Anda di halaman 1dari 14

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 7%

Date: Thursday, April 25, 2024


Statistics: 245 words Plagiarized / 3664 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Pemberdayaan UMKM dalam Menigkatkan Daya Saing Wirausaha di Wilyah Cirebon


(Studi Kasus pada Pelaku Usaha Binaan Rumah Kreatif BUMN) Muhammad Tofan
Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon
muhammadtop97@gmail.com Abstrak UMKM adalah kegiatan usaha yang didirikan
oleh perseorangan atau badan usaha yang memiliki peran penting bagi Negara
Indonesia, yaitu memberikan kontribusi terhadap Negara sebesar 61,9% pada tahun
2018. Selain itu, hadirnya UMKM mampu menjawab permasalahan kemiskinan melalui
kerja sebesar 96% pada tahun 2018. Perkembangan UMKM yang sangat pesat terjadi di
Kota Semarang dengan jumlah lebih dari 14.000 UMKM yang terdaftar.

Namun, dengan jumlah UMKM yang ada di Kota Cirebon, banyak pula permasalahan
yang dialami UMKM Kota Cirebon seperti hal nya, kesulitan modal, kurang mengertinya
mnajemen bisnis dan penggunaan teknologi, kesulitan pemasaran dan permasalahan
lainnya. oleh karena itu, hadirlah Rumah Kreatif BUMN Cirebon. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakan jenis-jenis UMKM yang ada di wilayah
cirebon? Bagaiman permasalaha yang di alami oleh UMKM?Bagaimana perkembangan
pelaku usaha UMKM setelah medapat program pendampingan ? Tujuan dari penelitian
ini ialah mendeskripsikan : Membantu menyadarankan serta membentukan sikap sadar
serta hirau pada kemampuan yang terdapat di lingkungan sekitar.

Membantu memberian pelatihan semacam pengetahuan ketrampilan supaya terbuka


pengetahuan serta ketrampilan bawah dasar. Membatu meningkatan daya intelektual,
kecakapan (ketrampilan) sehingga masyarakat dapat berinisiatip dan berinovatif untuk
mengantar mereka pada kemandirian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif studi kasus
dengan data yang digunakan peneliti adalah data primer dan data sekunder. Penelitian
ini menekankan melalui metode wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumen dari
informan, Rumah Kreatif BUMN.

Dari peran pembinaan Rumah Kreatif BUMN usaha peserta memiliki potensi untuk
berkembang. Dengan mengikuti pemberdayaan Rumah Kreatif BUMN, usaha peserta
atau pelaku UMKM mengalami perkembangan yang signifikan baik dari kemampuan,
penambahan asset dalam meningkatkan produktivitas dan pemasaran. Kata kunci:
pemberdayaan UMKM, Pelatihan UMKM, Bantuan Modal, Pemasaran
Pendahuluan Latar belakang Perkembangan pasar global sudah menggeser paradigma
bisnis nasional, dimana UKM memegang peranan berarti dalam memakmurkan ekonomi
negeri, baik lewat penciptaan lapangan kerja, mendesak kenaikan kesejahteraan warga
dan menghasilkan inovasi baru. Sekarang, jumlah pelakun UKM di Indonesia sudah
menggapai 57 juta, dimana sebagian besar ialah para pelakun usaha micro.

Perihal ini menampilkan kemampuan UKM selaku salah satu penggerak ekonomi
Indonesia teruntuk meningkatkan kemakmuran Negara. BUMN selaku agent of
development sudah meningkatkan tingkatan mutu UKM, antara lain Bank Mandiri
dengan program Wirausaha Muda Mandiri, Bank BNI dengan Kampoeng BNI Nusantara,
Bank BRI dengan program Teras BRI, serta Telkom Indonesia dengan 2 juta UKM
teregister lewat pogram Kampung UKM Digital di segala Indonesia.

Selaku upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan, terutama untuk para pelakon usaha
mikro kecil serta menengah, Kementrian BUMN bersama industri kepunyaan negeri
membangun Rumah BUMN selaku rumah bersama untuk berkumpul, belajar serta
membina para pelakon UKM jadi UKM Indonesia yang bermutu Rumah BUMN hendak
mendampingi serta mendesak para pelakon UKM dalam menanggapi tantangan utama
pengembangan usaha UKM dalam perihal Kenaikan kompetensi, Peningkatkan Akses
Pemasaran serta Kemudahkan akses Permodalan Rumusan masalah Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahaan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana perkembangan pelaku usaha
UMKM setelah medapat program pendampingan ?” Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan : Membantu menyadarankan serta
membentukan sikap sadar serta hirau pada kemampuan yang terdapat di lingkungan
sekitar.

