Anda di halaman 1dari 8

Penelitian

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN


KEWIRAUSAHAAN BERBASIS POTENSI ALAM SETEMPAT
Lilis Karwati
email : liliskarwati@gmail.com
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Abstrak : Keterbatasan kemampuan perempuan merupakan permasalahan sangat krusial yang terjadi
di lingkungan masyarakat terutama masalah tuntutan hidup antara kebutuhan dengan masih rendahnya
kemampuan dan kecakapan yang dimiliki. Prioritas utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
dilakukan dalam program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan pada kelompok
perempuan kurang beruntung melalui pemanfaatan potensi alam setempat yang ada di lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses, hasil, dan dampak pemberdayaan perempuan
melalui pelatihan kewirausahaan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif kualitatif dan metode
deskriptif, penelitian ini dilaksanakan di LKP Yuniza Desa Neglasari Kecamatan Salawu bulan Agustus
tahun 2016. Data dikumpulkan dengan teknik observasi partisipatif, wawancara, dan studi dokumentasi.
Subjek penelitian adalah warga belajar, tutor, dan pengelola LKP Yuniza. Hasil penelitian ini menunjukkan,
perempuan dapat diberdayakan melalui pelatihan kewirausahaan yang memberikan pengetahuan, sikap,
keterampilan yang mampu menjadikan mereka mandiri dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Kata-kata kunci : pemberdayaan perempuan, pelatihan dan kewirausahaan

WOMAN EMPOWERMENT THROUGH ENTREPRENEURS TRAINING


BASED ON LOCAL NATURAL RESOURCES
Abstract : The limited ability of women is a very crucial problem in the community, especially in fulfilling
their daily needs due to the gap between the required ability and the low the ability they have. The main
priority in improving the women’s life quality is by providing that can improve their ability to utilize the local
natural resources for commercial purposes. The purpose of this study is to describe the process, outcome
and effects of the training. Applying quantitative and qualitative approach and descriptive method, this
study was conducted in LKP Yuniza Desa, Kecamatan Salawu in August 2016. The data was collected
by using participative observation, interview, and document study. Research subjects included learning
community members, tutors, and LKP’s management. The result of the study indicate women can be
empowered through enterpreneurship training which provide them with knowledge, attitude, and skills
enabling them independent and self employed to improve their life quality.

Keywords: woman empowerment, training, entrepreneurship

PENDAHULUAN
Perempuan merupakan salah satu komponen namun dalam bidang pendidikan dan ekonomi,
yang ada di masyarakat yang bisa dilibatkan dalam banyak perempuan Indonesia yang tidak memiliki
pembangunan. Potensi kaum perempuan dalam kemampuan memperoleh peluang kerja karena
kehidupan masyarakat masih belum mendapat keterbatasan atau tidak bisa mengolah potensi yang
porsi yang wajar. Hal ini perlu disikapi secara ada pada dirinya maka perlunya pemberdayaan
arif dan bijaksana oleh pemerintah mengingat perempuan.
kaum perempuan dari sisi kuantitas menempati Pemberdayaan adalah merupakan salah
urutan pertama dari komposisi warga masyarakat. satu wadah yang dijadikan sebagai upaya untuk
Perempuan sebagai warga negara yang memiliki memberikan wahana bagi masyarakat dalam
hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, memenuhi akan kebutuhan warga belajar berupa

