5/13/2009

Dukungan Balitbangkes
terhadap Program P2PL
Prof. DR.dr. AGUS PURWADIANTO,SH,Msi, Sp F(K)
KEPALA BALITBANGKES

1
 5/13/2009

Peran Balitbangkes dalam visi misi Depkes

Strategi Utama 3 
• Meningkatkan sistem surveilans, monitoring 
dan informasi kesehatan.

Sasaran ke 14
• Berfunginya sistem informasi kesehatan yang 
evidence based di seluruh Indonesia.

2
 5/13/2009

Fungsi Balitbangkes:
1. Perumusan kebijakan, standarisasi teknis 
litbang.
2 Perumusan program litbang.
2. Perumusan program litbang
3. Pelaksanaan litbang.
4. Koordinasi litbang.
g
5. Pembinaan dan fasilitasi teknis litbang.
6. Pengkajian dan penapisan teknologi 
kesehatan.
kesehatan
7. Penyebar luasan hasil litbang.
p g
8. Evaluasi pelaksanaan litbang.
9. Pelaksanaan administrasi Badan

3
 5/13/2009

Survei Berkala & Riset Pengembangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Riskesdas Ko-
V V V
munitas (Rikom)

Riskesdas Fasilitas
V V V
(Rifas)

Riskesdas Khusus
V V V
(Rikus)

Riset Ancaman
* * * * * * * * *
Potensial (RAP)

Riset Pengem-bangan
V V V V V V V V V
(Rib
(Ribang))

4
 5/13/2009

Ethico-legal System & Politic of Health

Agus Purwadianto, 2009

CONTEXTUALITY
MEDICAL INDICATION BALLANCING
CONFLICT OF INTEREST
TECHNOLOGISM PH Law as social
(NANO Robot,
(NANO, Robot envgineering
i i BEHAVIOR
Space) VBM-BASED
EBM
PH Goals
SOCIAL ETHICS as FARDHU KIFAYAH
Populasi Safety
Responsibility Accountability
Liability Professional
Ethics Discipline Dignity
g y

CHECK & BALLANCES CRITICAL MASS

Patient/Client
/ INTERNATIONAL PUBLIC TRUST
Population Community
Society
ECOSOC RIGHTS,
RIGHT TO HEALTH SOLIDARITY = GLOBAL JUSTICE

5
 5/13/2009

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

Absolut Concurrent
(Mutlak Urusan Pusat) (Urusan Bersama
Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

- Hankam Wajib/Obligatory Pilihan/Optional

- Moneter (Pelayanan Dasar) (Sektor Unggulan)

- Yustisi SPM Contoh: Contoh:

- Politik Luar Negeri Kesehatan, Pertanian, Industri,
Pendidikan, Perdagangan,
- Agama Lingkungan Pariwisata, Kelautan,
Hidup, Pekerjaan dsb.
Umum,
dan Perhubungan

6
 5/13/2009

Dukungan Litbang ke P2PL
• PENGELOLAAN PENELITIAN & PENGEMB.
KES STRATEGIS & TERAPAN SERTA
KES.
PENAPISAN IPTEK KES. SKALA
NASIONAL (PP 38/2007 jo PP 39/2005)
Thd :

SLIDE BERIKUT INI

7
 5/13/2009

PENGELOLAAN KEWENANGAN/URUSAN 
SKALA NASIONAL cq P2PL
SKALA NASIONAL cq P2PL
a. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KLB .
b
b. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENY. MENULAR BERPOTENSIAL WABAH
& YG MRPK KOMITMEN GLOBAL.
c
c. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN
PENY. TIDAK MENULAR TERTENTU.
d. PENANGGULANGAN MASALAH KES.
AKIBAT BENCANA & WABAH.
WABAH
e. KARANTINA KESEHATAN
f. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN.
LINGKUNGAN

8
 5/13/2009

4 JENIS PELAYANAN
4  JENIS  PELAYANAN

1. PELAYANAN
1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KESEHATAN DASAR
2. PELAYANAN RUJUKAN 
3. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN 
PENANGGULANGAN KLB 
4 PROMOSI KESEHATAN DAN 
4. PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 

Permenkes 733?2008 ttg SPM

9
 5/13/2009

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
DAN PENANGGULANGAN KLB
DESA /KELURAHAN MENGALAMI KLB YANG DILAKUKAN 
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI                < 24 JAM – 100%

