;
3) Dokumen analisis perencanaan daerah dalam
percepatan penurunan Stunting;
4) Dokumen Diseminasi rekomendasi kebijakan
percepatan penurunan Stunting;
5) Dokumen hasil validasi pelaporan Tecnical Assistant
Kabupaten/Kota;
6) Laporan pemberian bantuan teknis pengembangan
kebijakan program dan kegiatan pada lembaga
pelaksana dan pelaksana program percepatan
penurunan Stunting;
7) Laporan pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan oleh
Koordinator Program Manager dan Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi.
c. Program Manager Bidang Data, Pemantauan dan
Evaluasi
1) Laporan pelaksanaan dan diseminasi seluruh
tugas/peran dan fungsi Program Manager Bidang
Data, Pemantauan dan Evaluasi;
2) Laporan penyediaan satu data Stunting;
3) Laporan pengendalian pengumpulan data dan
analisisnya;
4) Dokumen analisis terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan
Percepatan Penurunan Stunting.
5) Laporan pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan oleh
Koordinator Program Manager dan Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi.

d. Technical Assistant Kabupaten/Kota


1) Laporan pelaksanaan seluruh tugas/peran dan fungsi
Technical Assistant Kabupaten/Kota;
2) Laporan pelaksanaan konsultasi dan fasilitasi
koordinasi dan penyediaan satu data Stunting
tingkat kabupaten/kota;
3) Dokumen rencana kerja pelaksanaan tugas Satgas
Stunting tingkat kabupaten/kota;
4) Laporan pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan oleh
Koordinator Program Manager dan/atau Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi;
5) Dokumen pelaksanaan pengendalian pengumpulan
satu data Stunting;
6) Laporan pelaksanaan Audit Stunting.

e. Office Assistant
Laporan dokumentasi kesekretariatan (administrasi,
keuangan dan lain-lain)
Pengorganisasian Satgas Stunting
Panduan mekanisme perekrutan Satgas Stunting pada Bab IV
merupakan acuan dan petunjuk serta tuntunan dalam
perekrutan tenaga program sebagaimana telah dijelaskan
pada Bab III panduan ini. Bab ini berisi kualifikasi tenaga
program yang dibutuhkan, mekanisme perekrutan dan
pembiayaannya.

A. Kualifikasi Satgas Stunting


Kualifikasi Satgas Stunting dapat mengacu pada tabel di
bawah ini atau dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
daerah.
B. Kebutuhan Tenaga Program Satgas Stunting
Jumlah Koordinator Program Manager sebanyak 1 (satu)
orang per provinsi sedangkan Tenaga Program lainnya
dalam Tim Program Satgas Stunting dapat disesuaikan
dengan kebutuhan daerah (antara lain kondisi sasaran,
besarnya wilayah, angka prevalansi Stunting terakhir,
kondisi masalah dan tantangan dalam percepatan
penurunan Stunting di masing-masing daerah), anggaran
dan arahan dari Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan
Stunting/Kepala BKKBN melalui Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi.

C. Kontrak Kerja Tenaga Program Satgas Stunting


Satgas Stunting di tingkat provinsi, dan kabupaten/kota
direkrut dan dikontrak menggunakan mekanisme antara
lain:
1. Satgas stunting yang telah direkrut pada tahun 2022
dapat dilakukan perpanjangan kontrak sampai dengan
tahun anggaran berikutnya apabila perekrutan melalui
mekanisme pengadaan langsung. Hal tersebut dengan
mempertimbangkan penyedia berkinerja baik,
anggaran tersedia, tidak ada perubahan dalam
panduan yang berdampak terhadap pemenuhan
kesesuaian persyaratan.
2. Satgas stunting yang telah direkrut pada tahun 2022
tidak dapat dilakukan perpanjangan kontrak apabila
perekrutan satgas stunting melalui mekanisme
pengadaan lelang.
3. Satgas Stunting di tingkat provinsi, dan kabupaten/kota
yang telah direkrut baik melalui mekanisme pengadaan
langsung maupun mekanisme pengadaan lelang dapat
dikontrak dengan mekanisme kontrak payung yang
berlaku selama tahun 2023 sampai 2024. Kontrak
payung merupakan kontrak harga satuan dalam periode
waktu tertentu untuk barang/jasa yang belum dapat
ditentukan volume dan/atau waktu pengirimannya pada
saat kontrak ditandatangani. Kontrak kerja Satgas
Stunting dilakukan per tahun anggaran, dalam hal
penyedia berkinerja baik, anggaran tersedia, dan tidak
ada perubahan dalam panduan yang berdampak
terhadap pemenuhan kesesuaian persyaratan, maka
kontrak kerja dapat diperpanjang untuk tahun anggaran
berikutnya.