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 45
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan maasih ada usaha peserta yang sedang berkembang
bagi kehidupan yang lebih baik di dalam kehidupan atau kurang berkembang.
keluarga dan masyarakat. Konsep pemberdayaan Salah satu usaha yang dapat dikatakan
merupakan suatu upaya untuk menjadikan sesuatu sebagai jawaban permasalahan di atas adalah
yang adil dan beradab menjadi lebih efektif dalam dengan mendirikan berbagai lembaga pelatihan
seluruh aspek kehidupan. Pemberdayaan perempuan dan keterampilan kerja. Atmodiwirio (2002:35)
melalui pelatihan berwirausaha merupakan mendefinisikan pelatihan sebagai pembelajaran yang
suatu pembelajaran dalam upaya meningkatkan dipersiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang
pengetahuan, dan keterampilan perempuan. meningkat. Dalam hal ini, peranan pemerintah
Kegiatan pelatihan kewirausahaan diharapkan daerah dalam meningkatkan perekonomian dan
berdampak pada kemampuan/keberdayaan ketenagakerjaan wanita adalah mengembangkan
perempuan menciptakan lapangan kerja. Melalui ketenagakerjaan secara mandiri dan terpadu yang
pelatihan kewirausahaan dalam memanfaatkan diarahkan terutama pemberdayaan perempuan
potensi alam yang berada di lingkungan setempat, untuk peningkatan kompetensi dan kemandirian
perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, peningkatan upah pekerja, menjamin
hidupnya. kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasan
Pelatihan kewirausahaan merupakan suatu berserikat, serta melakukan berbagai upaya terpadu
langkah penting dan perlu dilakukan dalam rangka untuk mempercepat proses pengentasan masyarakat
membentuk/ mencetak sumber daya manusia dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran
yang berkualitas. Tujuan akhir yang ingin dicapai yang merupakan dampak krisis ekonomi.
yaitu program pelatihan ini akan berdampak Berdasarkan permasalahan di atas maka
dalam meningkatkan keterampilan bidang usaha peranan pemerintah daerah dalam meningkatkan
dan mempunyai sikap jiwa kewirausahaan dan pemberdayaan perempuan dilakukan berdasarkan
diharapkan akan mampu menciptakan kemandirian program pembangunan nasional (PROPENAS)
baik dalam sikap maupun dalam berusaha. tahun 2000-2004 dalam Undang-undang Nomor 25
Program pelatihan kewirausahaan bertujuan agar Tahun 2000 Bab VIII butir 3 adalah: (1) meningkatkan
perempuan mempunyai peningkatan dalam hal kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sehingga berbangsa dan bernegara melalui kebijakan
dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu
pengelolaan usaha yang ditandai dengan melakukan memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan
wirausaha melalui pemanfaatan potensi sumber keadilan gender, (2) meningkatkan kualitas peran
daya alam yang ada di lingkungan. dan kemandirian organisasi perempuan dengan
Keberhasilan penyelenggaraan program tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan,
pelatihan kewirausahaan ini sangat ditentukan oleh (3) meningkatkan nilai histories perjuangan kaum
kesadaran kelompok perempuan yang memerlukan perempuan dalam rangka melanjutkan usaha
peningkatan kemampuan berusaha dan keterampilan pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan
dirinya dalam memanfaatkan sumber potensi alam keluarga.
agar dapat mengolah dan memasarkan berbagai Hal ini sesuai dengan Undang-undang
macam jenis hal-hal di bidang tata boga sehingga Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
diharapkan peserta mampu mengaplikasikan hasil Sistem Pendidikan Nasional Bab VI bagian kelima
belajarnya yang ditandai dengan adanya perubahan pasal 26 ayat 2 dan 5 bahwa : ”..(2) Pendidikan
taraf hidup yang mencakup memperoleh pekerjaan/ nonformal berfungsi mengembangkan potensi
menciptakan lapangan kerja atau berwirausaha, peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
peningkatan pendapatan, ekonomi, percaya diri dan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
mengikutsertakan orang lain dalam pemanfaatan pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
hasil belajarnya dan berperan serta dalam kegiatan (5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi
sosial dan pembangunan masyarakat. Dalam masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
kegiatan pelatihan usaha masih terdapat berbagai keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk
permasalahan sehingga tidak semua peserta mengembangkan diri, mengembangkan profesi,
pelatihan dapat melakukan kegiatan usaha dan juga bekerja, usaha mandiri dan atau melanjutkan

