Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

MEMBUAT KUE PUTU AYU

DISUSUN OLEH:

ANDINI JULIAWATI
SHINTIA PUTRI N

XII AP5

SMK NEGERI 3 BANDUNG


Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Jalan Solontongan Nomor 10 Bandung
Telp/Faks (022) 7305529 Kode Pos 40264
Email: admin@smkn3bandung.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya kepada kita
semua umumnya dan pada saya khususnya sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal ini.

Tugas ini dapat terlaksana karena adanya dukungan baik material maupn spiritual dari
semua pihak yang telah membantu kelancaran tugas ini. Oleh karena itu yang telah
membantu menyelesaikan tugas ini.

Besar harapan proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk dijadikan
pertimbangan dan koreksi selanjutnya. Saya mohon maaf apabila dalam penyusunan proposal
ini terdapat kesalahan dalam bahasa ataupu ntulisan .saya juga menerima kritik dan saran dari
pembaca yang nantinya akan berguna bagi saya. Terimakasih.

Bandung, Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan
efisien. Contohnya dalam hal penyiapan kue. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan
kue dari pada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun
memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah saya mempunyai ide untuk membuat bisnis kue
tradisional dalam bidang penjualan yaitu Kue.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui
adalah peluang pasar dan bagaimana menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak
masuki dalam bisnis dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita
harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing dan sejauh mana kemampuan
untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga
adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Dan usaha yang akan pasarkan yaitu
KUE PUTU AYU.
Kue putu ayu adalah kue tradisional asli indonesia,kue putu ayu merupakan salah satu
koleksi dari kue jajanan pasar yang di miliki oleh indonesia.walaupun memiliki nama yang
hampir sama dengan kue putu,namun sebenarnya bahan dasar untuk pembuatan kue putu ayu
sangatlah berbeda dengan kue putu yang hanya menggunakan tepung beras untuk adonannya.
Dalam pembuatan kue putu ayu biasanya menggunakan beberapa bahan yang biasa di
gunakan untuk membuat bolu kukus.persamaan dari kedua kue ini hanyalah pada pemakaian
kelapa sebagai hiasannya.
Walaupun dalam kue putu ayu, kelapa parut di gunakan sebagai toping bukan sebagai
taburan. Rasa Kue Putu Ayu yang manis dan gurih bisa di jadikan alternatif sebagai hidangan
pada acara keluarga ataupun sebagai cemilan. Kue putu biasanya di hidangkan pada acara-
acara keluarga seperti selametan,hajatan,dll. Cara pembuatannya yang mudah dan ibu-ibu di
pedesaan sering membuat kue tersebut. Maka dari itu saya terinpirasi mengambil kue ini
karna masyarakat yang terlihat sering memakan dan membuatnya dan banyak yang
dipasarkan.
1.2 Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : Putu Bakery


Alamat Perusahaan : Jl. Ibrahim Adjie No. 85, Kota Bandung, Jawa Barat 40284
Nama Usaha : Putu ayu
Jenis Usaha : Home Industri
Contact Person : (022) 452817
Email : putuayu11@gmail.com
Pemilik Usaha : Andini & Shintia

1.3 Visi Misi

a. Visi
Menjadikan perusahaan yang terkenal dan produknya disukai/diminati di
kalangan masyarakat baik di desa maupun di kota-kota. Maka dari itu, mencoba
membuka suatu usaha ini.

b. Misi
1) Memudahkan masyarakat mendapatkan kue tradisonal ini karna terjua di gray toko
pasar dan warung-warung.
2) Menjadikan usaha ini banyak diminati oleh konsumen.
3) Mempekerjakan ibu-ibu dalam pembuatan kue tradisional ini.
BAB 2
PRODUK DAN PROSES PRODUKSI

2.1 Perencanaan Produk dan Proses Produksi


2.1.1 Nama Produk
Kue Putri Ayu
2.1.2 Alat Dan Bahan

A l a t B a h a n

C e t a k a n T e p u n g T e r i g u
M i x e r T e l u r
P a n c i P e n g u k u s G u l a P a s i r
W a d a h S a n t a n
K o m p o r D a n T a b u n g g a s G a r a m
C a k e E m u l s i f i e r
K e l a p a P a r u t
P e w a r n a K u e
M i n y a k G o r e n g

2.1.3 Cara Pembuatan


1. Olesi cetakan kue putu ayu dengan minyak goreng, sisihkan
2. Campur kelapa parut dengan sedikit garam, aduk rata dan sisihkan
3. Kocok telur, gula pasir, garam dan cake emulsifier sampai naik dan mengembang
dengan mixer berkecepatan sedang
4. Setelah adonan menjadi putih dan kaku, matikan mixer
5. Masukkan terigu kedalam adonan, aduk rata
6. Masukkan santan perlahan-lahan, aduk lagi sampai adonan tercampur rata
7. Masukkan perwarna kue
8. Masukkan kelapa parut kedalam cetakan kue putrid ayu. Tekan-tekan sedikit agar
padat di bagian bawahnya
9. Tuangkan adonan putrid ayu sampai cetakan sedikit penuh
10. Kukus kue putrid ayu dalam dandang yang sebelumnya sudah dipanasi dan tutup
diberi serbet selama kurang lebih 20 menit atau sampai matang
11. Apabila kue sudah matang, angkat dan keluarkan dari cetakan
12. Kue Putri Ayu siap dihidangkan
2.2 Kemasan
Menggunakan Plastik
BAB 3
PERENCANAAN KEUANGAN

