Anda di halaman 1dari 5

A.

Konsep Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender merupakan konsep yang menekankan pada perlakuan yang sama terhadap
perempuan dan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, baik di sektor publik maupun
sektor privat. Konsep kesetaraan gender juga menegaskan bahwa perempuan dan laki-laki
memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses, pengendalian, dan manfaat dari sumber
daya dan peluang yang tersedia. Selain itu, kesetaraan gender juga mengakui perbedaan-
perbedaan yang ada antara perempuan dan laki-laki, namun perbedaan tersebut tidak boleh
dijadikan alasan untuk membatasi hak-hak dan kesempatan yang dimiliki oleh masing-
masing jenis kelamin.

Pentingnya kesetaraan gender dalam pembangunan

Kesetaraan gender merupakan prinsip utama dalam pembangunan yang berkelanjutan.


Ketidaksetaraan gender dapat membatasi potensi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh
akses, mengendalikan, dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, sehingga menghambat
kemajuan dan pembangunan yang berkelanjutan. Penyimpangan dari prinsip kesetaraan
gender dapat mengakibatkan ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik, yang berdampak
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran sosial.

Penyebab ketidaksetaraan gender

Terdapat beberapa faktor penyebab ketidaksetaraan gender, antara lain:

a) Budaya patriarki yang memberikan kekuasaan dan kendali penuh pada laki-laki dalam
masyarakat
b) Stereotip gender yang membatasi peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki
c) Kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan yang masih banyak terjadi di
masyarakat
d) Ketidakadilan dalam sistem kebijakan dan regulasi yang mempengaruhi akses,
pengendalian, dan manfaat dari sumber daya dan peluang yang tersedia

B. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG)


dan kesetaraan gender.

Pengenalan SDG dan tujuannya


Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) adalah rencana aksi
global yang disepakati oleh 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada
tahun 2015. SDG bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah utama yang dihadapi dunia
saat ini, termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan penurunan kualitas
lingkungan. SDG terdiri dari 17 tujuan yang saling terkait dan saling mendukung untuk
menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan lestari.

SDG dan kesetaraan gender

Salah satu tujuan utama SDG adalah kesetaraan gender, yang merupakan prinsip dasar hak
asasi manusia dan keadilan sosial. Tujuan ini mengakui bahwa kesetaraan gender adalah
kunci untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan lestari, dan bahwa ketidaksetaraan gender
merupakan hambatan utama bagi pembangunan manusia yang berkelanjutan. SDG 5 secara
khusus menargetkan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
perempuan dan anak perempuan pada semua tingkatan.

Di Indonesia, kesetaraan gender masih menjadi tantangan yang besar. Meskipun telah ada
berbagai upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender, seperti undang-undang tentang
perlindungan perempuan dan anak (UU No. 23/2004), pembentukan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan program-program kebijakan seperti
Program Keluarga Harapan (PKH) dll, namun masih terdapat kesenjangan gender dalam
berbagai bidang. Misalnya, perempuan Indonesia masih mengalami kesulitan dalam
mengakses pendidikan, kesehatan, pekerjaan yang layak, serta terkait hak kepemilikan tanah
dan properti.

Implementasi SDG dalam upaya mencapai kesetaraan gender

Implementasi SDG dalam upaya mencapai kesetaraan gender di Indonesia memerlukan


tindakan konkret dan terkoordinasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat
sipil, sektor swasta, dan individu.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

 Mendorong kebijakan dan praktik yang mendukung kesetaraan gender, seperti


undang-undang tentang perlindungan perempuan dan anak, kebijakan pemenuhan
kuota perempuan di parlemen, serta program-program pemberdayaan perempuan.
 Meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan, serta memperkuat
kemampuan perempuan dalam bidang-bidang yang masih didominasi oleh laki-laki,
seperti sains dan teknologi.

C. Contoh Kasus

Di Sumatera Barat, terdapat beberapa program yang diimplementasikan untuk mencapai


target SDG tentang kesetaraan gender. Salah satu program tersebut adalah program yang
dilakukan oleh Yayasan Rumah Energi, yaitu program pemberdayaan perempuan di Nagari
Pariangan, Kabupaten Tanah Datar

Program pemberdayaan perempuan di Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar yang


dilakukan oleh Yayasan Rumah Energi merupakan salah satu program yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan yang
berdampak pada pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup, dan ekonomi di nagari
tersebut.

Program ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, yaitu melibatkan seluruh warga nagari
termasuk perempuan dalam setiap tahapan program, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.

Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, di antaranya:

 Pelatihan keterampilan pengolahan hasil pertanian dan peternakan untuk


meningkatkan produktivitas dan pendapatan perempuan.
 Pelatihan pengelolaan keuangan keluarga dan bisnis mikro untuk memberdayakan
perempuan sebagai agen perubahan di lingkungan sekitar.
 Pelatihan dan bimbingan untuk pengembangan dan pengelolaan program
pemberdayaan perempuan berkelanjutan.

Hasil dari program ini cukup signifikan, di mana partisipasi perempuan dalam kegiatan
pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup, dan ekonomi di nagari meningkat dari
15% menjadi 40%, dan terjadi peningkatan penghasilan perempuan sebesar 35%. Selain itu,
program ini juga berdampak positif terhadap peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Namun, meskipun telah ada beberapa program dan kebijakan yang dilakukan di Sumatera
Barat untuk mencapai target SDG tentang kesetaraan gender, masih terdapat tantangan dan
kendala dalam implementasinya. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain masih adanya
diskriminasi dan stereotip gender yang membatasi partisipasi dan keterlibatan perempuan
dalam kegiatan ekonomi dan politik, serta masih kurangnya akses perempuan terhadap
pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas.

Perkembangan terkini terkait program pemberdayaan perempuan di Nagari Pariangan tidak


secara spesifik terdokumentasi. Namun, Yayasan Rumah Energi sendiri masih terus
melaksanakan program-program yang sejalan dengan tujuan SDG, khususnya terkait dengan
pemberdayaan perempuan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan di daerah-
daerah pedesaan.

Referensi:

Yayasan Rumah Energi. (2021). Mengurangi Kemiskinan dan Menumbuhkan Kesadaran


Berkelanjutan Melalui Program Pemberdayaan Perempuan di Sumatera Barat. Diakses dari
https://rumahenergi.org/2021/02/mengurangi-kemiskinan-dan-menumbuhkan-kesadaran-
berkelanjutan-melalui-program-pemberdayaan-perempuan-di-sumatera-barat/

https://www.rumahenergi.org/tentang-rumah-energi

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. (2021). Kebijakan Kesetaraan Gender. Diakses dari
https://sumbarprov.go.id/id/page/kebijakan-kesetaraan-gender

United Nations. (2021). Goal 5: Gender equality. Diakses dari


https://www.un.org/sustainabledevelopment/gender-equality/

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2021). Laporan Tahunan


Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020. Diakses dari
https://kemenpppa.go.id/storage/app/public/laporan/210405-Laporan-Tahunan-2020.pdf

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2021). Advancing


Women’s Economic Empowerment in Indonesia. Diakses dari
https://kemenpppa.go.id/storage/app/public/2021/01/26/20210126094825.pdf

Anda mungkin juga menyukai