46 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.” pelatihan kewirausahaan berbasis potensi alam
Kegiatan pelatihan kewirausahaan berbasis setempat di LKP Yuniza, (c) mengimplementasikan
pada potensi alam setempat di Desa Neglasari dampak dari proses pemberdayaan perempuan
banyak memiliki potensi sumber daya alam antara melalui pelatihan kewirausahaan berbasis potensi
lain pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan alam setempat di LKP Yuniza.
dan lain-lain. Akan tetapi, masyarakat belum optimal Adapun kegunaan penelitian ini adalah (1)
dalam memanfaatkan sumber daya alam tersebut. secara konseptual, dapat memperkaya konsep
Melalui layanan pendidikan nonformal, keterampilan pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan
dan kecakapan masyarakat dapat ditingkatkan Pendidikan Luar Sekolah, (2) secara praktis, bagi
sehingga dapat memanfaatkan potensi sumber daya semua penyelenggara program pemberdayaan
alam di Desa Neglasari secara optimal. perempuan dan pelatihan serta para tutor bisa lebih
Lembaga Kursus dan Pelatihan Yuniza meningkatkan kualitas penyelenggaraan program
melaksanakan pendidikan keterampilan berwirausaha dan penyelenggara mampu memfasilitasi dan
memberdayakan perempuan/para ibu rumah tangga mendorong pelaksanaan program pemberdayaan
melalui pelatihan membuat berbagai macam produk perempuan melalui pelatihan kewirausahaan.
makanan minuman yang memanfaatkan potensi Pemberdayaan perempuan dan pelatihan
alam setempat. Berdasarkan hasil di lapangan, kewirausaahaan adalah termasuk ke dalam salah
peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam satu ruang lingkup Pendidikan Luar Sekolah. Usaha
bagaimana proses pemberdayaan perempuan itu pemberdayaan perempuan melalui peningkatan dan
berlangsung melalui pendidikan keterampilan yang pembinaan kecakapan hidup pada saat sekarang ini
berbasis pada potensi alam setempat, dampaknya semakin memerlukan perhatian dan penanganan
serta bagaimana hasil pemberdayaan perempuan yang benar-benar tepat guna dan hasil guna. Salah
itu dapat tercapai agar pada akhirnya meningkatkan satu usaha yang dapat dikatakan sebagai jawaban
taraf hidup masyarakat. permasalahan di atas adalah dengan mendirikan
Mengacu pada latar belakang yang telah berbagai lembaga pelatihan dan keterampilan kerja
diuraikan, masalah penelitian ini dirumuskan, sebagai bentuk layanan pendidikan nonformal .
“Bagaimana gambaran proses dan hasil Kindervatter dalam Kamil (2009: 54)
pemberdayaan perempuan melalui pelatihan menjelaskan peran pendidikan nonformal dalam
kewirausahaan berbasis potensi alam setempat proses pemberdayaan mengandung arti luas yakni
LKP Yuniza?” Dengan melihat keterbatasan dan mencakup meningkatkan pengetahuan, sikap,
kemampuan yang penulis miliki, terlalu luasnya keterampilan dan pengembangan lainnya ke arah
permasalahan yang ada dan untuk menghindari kemandirian hidup dan di dalamnya juga meliputi
salah penafsiran masalah tersebut, maka masalah peningkatan dan perubahan sumber daya manusia
penelitian dibatasi sebagai berikut: (1) bagaimana sehingga mampu membangun masyarakat dan
proses pemberdayaan perempuan melalui pelatihan lingkungannya. Perempuan/para ibu rumah tangga
kewirausahaan berbasis potensi alam setempat dapat dibina dan diberdayakan sehingga mereka
yang diselenggarakan LKP Yuniza? (2) bagaimana dapat memainkan peran gandanya yaitu sebagai
hasil yang dicapai dari pemberdayaan perempuan pengurus keluarga, membantu perekonomian
melalui pelatihan kewirausahaan berbasis keluarga, dan sebagai pelaku pembangunan
potensi alam setempat yang diselenggarakan di Atmodiwirio (2002:37) mengemukakan,
LKP Yuniza? dan (3) bagaimana dampak dari “Pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran
pemberdayaan perempuan melalui pelatihan antara pengalaman untuk mengembangkan pola
kewirausahaan berbasis potensi alam setempat yang perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan,
diselenggarakan di LKP Yuniza? keterampilan, atau sikap untuk mencapai standar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan yang diharapkan”. Dengan demikian, pelatihan
jawaban tentang masalah yang dirumuskan, yaitu (a) adalah proses merekayasa perilaku pesrta didik
menganalisis proses pemberdayaan perempuan dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
melalui pelatihan kewirausahaan berbasis potensi untuk meningkatkan keterampilan dalam upaya
alam setempat di LKP Yuniza, (b) mendeskripsikan memenuhi kebutuhan hidup.
hasil dari proses pemberdayaan perempuan melalui Manfaat yang diperoleh dari pelatihan