Membantu memberian pelatihan semacam pengetahuan ketrampilan supaya terbuka


pengetahuan serta ketrampilan bawah dasar. Membatu meningkatan daya intelektual,
kecakapan (ketrampilan) sehingga Masyarakat dapat berinisiatip dan berinovatif untuk
mengantar mereka pada kemandirian. Manfaat penelitian : Diharapkan hasil penelitian
bisa berguna serta bermanfaat : Diharapkan hasil penelitian bisa menunjang teory
pemberdayaan warga serta kesejahteraan keluarga yang sudah ada Serta penulis
berharapkan hasil penelitian dapat menjadi rujukan untuk riset lain, sehingga bisa
menciptakan riset yang lebih mendalam.

Penulis berharap hasil penelitian bisa jadi masukan untuk pihak yang melaksanakan
pemberdayaan untuk memastikan kebijakan yang hendak diambil pada waktu
mendatang, dikhususkan di bidang pelatihan. Tinjauan teori Penegrtian pemberdayaaan
dan UMKM Penegetian pemberdayaaan Menurut bahasa pemberdayaan berasal dari
kata daya yang berarti keahlian ataupun kekuatan. Pemberdayaan di artika sebagi
proses untuk memperoleh kekuatan ataupun keahlian, kekuatan ataupun keahlian dari
pihak yang mempunyai daya kepada pihak yang kurang ataupun belum berdaya.

Secara teknis, sebutan pemberdayaan bisa disamakan dengan sebutan pengembangan.


Apalagi dalam 2 istilah ini, dalam batas-batas tertentu bersifat inter changeable atau
bisa dipertukarkan. Sebutan keberdayaan dalam konteks masyarakat ialah keahlian
seorang yang bersenyawa dengan individu yang lain di dalam warga supaya bisa
membangun keberdayaan warga yang saling bersangkutan. Memberdayakan warga
ialah upaya untuk menguatkan unsur-unsur keberdayaan itu, guna menaikan harkat
serta martabat pada tiap susunan warga yang terdapat dalam keadaan tidak sanggup
dengan mengandalkan usahanya sendiri buat keluar dari kemiskinan serta
keterbelakangan ataupun proses memampukan serta memandirikan warga. Edi Suharto
(2005) menerangkan Pemberdayaan ataupun pemberkuasaan (empowerment), berasal
darikata power (kekuasaan ataupun keberdayaan).

Penafsiran ini mengasumsikan kalau kekuasaan selaku suatu yang tidak berganti
ataupun tidak bisa dirubah, kekuasaan tetap muncul dalam konteks kedekatan sosial
antar manusia. Menurut Sunit Agus T (2008: 9) Konsep pemberdayaan berkaitan dengan
2 sebutan yang berlawanan ialah konsep berdaya serta tidak berdaya paling utama
apabila berhubungan dengan keahlian mengakses serta memahami kemampuan serta
sumber kesejahteraan sosial. Konsep pemberdayaan pada dasarnya ialah upaya sesuatu
kelompok masyarakat untuk meningkatkan keahlian serta kemandirian sehingga
masyarakat bisa mengaktualisasikan kemampuan yang telah dipunyai dalam rangka
tujuan hidup yang lebih sejahtera.

Pemberdayaan yang di mau oleh warga merupakan pemberdayaan yang dapat


membangun warga ke arah yang lebih cocok dengan tujuan pemberdayaan, menurut
Sunyoto Usman (2010: 31),usaha memberdayakan warga desa dan mengatasi
kemiskinan serta kesenjangan jadi fenomena yang komplek, pembangunan pedesaan
dalam perkembanganya tidak semata-mata terbatas pada kenaikan penciptaan
pertanian. Pembangunan pedesaan pula tidak cuma hanya implementasi program
kenaikan kesejahteraan sosial lewat distribusi modal serta jasa untuk memadai
kebutuhan dasar.

