Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN USAHA EKONOMI PEREMPUAN

1. URAIAN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan, perempuan memiliki keterbatasan dalam
menjalankan aktivitasnya, keterbatasan tersebut seperti rendahnya pendidikan, keterampilan,
sedikitnya kesempatan kerja, dan juga hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah
tangga.
Selain itu perempuan juga dihadapkan pada kendala tertentu yang dikenal dengan
istilah tripple burden of women, yaitu perempuan harus melakukan fungsi reproduksi,
produksi dan fungsi sosial secara bersamaan di masyarakat. Hal tersebut menyebabkan
kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas.
Menurut Riant Nugroho (2008: 164), tujuan dari program pemberdayaan perempuan
adalah :
1. meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program
pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar menjadi objek
pembagunan seperti yang terjadi selama ini,
2. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk meningkatkan
posisi tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai
perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan,
3. meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha skala rumah
tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan
rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri,
4. meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah
pemberdayaan
kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program
pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya.
Adapun program-program pemberdayaan perempuan yang ditawarkan menurut Riant
Nugroho (2008:165-166) adalah :
1. penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat mulai dari kampung
hingga nasional. Seperti misalnya PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga),
perkumpulan koperasi maupun yayasan sosial. Penguatan kelembagaan ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan lembaga agar dapat berperan aktif sebagai perencana,
pelaksana, maupun pengontrol,
2. peningkatan fungsi dan peran organisasi perempuan dalam pemasaran sosial programprogram pemberdayaan. Hal ini penting mengingat selama ini program pemberdayaan
yang ada, kurang disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat,
3. pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring semua
program pembangunan yang ada. Keterlibatan perempuan meliputi program
pembangunan fisik, penguatan ekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
4. peningkatan kemampuan kepemimpinan perempuan, agar mempunyai posisi tawar yang
setara serta memiliki akses dan peluang untuk terlibat dalam pembangunan,

5. peningkatan kemampuan anggota kelompok perempuan dalam bidang usaha (skala


industri kecil/rumah tangga hingga skala industri besar) dengan berbagai keterampilan yang
menunjang seperti kemampuan produksi, kemampuan manajemen usaha serta
kemampuan untuk mengakses kredit dan pemasaran yang lebih luas.
Di bidang ekonomi, permberdayaan perempuan lebih banyak ditekankan untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, khususnya dalam hal ini adalah pada
penguatan kelembagaan.
Menurut Mubyarto (1989), yang dimaksud lembaga adalah organisasi atau kaedah-kaedah
baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu
baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu : kelembagaan sebagai
suatu aturan main (rule of the game) dalam interaksi personal dan kelembagaan sebagai suatu
organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1987). Kelembagaan sebagai aturan
main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis maupun tidak
tertulis mengenai tata hubungan manusia dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak dan
perlindungan hak-hak serta tanggung jawabnya.
Ada lima langkah penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan kemampuan
berwirausaha bagi perempuan. Menurut IMF yang dikutip oleh Herri, dkk (2009: 5) lima
langkah tersebut yaitu :
1. membantu dan mendorong kaum perempuan untuk membangun dan mengembangkan
pengetahuan serta kompetensi diri mereka, melalui berbagai program pelatihan,
2. membantu kaum perempuan dalam strategi usaha dan pemasaran produk,
3. memberikan pemahaman terhadap regulasi dan peraturan pemerintah terkait dengan
legalitas dunia usaha,
4. mendorong dan membantu kaum perempuan untuk mampu menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi secara optimal,
5. membuat Usaha Mikro/Jaringan Usaha Mikro Perempuan/ Forum Pelatihan Usaha.
Terkait dengan Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan, hal yang perlu
dilakukan adalah penciptaan iklim yang kondusif. Penciptaan iklim yang kondusif tersebut
dapat dilakukan dengan :
a. mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki,
b. menciptakan aksesbilitas terhadap berbagai peluang yang menjadikannya semakin
berdaya,
c. tindakan perlindungan terhadap potensi sebagai bukti keberpihakan untuk
mencegah dan membatasi persaingan yang tidak seimbang dan cenderung eksploitasi
terhadap yang lemah oleh yang kuat (Roosganda Elizabeth, 2007: 131).
Perekonomian di Kota Malang secara makro telah tumbuh pesat dan semakin kuat, dengan
angka pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 8 % per tahun, sehingga kota malang merupakan
penyumbang terbesar atau angka pertumbuhan ekonomi nya lebih tinggi dari Jatim . Namun hal
ini belum diikuti dengan tingkat pendapatan secara merata di seluruh lapisan masyarakat di
wilayah Kota Malang.

