1. URAIAN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan, perempuan memiliki keterbatasan dalam
menjalankan aktivitasnya, keterbatasan tersebut seperti rendahnya pendidikan, keterampilan,
sedikitnya kesempatan kerja, dan juga hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah
tangga.
Selain itu perempuan juga dihadapkan pada kendala tertentu yang dikenal dengan
istilah tripple burden of women, yaitu perempuan harus melakukan fungsi reproduksi,
produksi dan fungsi sosial secara bersamaan di masyarakat. Hal tersebut menyebabkan
kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas.
Menurut Riant Nugroho (2008: 164), tujuan dari program pemberdayaan perempuan
adalah :
1. meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program
pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar menjadi objek
pembagunan seperti yang terjadi selama ini,
2. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk meningkatkan
posisi tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai
perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan,
3. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha skala rumah
tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan
rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri,
4. meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah
pemberdayaan
kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program
pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya.
Adapun program-program pemberdayaan perempuan yang ditawarkan menurut Riant
Nugroho (2008:165-166) adalah :
1. penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat mulai dari kampung
hingga nasional. Seperti misalnya PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga),
perkumpulan koperasi maupun yayasan sosial. Penguatan kelembagaan ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan lembaga agar dapat berperan aktif sebagai perencana,
pelaksana, maupun pengontrol,
2. peningkatan fungsi dan peran organisasi perempuan dalam pemasaran sosial programprogram pemberdayaan. Hal ini penting mengingat selama ini program pemberdayaan
yang ada, kurang disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat,
3. pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring semua
program pembangunan yang ada. Keterlibatan perempuan meliputi program
pembangunan fisik, penguatan ekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
4. peningkatan kemampuan kepemimpinan perempuan, agar mempunyai posisi tawar yang
setara serta memiliki akses dan peluang untuk terlibat dalam pembangunan,
Salah satu syarat agar suatu wilayah akan maju apabila memiliki tenaga
enterpreunership/wirausaha yang tangguh untuk itu perlu upaya bersama dalam mendorong
pencapaian pertumbuhan wirausaha.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemandirian ekonomi masyarakat hanya dapat
dilakukan melalui pemberdayaan, dan harus ditangani secara terkoordinir antar Intansi
terkait/SKPD karena peningkatan ekonomi keluarga tidak dapat dilaksanakan oleh satu
pemangku kepentingan saja.
Dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan partisipasi kelompok masyarakat mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta tersedianya sarana dan prasarana harus sinergi
dan integrasi antar SKPD dan perlu disinkronkan/diintegrasikan dengan seluruh stakeholders.
Perempuan sudah mulai memiliki peran dalam menyumbang perekonomian keluarga,
namun belum diikuti dengan upaya pada penguatan kelembagaan yang dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan sinergitas dan integritas antara masyarakat,
pemerintah, dan dunia usaha, dengan pendekatan pendampingan usaha mikro yang
berkesinambungan.
Pengalaman koperasi dalam menggalang pengrajin dan atau usaha keluarga berhasil
menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan dan berhasil meningkatkan ekonomi
perempuan.
Belum semua kelompok masyarakat bisa mengakses program dan kegiatan dari SKPD, oleh
karena itu perlu sosialisasi dan pendampingan secara intensif untuk meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan kewirausahaan dalam mengakses program dan kegiatan.
Proses pemberdayaan perempuan memerlukan perencanaan yang tersusun secara matang
dan selanjutnya adalah mobilitas sumberdaya yang diperlukan. Pada dasarnya penerapan
demokrasi pada program perempuan sama dengan penerapan nilai-nilai demokrasi pada
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi pada intinya berupa dana (modal),
sumberdaya manusia, teknologi dan organisasi atau kelembagaan.
Penyelenggaraan Program dalam rangka mendukung kemampuan perempuan serta
peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi perempuan yang masih perlu dioptimalkan.