Permenkes 733?2008 ttg SPM

10
 5/13/2009

IMPLIKASI PENERAPAN SPM

• ALOKASI ANGGARAN
• SDM
• KELEMBAGAAN
• SARANA PRASARANA
• SISTEM INFORMASI
• KERJASAMA ANTAR DAERAH

DAERAH HRS MEMPUNYAI KAPASITAS DAN

KOMPETENSI UTK MENDUKUNG PENCAPAIAN SPM

11
 5/13/2009

Pertanyaan
y Penelitian
1. Bagaimana status kesehatan dan faktor-
f k
faktor yang mempengaruhi h di
d tingkat
k
nasional, propinsi dan kab/kota?
2 Bagaimana hubungan antara kemiskinan
2.
dan kesehatan?
3. Apakah
p terdapat
p masalah kesehatan
masyarakat yang spesifik?

12
 5/13/2009

Metodologi
• Rujukan: Susenas Kor 2007
• Disain: survei, cross-sectional
• Populasi: rumah tangga
• Sampel Riskesdas = Sampel Susenas Kor Æ (two
stage sampling):
– Tahap 1 Æ pemilihan blok sensus dengan menggunakan
probability proportional to size
– Tahap 2 Æ pemilihan rumah tangga dengan systematic
random sampling.
• Sampel Biomedis Æ subsampel sebesar 15% dari
blok sensus urban

13
 5/13/2009

Kematian Kasar: Umur,, ‘95-’07

50

45

40

35

30
Tahun 1995 Tahun 2001 Tahun 2007
25

20

15

10

Di bawah  1‐4 thn 5‐14 thn 15‐24 thn 25‐34 thn 35‐44 thn 45‐54 thn 55‐64 thn 65 thn ke 

1 thn atas

14
 5/13/2009

Proporsi Kematian Menurut kelompok 
Penyebab Kematian ‘95
Penyebab Kematian,  95‐’07
07
60

49 9
49.9
44.2
41.7

31 2
31.2
27.4

10.1
6 6.1 5.9 7.3 6.5

Gangguan  Penyakit menular Penyakit tidak  Cedera

perinatal/maternal menular
SKRT 1995 SKRT 2001 RISKESDAS 2007
Riskesdas 1

15
 5/13/2009

Cakupan Imunisasi
Total Terburuk Terbaik
Jenis (%) (%) (%)
73,2 (Sulbar) 100 (Yogya)
BCG 86,9
98.8 (Bali)
P li 3
Polio-3 71 0
71,0 47 9 (Sulbar)
47,9 (S lb ) 96 1 (Yogya)
96,1 (Y )
DPT-3 67,7 44,4 (Sulbar) 89,8 (Yogya)
HB-3 62,8
, 42,4
, (Sulbar)
( ) 85,3
, (Bali)
( )
Campak 81,6 62,5 (Banten) 99,2 (Yogya)
Imun lengkap 46,2 17,3 (Sulbar) 73,9 (Bali)
Belum imunisasi 8,5 21,5 (Maluku) 0,0 (Yogya)

16
 5/13/2009

Cakupan Imunisasi Lengkap Anak 12-23 bl

100

80
45.3
60

40
Belum
Tdk lengkap 46.2
20
Lengkap

Tertinggi : Bali, DI Yogya, Jateng

Terendah : Sulbar, Banten, Sumut

17
 5/13/2009

Sebaran kabupaten/kota menurut

% imunisasi lengkap & % pddk miskin
100.0

90.0

80.0
engkap

70.0

60.0
en Imunisasi Le

50.0

40.0

30.0
Perse

20.0

10.0

0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0

Persen kemiskinan

Makin banyak penduduk miskin makin rendah cakupan imunisasi

18
5/13/2009

19
2 8%
Prevalensi nasional 2,8%

Jaatim
D IY
Baali
Baanten
Jaateng
Jaabar
D KI Jkt
Suulsel
Prevalensi Malaria

Kaalsel
Keepri
Laampung
Suumsel
suumbar
Kaaltim
Suulbar
R iau
Suulut
Suultra
Suumut
Goorontalo
Jaambi
Kaalbar
Kaalteng
NA
AD
NT
TB
M aluku
Baabel
Beengkulu
M alut
Suulteng
NT
TT
Paapua
25 Paapua Barat

20

15

10
7.5
5
2.5
0
27.5

22.5

17.5

12.5
Preva lensi (% )
 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50 0
50.0
60.0
G
or N A D
on
ta
N Tlo
NB
P a TT
p
J a ua
S b
B e um b ar
n g ar
S u ku
l te lu
S u ng
lt
R i ra
au
DK
Ka I