Lebih dari itu merupakan suatu upaya dengan spektrum aktivitas yang menyentuh
pemenuhan bermacam kebutuhan sehingga warga bisa mandiri, percaya diri, serta tidak
tergantung dan bisa lepas dari belenggu strukural yang membuat hidup sengsara.
Proses pemberdayaan Suisyanto (2005) berkomentar Proses pemberdayaan salah satu
faktor terutama dalam menjamin keberhasilan usaha pemberdayaan merupakan
partisipasi. Partisipasi ialah dimana pihak-pihak yang terlibat dan turut ikut dalam
sesuatu proses pemberdayaan yang sedang berlangsung. Selain itu, strategi yang bisa
dicoba dalam proses pemberdayaan merupakan penyadaran.

Sebab dalam proses pemberdayaan dibutuhkan pemahaman warga terhadap atensi


serta kepentingan pada program pemberdayaan. Sebagaimana di informasikan diatas
jika proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat hendak berlangsung secara
bertahap. Menurut Ambar Teguh S (2004: 83), tahap-tahap yang wajib dilalui meliputi :
Tahap penyadaran serta pembuatan prilaku mengarah prilaku sadar serta hirau sehingga
merasa memerlukan kenaikan kapasitas diri. Tahap transformasi keahlian berbentuk
wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan supaya terbuka pengetahuan serta
membagikan ketrampilan dasar sehingga bisa mengambil peran di dalam
pembangunan.

Tahap peningkatan keahlian intelektual, kecakapan-ketrampilan sehingga terbentuklah


inisiatif serta keahlian inovatif umtuk menghantarkan pada kemandirian. Tahap pertama
ataupun sesi penyadaran serta pembentukan prilaku ialah sesi persiapan dalam proses
pemberdayaan masyarakat. Pada sesi ini pihak pemberdaya/ aktor/ pelakon
pemberdaya berupaya menghasilkan prakondisi, agar bisa memfasilitasi berlangsungnya
proses pemberdayaan yang efisien.

Apa yang diintervensi dalam masyarakat sebetulnya lebih pada keahlian afektifnya untuk
menggapai pemahaman konatif yang diharapkan. Sentuhan penyadaran hendaknya
lebih membuka kemauan serta pemahaman warga akan kondisinya dikala itu, serta
dengan demikian akan bisa memicu pemahaman mereka tentang perlunya memperbaiki
keadaan untuk menghasilkan masa depan yang lebih baik. Sentuhan rasa ini akan
membawa pemahaman masyarakat untuk bertumbuh, setelah itu memicu semangat
kebangkitan mereka untuk meningkatkan keahlian diri serta lingkungan.

Dengan terdapatnya semangat tersebut diharapkan bisa menghantarkan masyarakat


hingga pada pemahaman serta keinginan untuk belajar. Dengan demikian warga terus
menjadi terbuka serta merasa memerlukan pengetahuan serta ketrampilan untuk
membenahi keadaan. Tahap kedua ialah proses transformasi pengetahuan serta
kecakapan-ketrampilan bisa berlangsung baik, penuh semangat serta berjalan efisien,
bila sesi awal sudah terkondisi. Masyarakat akan menempuh proses beajar tentang
pengetahuan serta kecakapan-ketrampilan yang mempunyai relevansi dengan apa yang
jadi tuntutan kebutuhan tersebut.

Kondisi ini hendak menstimulasi terbentuknya keterbukaan pengetahuan serta


memahami kecakapan-ketrampilan dasar yang mereka butuhkan. Pada sesi ini
masyarakat hanya bisa membagikan peranan partisipasi pada tingkatan yang rendah,
ialah hanya jadi pengikut ataupun objek pembangunan saja, belum sanggup jadi subjek
dalam pembangunan. Tahap ketiga merupakan sesi pengayaan ataupun kenaikan
intelektualitas serta kecakapan-kerampilan yang dibutuhkan, agar supaya mereka bisa
membentuk keahlian kemandirian.

Kemandirian tersebut hendak ditandai oleh keahlian warga dalam membentuk inisiatif,
melahirkan kreasi-kreasi, serta melaksanakan inovasi-inovasi di dalam lingkunganya.
Apabila warga sudah menggapai sesi ketiga ini hingga warga bisa secara mandiri
melaksanakan pembangunan. Dalam konsep pembangunan masyarakat, dalam keadaan
semacam ini seringkali didudukan selaku subjek pembangunan ataupun pemeran
utama. Pemerintah tinggal jadi fasilitatornya saja.

