Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN KELUARGA


Mata Kuliah Manajemen Kesehatan Terpadu Puskesmas
PSKM Reg A Semester 5

KELOMPOK 2
Jita Saputri 19132011005
Dewi Ratih 19132011006
Desti Yuniarti 19132011007
1. Konsep Pemberdayaan
Pemberdayaan (empowernment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Istilah
kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan
apa yang diinginkannya. Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai
individu atau kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi atau keinginana orang lain. Dengan kata
lain, kekuasaan menjadikan orang lain sebagai objek dari pengaruh atau keinginan dirinya.

Pengertian pemberdayaan (empowernment) tersebut menekankan pada aspek pendelegasian kekuasaan,


memberi wewenang, atau pengalihan kekuasaan kepada individu atau masyarakat sehingga mampu
mengatur diri dan lingkungannya sesuai dengan keinginan, potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
2. Kompetensi Agen Pemberdayaan
Sebutan bagi individu yang bertugas sebagai pekerja masyarakat dalam memberdayakan masyarakat atau
apapun nama serta profesinya seperti guru, dosen, penyuluh, pendamping, kader, penggerak pembangunan
atau bentuk lainnya hakikatnya adalah sama sebagai agen pembaharu (agent of changes) atau dalam konteks
pemberdayaan ini lebih tepat disebut sebagai agen pemberdayaan.

Untuk memberdayakan masyarakat tersebut, setiap agen pemberdayaan perlu memiliki kompetensi yang
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. kompetensi yang memberdayakan masyarakat kata
kuncinya adalah menumbuhkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya, program pemberdayaan berorientasi
pada kebutuhan dan potensi masyarakat serta menggunakan pendekatan holistik.
3. Strategi Pemberdayaan
Pemberdayaan ditujukan untuk mengubah perilaku masyarakat agar mampu berdaya sehingga ia dapat
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraannya. Untuk meraih keberhasilan itu, agen pemberdayaan dapat
melakukan pendekatan bottom-up, dengan cara menggali potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat.

Dalam melaksanakan pemberdayaan perlu dilakukan melalui berbagai pendekatan. Menurut Suharto (2005),
penerapan pendekatan pemberdayaan dapat dilakukan melalui 5P, yaitu:
1. Pemungkinan,
2. Penguatan,
3. Perlindungan,
4. Penyokongan dan
5. Pemeliharaan.
4. Implementasi
Pemberdayaan
Implementasi pemberdayaan masyarakat sesungguhnya merupakan upaya holistik yang menyangkut semua
aspek kehidupan yang adan dan terjadi di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilakukan secara
parsial dan cenderung sulit dipisah-pisahkan. Namun, untuk memudahkan dalam pemahaman dan
implementasnya, pemberdayaan masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan fokus kegiatan/aktivitas atau
potensi yang perlu dikembangkan dalam masyarakat.

Berdasarkan fokus ini, maka pemberdayan masyarakat dapat di implementasikan dengan fokus kepada
beberapa sektor, misalnya sektor pendidikan, kesehatan, usaha kecil, pertanian, potensi wilayah,
pemberdayaan di daerah berncana, pemberdayaan kaum disabilitas, pemberdayaan model Corporate
Social responsibility (CSR), pemberdayaan perempuan dan lainnya.
a. Pemberdayaan Sektor Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, pemberdayan dilakukan melalui pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan
memasukkan anak-anak masyarakat kedalam sekolah tersebut. Masyarakat diberdayakan dengan cara
membangun bersama-sama tempat pendidikan bagi orang-orang kecil menengah kebwah agar mendapatlan
pendidikan yang layak. Karena sektor pendidikan ini adalah sektor penentu, dimana pendidikan itu adalah
investasi jangka Panjang.
Dengan mensinergikan keterampilan, pengetahuan dan sikap mulai dini (dasar) maka diharapkan para anak-
anak didik dapat berkembang sesuai dengan keahliannya dibidang masing-masing sehingga untuk
melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi lagi (SD, SMP, SMU, Perguruan Tinggi) tidak mendapatkan
kebingungan.
b. Pemberdayaan Sektor Kesehatan
Pemberdayaan masyarakat dalam sektor Kesehatan harus dimulai dari membangun kesadaran untuk
mengubah kebiasaan buruk yang dapat menggangu kesehatan. Mengubah kesadaran ini dimulai dari
kebiasaan sehari-hari, misalnya saja membuang sampah, membuat saluran air, air bersih, mencuco pakaian
dan peralatan dapur dan kebiasaan lainnya.

Penyadaran dapat dilakukan melalui sosialisasi, seperti memberikan pemahaman tentang arti pentingnya
kesehatan bagi diri. Selanjutnya dilakukan dengan tindakan aksi nyata yang dilakukan oleh masyarakat secara
bersama-sama dalam kehidupan sehari-hari. Seperti membersihkan lingkungan sekitar rumah masing-masing,
membuat atau membersihkan saluran air secara bergotong royong, membersihkan pekarangan dan jalan
disekitar lingkungan dan kegiatan lainnya.
b. Pemberdayaan Sektor Usaha Kecil
Pemberdayaan usaha kecil yang utama adalah bagaimana membangun SDM yang tangguh. Mereka perlu
dibina mulai dari proses produksi hinga pasca produksi yang benar dan efisien. Mereka perlu didorong untuk
menciptakan berbagai inovasi produknya yang memiliki daya saing.
Kemampuan mendorong berpikir dan berperilaku inovatif sangat diperlukan. Keterampilan dan
kemampuan lainnya yang sangat diperlukan oleh pelaku usaha kecil adalah aspek managerial, pengelolaan
keuangan, pemasaran, kerjasama yang saling menguntungkan.
Pengusaha kecil juga perlu mendapatkan pencerahan tentang perbankan, sehingga mereka bisa mengakses
penambahan modal usaha. Untuk itu, diperlukan tenaga instruktur dapat melibatkan instansi terkait di
pemerintahan, dunia usah atau masyarakat di wilayah tersebut yang memiliki pengalaman relevan dengan usaha
kecil tersebut.
Terimakasih !!

Anda mungkin juga menyukai