Diare nas 16,7%

DIARE
J a l se l
te
P a J amn g
pu b
a i
Br
B t
S u al i
m
J a ut

ISPA
B a tim
S u n te
m n
K a se
lt l
S u e ng
lb
L a S ul ar
ISPA nas 41,4%

m se l
pu
K eng
K a p ri
l
K a b ar
l
B a tim
b
S u el
M lu
alu t
Prevalensi ISPA & Diare Balita

M ku
alu
DI t
Y
20
5/13/2009
 5/13/2009

Prevalensi Pneumonia Anak-Balita

12

9.8 10
10

8
8 7.6
%

4
2.9

0
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2003 Riskesdas
2007

21
 5/13/2009

Diabetes Mellitus

10 2%
10.2% Sdh didiagnosis
(1.5%)

5 7%
5.7% 5.7%

84.1% Blm terdiagnosis

(4.2%)

Tdk DM TGT DM

22
 5/13/2009

Hipertensi
Tidak Hipertensi
Tdk Terdiagnosis/Obat
68,3 %
76 1%
76,1%

Hipertensi
p
31.7%

Terdiagnosis/Minum Obat
23,9%

23
 5/13/2009

Hipertensi

%
%
%
Riskesdas, 2007

24
 Proporsi (%)

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kalim a ntan Tengah
Kalim a ntan Selatan
NAD
Papua
Kalimm antan Tim ur
Papua Barat
DKI Jakarta
M aluku Utara
Sulaweesi Tenggara
Kalimm antan Barat
Banten
Nasional = 86,0%

Sum m atera Utara

Nusa Tennggara Tim ur
Sum aatera Selatan
Riau
Suulawesi Barat
M aluku
Sula wesi Tengah
Jam bi
Keppulauan Riau
Jawa Barat
J awa Tengah
G orontalo
Nusa Tennggara Barat
Sula wesi Selatan
Kualitas Fisik Air Baik

Sum m atera Barat

Suulawesi Utara
Lam pung
Bali
Jawa Tim ur
Bengkulu
D I Yogyakarta
25
5/13/2009
 5/13/2009

Akses Air Bersih

Nasional = 57,7%

26
 5/13/2009

Akses Sanitasi
Nasional = 43,0%

27
 5/13/2009

Sepuluh
p Besar Kab/Kota
/
• Dipilih indikator kesehatan yang
prevalensinya
l i relatif
l tif banyak,
b k sehingga
hi
semua kabupaten/kota bisa terwakili
• Dilakukan rangking terhadap 440 kab/kota
berdasarkan indikator kesehatan.
• Dipilih 10 Kab/Kota teratas dan terbawah

28
 5/13/2009

Penyakit ISPA terbanyak

(Nas: 25,5%)
1 Kaimana, Papua Barat 63.80
2 gg
Manggarai Barat, NTT
, 63.74
3 Lembata, NTT 62.02
4 Manggarai, NTT 61.09
5 Pegunungan Bintang, Papua 59.45
6 Ngada, NTT 58.55
7 Sorong Selatan, Papua Barat
Selatan Papua Barat 56 48
56.48
8 Sikka, NTT 55.81
9 Raja Ampat, Papua Barat
Raja Ampat, Papua Barat 55.76
10 Puncak Jaya, Papua 54.65

29
 5/13/2009

Peny. Malaria Terbanyak

(Nas: 2,85%)
1 Kaimana, Papua Barat 54.41
2 Sorong Selatan, Papua Barat 49.87
3 Sumba Barat, NTT 44.48
4 Yapen Waropen, Papua 39.94
5 Sarmi, Papua 38.30
6 Boven Digul, Papua 30.71
7 A
Asmat,
t Papua
P 30 14
30.14
8 Jayawijaya, Papua 28.88
9 Biak Numfor,
Numfor Papua 26 56
26.56
10 Mappi, Papua 25.51

30
 5/13/2009

Peny. Diare Terbanyak

((Nas: 9,0%)
, )
1 Aceh Utara, NAD 38.22
2 Aceh Barat, NAD 33.12
3 Pegunungan Bintang, Papua 32.52
4 Manggarai Barat, NTT 30.20
5 R k Hilir, Riau
Rokan Hili Ri 29 60
29.60
6 Sorong Selatan, Papua Barat 27.13
7 Kaimana Papua Barat
Kaimana, Papua Barat 25 78
25.78
8 Mappi, Papua 25.60
9 Pohuwato, Gorontalo 24.95
10 Boven Digul, Papua 24.91

