PUDING STRAWBERRY
PuGi (Puding Bergizi)
DisusunOleh :
Diah Permatasari (201332207)
Mata Kuliah :
Kewirausahaan sesi 01
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah
dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat
menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah strategi pelatihan dan diajukan untuk memenuhi syarat
mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya.
Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca lain pada
umumnya.
Diah Permatasari
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dari didirikannya usaha “Puding Stawberry” yaitu:
Berperan aktif dalam bidang bisnis dan kewirausahaan
Membuat sebuah produk yang dapat dinikmati tanpa harus mengeluarkan biaya yang
mahal
Menjadikan puding menjadi makanan favorit dan makanan yang sehat untuk dikonsumsi
dalam kondisi dan waktu kapanpun.
Mendapatkan keuntungan atau laba
2. Pemasaran
Produk yang ditawarkan : Puding Stawberry
Sasaran Konsumen : Semua Kalangan
Wilayah Pemasaran : Tangerang
Analisis SWOT adalah mengidentikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan SWOT adalah kependekan dati Strength, Weakness, Opportunity, dan
Threat. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Strenght ( Kekuatan )
Produk yang kami buat enak rasanya, bergizi, proses pembuatannya bersih, harganya
terjangkau, menggunakan bahan-bahan alami yang dijamin kesegarannya dan disukai
berbagai kalangan. Buah stawberry dengan rasa asam manis dan segar biasanya hanya
dijadikan sebagai jus tetapi kami membuat variasi baru dengan menjadikannya sebagai
pudding.
2. Weakness ( Kelemahan )
Kelemahan pada produk kami yaitu pudding stawberry tidak dapat bertahan lama jika
diletakan di suhu ruang tetapi akan lebih tahan lama jika diletakkan di dalam lemari
pendingin.
3. Opportunities ( Peluang )
Kami menjual produk di lingkungan kampus/sekolah ditempat-tempat yang ramai
untuk memperbanyak konsumen dan memperluas jaringan pemasaran produk dengan
membuat tampilan yang menarik serta kami akan terus mengembangkan pudding
dengan buah untuk memperbanyak variasi rasa.
4. Threats ( Ancaman )
Ancaman yang mungkin terjadi adalah produk lain yang lebih terkenal daripada
produk kami.
2.7 Analisa 4P
Sebelum kami membuka usaha kami juga harus menganalisa product, price,
promotion dan place agar usaha kami berjalan dengan lancar yaitu sebagai berikut:
1. Product (Produk)
Pada tahapan pertama, tentunya kami menghasilkan Produk yang dibuat Homemade,
artinya produk yang dihasilkan asli dibuat oleh kami sendiri tanpa pengawet dan
bahan yang digunakan pun alami.
2. Price (Harga)
Harga per-cup “ Puding Manga” Rp.7.500,-
Strategi yang kami lakukan adalah menjual produk sebanyak banyaknya dengan
harga yang terjangkau dengan tidak mengurangi kualitas isi produk.
3. Promotion (Promosi)
Promosi yang kami lakukan cukup banyak, diantaranya melalui Online
(via Broadcast Message, SMS, maupun Facebook) , Face to Face (dengan
mendatangi langsung konsumen) , dan mempromosikan produk kami ke beberapa
kelas.
4. Place (Tempat)
Untuk tempat penjualan kami menjualnya dalam 3 cara yaitu Di rumah pribadi, di
Kampus/ Sekolah, di lingkungan kerja dan menitipkan pada beberapa tempat usaha
seperti warung, dan kantin.
BAB III
PERENCANAAN USAHA
E. Perkiraan Laba
Laba yang diinginkan 25% = Laba x HPP
= 25% x Rp. 5.800
= Rp. 1.450
F. Harga Jual
Harga Jual = Total Laba (Rp) + HPP
= Rp. 1.450 + Rp. 5.800,-
= Rp. 7.250
= Rp. 7.500 (dibulatkan)
H. Perkiraan Pendapatan
Target perhari = 50 cup
Pendapatan = pudding yang terjual x harga jual
= 50 x Rp. 7.500
= Rp. 375.000
Total biaya produksi dalam 1 kali produksi = Rp. 101.000
Keuntungan = pendapatan – total biaya produksi
= Rp. 375.000 – Rp. 101.000
= Rp. 274.000
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 50 cup pudding dengan harga Rp.