D. Mekanisme Perekrutan Tenaga Program Satgas


Stunting
1. Persiapan
Dalam persiapan rekrutmen Tenaga Program Satgas
Stunting, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan pertemuan koordinasi persiapan
rekrutmen Tenaga Program Satgas Stunting
diinisiasi oleh Perwakilan BKKBN Provinsi bersama
pemangku kepentingan dan mitra strategis untuk
mengidentifikasi dan memetakan persoalan
Percepatan Penurunan Stunting dan kebutuhan
akan Satgas Stunting (kualifikasi dan jumlah);
b. Mempersiapkan sarana, prasarana dan mekanisme
perekrutan Tenaga Program Satgas Stunting;
c. Mempersiapkan kelengkapan administrasi
dukungan rekrutmen pengadaan Tenaga Program
Satgas Stunting.
2. Pengorganisasian
Sekretariat pelaksana dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
mengorganisasir persiapan, pelaksanaan dan pemantauan
rekrutmen Tenaga Program Satgas Stunting, baik di tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota.

3. Tahapan Pelaksanaan Rekrutmen Tenaga Program Satgas


Stunting
Dalam melakukan pelaksanaan rekrutmen Tenaga Program
Satgas Stunting agar dilakukan hal antara lain:
a. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi menetapkan kebutuhan
Tenaga Program Satgas Stunting dengan memperhatikan
kondisi wilayah, jumlah kabupaten/kota serta jumlah
kecamatan.
b. Pelaksanaan rekrutmen Tenaga Program Satgas Stunting
dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku. Secara umum metode pengadaan mengacu
kepada Peraturan Perundang-undangan diantaranya
sebagai berikut:
1) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara beserta peraturan perubahannya.
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60 Tahun 2021
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
2022.
4) Peraturan perundang-undangan lainnya.

Kriteria penilaian meliputi:


a) Penilaian administrasi dilakukan oleh Perwakilan
BKKBN Provinsi yang mencakup penilaian
kelengkapan, kepatuhan dan keabsahan pemenuhan
persyaratan administrasi. Persyaratan administrasi
mencakup:
i. menyampaikan surat keterangan sehat;
ii. menyampaikan Portfolio yang disertai dokumen
pendukung;
iii. menyampaikan surat pernyataan bebas benturan
kepentingan;
iv. menyampaikan surat pernyataan kesanggupan
memenuhi output kegiatan dan laporan
pelaksanaan tugas Satgas Stunting;
v. menyampaikan surat pernyataan tidak sedang
memiliki sengketa hukum;
vi. alamat korespondensi, nomor rekening dan NPWP;
b) Penilaian aspek substansi dilakukan oleh ketua
Sekretariat Pelaksana Pusat, Pejabat Tinggi Madya
dan Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan BKKBN.
Pelaksanaan penilaian aspek substansi dilakukan
melalui metode wawancara baik secara luring
maupun daring;
c) Penetapan Tenaga Program Satgas Stunting.
d) Perwakilan BKKBN Provinsi menetapkan nama-
nama Tenaga Program Satgas Stunting.

E. Metode Pelaksanaan Anggaran Rekrutmen Tenaga


Program Satgas Stunting
1. Sumber Anggaran
Anggaran kegiatan Tim Satuan Tugas Percepatan
Penurunan Stunting (Satgas Stunting) bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang di
alokasikan pada DIPA Satker Perwakilan BKKBN Provinsi.

2. Penggunaan Anggaran
Penggunaan anggaran pada Kegiatan Satgas Stunting,
disesuaikan dengan Rincian anggaran dan Biaya (RAB),
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) sesuai dengan anggaran yang dialokasikan
di Satker Perwakilan BKKBN Provinsi. Untuk penentuan
standar harga Satgas Stunting agar satker perwakilan
BKKBN provinsi mengacu kepada peraturan yang berlaku,
memperhatikan harga pasar, satuan harga pembayaran
atas pekerjaan sejenis yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
3. Pelaksanaan Anggaran
1) Satker Perwakilan BKKBN Provinsi, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
wajib melaksanakan kegiatan Satgas Stunting
berdasarkan KAK atau HPS serta berpedoman sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Hasil dari pelaksanaan
kegiatan, PPK dan Pejabat Pengadaan wajib
melaksanakan pemeriksaan dan penerimaan hasil
pekerjaan sesuai dengan uraian pekerjaan/spesifikasi
kegiatan pengadaaan.

2) Penyedia/pelaksana pekerjaan wajib


mempertanggungjawabkan pengeluaran yang mengacu
kepada Peraturan perundang-undangan diantaranya
sebagai berikut:
a) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam
rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1736)
c) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021
tentang Tata Cara Revisi Anggaran (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1429)
d) Peraturan perundang-undangan lainnya.

