Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI FGD

I. Acara : Peran Lembaga Masyarakat dalam Penegakan Regulasi dan Pengawasan Penggunaan Anggaran
dalam Mewujudkan Pembangunan Yang Responsif Gender
II. Waktu dan Tempat Pelaksana :
- Hari / Tanggal : Rabu, 7 April 2021
- Pukul : 11.00 – 17.00 WIB
- Tempat : Balai Desa Kramat Kecamatan Bungah
III. Yang di undang : 40 (empat puluh) orang dari unsur organisasi dan Tokoh Masyarakat Desa dan Kecamatan
IV. Uraian Jalannya acara :
1. Pembawa acara yang di bacakan oleh Ibu Artiah, M.Mkes dari PUSPA Kab. Gresik
2. Laporan dan Pembukaan Acara beserta arahan oleh Kepala Dinas KBPP dan PA Kab. Gresik ( Winarti,
M.Si)
3. Pembaca Do’a oleh Bapak Muhammad Taufiq
4. Sambutan Arahan dari DPRD Kab. Gresik yang di wakili oleh Bapak AHMAD FAUZI, S.Ag, H. KHOIRUL
HUDA, S.Ag dan Hj. JAMIYATUL MUKAROMAH, S.Pd
Bapak AHMAD FAUZI, S.Ag
a) Struktur kepengurusan organisasi harus dikuatkan dari segi semuanya sehingga kita bisa
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab kita
b) Di harapkan setelah kegiatan FGD ini adanya peningkatan SDM pada Perempuan
Bapak H. KHOIRUL HUDA, S.Ag
a) DPRD Gresik dalam melaksanakan tugasnya mempunyai 3 Fungsi 1) Pengawasan, 2) Pengganggara
/ Bugeting 3) Legistlasi, untuk DPRD mengawasi kegiatan yang dilaksanakan di pemrintah
b) Setelah pemilihan Bupati Baru ini kita mengenal namanya Gresik Baru, dalam Gresik Baru ada 9
Nawa Karsa dan salah satunya dari sembilan tersebut adalah Gresik Seger (Sehajtera Bahagia dan
Berdikari) dalam Gresik Seger di dalamnya ada namanya Gresik Bunda Puspa (Bantuan untuk
Pemberdayaan Perempuan dan pendidikan anak) Program ini di tujukan kepada perempuan yang
mempunyai usaha dan anak yang sedang sekolah, kami beserta DPRD dan Bu Wabup merumuskan
program tersebut sehinggan memperkirakan minima ada anggara Rp. 8.500.000.000,- untuk program
bunda Puspa.
5. Moderator dari KPI Gresik ( Duta Bintan, M.H dan Nur Husnah)
6. Materi oleh Dr. Tri Soesantari, M.Si dari UNAIR
- Menjelaskan tentang Peraturan yang Mengawali Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG)
 Inpres No. 9/2000 (Pedoman Pelaksanaan PUG dalam Pembangungan Nasional)
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturaturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender di Daerah
 Permenkeu No. 104/2010 (ARG)
- Menjelaskan tentang Strategi Pengarusutamaan Gender
Strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang
memperhatikan:
o pengalaman,
o aspirasi,
o kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam:
 perencanaan,
 pelaksanaan,
 pemantauan dan
 evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan.
- Tujuan Pengarusutamaan Gender (PUG)
Terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksana, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan
dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender dalam rangka mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
- MANFAAT PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
 Pemerintah dapat bekerja lebih efisien dan efektif dalam memproduksi kebijakan-kebijakan publik
yang adil dan responsif gender kepada rakyatnya, perempuan dan laki-laki
 Kebijakan dan pelayanan publik serta program dan perundangan-undangan yang adil dan
responsif gender akan membuahkan manfaat yang adil bagi semua rakyat perempuan dan laki-laki
 PUG merupakan upaya menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang
sama, pengakuan dan penghargaan yang sama dimasyarakat.
 PUG mengantar kepada pencapaian kesetaraan jender dan karenanya PUG meningkatkan
akuntabilitas Pemerintah terhadap rakyatnya.
 Keberhasilan PUG memperkuat kehidupan sosial politik dan ekonomi suatu bangsa.

- 3 Prioritas Strategi Pengarusutamaan Gender dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19:


1) PEMENUHAN 'GENDER NEEDS' BAGI PEREMPUAN DALAM SELURUH PROSES
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN BERKAITAN DENGAN PANDEMI COVID-19