7.500 per buah dalam satu produksi adalah Rp. 274.000
I. Pengembalian Modal
Modal Awal : Laba Usaha = Rp. 286.000 : Rp 274.000
= 1,04 2 kali produksi
BAB IV
PENUTUPAN
RESIKO
Resiko yang mungkin terjadi dalam usaha yaitu mutu dari bahan yang diperoleh bisa saja
memiliki kualitas rendah atau rusak karena tidak tahan lama sehingga berdampak juga pada
kualitas produk yang dihasilkan dan mengakibatkan berkurangnya pembeli produk Puding
Stawberry.
KESIMPULAN
Usaha Puding Stawberry ini termasuk usaha yang cukup menjajikan karena memiliki
peluang memperoleh keuntungan yang tinggi dan sesuai dengan selera konsumen. Puding
dengan rasa buah ini bisa mengatasi kesulitan para ibu-ibu yang mempunyai anak tidak suka
buah. Namun harus ada variasi rasa baru dan menarik agak konsumen tidak bosan untuk
mengkonsumsi pudding.
Agar tidak menimbulkan kegagalan usaha di tengah jalan, seorang wirausaha harus
memiliki rencana dan memperhatikan secara maksimal rencana tersebut agar usaha berkembang
dengan cepat serta tetap menjaga kualitas dan berinovasi untuk menarik para konsumen membeli
produk tersebut.
Dari kegiatan yang kami lakukan adalah bahwa mahasiswa sangat memerlukan proses
pembelajaran seperti ini. Karena kita bisa secara langsung merasakan bagaimana menawarkan
dan menjual produk kepada orang lain. Pengalaman ini bisa menjadi dasar ketika akan memulai
suatu usaha. Asal ada kemauan dan keinginan untuk berusaha pasti bisa melakakukannya, karena
dalam dunia bisnis modal bukanlah segalanya.
b. Angket
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen
atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk
pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan
pertanyaan tertutup.
Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan
pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan
atau rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau respon. Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai persepsinya. Pada angket
berstruktur, disamping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan
atau subpertanyaan. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah
memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa
memberikan jawaban atau respon kecuali yang tersedia sebagai alternative jawaban.
Dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir
pertanyaan atau pernyataan ada pengatar dan petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan
atau pernyataan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim digunakan
(populer), kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak cucu. Dalam butir-butir pertanyaan
atau pernyataan tertutup sebaiknya hanya berisi atau pesan (message) sederhana, sedangkan
dalam perntaan atau pernyataan terbuka berisi satu pesan kompleks atau lebih dari satu pesan
yang tidak terlalu kompleks. Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan
berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Untuk pertanyaan atau pernyataan tertutup telah disediakan alternatif hanya berisi satu pesan
sederhana. Jawaban atau respon dari responden dapat langsung diberikan pada alternatif
jawaban, atau menggunakan lembar jawaban khusus bersatu atau terpisah dari lembar pertanyaan
atau pernyataan.
Keuntungan teknik pengumpulan data dengan cara angket adalah relatif murah, tidak
membutuhkan banyak tenaga, dapat di ulang. Sedangkan kerugiannya adalah jawaban tidak
spontan, banyak terjadi non respon, pertanyaan harus jelas dan disertai dengan petunjuk yang
jelas, Jawaban sering tidak lengkap terutama bila pertanyaan kurang dimengerti responden,
sering tidak di isi oleh responden, tetapi di isi oleh orang lain, tidak dapat digunakan oleh
responden yang buta huruf. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerugian ini antara lain
lakukan kunjungan dan dilakukan wawancara pada nonrespon, jawaban yang terlambat harus
dikeluarkan dan tidak dianalisis, apabila tejadi non respon terlalu banyak dapat diulang.
c. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Kegiatan tersebut bias berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang
sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb. Observasi
dapat dilakukan secara partisipatif ataupun non partisipatif. Dalam observasi partisipatif
(participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung,
pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi non partisipatif
(nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan
mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.
Kedua jenis observasi ini ada kelebihan dan ada kekurangannya. Kelebihan observasi
partisipatif adalah individu-individu yang diamati tidak tahu bahwa mereka sedang diobservasi
sehingga situasi dalam kegiatan akan berjalan lebih wajar. Kelemahan observasi partisipatif,
pengamat harus melakukan dua kegiatan sekaligus, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang di
samping melakukan pengamatan. Dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menuntut peran aktif
semua anggota/ perserta hal itu bukan sesuatu yang mudah.