Tujuan Pemberdayaan Pemberdayaan ini bertujan untuk menunjuk pada hasil yang mau
dicapai oleh suatu perubaha sosial ialah warga yang berdaya, yang mempunyai
pengetahuan serta keahlian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pencapaian utama
dari pemberdayaan ini ialah untuk menolong agar perseorangan serta kelompok warga
jadi mandiri.Tujuan lain nya ialah berikan kemsempatan pembanguna serta
pengembangan kesejahteraan hidup, lalu bisa menghasilkan lapanga pekerjaan serta
kehidupan yang layak melalui kehidupan perekonomian yang tumbuh.

Kemandirian warga adallah keahlian untuk mengambil keputusan, memikirkan dan


melaksanakan sesuatu hal yang dirasa pas untuk memecahakan permasalahan yang
sedang dialami dengan mengerahkan sumber daya yang dipunyai oleh lingkungan
tersebu. Kemandirian meliputi berpikir mandiri, berperan serta mengendalikan apa yang
sedang mereka jalani. Berdasarkan teori ini, konsep pembelajaran wajib bersumber pada
pada asumsi bahwa dirinya sendiri merupakan modal yang wajib dipunyai manusia,
seprti perilaku, ilmu pengetahuan, ketrampilan serta aspirasi.

Definisi Usaha Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) Berdasarkan Tulus Tambunan
(2012:11) usaha Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif yang
berdiri sendiri, yang bisa dicoba oleh perorangan ataupun badan usaha di seluruh zona
ekonomi. sedangkan penafsiran Usaha Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) cocok
dengan Undang-UndangRI No 20 Tahun 2008 ialah: Usaha Mikro merupakan suatu
usaha produktif kepunyaan orang perorangan dan/atau tubuh usaha perorangan yang
mempunyai asaet (tidak tercantum tanah serta bangunan tempat usaha) sangat banyak
Rp50.000.000,00 serta mempunyai omzet per tahunRp300.000.000,00.

Usaha Kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan ataupun badan usaha yang bukan merupakan anak industri
ataupun bukan cabang industri yang dipunyai, dikuasai, ataupun jadi bagian baik
langsung ataupun tidak langsung dari usaha menengah ataupun usaha besar yang
mempunyai peninggalan (tidak tercantum tanah serta bangunan tempat usaha) lebih
dari Rp50.000.000,00 hingga dengan sangat banyak Rp500.000.000,00 serta mempunyai
omzet per tahun lebih dari Rp300.000.000,00 hingga dengan sangat banyak
Rp2.500.000.000,00.

Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan ataupun badan usaha yang bukan merupakan anak
industri ataupun cabang industri yang dipunyai, dikuasai, ataupun jadi bagian baik
langsung ataupun tidak langsung dengan usaha kecil ataupun usaha besar dengan
jumlah peninggalan (tidak tercantum tanah serta bangunan tempat usaha) lebih dari
Rp500.000.000,00 hingga dengan sangat banyak Rp10.000.000.000,00 serta memiliki
omzet per tahun lebih dari Rp 2.500.000.000,00 hingga dengan sangat banyak
Rp50.000.000.000,00.

Prinsip Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) Pengertian daya
saing Daya saing ialah keahlian menciptakan produk benda serta jasa yang memenuhi
pengujian internasional, serta dalam saat bersamaan pula bisa memelihara tingkatan
pemasukan yang besar serta berkepanjangan ataupun keahlian wilayah menciptakan
tingkatan pendpatan serta peluang kerja yang besar dengan senantiasa terbuka
terhadap persaingan eksternal. Berdasarkan porter daya saing nasional selaku iuran dari
keahlian sesuatu negeri dalam rangka menggapai ataupun mempertahankan posisi
yang menguntungkan dibanding dengan negeri lain dalam beberapa sektor-sektor
kuncinya.