31
 5/13/2009

Hipertensi terbanyak
(Nas: 31,7%)
1 Natuna, Kepri 53.29
2 Mamasa, Sulbar 50.56
3 Katingan, Kalteng 49.55
4 Wonogiri, Jateng 49.48
5 H l Sungai
Hulu S i Selatan,
S l t K l l
Kalsel 48.23
6 Rokan Hilir, Riau 47.74
7 Kuantan Singingi,
Singingi Riau 46 29
46.29
8 Bener Meriah, NAD 46.09
9 Tapin,
p , Kalsel 45.96
10 Kota Salatiga, Jateng 45.19

32
 5/13/2009

Asma terbanyak
(Nas: 3,5%)
1. Aceh Barat, NAD 13.61
2. Buol, Sulteng
2. Buol, Sulteng 13.48
3. Pohuwato, Gorontalo 12.97
4. Sumba Barat, NTT 11.46
5. Boalemo, Gorontalo 11.01 
6. Sorong Selatan, Papua Barat 10.62
7 Kaimana, Papua Barat
7. K i P B t 10 54
10.54
8. Tana Toraja, Sulsel 9.45
9 Kota Banjar Jabar
9. Kota Banjar, Jabar 9 22
9.22
10. Manggarai, NTT 9.21

33
 5/13/2009

Akses Sanitasi Kurang

(Nas: 54,0%)
54 0%)
1 Puncak Jaya, Papua 100.0
2 Pegunungan Bintang, Papua
Bintang Papua 100 0
100.0
3 Tolikara, Papua 100.0
4 , p
Yahukimo, Papua 100.0
5 Teluk Wondama, Papua Barat 100.0
6 Halmahera Selatan, Malut 98.2
7 Boven Digul, Papua 96.6
8 Asmat, Papua 96.3
9 Jayawijaya Papua
Jayawijaya, Papua 96 2
96.2
10 Waropen, Papua 95.2

34
 5/13/2009

Hipertensi paling sedikit
(Nas: 31 7%)
(Nas: 31,7%)
1 Jayawijaya, Papua 6.76
2 Teluk Wondama, Papua Barat
Wondama Papua Barat 9 38
9.38
3 Bengkulu Selatan, Bengkulu 11.00
4 p
Kepulauan Mentawai, Sumbar
, 11.11
5 Tolikara, Papua 12.45
6 Yahukimo, Papua 13.64
7 Pegunungan Bintang, Papua 13.94
8 Seluma, Bengkulu 14.56
9 Sarmi Papua
Sarmi, Papua 14 58
14.58
10 Tulang Bawang, Lampung 15.86

35
 5/13/2009

Imunisasi Lengkap Terbaik
(Nas: 46 2%)
(Nas: 46,2%)
1 Gianyar, Bali 93.0
2 K
Keerom, P
Papua
1 Kota Pematang Siantar 11.3 86 1
86.1
2 Kota Pontianak
3 Grobogan, Jateng 85.7
12.6
3 Kota Depok 12.9
4 Kota Medan 14.2

4 Kota Bontang,
Bontang Kaltim
5 Kota Bontangg
6 Kota Bekasi
17.3
18.5 81 6
81.6
5 Badung, Bali
7 Kota Bogor
81.5
20.0
8 Kota Jambi 20.3
9 Kota Magelang 21.3

6 g , Jateng
Wonogiri, g
10 Kota Palembang 21.6
80.0
7 Kota Metro, Lampung 80.0
8 Berau, Kaltim 79.1
9 Malinau, Kaltim 78.6
10 Wonosobo, Jateng 78.5

36
 5/13/2009

Akses Sanitasi Kurang Paling 
Sedikit (Nas: 54 0%)
Sedikit (Nas: 54,0%)
1 Kota Pematang Siantar, Sumut 11.3
2 K t P ti k K lb
Kota Pontianak, Kalbar 12 6
12.6
3 Kota Depok, Jabar 12.9
4 Kota Medan Sumut
Kota Medan, Sumut 14 2
14.2
5 Kota Bontang, Kaltim 17.3
6 Kota Bekasi, Jabar 18.5
7 Kota Bogor, Jabar 20.0
8 Kota Jambi, Jambi 20.3
9 K
Kota Magelang, Jateng
M l J 21 3
21.3
10 Kota Palembang, Sumsel 21.6

37