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 47
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

yang diadakan oleh perusahaan seperti yang objektif yaitu bebas dari perasaan yang negatif.”
dinyatakan oleh Eka (2010) adalah (1) program- Selanjutnya M. Tohar (2000:174) juga menjelaskan,
program pengembangan yang direncanakan ciri orang yang ulet adalah (a) tidak mudah putus
akan memberikan manfaat kepada orang berupa asa dan (b) apabila gagal, ia lakukan introspeksi
peningkatan produktivitas, peningkatan moral, sehingga mendorong untuk bangkit dan mempunyai
pengurangan biaya, dan stabilitas serta keluwesan tekad untuk maju. (2) kreatif dan inovatif, kreativitas
(fleksibilitas); (2) program membantu dalam merupakan sebuah proses yang dikembangkan dan
memenuhi kebutuhan perorangan untuk mencari ditingkatkan, namun kemampuan ini berbeda dari
pekerjaan yang bermakna bagi karir seumur hidup. satu orang terhadap orang lain. Kemampuan dan
Suryana (2003:1) menyebutkan, bakat merupakan dasar tetapi pengetahuan dan
”Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan lingkungannya dapat juga mempengaruhi kreativitas
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber orang. Menurut Edwar be Hono (1970) yang dikutip
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti oleh Rambat Lupiyoadi dan Jero Wecik (1998:85)
dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk ada empat tahapan dalam proses kreatif yakni (a)
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda latar belakang atau akumulasi pengetahuan, (b)
melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk proses inkubasi, (c) melahirkan ide, serta (d) evaluasi
menciptakan peluang”. Sedangkan Kristanto (2009:2) dan implementasi.
berpendapat, kewirausahaan dan inovasi merupakan Hal yang paling penting dalam tahap ini
hal sentral dalam proses kreatif perekonomian. adalah wirausaha mencoba kembali ide-ide sampai
Inovasi adalah fungsi spesifik dari kewirausahaan, menemukan bentuk finalnya, karena ide yang
sebagai sebuah cara menciptakan sumber daya baru muncul biasanya dalam bentuk tidak sempurna, jadi
yang mendayagunakan sumberdaya yang ada untuk masih perlu dimodifikasi dan diuji untuk mendapatkan
menghasilkan kekayaan. bentuk yang baku dan matang dari ide tersebut
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Inovatif merupakan salah satu faktor yang
perilaku kewirausahaan yaitu (1) keuletan, syarat mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang harus
untuk mencapai tujuan yang merupakan sumber dimiliki oleh seorang wirausahawan, menurut
keberhasilan usaha dengan modal kerja fisik dan Koentjoroningrat (1986 : 258) bahwa orang
akal, kita harus ulet dan mampu memulai usaha. yang memiliki perasaan inovatif adalah ” Orang
Tohar (2000:173) mendefinisikan keuletan adalah yang bersedia menerima adanya pembaharuan
”Merupakan sinar terang keberhasilan dalam seprti dalam tiap masyarakat tentu ada individu-
menjalankan kehidupan manusia dalam pengertian inidvidu yang sadar akan adanya berbagai macam
diri sendiri, keluarga atau lingkungan yang lebih luas kekurangan mereka, diantaranya para individu
lagi. Orang ulet tidak mudah putus asa, dan juga itu ada yang berbuat sesuatu untuk mengisi atau
selalu yakin bahwa kegagalan adalah guru tebaik memperbaiki kekurangan yang mereka sadari.
untuk maju, kegagalan harus dihadapi dengan sikap

METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan pun dapat dilakukan berdasarkan data yang
perempuan melalui pelatihan kewirausahaan di diperoleh, dinalisis dan kemudian dikembangkan
LKP Yuniza dilaksanakan dan hasil belajar melalui cara pemecahannya. Penelitian deskriptif yang
pelatihan kewirausahaan dalam pemberdayaan bersipat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan
perempuan, metode yang dianggap paling relevan keadaan atau status fenomena.
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hal ini Data dikumpulkan dari 58 peserta pelatihan
didasarkan pada petimbangan bahwa masalah yang dengan menggunakan angket, yang kemudian diolah
diteliti merupakan masalah yang ada pada masa dan dianalisis secara statistic untuk mengambil
sekarang (aktual) atau merupakan gejala-gejala kesimpulan.
yang nampak dewasa ini, sehingga pemecahannya

48 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

HASIL DAN PEMBAHASAN


Proses Pemberdayaan Perempuan Melalui Berdasarkan data dalam Tabel 2 diketahui
Pelatihan Kewirausahaan bahwa rata-rata Pemberdayaan pelatihan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kewirausahaan yang sasaranya perempuan dapat
nilai dari 30 kuesioner yang dibagikan kepada dikategorikan rendah hal ini dikarenakan nilai
responden sebanyak 58 orang maka diperoleh hasil mean 98.67 > 98.88. Dikategorikan rendah hal ini
sebagai berikut. dikarenakan nilai mean 98.67 > 98.88. dikarenakan
belum adanya kegiatan program pelatihan.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Variabel Proses Pemberdayaan Hasil yang Dicapai dari Pemberdayaan
Kelompok Rata- Median Standar Nilai Nilai Perempuan Melalui Pelatihan Kewirausahaan
rata Deviasi Min Maks
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh
Pemberdayaan 98.67 1.00 13.44 72 122
nilai kuesioner untuk pemberdayaan perempuan
Untuk mengetahui kategori dari data Tabel sebanyak 58 orang maka diperoleh hasil: nilai
1, selanjutnya penulis membandingkan antara nilai tertinggi diperoleh sebesar 121 dan nilai terendah
rata-rata dengan skor minimum ditambah dengan sebesar 66 dengan rentang nilai (range) sebesar
standar deviasi, dengan pedoman yaitu (a) jika 55 mean sebesar 96.02. median sebesar 97.50
(mean) > skor min + 4 SD (standar deviasi) = sangat dan standar deviasi diperoleh sebesar 13.58.
tinggi; (b) jika (mean) > skor min + 3 SD (standar Selanjutnya dari data tersebut disusun dalam bentuk
deviasi) = tinggi; (c) jika (mean) > skor min + 2 SD distribusi frekuensi yang disajikan pada Tabel 3
(standar deviasi) = cukup; (d) ika (mean) < skor berikut.
min + 2 SD (standar deviasi) = rendah.
Berdasarkan pedoman tersebut di atas maka Tabel 3
proses pemberdayaan perempuan termasuk ke Distribusi Frekuensi Variabel Pemberdayaan
dalam kategori rendah. Perempuan Melalui Pelatihan
Kelompok Rata-rata Median Standar Nilai Nilai
Tabel 2 deviasi min maks

Pangkategorian Data Proses Pemberdayaan Melalui Pelatihan 96.02 97.50 13.58 66 121

Pelatihan di LKP Yuniza Tasikmalaya


No. Rentang kkor Kategori Harga Untuk mengetahui kategori dari data Tabel
1. Jika (mean) > skor min + 4 SD Sangat 125,76 3, selanjutnya penulis membandingkan antara nilai
Tinggi
rata-rata dengan skor minimum ditambah dengan
2. Jika (mean) > skor min + 3 SD Tinggi 112,32
3. Jika (mean) > skor min + 2 SD Cukup 98,88 standar deviasi, dengan pedoman sebagai berikut
4. Jika (mean) < skor min + 2 SD Rendah 98,88 (a) jika (mean) > skor min + 4 SD (standar deviasi)
= sangat tinggi; (b) jika (mean) > skor min + 3 SD
Selanjutnya apabila hasil analisis SPSS
17 maka histogram untuk pemberdayaan dapat (standar deviasi) = tinggi; (c) jika (mean) > skor min
disajikan dalam Gambar 1 di bawah ini. + 2 SD (standar deviasi) = cukup; (d) jika (mean) <
skor min + 2 SD (standar deviasi) = rendah.
Berdasarkan pedoman tersebut di atas maka
Hasil pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
kewirausahaan termasuk ke dalam kategori cukup,
hal ini dikarenakan (mean) > skor min + 2 SD
(standar deviasi). Adapun distribusi frekuensi dari
hasil pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
Gambar 1. Histogram proses pemberdayaan kewirausahaan
perempuan

