Anda di halaman 1dari 7

Implementasi Pendidikan Kewirausahaan Sosial dalam Upaya Peningkatan Minat

Berwirausaha Santri Di Pesantren Wirausaha Lantabur Kota Cirebon


(Implementation of Social Entrepreneurship Education in An Effort to Increase
Students' Interest in Entrepreneurship)
Oleh:
Putri Awaliyah;Ety Ratnawati;Aris
Putrinawalia007@gmail.com,ettyratnawati33@gmail.com,aris_@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

ABSTRAK

Pendidikan kewirausahaan sosial sebagai upaya mengatasi permasalahan ekonomi di


masyarakat sangat penting diterapkan dalam pembelajaran pada setiap lembaga pendidikan.
Keberhasilan penerapan pendidikan kewirausahaan sosial akan meningkatkan minat untuk
berwirausaha dan membekali keterampilan mengatasi masalah sosial di masyarakat. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui minat berwirausaha santri di Pesantren Wirausaha
Lantabur, menganalisis penerapan pendidikan kewirausahaan sosial di Pesantren Wirausaha
Lantabur.
Kata Kunci: Implementasi, Kewirausahaan Sosial, Minat Berwirausaha.

ABSTRACT

Social entrepreneurship education as an effort to overcome economic problems in society


is very important to be applied in learning at every educational institution. The successful
application of social entrepreneurship education will increase interest in entrepreneurship
and equip skills to overcome social problems in society. The purpose of this study is to
determine the entrepreneurial interest of students at the Lantabur Wirausaha Islamic
Boarding School, to analyze the application of social entrepreneurship education at the
Lantabur Wirausaha Islamic Boarding School, and to describe the factors that influence and
hinder the success of social entrepreneurship
Keywords: Implementation, Social Entrepreneurship, Interest in Entrepreneurship.

PENDAHULUAN kemampuan yang dimiliki individu.


Sejalan dengan hal tersebut,
Pendidikan merupakan pengalaman- Mudyahardjo (2012:3) menjelaskan
pengalaman belajar terprogram seseorang bahwa pendidikan menurutnya adalah
yang diperoleh dalam pendidikan formal, segala pengalaman belajar yang ada di
nonformal maupun informal di sekolah semua lingkungan sekitar seseorang yang
dan luar sekolah yang berlangsung belajar dan berlangsung sepanjang hidup.
seumur hidup, dan memiliki tujuan untuk Pendidikan adalah segala situasi
mengoptimalisasikan kemampuan- hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

1
dan perkembangan hidup. Pendidikan individu dalam berwirausaha dalam hal
sebagai upaya sadar untuk ini merupakan salah satu upaya dalam
mengembangkan kepribadian dan memanfaatkan peluang yang ada dan
kemampuan manusia. Sedangkan menciptakan suatu nilai. Nilai yang dituju
menurut (Suwarno, 2006) fungsi ialah nilai sosial karena kewirausahaan
pendidikan yaitu menumbuhkan sosial ini menekankan pada bagaimana
kreativitas peserta didik, menjaga menciptakan suatu ide yang inovatif
kelestarian niali-nilai insani dan ilahi, dalam rangka menyelesaikan
menyiapkan tenaga kerja yang produktif permasalahan sosial yang ada di
dan memiliki metode untuk setiap masyarakat.
pembelajarannya. Penjelasan kewirausahaan
Pendidikan adalah investasi sumber selanjutnya terdapat dalam Intruksi
daya manusia terbesar yang memiliki Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995
nilai strategis bagi kelangsungan tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan
peradaban manusia di dunia, hal ini dapat Nasional Memasyarakatkan dan
dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 membudayakan Kewirausahaan, bahwa:
alinea IV yang menegaskan bahwa salah kewirausahaan adalah semangat, sikap,
satu tujuan nasional Bangsa Indonesia perilaku, dan kemampuan yang dimiliki
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. seseorang guna menangani suatu usaha
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia ataupun suatu kegiatan yang mengarah
telah diatur dalam Undang-Undang RI pada upaya dalam mencari, menciptakan,
Nomor 20 tahun 2003 pada bab ke II, menerapkan cara kerja, teknologi dan
pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan produksi baru dengan meningkatkan
nasional berfungsi mengembangkan efisiensi dalam rangka memberikan
kemampuan dan membentuk watak serta pelayanan yang lebih baik dan
peradaban bangsa yang bermartabat memperoleh keuntungan yang lebih
dalam rangka mencerdaskan kehidupan besar.
bangsa, yang bertujuan untuk Pendidikan kewirausahaan sosial
berkembangnya potensi peserta didik merupakan sebuah upaya dalam
agar menjadi manusia yang beriman dan menyeselesaikan permasalahan ekonomi
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, di masyarakat. Minimnya lapangan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, pekerjaan yang terjadi pada saat ini telah
mandiri, dan menjadi warga Negara yang menjadi masalah besar yang belum
demokratis serta bertanggung jawab. tuntas penyelesaiannya. Pendidikan
Kewirausahaan sosial (Social kewirausahaan sosial hadir sebagai solusi
Enterpreneur) merupakan penggabungan Namun Selama peneliti melakukan
dari dua kata, yaitu social dan observasi di Pesantren Wirausaha
entrepeneurship yang artinya Lantabur Kota Cirebon, peneliti
kemasyarakatan dan kewirausahaan. mengamati adanya masalah terkait
Konsep kewirausahaan sosial ini rendahnya kesadaran santri untuk
merupakan perluasan dari konsep mengembangkan kemampuan
kewirausahaan sebagai pengungkit berwirausaha. Potensi santri di pesantren
ekonomi terutama dalam menyelesaikan tersebut kurang dikembangkan dengan
permasalahan sosial yang mana hal ini wawasan berwirausaha yang lebih luas.
telah diakui secara historis (Noruzi, et.al Dengan pengetahuan berwirausaha sosial
2010; Patra and Nath 2014). Perilaku santri diharapkan dapat mengamalkan

2
nilai-nilai sosial dalam membangun jiwa Pengertian Pendidikan
kewirausahaan. Pendidikan Menurut (Muhibbin Syah 2010)
kewirausahaan diberikan tanpa pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu
melibatkan nilai-nilai sosial didalamnya kata ini diawali “me” sehingga menjadi
sehingga potensi yang sudah ada belum “mendidik” yang artinya, memelihara dan
terbangun secara optimal. Padahal setelah memberi latihan. Dalam memelihara dan
lulus dari pesantren tersebut santri tidak memberi latihan diperlukan adanya
hanya dituntut menjadi orang yang ajaran, tuntutan, dan pimpinan mengenai
sukses namun juga bermanfaat dan akhlak dan kecerdasan pikiran.
mampu menyelesaikan permasalahan- Menurut (Soekidjo Notoatmodjo
permasalahan yang ada didalam 2003) mendefinisikan secara umum
masyarakat terutama masalah ekonomi. “pendidikan adalah segala upaya yang
Santri dituntut untuk menjadi generasi direncanakan untuk mempengaruhi orang
yang aktif dan inovatif yang mampu lain baik individu, kelompok, atau
menjadi figure atau contoh dan masyarakat sehingga mereka melakukan
penggagas dalam masyarakat. apa yangdiharapkan oleh pelaku
Santri di Pesantren Wirausaha pendidikan”.
Lantabur Kota Cirebon masih kurang Sedangkan pendidikan dijelaskan
menyadari akan pentingnya (Sugiyono 2007) sebagai upaya sadar
pengembangan kemampuan untuk bekal untuk mempersiapkan peserta didik
masa depan. Maka penting kiranya melalui pembimbingan, pengajaran dan
penerapan pendidikan berwirausaha pelatihan bagi perannya dimasa yang
dengan menumbuhkan nilai-nilai sosial akan datang. Konsep dasar dan
didalamnya. pelaksanaannya turut campur dalam
Sehubungan dengan upaya menentukan jalannya pendidikan
meningkatkan minat berwirausaha santri ditengah kehidupan manusia. Namun
yang seharusnya dilakukan pendidik pada tingkat tertentu pelaksanaan
melalui pendidikan kewirausahaan sosial, pendidikan mulai menghadapi perubahan
peneliti tertarik dan ingin mengetahui sosial, maka untuk mencapai
mengenai bagaimana keberhasilan keberhasilan suatu tujuan pendidikan
implementasi pendidikan kewirausahaan harus ada keseimbangan antara dunia
sosial tersebut dalam meningkatkan usaha dan dunia pendidikan. Adapun
minat berwirausa santri. Berdasarkan hal terdapat kaitan yang erat antara istilah
tersebut, peneliti tertarik untuk pendidikan seumur hidup dengan istilah
melakukan penelitian dengan judul: belajar sepanjang hayat yang diantara
“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN keduanya memiliki makna yang sama
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL dan terkadang digunakan saling
DALAM UPAYA MENINGKATKAN bergantian. Meskipun kedua istilah
MINAT BERWIRAUSAHA SANTRI tersebut tidak dapat dipisahkan, tetapi
DI PESANTREN WIRAUSAHA terdapat perbedaan antara keduanya.
LANTABUR KOTA CIREBON”. Seperti „belajar‟ penekanannya pada
Sesuai dengan variabel pada judul perubahan perilaku kognitif, afektif,
dalam penelitian ini, berikut kajian teori psikomotor) yang dipengaruhi
yang dijadikan sebagai landasan dalam pengalaman sehingga perubahannya
menganalisis hasil penelitian, yaitu: relatif tetap. Sedangan „pendidikan‟
penekanannya pada usaha menciptakan

3
suatu lingkungan secara sadar dan kepemimpinan, dan keterbukaan terhadap
sistematis yang memungkinkan lebih inovasi teknologi.
efesien dan efektifnya pengaruh Menurut (Kemendiknas 2020) di
pengalaman (Tirtarahardja,2005). dalam dunia pendidikan, pendidikan
Berdasarkan uraian di atas dapat kewirausahaan berperanan penting karena
diketahui bahwa pendidikan merupakan dapat membentuk membentuk karakter
proses seumur hidup untuk menambah peserta didik seperti sikap mandiri,
suatu pengetahuan, kemampuan, bertanggung jawab, cakap, kreatif, dan
pengalaman, kecakapan yang dilakukan berani mengambil resiko. Sejalan dengan
secara sadar dan disengaja oleh seorang pemaparan sebelumnya, (Lestari 2012)
individu dengan pola dan orientasi pada mengatakan bahwa melalui pendidikan
nilai yang ingin dituju oleh pendidik. kewirausahaan ini dapat terbentuk pola
Sehingga pendidikan tersebut menuai pikir, sikap, dan perilaku pada seseorang
sebuah kebermanfaatan baik untuk untuk menjadi seorang wirausahawan.
dirinya sendiri, maupun orang lain.
Sekolah sebagai wadah yang Metode Penelitian
menyediakan lingkungan dengan wilayah Jenis penelitian yang digunakan
interaksi yang intens antara anak dengan penulis yaitu kualitatif deskriptif analisis,
teman sebayanya yang tidak banyak Penelitian kualitatif menurut (Moleong
memiliki kesamaan wawasan dan 2005) merupakan penelitian yang
kemampuan, hal ini karena anak bermaksud untuk memahami fenomena
ditempatkan dalam kelompok-kelompok tentang apa yang dialami oleh subyek
tertentu berdasarkan tingkat kemampuan penelitian misalnya, perilaku, persepsi,
dan kesesuaian umurnya. Sehingga motivasi, tindakan dan nilai-nilai secara
sekolah menjadi tempat yang paling holistik dan menyeluruh dengan cara
strategis untuk keberlangsungan dan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
keberhasilan proses pendidikan. bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan
Pengertian Pendidikan Kewirausahaan berbagai metode alamiah.
Pendidikan kewirausahaan Penelitian yang mengkaji tentang
dipaparkan (Baharrudin 2007) sebagai implementasi pendidikan kewirausahaan
pendidikan yang bertujuan untuk sosial dalam upaya meningkatkan minat
menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi berwirausaha siswa ini mengambil lokasi
melalui penciptaan barang atau jasa. di Pesantren Lantabur tepatnya di Desa
Menurutnya, melalui pendidikan Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota
kewirausahaan ini akan mencetak Cirebon. Penelitian ini, dilaksanakan
wirausaha-wirausaha dengan pada September 2021 sampai November
meningkatkan pengetahuan bisnis, dan 2021, yang mana dalam kurun waktu
mengembangkan psikologisnya seperti tersebut peneliti melakukan kegiatan
kepercayaan diri, penghargaan terhadap persiapan sampai dengan penyusunan
diri sendiri, dan efikasi diri. Pendidikan laporan penelitian.
kewirausahaan seharusnya mampu Instrument atau alat penelitian dalam
melahirkan jiwa wirausaha yang penelitian kualitatif adalah peneliti itu
memiliki keterampilan, berfikir kreatif, sendiri. Fungsi peneliti kualitatif sebagai
menemukan produk baru, bernegoisasi, human instrument adalah menetapkan
fokus penelitian, memilih informan

4
sebagai sumber data, melakukan tersebut adalah yang pembelajarannya
pengumpulan data, menilai kualitas data, paling membutuhkan waktu lama. Di
analisis data, menafsirkan data dan Pesantren Lantabur, kegiatan belajar
membuat kesimpulan atas temuan dari kewirausahaan dapat dikatakan hanya
penelitiannya (Sugiyono, 2012) 30%, 35% untuk praktik lapangan dan
35% untuk mengelola usaha yang tempat
Hasil Penelitian usahanya sudah difasilitasi oleh
1. Minat Berwirausaha Santri Pesantren.
Pesantren Wirausaha Lantabur 3. Faktor yang Mempengaruhi dan
Berdasarkan hasil pengamatan atau Menghambat Keberhasilan
observasi dan wawancara yang telah Pendidikan Kewirausahaan
dilakukan mengenai minat berwirausaha Sosial dalam Meningkatkan
pada santri di Pesantren Wirausaha Minat Berwirausaha
Lantabur, dapat disebutkan bahwa minat Keberhasilan pendidikan
santri dalam melakukan kegiatan kewirausahaan sosial dapat dikatakan
kewirausahaan dan minatnya untuk kurang berhasil dalam meningkatkan
berwirausaha terbilang kurang. Hal ini minat berwirausaha siswa. Karena dalam
dikarenakan masih ada beberapa santri implementasinya pendidikan
yang mengikuti kegiatan kewirausahaan kewirausahaan sosial dilakukan masih
dan belajar kewirausahaan bukan karena belum secara maksimal. Hal tersebut
ingin menjadi wirausaha atau bukan terbukti dari kurangnya fasilitas,
karena minatnya dalam dunia wirausaha pembelajaran yang terkadang membuat
tetapi karena kewirausahaan merupakan santri bosan dan malas, kemudian tidak
pelajaran yang mudah diikuti. Melihat dilibatkannya nilai-nilai sosial dalam
yang demikian santri-santri tersebut pembelajaran, kurangnya dukungan dari
kurang sadar akan pentingnya lingkungan keluarga, potensi santri di
pembelajaran kewirausahaan dan Pesantren juga kurang dikembangkan.
pentingnya memiliki jiwa kewirausahaan
untuk masa depannya. Kesimpulan
2. Implementasi Pendidikan Berdasarkan paparan hasil penelitian
Kewirausahaan Sosial di dan penafsiran pembahasan mengenai
Pesantren Wirausaha Lantabur implementasi pendidikan kewirausahaan
Berdasarkan hasil observasi dan sosial dalam meningkatkan minat
wawancara yang telah dilakukan, berwirausaha santri di Pesantren
diperoleh informasi bahwa pendidikan Wirausaha Lantabur, maka peneliti dapat
kewirausahaan sosial diimplementasikan menyimpulkan:
melalui tiga bentuk pembelajaran. Yaitu 1. Minat berwirausaha santri di
pemberian materi kewirausahaan sosial, Pesantren Wirausaha Lantabur
praktik lapangan dan terjun langsung ke Minat santri dalam berwirausaha di
masyarakat untuk membangun atau Pesantren Wirausaha Lantabur terbilang
mengelola usaha. Ketiga bentuk kurang. Hal ini karena kurangnya
pendidikan kewirausahaan tersebut kesadaran santri akan pengembangan
diterapkan sesuai dengan jadwal yang potensinya melalui kegiatan
telah disepakati dan sesuai dengan pembelajaran kewirausahaan. Masih
kebutuhan mana yang paling difokuskan. terdapat beberapa santri yang belajar di
Dalam pendidikan kewirausahaan sosial Pesantren karena menganggap mudah

5
pembelajaran kewirausahaan, yang Hulgard, L. 2010. Discourses of
mengakibatkan menurunnya antusias socio entrepreneurship-variations of the
dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan same theme. EMES European Research
tersebut. Network 2010.
2. Implementasi pendidikan Indratno, Ferry T. 2012. Membentuk
kewirausahaan sosial di Jiwa Kewirausahaan. Jakarta: Kompas
Pesantren Wirausaha Lantabur Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi
Dalam implementasinya pendidikan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
kewirausahaan sosial diterapkan melalui Remaja Rosdakarya.
tiga kegiatan inti yaitu menyampaikan Mudyahardjo, Redja. 2008.
materi, praktik lapangan dan juga terjun Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal
langsung ke masyarakat untuk melatih Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada
keterampilan santri dalam mengelola Umumnya dan Pendidikan di Indonesia .
usaha. Kegiatan penyampaian materi Jakarta. Raja Grafindo Persada.
diimplementasikan dengan metode Muhibbin Syah. Psikologi
bercerita oleh ustadz. Kegiatan praktik pendidikan dengan pendekatan baru.
lapangan dilakukan di tempat yang sudah Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010.
disediakan diantaranya kandang Nicholls, A. (2006). Social
peternakan kambing, kolam budi daya entrepreneurship: New model of
ikan lele dan lahan perkebunan. sustainable social change. New York:
Sedangkan kegiatan terjun langsung ke Oxford University Press.
masyarakat dengan maksud malatih santri Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan
mengelola usaha dilakukan pada tempat dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
usaha yang telah di fasilitasi Pesantren di Cipta. 2003.
beberapa titik tempat di sekitar Pesantren. Nurchotim Lukman Hidayatullah.
(2012). Minat Berwirausaha. Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Nasution. 2003. Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Sugiyono, (2006) Metode Penelitian
Abror, Abdur Rachman. (1993). Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan
Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Kualitatif dan R&B. Bandung: Alabeta.
Tiara Wacana. Suhardi, Didik. 2011. Nilai Karakter
Alma, Buchari. (2013). : Refleksi untuk Pendidikan Karakter.
Kewirausahaan, Cetakan ke 19. Bandung: Jakarta: LaksBang PRESSindo.
Alfabeta. Suwarno. 2006. Pengantar Umum
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Tirtarahardja Umar. 2005. Pengantar
Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan. Rineka Cipta
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Rahman, Shaleh Abdul., & Muhhib,
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu
Offset. Pengantar dalam Persektif Islam. Jakarta:
Herimanto dan winarno. 2010.Ilmu CV. Prenata Media.
Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. Ramdhani Rizky F., dkk. 2021.
Bumi Aksara Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.

6
Riyanto, Yatim. (2010). Metodologi Patra, S. K., dan S. C. Nath, 2014.
Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Social Transformation through Social
Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Entrepreneusrhip: An Exploratory Study.
Press. The IUP Journal of Entrepreneurship
Perrini, F. & Vurro, C.(2010). Development, XI(1): 7-17.
Developing an Interactive Model of Mulyani, Endang. 2011. Model
Social Entrepreneurship. New York: Pembelajaran kewirausahaan di
Palgrave Macmillan. Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal
Wibowo, Herry & Nulhaqim, Sony Fakultas Ekonomi UNY, 8(1).
A. 2015. Kewirausahaan Sosial
Merevolusi Pola Pikir Menginisiasi Mitra
Pembangunan. Bandung: UNPAD Press.
Gusti, Ririn. 2017. Kewirausahaan
Sosial Dalam Meningkatkan Kemampuan
Enterpreneur Pada Mahasiswa
Pendidikan Luar Sekolah Untuk
Menghadapi Abad 21. Seminar Nasional
Pendidikan Nonformal FKIP Universitas
Bengkulu, 1(1): 130-146.
Lestari, R.B. dan Wijaya, T. 2012.
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP,
dan STIE MUSI. Jurnal Ilmiah STIE
MD, 1(2): h:112-119.
Siswadi, Yudi. 2013. Analisis Faktor
Internal, Faktor Eksternal Dan
Pembelajaran Kewirausahaan Yang
Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam
Berwirausaha. Jurnal Manajemen dan
Bisnis Vol.13 No.1
Reginald, Azel R. & Mawardi,
Imron. 2014. Kewirausahaan Sosial Pada
Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan.
JESTT, 1 (5): 333-345.
Noruzi, M. R., J. H. Westover, dan
G. R. Rahimi, 2010. An Exploration of
Social Entrepreneusrhip in the
Entrepreneurship Era. Asian Social
Science, 6(6): 3-10.
Packham, G., Jones, P., Miller, C.,
Pickernell, D. dan Brychan, T. 2010.
Attitudes Towards Entrepeneurship
Education: a Comparative Analysis,
Education and Training. 52(8/9):568-586.

Anda mungkin juga menyukai