Word Economic Forum(WEF), sesuatu lembaga yang secara teratur menerbitkan “Global
Competitveness Report” mendefinisikan daya saing selaku keahlian sesuatu
perekonomian nasional yang menggapai perkembangan ekonomi yang besar yang
berkelanjutan. Komponennya meliputi kebijakan-kebijakan yang tepat, institusi yang
cocok, kepribadian ekonomi lain yang menunjang terwujudnya perkembangan ekonomi
yang besar serta berkepanjangan. Martin melaporkan konsep definisi Energi saing
sesuatu negeri ataupun wilayah mencakup sebagian elemen utama selaku berikut : a).
Meningkatkan taraf hidup masyarakat b). Mampu berkompetensi dengan wilayah
ataupun negeri lain.

c) Mampu penuhi kewajibannya baik dosmetik ataupun internasional d). Dapat sediakan
lapangan kerja. e). Pembangunan yang berkesinambungan serta tidak membebabani
generasi yang akan dating. Berdasarkan Tambunan ada sebagian aspek yang menunjang
daya saing sesuatu industri, antara lain merupakan kemampuan ataupun tingkatan
pembelajaran pekerja, kemampuan pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi
serta manajemen yang baik ( sesuai kebutuhan bisnis), ketersediaan teknologi,
ketersediaan data serta keter sediaan input-input yang lain semacam tenaga bahan
baku, serta lain-lain.

Metode penelitan Pendekatan penelitian Berdasarkan Andi Prastowo (2011: 181)


menarangkan pendekakatan penelitian ialah metode mendekati objek penelitian.
Pendekatan mengandaikan pemakaian salah satu sudut pandang yang dikira sangat
relevan cocok dengan tujuan penelitian. Pendekatan penelitian ini memakai pendekatan
riset kualitatif.. Berdasarkan Bogdan & Taylor dalam Lexy J. Moleong (2011:4) tata
cara kualitatif ialah prosedur riset yang menciptakan data ”deskriptif berbentuk
tertulisan ataupun lisan dari orang-orang & pelaku yang bisa diamati. Data tersebut
berbentuk kata-kata, foto serta bukan angka-angka”.

Bersumber pada Basrowi,Suwandi(2008). Pendekatan yang diambil dalam riset ini


merupakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pertama,pendekatan ini bisa
menangkap berbagai kegiatan-kegiatan pemberdayaan warga lewat kelompok UMKM
di wilyah Cirebon. Kedua,pendekatan ini bisa menciptakan informasi deskriptif
berupakata-kata tertulis, ataupun lisan dari orang-orang serta sikap yang bisa diamati.
Metode peneitian Metode penelitian yang penulis pakai merupakan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan Nazir dalam Andi prastowo ( 2011: 186) deskriptif merupakan tata cara
yang dipakai dikala mempelajari status kelompok manusia, objek, sesuatu sistem
pemikiran, maupun sesuatu peristiwa pada masa saat ini.

Subjek Riset Berdasarkan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2011 : 157) menarangkan
kalau kata-kata serta aksi merupakan sumber informasi utama dikala riset kualitatif
selebihnya ialah informasi bonus dari dokumen serta lain- lain. Sumber informasi utama
ialah kata-kata serta aksi orang-orang yang jadi subyek riset yang berikutnya diamati
ataupun diwawancarai. Subjek riset ini merupakan pengelola pelatihan UMKM di wilyah
Cirebon. Pemilihan subjek memakai metode purposive sampling. Berdasarkan Sugiyono
(2011: 85)”purposive sampling”adalah teknik penentuan ilustrasi dengan pertimbangan
tertentu.

Jumlah sasaran riset yg didetetapkan pada pertimbangan-pertimbangan data yg


dibutuhkan Pemilihan sasaran yang dimaksudkan supaya memperoleh sebanyak-
banyaknya data dari bermacam berbagai sumber sehingga informasi yang diperoleh
dapat diakui kebenarannya. Subjek riset ini sebanyak 7 orang, yang terdiri dari 2 orang
pengelola, sebaliknya informan aksesoris buat keperluan data ialah sebanyak 5 orang.
Teknik Pengumpulan Informasi 1. Observasi Andi pastowo meneragkan kalau
Pengamatan (observasi) Pengamatan serta pencatatan secara sistematika terhadap
sesuatu indikasi yang nampak pada objek peelitian.

