Anda di halaman 1dari 21

GENDER DAN

PENGARUSUTAMAAN
GENDER (PUG)
OLEH
KELOMPOK III
SISTEMATIKA
1. LATAR BELAKANG
2. DASAR
3. PENGERTIAN
4. ALUR PIKIR
5. PRASYARAT PELAKSANAAN PUG
6. PERMASALAHAN GENDER
7. SEPUTAR GENDER
8. SEPUTAR PUG
9. IMPLEMENTASI PUG DI POLRI
 
LATAR BELAKANG
 Dalam proses pembangunan nasional yang sudah dan
sedang berjalan ini, acapkali masih ditemui
kesenjangan kesetaraan gender di berbagai bidang;
hukum, sosial, politik, ekonomi dan budaya. Hal ini
juga terjadi di berbagai negara khususnya negara
berkembang
 Konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dimana Indonesia adalah
sebagai Negara Hukum (Rule of Law) yang mengatur
tentang hak-hak warga negara
 Hukum yang berkeadilan dalam hal ini termasuk
didalamnya adalah berkeadilan gender
PAYUNG HUKUM
1.UUD 1945 Pasal 27 dan 28 ;
2.UU No. 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi
Cedaw;
3.UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri;
4.Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender Dalam
Pembangunan Nasional
5.PERPRES NO. 5 TAHUN 2010 tentang
RPJMN 2010 - 2014
6.Instruksi Presiden No. 9/2000 tentang PUG
dalam Pembangunan Nasional;
 
PENGERTIAN

1. Gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaan sifat,


peranan, fungsi & tanggungjawab laki-laki & perempuan yang
terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial & budaya
masyarakat ;

2. Pengarusutamaan gender adalah strategi yang dibangun untuk


mengintegrasikan gender menjadi suatu dimensi integral dari
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, & evaluasi
atas kebijakan & program pembangunan ;

3. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki


perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak asasi
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
IMPLEMENTASI PENGARUSUTAMAAN GENDER
GUNA MENINGKATKAN KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN NASIONAL

INSTRUMENTAL INPUT
INDIKATOR;  UUD 1945 PASAL 27 & 28 TERWUJUDNYA
• AKSES  UU NO. 7/1984 TTG RATIFIKASI CEDAW
• PARTISIPASI  INPRES N0. 9/2000 TTG PUG DLM PEMBANGUNAN NASIONAL
PUG DALAM
• KONTROL  PERPRES NO. 5/2010 TTG RPJMN 2010-2014 PEMBANGUNAN
• MANFAAT NASIONAL

UPAYA
TERJADI - KOMITMEN
KETIDAKADILAN / PUG ADANYA
- KEBIJAKAN PUG
KETIDAKSETARAAN BELUM KEADILAN /
GENDER - KELEMBAGAAN TERIMPLE
TERIMPLE - SDM & ANGGARAN
KESETARAAN
MENTASI GENDER
MENTASI - ALAT ANALISIS
- DATA TERPILAH
- PARMASY
MANIFESTASI;
• SUBORDINASI
• MARGINALISASI INDIKATOR;
• BEBAN GANDA PEMAHAMAN / • AKSES
• STEREOTYPE
• KEKERASAN
PERBEDAAN ENVIRONMENTAL INPUT • PARTISIPASI
SEKS & GENDER  TEMPAT • KONTROL
 WAKTU • MANFAAT
 IPOLEKSOSBUD

ALUR PIKIR  SARA


Komitmen Pimpinan dan Realisasi dalam Kebijakan

a. MOU antara Kementerian PP dan PA dan K/L terkait


implementasi PUG;
b. Komitmen para pimpinan K/L ( Misal :Renstra K/L);
c. Komitmen internal antara Karo Perencanaan selaku Ketua
Pokja PUG dengan pimpinan DJA Kem. Keu (PMK 119/
PMK 02/2010 dan PMK 104/PMK 02/2010).
d. Regulasi tentang pelaksanaan PUG yang dikeluarkan oleh
Pimpinan K/L
e. Pedoman/Acuan pelaksanaan PUG atau PPRG di K/L

7
lanjutan

Kelembagaan

a. Melalui Pokja PUG (Program Kerja atau Rencana


Kerja PUG);
b. Focal Point Gender
c. Perencanaan anggaran berada di bawah koordinasi dan
tanggung jawab Biro Perencanaan, sehingga terjalin
kerjasama antara Pokja PUG dengan Biro Perencanaan
sebagai pendukung pelaksanaan ARG di K/L.

8
Sumber Daya Manusia dan Anggaran

a. Memiliki SDM perencana yang memiliki kemampuan


dalam melaksanakan PPRG
b. Tersusunnya ARG di level output/kegiatan pada K/L
(GBS yang diterima dan dievaluasi oleh DJA
KemKeu).
c. Meningkatnya inisiasi K/L untuk melaksanakan sendiri
pelatihan teknis PPRG dengan dana masing-masing
K/L.

9
lanjutan

Alat Analisis

a. Gender Analysis Pathway


b. Gender Budget Statement

Data Terpilah

a. Meningkatnya kesadaran Satker akan pentingnya


data terpilah dan kajian gender;
b. Meningkatnya inisiasi Satker untuk membuat data
terpilah di masing-masing sektor.