3) Bukti laporan hasil pekerjaan, dalam bentuk laporan


kegiatan disampaikan oleh penyedia/pelaksana
pekerjaan kepada Satker Perwakilan BKKBN Provinsi
sesuai dengan perikatan pengadaan barang/jasa.
4) Pembayaran atas hasil pekerjaan kepada
penyedia/pelaksana pekerjaan dilakukan berdasarkan
prestasi kerja.

4. Pelaporan Pertanggungjawaban Anggaran


1) Laporan akhir atau hasil prestasi kinerja untuk kegiatan
dalam bentuk pengadaan diberikan dari pihak penyedia
kepada pihak pelaksana kegiatan pengadaan jasa sesuai
dengan spesifikasi dan jadwal waktu pelaksanaan/kontrak
yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2) Untuk kegiatan dukungan Satgas Stunting dapat
disertakan bukti pertanggung jawaban sesuai dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan
yang sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
standar biaya dengan mengacu kepada Peraturan
Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2023 dan 2024.
A. Pemantauan
Pemantauan pelaksanaan kegiatan Satgas Stunting
dilakukan oleh Ketua Pelaksana Percepatan Stunting yang
mendelegasikan tugasnya kepada Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi untuk memastikan pelaksanaan konsultasi
dan fasilitasi koordinasi, serta penguatan penyediaan satu
data Stunting di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan
desa/kelurahan. Pemantauan dilakukan secara berkala
melalui kegiatan focus group discussion, observasi dan
kajian.

B. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengukur pencapaian output
kegiatan serta kelengkapan laporan. Kegiatan evaluasi
disesuaikan dengan jadwal penyelesaian output dan
laporan kegiatan Satgas Stunting. Evaluasi atas capaian
output kegiatan:
1. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan evaluasi
atas pemenuhan seluruh capaian output kegiatan
masing-masing Satgas;
2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan evaluasi
atas mekanisme kerja Satgas Stunting;
3. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan evaluasi
atas manfaat hasil dari pelaksanaan konsultasi dan
fasilitasi koordinasi serta penguatan penyediaan Satu
Data Stunting oleh Satgas Stunting.
C. Pelaporan
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan pelaporan
atas pelaksanaan Satgas Stunting menyusun dan
menyampaikan laporan kepada Ketua Pelaksana
Percepatan Penurunan Stunting mencakup: laporan
pelaksanaan audit kasus Stunting dan laporan pelaksanaan
tugas Satgas Stunting secara berkala dan berjenjang 3
(tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu jika diperlukan, serta
laporan pelaksanaan tugas Satgas Tenaga Program secara
perorangan secara berkala 1 (satu) bulan sekali atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.
1. Tersedianya laporan Audit Kasus Stunting setiap 3 (tiga)
bulan sekali secara berjenjang dan berlapis, mulai dari
tingkat desa, kecamatan dan kabupaten/kota melalui
media yang tersedia dengan pelibatan para pemangku
kepentingan di dalamnya. Laporan mencakup
pelaksanaan audit kasus Stunting, keterangan hambatan
dan faktor pendukung, evaluasi yang dilakukan,
pembelajaran dan rekomendasi untuk perbaikan.

2. Laporan Pelaksanaan Tugas Satgas Stunting


Satgas Stunting menyusun laporan pelaksanaan tugas
yang memuat pencapaian output satgas Stunting dan
rekomendasi perbaikan dan tindak lanjutnya.

3. Laporan pelaksanaan Tugas Perorangan Tenaga


Program Satgas Stunting.
Tenaga Program, baik Koordinator Program Manager,
Program Manager Bidang dan Technical Assistant
Kabupaten/Kota.
Satgas Stunting merupakan unit yang dibentuk untuk
melaksanakan fungsi konsultasi dan fasilitasi koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting nasional dan daerah serta
penguatan penyediaan Satu Data Stunting. Untuk
menjalankan tugasnya, Satgas Stunting memiliki akses
koordinasi dan membutuhkan kapasitas SDM profesional di
bidangnya untuk dapat memberikan penguatan
pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di daerah.

Panduan Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting


(Satgas Stunting) untuk mendukung Percepatan Penurunan
Stunting Daerah ini disusun sebagai bentuk dukungan
BKKBN selaku Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan
Stunting pusat kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan Percepatan Penurunan Stunting sesuai
dengan situasi dan kondisi serta kompleksitas persoalan
pengentasan Stunting di daerah. Diharapkan kehadiran
Satgas Stunting dapat menjembatani gap pelaksanaan
Percepatan Penurunan Stunting. Dengan demikian, upaya
percepatan penurunan angka Stunting dapat terwujud
sesuai dengan target yang telah ditetapkan yakni sebesar 14
persen pada tahun 2024.
Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Email : ditbinlap@bkkbn.go.id, Telepon : 021-8098018

Anda mungkin juga menyukai