Terpaut denga perihal tersebut, penulis memgguaka tata cara ini karna periset bisa
memandang serta mengamati sendiri peristiwa yang terjalin di lapagan, ialah di Rumah
kreatif BUMN pada dini bulan agustus tahun 2019, Perihal yang peru di perhatikan saat
sebelum melaksanakan observasi, ialah mencatat, perlengkapan bantu buat mecatat,
serta gimana mengendalikan jarak antara pengamat serta objek yang di lihat Perihal
tersebut ialah factor penentu keberhasilan dalam observasi. 2. Wawancara Wawancara
berdasarkan Andi Prastowo (2011: 212) merupakan proses memperoleh informassi
dengan tujuan riset mengunakan tata cara tanya jawab dikala bertatap muka antara
pewawancara serta informan (orang yang berikan data), dengan ataupun tanpa terdapat
arahan (guide) wawancara. Wawancara dalam riset ini dicoba dengan tanya jawab
kepada narasumber ataupun informan pada riset, yaitu pengeloladan pengelola rumah
kretif BUMN serta pelakon UMKM di Rumah kreatif BUMN. 3.

Dokumentasi Sebaliknya berdasarkan Guba serta Lincoln dalam Moleong (2007:216)


dokumen merupakan tiap bahan tertulis ataupun flm, dokumen telah lama digunakan
dalam riset selaku sumber informasi sebab dalam banyak perihal dokumen selaku
sumber informasi dimanfaatkan buat menguji, menafsirkan apalagi buat
meramalkan.Dalam riset ini periset mengguanakan dokumentasi untuk mengumpulkan
informasi yang bertabiat dokumenter semacam foto-foto pada saat aktivitas. 4. Tinjauan
Pustaka Tinjauan pustaka di pakai selaku pembanding terhadap riset yang ada ,baik
mengenai kelebihan ataupun kekurangan yang terdapat sebeumnya. 5. Teknik Analisis.

Analisis informasi merupakan upaya yang dicoba dengan jalur bekerja dengan informasi
memilah-milahnya jadi satuan yang bisa dikelola, mensintesiskannya, mencari serta
menciptakan pola, menciptakan apa yang penting serta apa yang dipelajari, serta
memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain, Sugiyono (2013). Dalam
riset ini analisis informasi disajikan dengan analisis interaktif. Analisis interaktif awal
reduksidata merupakan wujud analisis yang menajamkan, menggolongkan, memusatkan
membuang yang tidak butuh serta mengorganisasi data sedemikian rupa.

Kedua, penyajian informasi merupakan sekumpulan informasiyang tersusun, berikan


mungkin buat menarik kesimpulan danmengambil aksi Ketiga, menarik kesimpulan ialah
membua troposisi yang terpaut dengan prinsip logika setelah itu mengkaji secara
berulang-ulang terhadap informasi, Burhan Bungin (2005). Hasil dan pembahasan
Program Pembinaan Rumah Kreatif BUMN Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan
salah satu pendorong perekonomian Negara. Usaha Mikro Kecil dan Menengah berawal
dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, sehingga UMKM sangat membantu
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Tercatat bahwa Usaha kecil mikro dan
menegah di Indoensia tahun 2019 telah mencapai 57 juta unit.

Usaha mikro adalah jenis usaha yang paling mendominasi yaitu sebesar 99% di
Indonesia. Hal ini membuat masyarakat hidup mandiri, serta dapat mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan. Kontribusi
usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM terhadap Negara pendapatan Negara
melalui pajak cukup besar, yaitu sebesar 61.90%. Selain itu, UMKM dapat menyerap
tenaga kerja sebesar 96% pada tahun 2018. Dalam krisis ekonomi Negara Indonesia
tahun 1998 menyebabkan banyak perusahaan skala besar mengalami berhenti, namun
UMKM masih tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi tersebut.

Maka, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap UMKM yang mampu
memajukan perkeonomian Negara. Menurut Soegiyono yang dikutip dalam penelitian
Susi Hendriani, pembinaan adalah berbagai macam upaya peningkatan kemampuan
pengusaha atau pengrajin industri kecil dalam aspek usaha sehingga mampu mandiri.
Dalam hal ini, pembinaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kinerja atau
kapasitas seorang wirausaha atau pelaku bisnis dalam mengembangkan usahanya.
Untuk mendukung adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah maka perlu adanya
pembinaan UMKM.

Adanya pembinaan diharapkan para pelaku UMKM mendapatkan pengetahuan maupun


kemampuan yang dibutuhkan sesuai bidangnya, sehingga para pelaku UMKM
berkompetensi dan menjadi sumber daya manusia yang cakap dalam mengembangkan
usahanya dengan baik. Pelatihan Menurut teori Robin Stepen pelatihan adalah sarana
dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah keterampilan, peningkatan
kemampuan untuk kepentingan penilaian dan mengetahui kinerja. Hal ini sangat
diperlukan untuk mengetahui pentingnya pelatihan. Sedangkan pelatihan menurut
Henry Simamora adalah suatu serangkaian aktifitas yang dirancang dengan tujuan
untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan yang
lebih baik dari sikap peserta.

Pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kinerja


dan perilaku individu, kelompok maupun organisasi masing-masing. Oleh demikian,
kegiatan pelatihan harus dirancang sedemikian rupa dengan maksimal agar benar-benar
memberikan manfaat sesuai dengan tujuan pelaksanaannya. Tujuan pelatihan yaitu agar
peserta pelatihan baik kelompok atau organisasi maupun perseorangan dapat
menguasai pengetahuan keterampilan dan perilaku yang dilatihkan dalam program
pelatihan sehingga dapat diterapkan baik dalam jangka waktu yang panjang maupun
jangka waktu yang pendek.
Akses modal Usaha Modal adalah faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat
dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal merupakan
pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara langsung pada proses
produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan
produktivitas dan output. Salah satu fasilitas pembinaan Rumah Kreatif BUMN adalah
bantuan akses permodalan. Bantuan akses permodalan yang diberikan oleh Rumah
Kreatif BUMN difasilitasi oleh Bank BRI dengan menggunakan KUR (Kredut Usaha
Rakyat). Adapun jumlah yang diberikan Bank BRI kepada debitur dari maksimum Rp
25.000.000,00,- menjadi masimum mencapai Rp 50.000.000,00 per debitur dengan suku
bunga 0,3 % per bulan.

Kredit Usaha Rakyat Mikro adalah kredit usaha yang diberikan kepada peserta RKB
berupa pinjaman modal usaha dengan bunga rendah dengan nasabah pemilik usaha
dengan masa usaha minimal 6 bulan. Peran Pembinaan Rumah Kreatif BUMN terhadap
Perkembangan Usaha Peserta Pada dasaranya para UMKM adalah salah satu pendorong
perekonomian yang sangat tangguh. Maka sebaiknya UMKM harus mendapat perhatian
yang sangat serius dari semua stake holder atau pemangku kepentingan di khususnya di
kota Semarang.

Dikarenakan para pengusaha mikro kecil dan menengah ini berawal dari industri
rumahanw atau keluarga, dengan demikian pengusaha tersebut lebih banyak yang
berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang dimana mereka hanya berbekal
kehalian di sektor produksi saja Menurut Muhammad Ghofur dalam penelitiannya,
permasalahan yang sering timbul dalam pengembangan usaha ini berhubungan dengan
karakteristik UMKM, antara lain rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM),
rendahnya produktivitas pada tenaga kerja, kualitas barang yang dihasilkan relative
rendah, lemahnya struktur permodalan kurang inovasi dan adopsi teknolgi-teknologi
baru, serta kurang akses pemasaran ke pasar yang potensial. Kesimpulan Kesimpulannya
sebagai berikut: 1.

Terdapat 3 program pembinaan Rumah Kreatif BUMN yang diberikan kepada peserta
Rumah Kreatif BUMN, pembinaan tersebut yaitu: a. Program pembinaan UMKM melalui
pelatihan. Program pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan SDM
dalam meningkatkan daya saing UMKM. b. Program pembinaan melalui bantuan
permodalan, yang terdiri dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Bantuan permodalan ini
bertujuan untuk membantu peserta Rumah Kreatif BUMN dalam meningkatkan
produktivitas usahanya. c.

Program pembinaan melalui peningkatan akses pasar, yang kegiatannya meliputi


pameran bazar, stand UMKM seperti display show case produk di Rumah Kreatif BUMN,
pameran Kuliner, dan Brilian Preneur di Jakarta Convention Center (JCC). Peningkatan
akses pasar ini bertujuan untuk mengembang UMKM (peserta) agar mudah dikenal
masyarakat (branding) hingga dapat meningkatkan penjualan. 2. Peran Pembinaan
Rumah Kreatif BUMN terhadap peserta atau UMKM Rumah Kreatif BUMN memberikan
manfaat bagi peserta Rumah Kreatif BUMN dalam hal meningkatakan skill, modal, dan
peningkatan akses pemasaran yang sangat dibutuhkan.
Daftar pustaka Ambar Teguh Sulistyani (2004). Kemitraan dan Model-model
Pemberdayaan, Yogyakarta: Gava Media Andi Prastowo. (2012). Metode Penelitian
Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Basrowi,
Suwandi(2008).

Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta Buchari Alma, (2008)


Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Alfabeta, Bandung Budi, Santoso. Skema
dan Mekanisme Pelatihan, Jakarta: Terumbu Karang Indonesia Burhan Bungin.(2012).
Anaisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Burhan Bungin
(2005),Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja GrafindoPersada Dian Anita
Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing Umkm Di Kabupaten Rembang,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yppi Rembang Edi Suharto (2005),Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. RefikaAditama.

Henry, Simamora. Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Kedua Bagian Penerbit Stie
YKPN, Yogyakarta, 2001, h.345Indriantoro, Nur. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1999 Leonardus Saiman. (2009)
Kewirausahaan. (Ja ka rta: Salemba Empat.) Lexi.J.Moleong. (2007).Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA Republik Indonesia, Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sugiyono.(2013) Metode
Penelitian kombinasi (Mixedmethod),Bandung:Alfabeta, Sugiyono.(2013). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suisyanto, dkk,(2005)IslamDakwah dan
Kesejahteraan SosialYogyakarta: Jurusan PMI UINSUKA. Sunit Agus Tricahyono. (2008).

Pemberdayaan Komunitas Terpencil di Provinsi NTT. Yogyakarta: B2P3KS. Sunyoto


Usman. (2010). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Suryana, (2008) Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Jakarta, Salemba Empat. Thomas W. zimmerer dan Norman Scarbrough (2005),
Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Erlangga, Jakarta, (terjemahan). Tulus
Tambunan (2012), Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting,
(Jakarta: LP3ES). Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2000 Wibowo, M. G.

UMKM dalam Pusaran Globalisasi Ekonomi (Kajian Kritis Pasca Pemberlakuan ACFTA),
Yogyakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2010

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://repository.syekhnurjati.ac.id/5767/2/55.%20SKRIPSI%20TELLY%20SIWI
%20NASTITIE-25-32.pdf
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/7350/3/BAB%201.pdf
1% - https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/13348/
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/21879/5/BAB%20II.pdf
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/10696/5/BAB%20II.pdf
<1% - http://repositori.unsil.ac.id/4762/6/BAB%20II.pdf
<1% - https://123dok.com/article/kajian-tentang-pemberdayaan-masyarakat-kajian-
pustaka.z155l23y
1% - http://repository.unas.ac.id/7878/3/3.%20BAB%20II.pdf
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/22000/5/BAB%20II.pdf
<1% - http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10969/5/BAB%20II.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/46884756/MAKALAH_EKONOMI_INTERNASIONAL_Daya_Sai
ng_Produk_Internasional_
<1% - http://repo.iain-tulungagung.ac.id/14551/5/BAB%20II.pdf
<1% - http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5592/6.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6
<1% - https://journal.ipb.ac.id/index.php/jekp/article/download/19924/13721/
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17210182038/13._BAB_III_RI
SKI_PUTRI_NOVIANA_.pdf
<1% - http://digilib.unila.ac.id/11476/5/BAB%20III%20Metode%20Penelitian.pdf
<1% - http://repository.iainkudus.ac.id/6669/6/6.%20BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/68089/4/S_PGSD_1705608_Chapter3.pdf
<1% - https://www.jurnal.id/id/blog/kriteria-usaha-mikro-sbc/
<1% - https://money.kompas.com/read/2022/02/04/070800426/pentingnya-peran-dan-
kontribusi-umkm-dalam-pemulihan-ekonomi-indonesia
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/8614/3/BAB%202.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/45624072/PENTINGNYA_PENYUSUNAN_TUJUAN_UMUM_DA
N_KHUSUS_DALAM_SUATU_PELATIHAN
<1% - http://repositori.unsil.ac.id/9744/8/BAB%202.pdf
<1% - https://digilib.uinsgd.ac.id/72506/4/4_bab1.pdf
<1% - http://journal.uyr.ac.id/index.php/BBM/article/download/118/107
<1% - https://repository.poltekesos.ac.id/bitstreams/e42cfcc8-b9ad-4500-8496-
af78bf03e12b/download

Anda mungkin juga menyukai