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 49
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

Tabel 4 bentuk distribusi frekuensi yang disajikan pada Tabel


Pangkategorian Data Pemberdayaan Perempuan 5 berikut ini.
Melalui Pelatihan Kewirausahaan Tabel 5
No. Rentang skor Kategori Harga Distribusi Frekuensi Variabel Dampak dari
1. Jika (mean) > skor min + 4 SD Sangat 120,32 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan
Tinggi Kewirausahaan
2. Jika (mean) > skor min + 3 SD Tinggi 106,74 Kelompok Rata- Median Standar Nilai Nilai
3. Jika (mean) > skor min + 2 SD Cukup 93,16 rata Deviasi Min Maks
4. Jika (mean) < skor min + 2 SD Rendah 93,16 Pemberdayaan 99.89 10.10 13.26 74 124
Pelatihan
Berdasarkan data dalam Tabel 4 diketahui
bahwa rata-rata hasil pemberdayaan perempuan Untuk mengetahui kategori dari data Tabel
melalui pelatihan kewirausahaan dapat dikategorikan 5, selanjutnya penulis membandingkan antara nilai
tinggi hal ini dikarenakan nilai mean 96.02 > 93.16. rata-rata dengan skor minimum ditambah dengan
Selanjutnya apabila hasil analisis SPSS standar deviasi, dengan pedoman yaitu (a) jika
17 maka histogram untuk hasil pemberdayaan (mean) > skor min + 4 SD (standar deviasi) = sangat
perempuan melalui pelatihan kewirausahaan dapat tinggi; (b) jika (mean) > skor min + 3 SD (standar
disajikan dalam Gambar 2 di bawah ini. deviasi) = tinggi; (c) jika (mean) > skor min + 2 SD
(standar deviasi) = cukup; (d) jika (mean) < skor
min + 2 SD (standar deviasi) = rendah.
Berdasarkan pedoman tersebut di atas maka
dampak dari pemberdayaan perempuan melalui
pelatihan kewirausahaan termasuk ke dalam kategori
rendah, hal ini dikarenakan (mean) < skor min + 2
SD (standar deviasi). Adapun distribusi frekuensi
dari dampak dari pemberdayaan perempuan melalui
Gambar 2. Histogram hasil pemberdayaan pelatihan kewirausahaan selengkapnya dapat dilihat
perempuan melalui pelatihan kewirausahaan pada Tabel 6 berikut ini.
Berdasarkan data tersebut di atas, Tabel 6
menunjukkan bahwa hasil pemberdayaan Pengkategorian Data pemberdayaan Perempuan
perempuan melalui pelatihan kewirausahaan Melalui Pelatihan Kewirausahaan
termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan
kelompok perempuan telah berupaya untuk selalu No. Rentang skor Kategori Harga

aktif mengikuti pelatihan kewirausahaan meskipun 1 Jika (mean) > skor min + 4 SD Sangat 127,04
Tinggi
masih belum memahami sepenuhnya tentang praktik 2 Jika (mean) > skor min + 3 SD Tinggi 113,78
kegiatan kewirausahaan. 3 Jika (mean) > skor min + 2 SD Cukup 100,52
4 Jika (mean) < skor min + 2 SD Rendah 100,52
Dampak dari Pemberdayaan Perempuan Melalui
Pelatihan Kewirausahaan Berdasarkan data dalam Tabel 6, diketahui
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh bahwa rata-rata dampak dari pemberdayaan
bahwa dampak dari pemberdayaan perempuan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan dapat
melalui pelatihan kewirausahaan dari 58 orang dikategorikan rendah hal ini dikarenakan nilai
diperoleh hasil: nilai tertinggi diperoleh sebesar 124 mean 99.89 < 100.52. Selanjutnya apabila hasil
dan nilai terendah sebesar 74 dengan rentang nilai analisis SPSS 17 maka histogram untuk dampak
(range) sebesar 50 mean sebesar 99.89. Median dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
sebesar 10.10 dan standar deviasi diperoleh sebesar kewirausahaan dapat disajikan dalam Gambar 3 di
13.26. Selanjutnya dari data tersebut disusun dalam bawah ini.