Oleh karena itu kajian peningkatan kelembagaan usaha ekonomi perempuan diperlukan karena
pada dasarnya perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam perekonomian. Hasil kajian
ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan bagi penyusunan kebijakan dalam program
bidang ekonomi pada kapasitas peningkatan kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan dengan
harapan dapat meningkatkan keberdayaan kaum perempuan
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran
Maksud
Maksud dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah
menyusun dokumen Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota
Malang dengan sasaran :
a. Mengembangkan kelembagaan usaha ekonomi yang dikelola oleh perempuan
b. Mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi dalam rangka
memandirikan perempuan
Tujuan
Tujuan dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah
menyediakan Rancangan dan gambaran seutuhnya tentang Peningkatan Kelembagaan Usaha
Ekonomi Perempuan di Kota Malang.
Sasaran
Adapun Sasaran dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi
Perempuan adalah sebagai berikut:
1. Melembaganya nilai keluarga harmonis sejahtera;
2. Meningkatnya kemampuan berkomunikasi dan jejaring antar perempuan tingkat kota dan
propinsi;
3. Menguatnya kapasitas perempuan dalam berbagai bidang kehidupan;
4. Berdirinya forum komunikasi dan lembaga ekonomi yang memadai.
1.3 Lingkup Wilayah
Wilayah studi kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha
Ekonomi Perempuan adalah seluruh wilayah Kota Malang, yang meliputi luas Kota Malang
110,06 km2, yang terdiri dari 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan, dengan batas-batas wilayah, yaitu:
Utara
: Kecamatan Karangploso, Kecamatan Singosari (Kab. Malang),
Barat
: Kecamatan Dau (Kota Batu), Kecamatan Wagir (Kab. Malang),
Selatan
: Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Tajinan (Kab. Malang),
Timur
3.
kepada seluruh bentuk kelembagaan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang baik
yang bersifat formal maupun non formal. Analisis ini membutuhkan survey untuk
memastikan bahwa kelembagaan usaha-usaha ekonomi perempuan yang dilakukan
pendataan masih eksis di Kota Malang.
b. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kelembagaan usaha
ekonomi perempuan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama yaitu dilakukan
wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada para pelaku usaha
ekonomi perempuan yang ada di Kota Malang. Dan cara kedua adalah dengan
melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan para stakeholder yang terkait
dengan kelembagaan usaha ekonomi perempuan untuk membahas segala
permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha ekonomi
perempuan tersebut.
c. Analisis kebijakan terkait Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang
dilakukan dengan analisis SWOT (Strengthen, Weakness, Opportunity, Threat) atau
analisis AHP (Analysis Hierarchi Process).
Analisis-analisis tersebut membutuhkan Focus Group Discussion (FGD) stakeholder
terkait yang mewakili unsur akademisi, government, dan community (masyarakat).
FGD dari para stakeholder untuk meminimalisir subyektifitas dari peneliti. Unsur
akademisi yaitu dosen/guru besar perwakilan dari perguruan tinggi di Malang yang
ahli di bidang ekonomi maupun kebijakan publik. Unsur government seperti
Walikota Malang, Sekretaris Daerah Kota Malang, Kepala Bappeda Kota Malang,
Kepala BKBPM Kota Malang, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, dan
Kepala Dinas Sosial Kota Malang. Sedangkan unsur community adalah perwakilan
dari masyarakat yaitu para pelaku usaha ekonomi perempuan dan komunitaskomunitas yang terkait dengan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang.
Metode analisis SWOT adalah metode untuk mengetahui internal factor dan external
factor yang digunakan untuk merumuskan suatu strategi kebijakan dengan cara
meminimalisir kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) serta memaksimalkan
potensi kekuatan (strengthen) dan kesempatan (opportunity) dalam rangka
pengembangan kelembagaan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang.
Metode AHP digunakan untuk merumuskan strategi kebijakan yang menjadi
prioritas dari beberapa alternatif solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Metode
AHP dapat menggunakan FGD maupun kuesioner kepada para stakeholder. Hasil
kuesioner dianalisis dengan menggunakan software expert choice for window.
d. Analisis peningkatan produktivitas kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
Produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio antara efektivitas pencapaian tujuan
pada tingkat kualitas tertentu (output) dan efisiensi penggunaan sumber daya (input).
Output adalah hasil yang diperoleh, sedangkan input adalah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan
Pengukuran produktivitas yang hanya memperhitungkan salah satu sumber daya
sebagai variabel input dikenal sebagai produktivitas faktor tunggal (single-factor
productivity). Sementara pengukuran produktivitas yang memperhitungkan semua
variabel input dikenal sebagai produktivitas multifaktor (multyfactor productivity)
atau produktivitas faktor total.
4.
3.2 Keluaran
Format Pelaporan
1. Seluruh Pelaporan disusun dengan format lay out :
- Batas atas
: 3 cm
2.
3.
Substansi Pelaporan
Substansi pelaporan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi terdiri dari:
(1). LAPORAN PENDAHULUAN (Inception Report), dibuat dalam rangka persiapan
pekerjaan survei berisikan latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, ruang lingkup
studi, metodologi pendekatan studi dan teknik analisa, jadual pelaksanaan pekerjaan
penyusunan, sistematika laporan kemajuan pekerjaan, struktur organisasi pelaksana
pekerjaan, komposisi dan pendayagunaan tenaga ahli maupun instrumen-instrumen survei
yang akan digunakan di lapangan pada saat survei lapangan.
(2). LAPORAN ANTARA (Interim Report), merupakan hasil penyajian, pengolahan dan
analisa data hasil survei lapangan dan studi literatur, di wilayah perencanaan, dilengkapi
dengan Dokumentasi survey lapangan.
(3). LAPORAN AKHIR (Final Report), merupakan hasil analisis dan pengkajian dari Laporan
Antara yang memuat Maksud, Tujuan dan Sasaran Penyusunan Kajian Peningkatan
Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
(4). RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary), merupakan ringkasan Laporan Akhir
yang dimampatkan dan dipilah sebagai informasi awal dan data pendukung bagi pimpinan
untuk pengambilan keputusan.
(5) BUKU Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan merupakan buku
Kajian dilengkapi analisa dan dokumentasi survey serta hasil program dan kegiatan
pembangunan khususnya pada Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
Kota Malang. Buku disusun secara menarik dan penuh warna.
Jenis Pelaporan
1. LAPORAN PENDAHULUAN
Adapun spesifikasi buku Laporan Pendahuluan adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Pendahuluan
Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Pendahuluan yang diserahkan sebelum
pembahasan dan
5 Eksemplar Laporan Pendahuluan yang diserahkan setelah revisi hasil
pembahasan
Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
Pengetikan
: 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
2. LAPORAN ANTARA
Adapun spesifikasi buku Laporan Antara adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Antara
Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Antara yang diserahkan sebelum
pembahasan dan
5 Eksemplar Laporan Antara yang diserahkan setelah revisi hasil
pembahasan
Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
Pengetikan
: 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
3. LAPORAN AKHIR
Adapun spesifikasi buku Laporan Akhir adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Akhir
Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Akhir yang diserahkan sebelum
Ukuran
Buku
Pengetikan
pembahasan dan
5 Eksemplar Laporan Akhir yang diserahkan setelah revisi hasil
pembahasan
: A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
: 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
4. RINGKASAN EKSEKUTIF
Adapun spesifikasi buku Ringkasan Eksekutif adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Ringkasan Eksekutif
Jumlah
: 10 Eksemplar Ringkasan Eksekutif diserahkan setelah dilakukan revisi
Buku
hasil Laporan Akhir
Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
Pengetikan
: 1 spasi pada kertas HVS putih polos
5. BUKU Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang
Merupakan sajian data menyeluruh dengan tampilan menarik dan mudah dipahami sebagai
informasi terhadap Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
Adapun spesifikasi buku Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di
Mengetahui,
KEPALA BAPPEDA KOTA MALANG
Selaku Pengguna Anggaran
Malang,
Januari 2015
Pejabat Pembuat Komitmen
Bidang Litbang BAPPEDA Kota Malang
Tahun Anggaran 2015