3.1 Modal

Modal Awal : Rp. 7.300.000

3.2

A. Investasi

Etalase = Rp. 1.000.000


Meja = Rp. 300.000
Cetakan = Rp. 50.000
Kompor = Rp. 250.000
Panci = Rp. 100.000
Lain-Lain = Rp. 300.000
Sewah Rumah = Rp. 200.000
Tranportasi = Rp. 100.000 +
Rp. 2.300.000
Penyusutan :
Etalase 1/60 x 1.000.000 = Rp. 16.600
Meja 1/24 x 300.000 = Rp. 12.500
Cetakan 1/12 x 50.000 = Rp. 4.166
Kompor 1/24 x 250.000 = Rp. 10.416
 Panci 1/24 x 100.000 = Rp. 4.166
 Lain-Lain 1/24 x 300.000 = Rp. 12.500 +
Rp. 60.348

B. Modal kerja produk

 Tepung 6 kg x 8.000 = Rp. 1.440.000


 Gula 5 kg x 8.000 = Rp. 1.200.000
 Telur 32 butir x 1000 = Rp. 960.000
 Kelapa 10 buah x 3.000 = Rp. 900.000
 Ovalet 2 x 6.000 = Rp. 12.000
 Pewarna hijau 2 x 6.000 = Rp. 12.000
 Kelapa mudah parut 1,6 kg x 3.000 = Rp. 144.000
 Garam = Rp. 2.500 +
Rp. 4.670.500
 Modal = Rp. 7.300.000
 Rp. 2.300.000 + Rp. 4.670.500 = Rp. 6.970.500
 Sisa modal Rp. 7.300.000 – Rp. 6.970.500 = Rp. 329.500
Jadi sisa modal yaitu Rp. 329.500
C. Rugi/ laba
Biaya oprasional :
 Biaya tetap = Rp. 60.348
 Biaya bahan baku = Rp. 181.300
 Transportasi = Rp. 100.000
 Sewah rumah = Rp. 200.000
 Tenaga kerja = Rp. 300.000 +
Rp. 841.848

D. ANALISA KEUNTUNGAN
Penjualan kue 240 perbuah dan dalam perbulaan 7.200 buah
Pendapatan perbulan :
 Omset Rp.1000 x 240 x 30 hari = Rp. 7.200.000
 Keuntungan bersih = Pendapatan - biaya operasional
Rp.7.200.000 - Rp. 841.848
= Rp.6. 358.152
Jadi keuntungan yang dihasilkan perbulan yaitu Rp. 6.358.152
BAB 4
Peluang
4.1 Strength (Kekuatan)

- Memiliki SDM dengan etos kerja yang baik


- Produk higenis dan harga ekonomis
- Inovasi isi rasa yang berbeda dan beraneka ragam
- Rasanya sangat enak
b. Weakness (Kelemahan)
- Harga bahan baku yang tidak stabil
- Belum mempunyai cabang
c. Opportuniy (Kesempatan)
- Mitra kerja yang banyak
- Budaya masyarakat yang konsumtif
- Digemari sebagian besar masyarakat
d. Threat (Hambatan)
- Kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang sama