Bukti lintas sektor, termasuk perencanaan ekonomi dan tanggap darurat, menunjukkan bahwa
kebijakan yang tidak mempertimbangkan kebutuhan spesifik perempuan dan tidak
mengikutsertakan perempuan dalam pengambilan keputusan hasilnya kurang efektif, dan bahkan
dapat merugikan perempuan dan keluarganya. Selain perempuan secara perorangan, organisasi
perempuan yang sering berada di garis depan dalam masyarakat juga harus diwakili dan
didukung
2) PERUBAHAN & TRANSFORMASI SOSIAL UNTUK KESETARAAN GENDER DENGAN
MENFOKUSKAN PADA PEMBERDAYAAN 'EKONOMI KASIH SAYANG' (CARE ECONOMY)
dan KESEHATAN REPRODUKSI:
Dalam pekerjaan ekonomi formal seperti guru, perawat, dibayar lebih rendah dibanding dengan
sektor lain.
Dalam pekerjaan di rumah, perempuan melakukan sebagian besar pekerjaan perawatan, tidak
dibayar dan tidak terlihat.
(fondasi bagi kehidupan sehari-hari dan ekonomi tetapi didasarkan pada norma ketidaksetaraan
gender)
Hak dan kesehatan reproduksi perempuan harus diprioritaskan oleh Pemerintah. Layanan
kesehatan reproduksi penting untuk menyelamatkan jiwa yang menjadi bagian dari respons kritis
terhadap krisis / pandemi
3) PEREMPUAN DAN ANAK PEREMPUAN MENJADI TARGET UTAMA DALAM SEMUA
KEBIJAKAN UNTUK MENANGANI DAMPAK PANDEMI COVID-19.
Penting untuk menerapkan pendekatan perspektif gender (PUG) pada rancangan keijakan dan
program bantuan sosial untuk mencapai kesetaraan dalam hal peluang, akses, manfaat, dan
perlindungan sosial yang lebih besar pada perempuan dan anak perempuan di berbagai bidang
(kesehatan, pendidikan, budaya, sosial, ekonomi)
Perlindungan dan pengamanan bagi semua anak, anak perempuan dan perempuan dari
kekerasan berbasis gender harus diprioritaskan dalam semua kebijakan, informasi, panduan di
semua tahap penanganan Covid-19.
- Anggaran Responsif Gender (ARG)

 Anggaran yang merespon


 kebutuhan spesifik perempuan dan laki-laki
 untuk mewujudkan
 kesetaraan dan keadilan gender

- LANGKAH IMPLEMENTASI ANGGARAN RESPONSIF GENDER


a. LANGKAH 1: iDENTIFIKASI PERMASALAHAN GENDER
Mengidentifikasi permasalahan dan isu-isu gender yang sedang dihadapi pemerintah daerah
dan menjadi masalah utama untuk diatasi. Data-data yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif
selanjutnya digunakan untuk mengetahui faktor penyebab dari masalah yang ada. Masalah-
masalah penting yang diteukan kemudian dibuat skala prioritas untuk didiskusikan dengan
pengambil kebijakan dalam rangka menentukan prioritas masalah yang hendak ditangani yang
menjadi dasar pembuatan keputusan SKPD.
b. LANGKAH 2: STRATEGI PUG
Mengembangkan strategi untuk mengatasi isu-isu gender yang dihadapi pemerintah daerah
dalam bentuk penetapan program prioritas dan sub kegiatan, yang bertujuan mengatasi
masalah. Suatu strategi yang diputuskan hendaknya mengatasi berbagai permasalahan penting
yang dihadapi masyarakat dan pemerintah.
c. LANGKAH 3: PENGALOKASIAN ANGGARAN
Menyiapkan suatu perkiraan alokasi anggaran untuk membiayai program baru dan yang
sedang berjalan. Perincian sumber daya yang dibutuhkan harus sesuai urutan prioritas dan
kemudian melakukan analisis apakah biaya-biaya tersebut dibenarkan dari segi pendanaan dan
peraturan yang berlaku (Analisis standar biaya).

d. LANGKAH 4: PENGUKURAN KINERJA - MONEV PUG


Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan target kinerja yang telah ditetapkan masing-masing
SKPD untuk pembiayaan urusan wajib dan pilihan, memeriksa apakan penggunaan anggaran
yang telah diimplementasikan sesuai rencana, dan menilai apakah dampak alokasi anggaran
mempunyai pengaruh terhadap perbaikan kehidupan perempuan dan laki-laki sebelum ada
program dan setelah program dilaksanakan.
- Isu Gender dalam Terms of Reference (TOR)
 Latar Belakang menjelaskan tentang permasalahan yang dihadapi oleh kelompok sasaran, baik
laki-laki maupun perempuan dengan melihat isu gender baik dalam hal akses, partisipasi, kontrol
maupun manfaat terhadap sumber daya (pada bagian ini dapat diambil dari hasil analisis
situasi/analisis gender dalam GBS);
 Tujuan kegiatan secara jelas memberikan informasi tentang manfaat yang akan diterima oleh
kelompok sasaran, baik laki-laki maupun perempuan;
 Pelaksanaan kegiatan menjelaskan upaya pelibatan atau konsultasi dengan kelommpok sasaran
laki-laki dan perempuan;
 Kelompok sasaran, output kegiatan, lokasi kegiatan serta identifikasi output harus sesuai dengan
tujuan kegiatannya.

Demikian demikian pelatihan ini berlangsung dan di tutup pukul 17.00 WIB.

Gresik, 7 Apriil 2021

Pembuat Notulen

Sulikah Ekayanti, S.Sos.


DOKUMENTASI KEGIATAN FGD
Peran Lembaga Masyarakat dalam Penegakan Regulasi dan Pengawasan Penggunaan Anggaran dalam Mewujudkan
Pembangunan Yang Responsif Gender
Desa Kramat Kecamatan Bungah, Tanggal 7 April 2021

Anda mungkin juga menyukai