Salah satu syarat agar suatu wilayah akan maju apabila memiliki tenaga
enterpreunership/wirausaha yang tangguh untuk itu perlu upaya bersama dalam mendorong
pencapaian pertumbuhan wirausaha.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemandirian ekonomi masyarakat hanya dapat
dilakukan melalui pemberdayaan, dan harus ditangani secara terkoordinir antar Intansi
terkait/SKPD karena peningkatan ekonomi keluarga tidak dapat dilaksanakan oleh satu
pemangku kepentingan saja.
Dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan partisipasi kelompok masyarakat mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta tersedianya sarana dan prasarana harus sinergi
dan integrasi antar SKPD dan perlu disinkronkan/diintegrasikan dengan seluruh stakeholders.
Perempuan sudah mulai memiliki peran dalam menyumbang perekonomian keluarga,
namun belum diikuti dengan upaya pada penguatan kelembagaan yang dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan sinergitas dan integritas antara masyarakat,
pemerintah, dan dunia usaha, dengan pendekatan pendampingan usaha mikro yang
berkesinambungan.
Pengalaman koperasi dalam menggalang pengrajin dan atau usaha keluarga berhasil
menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan dan berhasil meningkatkan ekonomi
perempuan.
Belum semua kelompok masyarakat bisa mengakses program dan kegiatan dari SKPD, oleh
karena itu perlu sosialisasi dan pendampingan secara intensif untuk meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan kewirausahaan dalam mengakses program dan kegiatan.
Proses pemberdayaan perempuan memerlukan perencanaan yang tersusun secara matang
dan selanjutnya adalah mobilitas sumberdaya yang diperlukan. Pada dasarnya penerapan
demokrasi pada program perempuan sama dengan penerapan nilai-nilai demokrasi pada
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi pada intinya berupa dana (modal),
sumberdaya manusia, teknologi dan organisasi atau kelembagaan.
Penyelenggaraan Program dalam rangka mendukung kemampuan perempuan serta
peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi perempuan yang masih perlu dioptimalkan.
Oleh karena itu kajian peningkatan kelembagaan usaha ekonomi perempuan diperlukan karena
pada dasarnya perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam perekonomian. Hasil kajian
ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan bagi penyusunan kebijakan dalam program
bidang ekonomi pada kapasitas peningkatan kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan dengan
harapan dapat meningkatkan keberdayaan kaum perempuan
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran
Maksud
Maksud dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah
menyusun dokumen Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota
Malang dengan sasaran :
a. Mengembangkan kelembagaan usaha ekonomi yang dikelola oleh perempuan
b. Mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi dalam rangka
memandirikan perempuan

Tujuan
Tujuan dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah
menyediakan Rancangan dan gambaran seutuhnya tentang Peningkatan Kelembagaan Usaha
Ekonomi Perempuan di Kota Malang.
Sasaran
Adapun Sasaran dari kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi
Perempuan adalah sebagai berikut:
1. Melembaganya nilai keluarga harmonis sejahtera;
2. Meningkatnya kemampuan berkomunikasi dan jejaring antar perempuan tingkat kota dan
propinsi;
3. Menguatnya kapasitas perempuan dalam berbagai bidang kehidupan;
4. Berdirinya forum komunikasi dan lembaga ekonomi yang memadai.
1.3 Lingkup Wilayah
Wilayah studi kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha
Ekonomi Perempuan adalah seluruh wilayah Kota Malang, yang meliputi luas Kota Malang
110,06 km2, yang terdiri dari 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan, dengan batas-batas wilayah, yaitu:
Utara
: Kecamatan Karangploso, Kecamatan Singosari (Kab. Malang),
Barat
: Kecamatan Dau (Kota Batu), Kecamatan Wagir (Kab. Malang),
Selatan
: Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Tajinan (Kab. Malang),
Timur

Kecamatan Pakis, Kecamatan Tumpang (Kab. Malang).

1.4 Sumber Pembiayaan


Sumber pendanaan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi
Perempuan di Kota Malang adalah APBD Kota Malang Tahun 2015, dengan pagu biaya adalah
Rp. 84.868.000,- . termasuk PPN 10%.
1.5 Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Dra. RUKAYAH, M.Si
Satuan Kerja
: Badan Perencanaan dan Pembangunan
Kota Malang
2. DATA PENUNJANG
2.1 Standar Teknis
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada standar teknis atau Kerangka Acuan Kerja yang sudah
di tetapkan.
2.2 Dasar Hukum
Landasan hukum yang dipergunakan dalam kegiatan Penyusunan Kajian Peningkatan
Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan adalah sebagai berikut:
1. Undang undang nomor 11 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on
economic , Social and Cultural Rights ( Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi
Sosial dan Budaya ) Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 118.

2. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2011 tentang Strategi Nasional Sosial Budaya Untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender.
3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan;
4. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat.
5. RUANG LINGKUP
3.1 Lingkup Kegiatan dan Substantif
Secara garis besar lingkup kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian Peningkatan Kelembagaan
Usaha Ekonomi Perempuan terbagi ke dalam 3 (tiga) hal, yaitu lingkup fisik (territorial),
lingkup kegiatan dan substansi, serta lingkup waktu. Lingkup fisik menunjukkan batas fisik
wilayah perencanaan, lingkup kegiatan dan substansi mengacu pada tahapan proses dan materi
rencana yang akan dibahas dan dihasilkan dalam kegiatan ini, sedangkan lingkup waktu
perencanaan adalah lamanya kurun waktu implementasi rencana kegiatan.
Ruang lingkup kegiatan dan substantif untuk kegiatan Penyusunan kegiatan Kajian
Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan ini meliputi:
1. Tahap Persiapan;
Kegiatan persiapan bertujuan membuat persiapan khusus yang diperlukan bagi pelaksanaan
kegiatan, termasuk melakukan koordinasi tim dalam menyusun jadwal dan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan yang efektif, sehingga tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan.
Lingkup kegiatannya meliputi :
a) Perencanaan survei;
b) Pembuatan mapping sumber informasi dan perolehan data;
c) Persiapan alat survei;
2.

3.

Tahap Survei dan Studi Literatur;


Kegiatan survei dan studi literatur bertujuan mengumpulkan data lapangan, data
instansional, dan data pustaka. Lingkup kegiatannya meliputi :
a) Pelaksanaan survei instansional, untuk memperoleh data sekunder hal-hal yang
terkait dengan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang;
b) Pelaksanaan survey lapangan, untuk memperoleh data primer terkait pada
Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan;
c) Pelaksanaan studi literatur dan aturan untuk memperoleh acuan implementatif
Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan dan tinjauan sektoral terkait ;
d) Pembuatan mapping upaya peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
serta permasalahannya di wilayah Kota Malang;
e) Pembuatan dokumentasi survey masing-masing bidang;
Tahap Analisis Data;
Data hasil survey disajikan dan disusun secara sistematis, kemudian dilakukan pengolahan
dan analisis. Analisis data dilakukan berdasarkan maksud yang ingin dicapai dalam kegiatan
ini. Adapun analisis data adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi bentuk Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan baik formal maupun
non formal yang ada di Kota Malang dilakukan dengan analisis deskriptif. Analisis
deskriptif menggambarkan kondisi riil yang terjadi, yaitu melakukan pendataan