10
11

Partisipasi masyarakat

a. Terjalinnya kerjasama antara instansi terkait


(pemerintah/non) dengan Polri dalam mempercepat
pelaksanaan PUG;
b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
mempercepat PUG
PERMASALAHAN GENDER
 Masih adanya pembedaan yang didasarkan atas perbedaan jenis
kelamin, misalnya, karena dipandang perempuan itu lemah;
 Hukum yang tidak dilandasi atas pertimbangan dari perspektif
gender, yakni, yang mengadopsi kepentingan, aspirasi dan/atau
kebutuhan antara laki-laki dan perempuan.
 Masih banyaknya substansi hukum yang diskriminatif dan/atau bias
gender. antara lain, peraturan perundang-undangan yang
diskriminatif atau bias bias gender;
 Aparat penegak hukum yang belum/tidak sensitive dan responsive
gender atau putusan hakim yang tidak mempertimbangkan
responsive gender atau social justice;
 Praktik-praktik kekerasan terhadap perempuan dan anak juga
masih banyak terjadi, sehingga korban yang seringkali juga adalah
perempuan dan/atau anak
 Belum tersedia data terpilah antara laki-laki dan perempuan
 Rendahnya pemahaman, komitmen dan keterampilan para
pengambil keputusan pada tahap pembangunan
TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU

BUTA SADAR PEKA MAWAS PEDULI


GENDER GENDER GENDER GENDER GENDER

Gender Gender Gender Gender Gender


blind awareness sensitive perspective Concerned/
responsive

Apa ada ma-


Diam,Tdk ada Mengapa
Apa gender? Peran gender salah?
reaksi atau ada pembe- Masalah apa?
Siapa? Diskriminasi
reaksi salah? daan? Mengapa?

Solusi/aksi
Netral Bias 13
bambang_wiranto @ yahoo.com
MITOS SEPUTAR GENDER

1. GENDER ADALAH URUSAN PEREMPUAN


2. KESETARAAN GENDER UNTUK MENYAMAKAN
PEREMPUAN DENGAN LAKI-LAKI
3. GENDER  PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI PERLAKUAN
SECARA PROPORSIONAL
4. URUSAN GENDER = “BEBAN TAMBAHAN”

nardhobpomkpp190313 14
PERBEDAAN JENIS KELAMIN DAN GENDER
JENIS KELAMIN GENDER
Perbedaan organ biologis Perbedaan peran, fungsi dan
laki-laki dan perempuan tanggung jawab antara laki-laki
khususnya pada dan perempuan sebagai hasil
bagian reproduksi. konstruksi sosial

- Ciptaan Tuhan - Buatan manusia


- Bersifat Kodrat - Tidak bersifat Kodrat
- Tidak dapat berubah - Dapat berubah
- Tidak dapat ditukar - Dapat ditukar
- Berlaku kapan dan - Tergantung waktu dan
dimana saja budaya setempat
02/21/2022 15
PEMBEDAAN SIFAT, FUNGSI, RUANG
DAN PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT

LAKI-LAKI PEREMPUAN

SIFAT Maskulin Feminin

FUNGSI Produksi Reproduksi

RUANG
Publik Domestik
LINGKUP
TANGGUNG
Nafkah utama Nafkah tambahan
JAWAB
02/21/2022 16
PENGARUSUTAMAAN GENDER
KKG INTEGRASI :
-Permasalahan
-Kebutuhan
-Pengalaman
-Aspirasi
STRATEGI
PEMBANGUNAN Perempuan dan
Laki-laki

Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi


seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
serta penganggaran
17
FAKTOR PENDUKUNG UNTUK
PENGARUS-UTAMAAN GENDER (PUG)

1. KOMITMEN PENGAMBIL KEPUTUSAN, PERENCANA,


PENANGGUNGJAWAB PROGRAM, PROVIDER, PENELITI
2. SDM  CAPACITY BUILDING
3. MEKANISME KERJA  POKJA, FOCAL POINT, KOORDINS
4. DATA DAN INFORMASI TERPILAH JENIS KELAMIN
5. SUMBER DAYA  ANGGARAN, TENAGA

nardhobpomkpp190313 18
PESAN KUNCI PUG

Pengarusutamaan gender hanya dapat


dilakukan bila ada analisis gender

Analisis gender hanya dapat dilakukan


bila ada statistik gender

Statistik gender akan bermanfaat untuk


analisis bila ada data terpilah (laki-laki
dan perempuan)
IMPLEMENTASI PUG DI POLRI

1. Dalam kuota rekruitmen dan pendidikan Polri bagi


perempuan minimal 30%;
2. Dalam jabatan/karir Polwan/PNS perempuan diberikan
kesempatan menduduki jabatan operasional/pembinaan
dari tingkat Mabes s/d Polsek;
3. Setiap Satker tersedia ruang Laktasi bagi perempuan yang
sedang menyusui
4. Setiap kegiatan ada kolom L/P pada lembar absensi untuk
data terpilah
5. Polki dapat mutasi mengikuti istri/keluarga
6. Polki dapat cuti minimal 7 hari mendampingi istri
melahirkan
7. Gender/PUG masuk dalam kurikulum pendidikan Polri
8. Adanya regulasi dalam implementasi PUG
9. Pembentukan lembaga PUG
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai