Disusun oleh:
Dibimbing oleh:
Titik Handayani, S. Si
5. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Titik Handayani, S. Si
b. No. HP : 08153719920
Wahyu Hidayat, S. Si
ii
ANALISIS KADAR ANTOSIANIN BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L)
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UNTUK MENGETAHUI
POTENSI BUNGA TELANG SEBAGAI BAHAN TEH HERBAL
ABSTRAK
Bunga telang merupakan tanaman obat tradisional yang digunakan
masyarakat untuk berbagai penyakit. Salah satu pemanfaatan bunga telang adalah
sebagai teh herbal yang dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Bunga telang
memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid,
saponin, fenol, sulfur, delphirridin, triglukosida, dan ca-oksalat. Senyawa
flavonoid memiliki peranan penting dalam pemanfaatan bunga telang untuk
kesehatan. Flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan alami saat dikonsumsi.
Salah satu senyawa golongan flavonoid yang sering ditemui dalam teh herbal
berupa senyawa antosianin. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar antosianin
yang termasuk ke dalam golongan flavonoid dalam teh herbal bunga telang.
Dengan diketahuinya kadar antosianin dalam bunga telag, maka akan disimpulakn
bagaimana potensi bunga telang sebagai bahan baku pembuatan teh herbal. Bunga
telang segar diekstrak menggunakan pelarut air secara maserasi kemudian disaring
untuk memisahkan filtrat dari padatannya. Ekstrak yang dihasilkan ditetapkan
kadar flavonoidnya dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 535 nm. Untuk mengetahui kadar flavonoid dalam ekstrak bunga
telang, digunakan kuersetin sebagai standar pembanding. Kuersetin dilarutkan
dalam air dan dibuat dalam beberapa konsentrasi sebagai deret standar. Dari deret
standar dihasilkan persamaan kurva standar y= ax + b, y menyatakan nilai serapan
yang dihasilkan, sedangkan x merupakan konsentrasi larutan. Kadar flavonoid
dihitung dengan menggunakan persamaan kurva standar yang dihasilkan.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
ABSTRAK.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 2
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................. 3
2.1 Kajian Teori.......................................................................... 3
2.1.1 Penuaan Dini............................................................... 3
2.1.2 Teh Herbal.................................................................. 3
2.1.3 Bunga Telang.............................................................. 4
2.1.4 Flavonoid.................................................................... 5
2.2 Kerangka Berpikir................................................................ 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 7
3.1 Jenis Penelitian..................................................................... 7
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian................................................. 7
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 7
3.4 Metode Pengumpulan Data.................................................. 7
3.4.1 Alat dan Bahan............................................................ 8
3.4.2 Prosedur...................................................................... 8
3.5 Teknik Analisis Data............................................................ 9
3.6 Desain Penelitian.................................................................. 9
iv
3.7 Hipotesis Penelitian.............................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 10
4.1. Hasil...................................................................................... 10
4.2. Pembahasan.......................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 13
5.1. Kesimpulan........................................................................... 13
5.2. Saran................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 14
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Bunga Telang......................................................................... 5
Gambar 2 Struktur Antosianin ............................................................... 6
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan zat gizi bagi manusia berkaitan dengan tumbuh kembang
dan proses penuaan [ CITATION Pri17 \l 1033 ]. Pertumbuhan dan perkembangan
manusia membutuhkan asupan gizi yang cukup. Asupan gizi tergantung dari pola
konsumsi makanan yang diterapkan. Pola konsumsi makanan menjadi faktor
utama penentu keadaan kesehatan individu [ CITATION Pri17 \l 1033 ]. Selain pola
konsumsi, juga dipengaruhi oleh adanya penyakit infeksi.
Proses penuaan dini merupakan proses secara alami yang tidak dapat
dicegah, hanya saja dapat ditunda dengan penggunaan antioksidan dan terapi sulih
hormon [CITATION Mer10 \l 1033 ]. Antioksidan dapat diperoleh melalui konsumsi
suplemen antioksidan yang mampu menangkap dan menetralisir radikal bebas
[ CITATION IMa16 \l 1033 ]. Selain dengan mengonsumsi suplemen, seringkali
masyarakat meminum teh hijau yang dipercaya memiliki kandungan yang dapat
berperan dalam menjaga kesehatan [ CITATION Ast09 \l 1033 ] . Teh hijau sering
digantikan oleh teh herbal.
Teh herbal merupakan teh buatan yang bukan berasal dari tanaman teh dan
dapat dibuat dari berbagai jenis daun, batang, akar, dan bagian tanaman lainnya.
Salah satu tanaman yang sering dibuat teh herbal oleh masyarakat adalah bunga
telang. Masyarakat menggunakan bunga telang sebagai teh herbal secara turun
menurun tanpa mengetahui sebenarnya apa yang bermanfaat dari bunga telang
untuk kesehatan.
1
Bunga telang mengandung senyawa metabolit sekunder berupa tanin,
flavonoid, alkaloid, antosianin, antisianin, glikosida, dan lainnya (Hussain, 1998).
Antosianin merupakan senyawa golongan flavonoid yang berperan utama dalam
pertahanan diri pada bunga telang. Senyawa yang berperan untuk pertahanan diri
pada tanaman diperkirakan akan memberikan manfaat saat dikonsumsi.
Antosianin yang merupakan senyawa polifenol dapat menjadi antioksidan alami
bagi tubuh. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kadar
antosianin untuk mengetahui potensi bunga telang sebagai teh herbal.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Radikal bebas menjadi salah satu faktor terjadinya proses penuaan dini.
Radikal bebas merupakan suatu molekul yang relatif tidak stabil dengan atom
yang pada orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan[ CITATION Kun10 \l 1033 ] . Ketidakstabilan senyawa radikal bebas
menyebabkan senyawa ini akan menyerang senyawa-senyawa yang terdapat di
sekitarnya untuk mencapai kestabilan. Salah satu reaksi yang diakibatkan oleh
adanya radikal bebas adalah reaksi peroksidasi lipid yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit degeneratif [ CITATION San10 \l 1057 ]. Aktifitas radikal bebas
dalam tubuh dapat dihambat oleh adanya senyawa yang berperan sebagai
antioksidan yang terdapat dalam berbagai jenis tumbuhan.
3
Menurut Hambali (2005) dalam Dwigustine (2017) teh herbal adalah
istilah umum yang digunakan untuk minuman yang bukan berasal dari tanaman
teh (Camellia sinensis) baik dalam bentuk tunggal atau campuran herbal
[ CITATION Rin17 \l 1033 ] . Teh herbal mengandung zat antioksidan berupa polifenol
yang berperan penting dalam pencegahan berbagai macam penyakit.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Infrodivisi : Angiospermae
Kelas : Mangnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Jenus : Clitoria L
Spesies : Clitoria ternatea
4
Gambar 1 Bunga telang
Sumber: Data Primer
2.1.4 Flavonoid
5
Antosianin adalah zat warna alami yang bersifat sebagai antioksidan yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan sering dimanfaatkan untuk menurunkan
kadar penyakit kronis [ CITATION Pri18 \l 1057 ] . Adanya susunan ikatan rangkap
berseling pada senyawa antosianin, menyebabkan antosianin dapat
menumbangkan elektronnya untuk meredam aktifitas radikal bebas, sehingga
antosianin disebut bersifat antioksidan [ CITATION Pri18 \l 1057 ]. Lebih dari 300
struktur antosianin yang ditemukan telah diidentifikasi secara alami [CITATION
RLa14 \l 1033 ]. Salah satu struktur antosianin yang telah iidentifikasi dapat dilihat
pada Gambar 2.
6
pertumbuhannya, tanaman dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung dalam tanah
dan adanya faktor persebaran hama tanaman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.2 Prosedur
8
antosianin dalam satuan %b/b (g/g) ekstrak. Kadar antosianin dihitung
dengan persamaan:
Data yang dihasilkan dari analsis berupa nilai serapan standar tunggal dan
serapan sampel. Kemudian dihitung kadar antosianin dalam sampel bunga telang
dengan rumus perbandingan menggunakan konsentrasi dan serapan standar. Kadar
antosianin diperoleh dari selisih kadar pada panjang gelombang 529 nm dengan
panajng gelombang 650 nm.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
10
Ekstraksi dilakukan dengan teknik maserasi selama 24 jam menggunakan
pelarut pelarut metanol dalam suasana asam. Maserasi adalah salah satu jenis
metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan ekstraksi
dingin [ CITATION Kem17 \l 1033 ]. Penggunaan teknik maserasi untuk melindungi
senyawa antosianin dari kerusakan karena antosianin sangat peka terhadap suhu
[ CITATION Ayu10 \l 1057 ]. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Anggraini (2019)
yang menyatakan bahwa metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa–
senyawa termolabil yang terdapat pada bunga telang [ CITATION Lis19 \l 1033 ].