kepada seluruh bentuk kelembagaan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang baik
yang bersifat formal maupun non formal. Analisis ini membutuhkan survey untuk
memastikan bahwa kelembagaan usaha-usaha ekonomi perempuan yang dilakukan
pendataan masih eksis di Kota Malang.
b. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kelembagaan usaha
ekonomi perempuan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama yaitu dilakukan
wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada para pelaku usaha
ekonomi perempuan yang ada di Kota Malang. Dan cara kedua adalah dengan
melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan para stakeholder yang terkait
dengan kelembagaan usaha ekonomi perempuan untuk membahas segala
permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha ekonomi
perempuan tersebut.
c. Analisis kebijakan terkait Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang
dilakukan dengan analisis SWOT (Strengthen, Weakness, Opportunity, Threat) atau
analisis AHP (Analysis Hierarchi Process).
Analisis-analisis tersebut membutuhkan Focus Group Discussion (FGD) stakeholder
terkait yang mewakili unsur akademisi, government, dan community (masyarakat).
FGD dari para stakeholder untuk meminimalisir subyektifitas dari peneliti. Unsur
akademisi yaitu dosen/guru besar perwakilan dari perguruan tinggi di Malang yang
ahli di bidang ekonomi maupun kebijakan publik. Unsur government seperti
Walikota Malang, Sekretaris Daerah Kota Malang, Kepala Bappeda Kota Malang,
Kepala BKBPM Kota Malang, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, dan
Kepala Dinas Sosial Kota Malang. Sedangkan unsur community adalah perwakilan
dari masyarakat yaitu para pelaku usaha ekonomi perempuan dan komunitaskomunitas yang terkait dengan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang.
Metode analisis SWOT adalah metode untuk mengetahui internal factor dan external
factor yang digunakan untuk merumuskan suatu strategi kebijakan dengan cara
meminimalisir kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) serta memaksimalkan
potensi kekuatan (strengthen) dan kesempatan (opportunity) dalam rangka
pengembangan kelembagaan usaha ekonomi perempuan di Kota Malang.
Metode AHP digunakan untuk merumuskan strategi kebijakan yang menjadi
prioritas dari beberapa alternatif solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Metode
AHP dapat menggunakan FGD maupun kuesioner kepada para stakeholder. Hasil
kuesioner dianalisis dengan menggunakan software expert choice for window.
d. Analisis peningkatan produktivitas kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
Produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio antara efektivitas pencapaian tujuan
pada tingkat kualitas tertentu (output) dan efisiensi penggunaan sumber daya (input).
Output adalah hasil yang diperoleh, sedangkan input adalah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan
Pengukuran produktivitas yang hanya memperhitungkan salah satu sumber daya
sebagai variabel input dikenal sebagai produktivitas faktor tunggal (single-factor
productivity). Sementara pengukuran produktivitas yang memperhitungkan semua
variabel input dikenal sebagai produktivitas multifaktor (multyfactor productivity)
atau produktivitas faktor total.

Pengukuran produktifitas tersebut memiliki 2 makna, yaitu produktifitas


kelembagaan dan produktifitas ekonomi. Penentuan apakah pengukuran produktifitas

4.

lebih dititikberatkan pada kelembagaan atau ekonomi disesuaikan dengan


kesepakatan yang diperoleh dari hasil FGD para stakeholder.
Tahap Penyusunan Buku Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di
Kota Malang
Buku dibuat komunikatif, berwarna, dilengkapi dokumentasi program dan kegiatan, serta
menarik untuk dipelajari.

3.2 Keluaran
Format Pelaporan
1. Seluruh Pelaporan disusun dengan format lay out :
- Batas atas
: 3 cm

2.
3.

- Batas sisi kiri : 3,5 cm


- Batas bawah
: 2,5 cm
- Batas sisi kanan : 2,5 cm
Dalam cover buku, informasi minimal yang harus ada : jenis laporan, nama kegiatan, logo
Pemerintah Kota Malang berwarna, dan Tahun Anggaran dilaksanakannya kegiatan.
Pada samping jilidan, informasi minimal yang harus ada : Logo Pemerintah Kota Malang
berwarna, jenis laporan, nama kegiatan, dan Tahun Anggaran dilaksanakannya kegiatan.
Jenis huruf bebas, dengan ukuran huruf proporsional sesuai ketebalan buku.

Substansi Pelaporan
Substansi pelaporan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi terdiri dari:
(1). LAPORAN PENDAHULUAN (Inception Report), dibuat dalam rangka persiapan
pekerjaan survei berisikan latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, ruang lingkup
studi, metodologi pendekatan studi dan teknik analisa, jadual pelaksanaan pekerjaan
penyusunan, sistematika laporan kemajuan pekerjaan, struktur organisasi pelaksana
pekerjaan, komposisi dan pendayagunaan tenaga ahli maupun instrumen-instrumen survei
yang akan digunakan di lapangan pada saat survei lapangan.
(2). LAPORAN ANTARA (Interim Report), merupakan hasil penyajian, pengolahan dan
analisa data hasil survei lapangan dan studi literatur, di wilayah perencanaan, dilengkapi
dengan Dokumentasi survey lapangan.
(3). LAPORAN AKHIR (Final Report), merupakan hasil analisis dan pengkajian dari Laporan
Antara yang memuat Maksud, Tujuan dan Sasaran Penyusunan Kajian Peningkatan
Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
(4). RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary), merupakan ringkasan Laporan Akhir
yang dimampatkan dan dipilah sebagai informasi awal dan data pendukung bagi pimpinan
untuk pengambilan keputusan.
(5) BUKU Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan merupakan buku
Kajian dilengkapi analisa dan dokumentasi survey serta hasil program dan kegiatan
pembangunan khususnya pada Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
Kota Malang. Buku disusun secara menarik dan penuh warna.