4.2 Strategi Pemasaran 4P

o Product (Produk)
Di era pemasaran yang banyak persaingan pada masa ini, keupayaan mengemukakan
produk yang lebih kompetitif sangat penting sebagai strategi pemasaran. Melalui penggunaan
teknologi dan kepakaran yang tinggi, pengeluar boleh menghasilkan produk yang berkualiti,
namun untuk memiliki kelebihan kompetitif dikalangan pesaing, ianya memerlukan berbagai
inisiatif tambahan oleh pemasar.
Asasnya, isu terpenting mengenai produk ialah ianya perlu menetapi keperluan,
kemahuan dan harapan pengguna. Di sini, faktor-faktor lain selain kualiti
seperti variety untuk pilihan, kesesuaian rekabentuk, kaedah pembungkusan, faedah
penggunaan, serta berbagai attribute daripada produk patut diambilkira untuk menarik
perhatian pelanggan.
Analisa melalui kaedah tertentu (spt. PEST, SWOT dll.) boleh membantu dalam
menyediakan maklumat awalan. Seterusnya, setelah produk diterima di pasaran, pemasar
perlu pula mengadakan berbagai insentif untuk menjadikan sebab mengapa pengguna perlu
kekal menggunakan produk yang ditawarkan.
o Price (Harga)
Umumnya, menjadi fahaman bahawa harga melambangkan kualiti produk. Tetapi,
dalam realiti pemasaran fakta tersebut tidak semestinya betul untuk dijadikan asas perletakan
harga yang strategik.
Strategi penetapan harga menjadi penting di atas kesedaran pemasar bahawa faktor
harga berperanan dalam mempengaruhi pengguna untuk membeli dan kekal sebagai
pelanggan sesuatu produk. Di masa yang sama penetapan harga mesti berasaskan kepada
objektif yang hendak dicapai daripada pemasaran itu sendiri. Sama ada memperkenalkan
produk baru ke pasaran, memasuki segmen baru pasaran, menstabil harga atau menandingi
harga pesaing, jualan penghabisan stok, jualan produk yang spesifik, dsb., strategi harga
sepatutnya mempunyai kriteria yang berbeza.
Kepada pemasar, harga merupakan kaedah meghasilkan pendapatan dan mencipta
keuntungan. Kepada pembeli pula ianya melibatkan aspek seperti kemampuan membeli,
berpatutan dan berfaedah. Insentif lain seperti diskaun, jumlah ansuran dan tempuh bayaran
dapat mempengaruhi minat pengguna untuk membeli produk.
o Place ( Tempat)
Strategi penempatan memberi penekanan kepada aspek saluran pengedaran produk
yang berfungsi menyampaikan produk kepada pengguna sasaran. Ianya melibatkan aktiviti
perkhidmatan seperti transaksi, inventori, lojistik dan kelengkapan fasiliti. Disamping itu,
strategi ini juga perlu mengambilkira faktor liputan pengedaran dan kebolehan kakitangan
serta tahap perkhidmatan mereka.
Menawarkan produk yang betul, di tempat/lokasi yang betul dan pada masa yang
betul, adalah tujuan kepada strategi ini. Kesemua ini sangat bergantung kepada keberkesanan
saluran-saluran pengedaran yang ditetapkan. Bagaimana produk ditempatkan di kalangan
pengguna, begitu jugalah penerimaan mereka.
o Promotion (Promosi)
Terdapat juga anggapan bahawa produk yang berkualiti akan terjual dengan
sendirinya. Tetapi, dalam strategi mempromosi, pemasar melaksanakan aktiviti
memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada pengguna. Dalam usaha tersebut
berbagai kaedah promosi perlu dilaksanakan agar pengguna mengetahui, memahami dan
seterusnya membuat keputusan untuk menggunakan produk. Tanpa aktiviti promosi,
pemasaran produk yang berkualiti sekalipun tidak menjadi aktif dan industri sukar
memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di pasaran.
Untuk menarik pengguna membeli produk bukannya tugas yang mudah. Mereka perlu
dipengaruhi, bukan setakat di perkenal sahaja. Mereka perlu diberi kesedaran hingga mereka
merasa perlu untuk membeli produk yang ditawarkan.
Pengiklanan melalui media massa utama, antara kaedah mempromosi yang termahal,
menjadi pilihan industri yang berkemampuan. Walaupun tahap keberkesanannya agak sukar
diukur, tetapi yang lebih penting di sini adalah faktor penyebaran maklumat produk yang
meluas. Di samping pengiklanan, kaedah promosi yang lain-lain boleh digunakan, samaada
serentak mahupun berasingan, bersesuaian dengan objektif pemasaran serta faktor-faktor
seperti kos, peluang dan kebolehan berinteraksi yang lebih terbuka dengan pelanggan. .

o People (Orang)
Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam aktiviti
penyampaian produk di pasaran tidak patut dikecualikan. Peranan kakitangan yang
menjalankan pelbagai aktiviti berkaitan pemasaran perlu dijadikan sebagai strategi. Oleh itu
inisiatif dari aspek kebolehan, kemampuan dan kepakaran para pekerja dan pihak pengurusan
di industri perlu juga di beri perhatian dalam strategi meningkatkan keupayaan pemasaran.

o Process (Proses)
Proses / aliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktiviti
merupakan elemen yang akan menentukan keberkesanan dan kejayaan pemasaran. Oleh itu,
ianya juga adalah inisiatif yang strategik sesebuah industri untuk memasukkan unsur
‘process’ ini kedalam strategi pemasarannya..
BAB 5
Penutup
Kesimpulan

Kue putu ayu adalah kue tradisional asli indonesia,kue putu ayu merupakan salah satu
koleksi dari kue jajanan pasar yang di miliki oleh indonesia.walaupun memiliki nama yang
hampir sama dengan kue putu,namun sebenarnya bahan dasar untuk pembuatan kue putu ayu
sangatlah berbeda dengan kue putu yang hanya menggunakan tepung beras untuk adonannya.
Selain memperoleh keuntungan yang lumayan besar, usaha ini juga mempunyai
beberapa resiko yang dapat merugikan. Misalnya memproduksi kue sekitar ± 420 buah kue
dalam satu hari. Namun kenyataannya yang terjual hanya 390 buah kue. Hal ini dikarenakan
banyaknya persaingan dari berbagai usaha-usaha kue lainnya.

Anda mungkin juga menyukai