Observasi nonpartisipatif, pengamat dapat lebih terfokus dan seksama melakukan
pengamatan, tetapi karena peserta tahu kehadiran pengamat sedang melakukan pengamatan,
maka perilaku atau kegiatan individu-individu yang diamati menjadi kurang wajar atau dibuat-
buat. Seperti halnya dalam wawancara, peneliti melakukan pengamatan, sebaiknya peneliti atau
pengamat menyiapkan pedoman berupa garis-garis besar atau butir-butir umum kegiatan yang
akan dikembangkan di lapangan dalam proses pelaksanaan observasi.
b) Skala
Skala merupaka teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil
ukur yang berbentuk angka-angka. Skala berbeda dengan tes, kalauy tes ada jawaban salah atau
benar, sedang skala tidak ada jawaban salah-benar, tetapi jawaban atau respon responden terletak
dalam satu rentang (skala). Titik pada rentang yang dipilih menunjukkan posisi responden. Ada
beberapa macam skala, yaitu skala : deskriptif, garis, pilihan wajib, pebandingan pasangan dan
daftar cek. Skala deskriptif (decriptive rating scale) mengikuti bentuk skala sikap dari libert,
berupa pertanyaan atau pernyataan atau yang jawaban berbentuk skala persetujuan atau
penolakan terhadap pertanyaan atau pernyataan. Penerimaan atau penolakan dinyatakan dalam
persetujuan, yang dimulai dari sangkat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju samapi sang tidak
setuju.
Contoh skala deskriptif : sikap terhadap belajar
1. Belajar menentukan keberhasilan masa depan kita SS S R TS STS
2. Saya berusaha belajar meskipun sedang sakit SS S R TS STS
3. Belajar menguras banyak energy SS S R TS
STS
Model skala deskriptif dari likert seringkali juga digunakan untuk mengetahui atau
mengukur segi lain yang bukan sikap. Sejalan dengan aspek yang diukurnya, maka deskripsi
responnya juga disesuaikan contoh berikut.
Contoh skala deskriptif : kegiatan belajar kelompok
1. Kesungguhan belajar BS B C K KS
2. Kemampuan menyatakan pendapat BS B C K KS
3. Kemampuan menganalisis masalah BS B C K KS
Skala garis
Skala garis (graphic rating scale) hampir sama dengan skala deskriptif, respon dari responden
tidak dalam bentuk persetujuan, tetapi bisa bervariasi sesuai dengan rumusan pertanyaan atau
pernyataan. Respon juga tidak perlu seragam seperti dalam skala garis, bisa berbeda-beda sesuai
rumusan pertanyaan atau pernyataan.
Contoh Skala Garis
1 Perencanaan pembelajaran sangat lengkap lengkap kurang lengkap tidak
lengkap.
2 Sistematika penyampaian bahan sangat sistematik lengkap kurang sistematik tidak
sistematik
Skala pilihan wajib
Skala pilihan wajib (force choice) biasanya digunakan untuk mengukur minat. Skala ini
berbentuk pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternative jawaban atau respon yang berkenaan
dengan minat, minat bekerja, belajar, dsb. Alternatif jawaban harus ganjil, biasanya tiga atau
lima pilihan atau option.
Contoh :
Dalam perjalanan :
a. Saya lebih senang memperhatikan pemandangan alam
b. Saya lebih senang memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja
c. Saya lebih senang memperhatikan bangunan-bangunan perumahan kantor
Skala perbandingan pasangan
Skala perbandingan pasangan (paired comparison) juga biasanya digunakan untuk mengukur
persepsi, penilaian atau minat terhadap suatu objek yang berbentuk kegiatan, instituis, organisasi,
benda kesenian, kebudayaan, dsb.
Contoh skala perbandingan pasangan
a, Sepak bola b. bola basket
a, Sepak bola b. bola voli
a, Sepak bola b. soft ball
a, Bola basket b. bola voli
a, Bola basket b. soft ball
Daftar cek (checklist)
Bentuk skala yang berisi sejumlah pernyataan singkat yang harus direspon dengan
membubuhkan tanda cek. Penggunaan daftar cek sangat luas bias mengukur pendapat, persepsi,
kegiatan, kebiasaan, pengalaman, juga untuk pengidentifikasi sesuatu.
Contoh daftar cek masalah yang dihadapi siswa
1. Mudah lelah
2. Mudah pusing kepala
3. Tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar
4. Tidak ada semangat belajar
5. Mudah bosan