11
yang tumbuh di daerah Bogor memiliki kadar antosianin lebih tinggi sehingga
memiliki potensi sebagai teh herbal antioksidan.
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Hekimi, S., J, L. & Y, W., 2011. Taking a "Good" Look at Free Radicals in The
Aging Process. Cell Press, Volume 21, p. 10.
Jaedun, A., 2011. Metodologi Penelitian Eksperimen, Yogyakarta: LPMP
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kartika, Y., 2015. Penapisan Ekstrak Daun Famili Zingiberaceae sebagai
Inhibitor dan Antioksidan. Bogor: Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Khaira, K., 2010. Menangkal Radikal Bebas Dengan Antioksidan. Jurnal
Sainstek, Volume 2, pp. 183-187.
Kusrini, E., Tristantini, D. & Izza, N., 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Bunga Telang
(Clitoria ternatea L.) sebagai Agen Anti-Katarak. Jurnal Jamu Indonesia,
Volume 2 (1), pp. 30-36.
Lakshmi, R., Athira, R., Marry, J. T. & Lakshmi, S. F., 2014. Identification Of
Bioactive Compuonds By Ftir Analysis And In Vitro Antioxidant Activity
Of Clitoria ternatea Leaf And Flower Extracts. International Research
Journal Of Pharmacy, Volume 4, pp. 2231-6876.
Marpaung, A. M., 2012. Optimasi Proses Ekstraksi Antosianin pada Bunga
Teleng (Clitoria ternatea L.) dengan Metode Permukaan Tanggap , Bogor:
Repositoryipb.ac.id.
Michelle, A. H., L.M, E. P. & Sinung, P., 2013. Pemanfaatan Ekstrak Bunga
Telang (Clitoria Ternatea L.) Sebagai Pewarna Alami Es Lilin,
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Nugrahawati, A. R., 2010. Pengaruh Berbagai Variasi Suhu dan Warna Kemasan
terhadap Stabilitas Antosianin Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.).
Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Nurjanah, Abdullah, A. & Apriandi, A., 2011. Aktivitas Antioksidan Dan
Komponen Bioaktif Keong Ipong-ipong (Fasciolaria Salmo). Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia , Volume 14, pp. 22-29.
Parwata, I. M. O. A., 2016. Antioksidan. Bukit Jimbaran: Universitas Udayana.
Parwata, I. M. O. A., 2016. Flavonoid. Denpasar: Universitas Udayana.
Priska, M., Peni, N., Carvallo, L. & Ngapa, Y. D., 2018. Review: Antosianin dan
Pemanfaatannya. Cakra Kimia Indonesia, 6(2), pp. 79-97.
Pritasari, Damayanti, D. & Lestari, N. T., 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. 1
penyunt. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rahimah, S. B., Sastramihardja, H. S. & Sitorus, T. D., 2010. Efek Antioksidan
Jamur Tiram Putih pada Kadar Malondialdehid dan Kepadatan Permukaan
Sel Paru Tikus yang Terpapar Asap Rokok. MKB, Volume 42, No. 2, pp.
195-202.
15
Ramadani, M., 2010. Upaya Penundaan Proses Penuaan (Degeneratif)
Menggunakan Antioksidan dan Terapi Sulih Hormon. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas, 5, No. 1(2006), pp. 36-40.
Sari, P. et al., 2005. Ekstraksi dan Stabilitas Antosianin dari Kulit Buah Duwet
(Syzygium cumini). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Volume XVI,
No. 2, pp. 142-150.
Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasi
dalam Kesehatan. s.l.:Kanisius.
16