Jenis Pelaporan
1. LAPORAN PENDAHULUAN
Adapun spesifikasi buku Laporan Pendahuluan adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Pendahuluan
Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Pendahuluan yang diserahkan sebelum
pembahasan dan
5 Eksemplar Laporan Pendahuluan yang diserahkan setelah revisi hasil
pembahasan
Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
Pengetikan
: 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
2. LAPORAN ANTARA
Adapun spesifikasi buku Laporan Antara adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Antara
Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Antara yang diserahkan sebelum
pembahasan dan
5 Eksemplar Laporan Antara yang diserahkan setelah revisi hasil
pembahasan
Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
Pengetikan
: 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
3. LAPORAN AKHIR
Adapun spesifikasi buku Laporan Akhir adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Akhir
Jumlah Buku : 11 Eksemplar Draft Laporan Akhir yang diserahkan sebelum

Ukuran
Buku
Pengetikan

pembahasan dan
5 Eksemplar Laporan Akhir yang diserahkan setelah revisi hasil
pembahasan
: A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
: 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos

4. RINGKASAN EKSEKUTIF
Adapun spesifikasi buku Ringkasan Eksekutif adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Ringkasan Eksekutif
Jumlah
: 10 Eksemplar Ringkasan Eksekutif diserahkan setelah dilakukan revisi
Buku
hasil Laporan Akhir
Ukuran Buku : A4 (29,7 cm X 21,5 cm)
Pengetikan
: 1 spasi pada kertas HVS putih polos
5. BUKU Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota Malang
Merupakan sajian data menyeluruh dengan tampilan menarik dan mudah dipahami sebagai
informasi terhadap Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan
Adapun spesifikasi buku Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di

Kota Malang adalah sebagai berikut :


Judul Buku : Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan di Kota
Malang
Jumlah Buku : 5 draft buku kajian dan 20 Eksemplar buku kajian yang diserahkan
setelah dilakukan revisi
Ukuran Buku : B5 (17,6 x 25 cm)
Pengetikan
: Disesuaikan, dengan tampilan menarik
6. DOKUMENTASI KEGIATAN, yang merupakan kumpulan foto proses pelaksanaan
pekerjaan sebanyak 2 set.
7. CAKRAM PADAT / COMPACT DISK, yang merupakan back-up seluruh pelaporan dan
presentasi pembahasan sebanyak 5 keping.
.3 Lingkup Waktu
Pekerjaan Penyusunan Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan ini
harus diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dari Pejabat Pembuat Komitmen.
3.4 Tenaga Ahli yang Dibutuhkan
Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban membentuk Tim Penyusun yang secara fungsional
dapat langsung berhubungan dengan pemberi tugas dalam rangka penyelesaian produk rencana.
Adapun tim penyusun terdiri atas :
a. Tenaga Ahli Manajemen merangkap Team Leader (S2 Manajemen dengan pengalaman 3
tahun);
b.
c.
d.

Tenaga Ahli Sosial (S1 Sosial dengan pengalaman 2 tahun);


Tenaga Ahli Ekonomi Akuntansi (S1 Ekonomi Akuntansi dengan pengalaman 2 tahun);
Tenaga Pendukung :
- Tenaga Administrasi, berpendidikan SMA/sederajat dengan pengalaman dibidangnya 2
tahun;
- Tenaga Surveyor (2 orang), berpendidikan sekurang-kurangnya Diploma III berbagai
disiplin ilmu dengan pengalaman professional dibidangnya 2 tahun.

Mengetahui,
KEPALA BAPPEDA KOTA MALANG
Selaku Pengguna Anggaran

Malang,
Januari 2015
Pejabat Pembuat Komitmen
Bidang Litbang BAPPEDA Kota Malang
Tahun Anggaran 2015

Drs. WASTO, SH, MH.


Pembina Utama Muda
NIP. 19610212 198303 1 025

Dra. RUKAYAH, M.Si.


Pembina
NIP. 19620622 199103 2 003

Anda mungkin juga menyukai