50 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

dengan arah yang benar, membebaskan orang dari


ketergantungan kepada keahlian orang lain serta
lebih menyadarkan manusia terhadap penyebab
kemiskinan sehingga menimbulkan kesadaran
usaha untuk mengatasinya.
Hasil yang dicapai dari pemberdayaan perempuan
melalui pelatihan kewirausahaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa ada hubungan antara hasil yang dicapai
Gambar 3. Histogram dampak dari pemberdayaan dari pemberdayaan perempuan dengan pelatihan
perempuan melalui pelatihan kewirausahaan kewirausahaan hubungan tersebut hakikatnya
Berdasarkan data tersebut di atas, merupakan satu bangunan saling menguatkan
menunjukkan bahwa dampak dari pemberdayaan karena manusia tergantung pada lingkungan.
perempuan melalui pelatihan kewirausahaan masih Sedangkan lingkungan sangat tergantung pada
rendah sehingga perlu peningkatan kesadaran para aktifitas manusia. Namun dilihat dari sisi manusia
perempuan untuk berdaya. Adanya partisipasi dari maka lingkungan adalah sesuatu yang pasif, dan
berbagai pemerintah serta pendampingan dari manusia adalah sesuatu yang aktif, sehingga
lembaga lembaga masyarakat di bidang pendidikan kualitas lingkungan tergantung pada kualitas
non formal dalam membantu perempuan juga manusia. Seseorang bersikap sesuatu karena
adanya keinginan dalam dirinya untuk berdaya ada masukan pengetahuan tertentu. Pengetahuan
dan memiliki kemauan dan kemampuan untuk terus mengenai suatu objek baru menjadi sikap terhadap
belajar dengan pelaksanaan program yang harus objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai
disesuaikan antara tuntutan masyarakat dengan oleh kesiapan untuk bertindak sesuai dengan
kebutuhan serta perlu tersedianya sarana prasarana pengetahuan terhadap objek itu. Dari uraian di
yang memadai. atas, maka dapat digarisbawahi bahwa hasil yang
Proses proses pemberdayaan perempuan dicapai dari pemberdayaan perempuan perlu adanya
melalui pelatihan kewirausahaan kesadaran, tanggung jawab.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian Dampak dari pemberdayaan perempuan melalui
dan hasil fakta bahwa bahwa ada adanya dampak pelatihan kewirausahaan berbasis potensi alam
dari hasil kegiatan pemberdayaan perempuan setempat
melalui pelatihan kewirausahaan berbasis Berdasarkan analisis angket, dampak
potensi alam setempat terhadap pemberdayaan dari pelaksanaan pemberdayaan dampaknya
dalam melaksanakan kegiatan pelatihan apabila adalah adanya peningkatan pendapatan dengan
dilaksanakan secara efektif maka pelaksanaan memanfaatkan potensi yang ada di lingkuungan
kegiatan akan berjalan semakin baik. mereka menjadi memiliki penghasilan serta
Pemberdayaan perempuan akan berpengaruh para warga belajar memiliki pengetahuan dan
terhadap keadaan sosial ekonomi dan partisipasi keterampilan baru yang sebelumnya belum pernah
perempuan terhadap pelaksanaan kegiatan mereka dapatkan dengan tujuan untuk memperbaiki
pelatihan , dengan keadaan sosial ekomoni yang kualitas hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya
rendah masyarakat cenderung bersikap pasif dan meskipun mereka hanya sebagian kelompok belajar
menunnggu. Hal ini disebabkan karena wawasan yang memiliki kecakapan memperoleh pengetahuan,
mereka yang terbatas.perlu adanya pembelajaran keterampilan, sikap kepercayan diri yang meningkat,
bagi perempuan ,untuk meningkatkan pengetahuan lebih terdidik serta mendapatkan pengalaman
keterampilan dan sikap dalam menjalankan dan baru, yang lebih utama warga belajar memperoleh
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang pendapatan yang sebelumnya tidak memiliki
ada dilingkungan setempat. Dengan itu partisipasi penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-
merupakan katalisator untuk melaksanakan hari, namun hal ini dapat membantu perekonomian
pemeliharaan selanjutnya yang mendorong timbulnya keluarga. Selain itu sikap kemandirian, kreatif
tanggung jawab, sehingga terjadi perpaduan sesama warga belajar ataupun dengan tutor.
berbagai keahlian pekerjaan yang dilaksanakan

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017 51
Pemberdayaan Perempuan Melalui ...

PENUTUP
Kesimpulan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas
Pemberdayaan perempuan melalui hidup. Hasil yang diperoleh oleh warga belajar
kewirausahaan berbasis potensi alam setempat lebih menitik beratkan pada aspek kemampuan
merupakan salah satu wadah yang dijadikan keterampilan dalam meningkatkan pendapatan
sebagai upaya untuk memberikan wahana bagi warga belajar dapat memanfaatkan waktu luang
perempuan dalam memenuhi akan kebutuhan dengan melakukan kegiatan dan dapat bersosialisasi
warga belajar berupa pengetahuan dan keterampilan berinteraksi dan bertukar pengalaman dan dapat
yang berkaitan bagi kehidupan sehingga warga mengembangkan usaha dari hasil kegiatan yang
belajar lebih siap menghadapi persaingan di telah dilaksanakan.
era globalisasi yang disebabkan meningkatnya Saran
kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya Perlu adanya kemitraan yang lebih baik
dalam memberikan layanan membuat program lagi dengan berbagai lembaga pemerintah dan
pemberdayaan perempuan melalui pelatihan swasta terutama bantuan sarana dan prasarana
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang sekaligus sebagai bapak angkat dalam pelaksanaan
tersedia dilingkunganya dalam bidang tata dengan pendampingan. Perlu mendirikan outlet untuk
sasarannya Ibu rumah tangga yang tidak memiliki menampung berbagai produk yang dihasilkan oleh
pengetahuan dan keterampilan yang cukup, warga belajar dalam mengembangkan kegiatan
dengan tujuan memberdayakan perempuan agar usaha
mampu memiliki pengetahuan serta keterampilan

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu Jakarta : Rineka Cipta
pendekatan praktek. Jakarta : PT Rineka Kristanto, R. H. (2009). Kewirausahaan
Cipta. (entrepreneurship) pendekatan manajemen
Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen pelatihan. dan praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jakarta: Ardadizya Jaya. Meredith, G., et, al, (2002). Kewirausahaan, teori
Bygrave, W.D. (1996) Enterprenership. Jakarta : dan praktek. Jakarta : Penerbit PPM
Bina Aksara Suryana, Dr. (2003). Kewirausahaan pedoman
Eka. (2010). Pelatihan tenaga kerja: Definisi, tujuan, praktis, kiat dan proses menuju sukses.
manfaat dan metode pelatihan kerja. Diakses Jakarta : Salemba Empat.
dari http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/11/ Suwanto. (2008). Manajemen sumber daya manusia.
pelatihan-tenaga-kerja-definisi-tujuan_11.html Bandung: Pasca Sarjana UPI & ALFABETA.
Kamil, M. (2009). Pendidikan nonformal: Tohar, M. (2000). Membuka usaha kecil. Yogyakarta:
Pengembangan melalui Pusat Kegiatan Kanisius.
Belajar Masyarakat (PKBM) di Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
(Sebuah pembelajaran dari kominkan Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Jepang). Bandung: Alfabeta. Nasional. Jakarta : Cipta Jaya
Kindervatter, S. (1979). Non-formal education as Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang
an empowering process. Amherst: Centre for Pemerintahan Daerah.
International and Education. Wacik, J. & Lupiyoadi, R. (1998). Wawasan
Koentjoroningrat. (1986). Pengantar ilmu Antopologi. kewirausahaan. Jakarta: LPFEU.

52 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 1, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai