Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Penerapan Perilaku Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan”

DOSEN PENGAMPU :

Menik Sri Daryanti, S.ST., M.Kes.

Disusun Oleh :

Alya Nursyifa Perwata

1810106004

PRODI STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHTAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng
Pengembangan masyarakat (community development) merupakan
wawasan dasar bersistem tentang asumsi perubahan sosial terancang yang
tepat dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan teori dasar pengembangan
masyarakat yang menonjol pada saat ini adalah teori ekologi dan teori sumber
daya manusia. Teori ekologi mengemukakan tentang “batas pertumbuhan”.
Untuk sumber-sumber yang tidak dapat diperbarui perlu dikendalikan
pertumbuhannya. Teori ekologi menyarankan kebijaksanaan pertumbuhan
diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat membekukan proses pertumbuhan
(zero growth) untuk produksi dan penduduk.
Teori sumber daya manusia memandang mutu penduduk sebagai kunci
pembangunan dan pengembangan masyarakat. Banyak penduduk bukan
beban pembangunan bila mutunya tinggi. Pengembangan hakikat manusiawi
hendaknya menjadi arah pembangunan. Perbaikan mutu sumber daya
manusia akan menumbuhkan inisiatif dan kewirausahaan. Teori sumber daya
manusia diklasifikasikan ke dalam teori yang menggunakan pendekatan yang
fundamental.
Pengembangan Masyarakat ini memiliki sejarah Panjang dalam praktek
pekerjaan sosial. Sebagai sebuah metode pekerjaan sosial, pengembangan
masyarakat memungkinkan pemberi dan penerima pelayanan terlibat dalam
proses perencanaan, pengawasan dan evaluasi. Pengembangan masyarakat
meliputi berbagai pelayanan sosial yang berbasis masyarakat mulai dari
pelayanan preventif untuk anak-anak sampai pelayanan kuratif dan
pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pemberdayaan masyarakat
2. Tujuan pemberdayaan masyarakat
3. Contoh Penerapan Perilaku Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Kesehatan

C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan contoh penerapan


pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).
Sedangkan WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan merupakan
“the process of enabling individuals and communities to increase control over the
determinants of health and thereby improve their health” (proses mengupayakan
individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, dengan demikian
meningkatkan derajat kesehatan).
Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut maka pemberdayaan
dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk
memperoleh daya/ kekuatan/ kemampuan, dan atau proses pemberian daya/
kekuatan/ kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang
atau belum berdaya.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian pemberdayaan masyarakat


Secara etimologis, otorisasi berasal dari akar "Daya" mengekspresikan
kekuatan atau kemampuan. Mulailah dari pemahaman ini otorisasi dapat diartikan
sebagai proses atau proses pencapaian otorisasi proses mendapatkan kekuatan /
kekuatan / kemampuan, atau memberi kekuasaan / kekuatan / kapasitas partai
dengan kekuasaan partai kekurangan atau ketidakberdayaan.
Istilah "proses" mengacu pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah ini
dilakukan dalam urutan kronologis sistematis, refleksi berusaha keras untuk
mengubah masyarakat yang kurang atau tidak berdaya pemberdayaan. Proses
akan mengacu pada tindakan actual secara bertahap mengubah kondisi masyarakat
yang lemah dan baik menguasai pengetahuan, sikap dan praktek (KAP)
pengetahuan, sikap sadar diri dan keterampilan yang baik.
Secara etimologis, otorisasi berasal dari akar "Daya" mengekspresikan
kekuatan atau kemampuan. Mulailah dari pemahaman ini otorisasi dapat diartikan
sebagai proses atau proses pencapaian otorisasi proses mendapatkan kekuatan /
kekuatan / kemampuan, atau memberi kekuasaan / kekuatan / kapasitas partai
dengan kekuasaan partai kekurangan atau ketidakberdayaan. Istilah "proses"
mengacu pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah ini dilakukan dalam
urutan kronologis sistematis, refleksi berusaha keras untuk mengubah masyarakat
yang kurang atau tidak berdaya pemberdayaan. Proses akan mengacu pada
tindakan actual secara bertahap mengubah kondisi masyarakat yang lemah dan
baik menguasai pengetahuan, sikap dan praktek (KAP) pengetahuan, sikap sadar
diri dan keterampilan yang baik.
Arti kata “memberi” menunjukkan bahwa sumber inisiatif bukanlah dari
masyarakat. Inisiatif untuk mentransfer kekuatan / kemampuan / kekuasaan partai
politik lain yang memiliki kekuasaan dan kapabilitas, seperti pemerintah atau agen
lainnya. Berdasarkan pemahaman tersebut, Prijono & Pranarka (2012) tunjukkan:
otorisasi memiliki dua arti. Artinya yang pertama adalah pemberdayaan atau
otoritas, yang kedua adalah pemberdayaan atau memungkinkan. Arti pertama
termasuk memberi kekuatan, mentransfer atau mendelegasikan kekuasaan ke
partai yang lebih kecil / tak berdaya. Di sisi lain, arti kedua adalah kemampuan
atau otorisasi, dan memberikan kesempatan kepada pihak lain lakukan sesuatu.
Bertentangan dengan pandangan Pranarka, Sumodiningrat (Sumodiningrat,
komunikasi di Ambar Teguh, 2014: Pemberdayaan Praktis ini adalah istilah yang
biasanya berbahasa Indonesia, bukan Barat. Di Barat, istilahnya diterjemahkan ke
dalam otorisasi, istilah tersebut benar tetapi salah. Pemberdayaan berarti
memberikan "kekuatan" daripada "kekuatan" 11 bukan "otorisasi" itu sendiri.
Mungkin istilah yang paling tepat adalah "Mendorong" atau memberi kekuatan
pada "energi" energi, sehingga personel terkait dapat bergerak secara mandiri.
Pada dasarnya, otorisasi adalah menciptakan suasana atau iklim yang
memberi potensi bagi masyarakat untuk berkembang. Logika ini berdasarkan
asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang tidak memiliki ada kekuatan. Setiap
masyarakat pasti punya kekuatan, tapi terkadang mereka tidak tahu atau
kekuatannya masih belum diketahui jelas. Karena itu, tenaga harus digali dulu
baru dikembangkan. dalam hal asumsi ini berkembang, jadi otorisasi adalah upaya
untuk membangun dengan mendorong, memotivasi, dan meningkatkan memiliki
dan berusaha mengembangkan potensinya. Selain pemberdayaan seharusnya tidak
menjebak komunitas dalam perangkap ketergantungan (amal), otorisasi harus
mengarah pada hasil yang berlawanan program mandiri (Tri Winari, 2014).
B. Tujuan pemberdayaan masyarakat
Tujuan yang dicapai dari otorisasi adalah membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemerdekaan ini termasuk berpikir secara mandiri,
bertindak, dan kendalikan apa yang Anda lakukan dari. Selain itu, perlu untuk
mengeksplorasi penjelasan yang sebenarnya sebagai masyarakat yang mandiri.
Kemandirian masyarakat adalah Kondisi yang dialami suatu masyarakat dicirikan
oleh kemampuan pikirkan, putuskan, dan lakukan apa yang dianggap benar
pecahkan masalah dengan menggunakan kekuatan dan kemampuan, termasuk
kognisi, kebiasaan, gerakan psikologis, memobilisasi sumber daya lingkungan
komunitas internal, jadi harus mandiri dukungan kompetensi berupa sumber daya
manusia yang berkualitas kognisi, kebiasaan, psikomotor dan emosi, serta sumber
daya alam lainnya materi fisik.
Dalam empat aspek ini (kognisi, konsep, gerakan emosional dan psikologis)
akan dapat berkontribusi pada penciptaannya orang yang mereka inginkan karena
mereka begitu dalam masyarakat akan memiliki wawasan dan keterampilan yang
cukup keterampilan yang memadai, ditingkatkan oleh kebutuhan akan
pengembangan sadar akan kebutuhan mereka sendiri untuk mencapai
kemandirian masyarakat membutuhkan proses. Melalui proses pembelajaran,
komunitas seiring waktu, secara bertahap akan mendapatkan kemampuan /
kekuatan, sehingga dapat mengakumulasi kapasitas yang cukup gunakan
kebebasan dan harapan Anda dari otorisasi ini adalah visualisasi perkembangan
sosial ini ciptakan komunitas yang baik dan masyarakat yang ideal.
Mempromosikan kesehatan adalah proses yang dirancang untuk
memungkinkannya individu meningkatkan kontrol kesehatan dan meningkatkan
kesehatan berdasarkan filosofi pemberdayaan diri yang jelas. Proses
pemberdayaan oleh komunitas, oleh komunitas, bersama dengan komunitas, dan
menurut masyarakat dan budaya lokal. Untuk mencapai tingkat kesehatan yang
sempurna, secara fisik, mental dan sosial, manusia harus mampu mengenali dan
menyadarinya keinginan dan kebutuhan, dan kemampuan untuk mengubah atau
menanggapi lingkungan.

C. Contoh
1. Penyuluhan PHBS
Rencana PHBS merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
dinas kesehatan di dua desa, Watu Gajah dan Mertelu. Prosedur dilakukan
oleh Dusun Gunung Dusun Cilik, Dusun Plasan dan Dusun Guyangan Lor,
pada tanggal 3, 4, 5, dan 6 Februari 2019. Sasaran program adalah anak-
anak dan ibu rumah tangga di sekolah dasar yang berada di sekitar program
pengabdian masyarakat Tangga penduduk dari dua desa kecil. Materi yang
diberikan kepada peserta adalah cara mencuci gunakan sabun yang tepat dan
pengelolaan limbah rumah tangga terkait PHBS.
Para frater menggunakan sabun yang benar dan PHBS rumah tangga
untuk membuang limbah. Sasaran penyuluhan PHBS untuk siswa sekolah
dasar adalah siswa kelas 1 dan 2 Mereka memiliki keseimbangan risiko
penyakit yang mereka sebabkan kurangnya kebersihan diri karena
kurangnya pendidikan dan kesadaran diri pentingnya PHBS. Pendidikan
diberikan tentang mencuci tangan selama penggunaan sabun dan air keran
bersih, jajan di kantin sehat, membuang sampah sembarangan lokasi,
mengikuti kegiatan olahraga di sekolah, menimbang dan menimbang ukur
tinggi badan Anda setiap bulan, hindari merokok, buang air kecil dan besar
di toilet sekolah, dan hilangkan jentik nyamuk. Setelah berkonsultasi PHBS,
mahasiswa hendaknya melakukan kebiasaan mencuci tangan yang benar.
Menerapkan rencana PHBS Dusun Gunung Cilik melalui kerja tindak
lanjut mengunjungi Sekolah Dasar Nasional Watu Gajah pada tanggal 15
Februari 2019. Rencana tersebut sangat diapresiasi oleh Kepala SDN Watu
Gajah, ia berharap pemeriksaan kesehatan sekolah bisa menjadi patokan
kebersihan dan kesehatan sekolah agar bisa ditingkatkan lagi kedepannya.
Tambahan, siswa sekolah dasar juga diajak untuk mengevaluasi kebersihan
lingkungan sekolahnya dan melakukan analisis pembuangan sampah yang
benar atau masih salah, identifikasi larva nyamuk di toilet dan menjelaskan
kepada siswa bagaimana cara melindungi mereka lingkungan bersih dan
sehat. Di bawah ini adalah foto-foto kegiatan inspeksi
Dibandingkan dengan PHBS, keluarga sasaran bertujuan mendidik ibu
rumah tangga untuk mengetahui jenis-jenis sampah dapat digunakan secara
langsung, dapat menjual nilai lebih, dan dapat memilah jenis sampah. acara
ini juga memungkinkan para ibu rumah tangga memahami jenis-jenis
sampah bisa dimanfaatkan, cara mengelola sampah sesuai jenis dan beban
kerjanya lindungi lingkungan dengan meminimalkan limbah plastik yang
dibuang, terbakar atau ditumpuk. Melalui kegiatan ini, ibu rumah tangga
bisa berbenah manfaat yang diperoleh melalui pengelolaan sampah
memiliki nilai jual dan perlindungan lingkungan.
Konsultasi tentang metode pengelolaan sampah domestic sampah
disebut dengan metode 3R (reduce, reuse, recycle). Pengurangan adalah
kurangi sampah dengan mencegah penumpukan sampah di TPA.
Penggunaan kembali pengelolaan limbah dengan menggunakan kembali
limbah gunakan langsung tanpa daur ulang, seperti menggunakan botol
bekas sebagai wadah cat. daur ulang mengacu pada pengolahan bahan
limbah kembali menjadi barang sama atau diubah ke bentuk lain, seperti
kemasan sampah, kemasan sabun cuci taruh di tas.

2. Penyuluhan pencegahan leptospirosis


Program Konseling Pencegahan Leptospira dilaksanakan di pada
tanggal 19 Februari 2019, seluruh anggota masyarakat dari Dusun
Guyangan berpartisipasi lor, Mertelu, khususnya warga yang berprofesi
sebagai petani. Apa adanya seperti kita ketahui bersama, infeksi ini
disebabkan oleh bakteri Leptospira yang berbentuk spiral dari urin, darah
atau jaringan hewan, seperti sapi, babi, anjing, reptil, tikus, atau hewan
hewan pengerat lain yang terinfeksi. Bakteri di tanah, tanah lembab, air atau
tanaman tumbuh melalui urine hewan yang terinfeksi dan disentuh oleh
manusia. Mata sebagian besar masyarakat Guyangan Lor adalah petani pergi
ke sawah sebelum matahari terbit atau sebelum fajar tanpa menggunakan
tikar kaki atau alat pelindung lainnya sehingga bisa langsung disentuh tanah
yang masih lembab terinfeksi bakteri atau tersapu hujan deras mengalir.
Perpanjangan tersebut memungkinkan warga untuk belajar tentang
bakteri penyebab dan resiko tanda tanya Leptospira pekerjaan pertolongan
pertama, pengobatan dan pencegahan. Diharapkan melalui konsultasi
semacam ini, anggota masyarakat dapat mengembangkan kebiasaan hidup
tetap bersih, sehat dan aman saat bekerja di ladang atau beternak mudah
sekali menyebarkan bakteri penyebab infeksi leptospirosis. Dengan noaya
kegiatan sosialisasi ini juga menambah pengetahuan petugas kesehatan di
Kota Guyang'an jika seseorang terkena bakteri ini, reaksinya akan lebih
cepat.

3. Penyuluhan TOGA
Tanaman obat rumahan (TOGA) berkomitmen untuk menyediakan
pelayanan kesehatan dasar yang dapat diberikan oleh masyarakat pedesaan.
Tujuan konsultasi ini untuk ibu Dusun Gunung Cilik, komunitas Wanita
Tani Sekarsari (KWT). Warga Dusun Gunung Cilik sudah terbiasa tanam
TOGA di halaman rumahnya, seperti aloe, kumpulkan komedi, kumpulkan
hitam, jahe, kunyit, lengkuas, kencur, lempuyang, sambiloto, belantas, daun
rumput beku, tempuyung, ciplukan, plutovari, adas, sirih dan kelor.
Tanaman ini tumbuh secara alami di daerah tersebut daerah pedesaan,
karena tanaman ini tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan
tapi bisa juga digunakan sebagai bumbu makanan atau sayuran pembantu.
Kegiatan penjangkauan TOGA bertujuan untuk memberikan
pemahaman lebih lanjut jika tanaman terkait terdekat dapat digunakan
sebagai obat pertolongan pertama salah satu anggota keluarga sedang sakit.
Khusus untuk acara Dusun Gunung Cilik mengutamakan konsultasi TOGA
dengan memberikan pemahaman kepada warga masyarakat akan
mendapatkan manfaat dari Pohon Srikaya sebagai salah satu TOGA. Inovasi
dilakukan dengan menjelaskan manfaat pohon srikaya buah juga bisa pada
daun dan batang / akar. Daun srikaya dapat digunakan sebagai obat gatal
dengan cara dihancurkan, dicampur dengan bedak, kemudian dioleskan
tempat gatal. Demikian pula batang dan akar juga bisa dimanfaatkan gatal,
selain itu kandungan akar srikaya juga bisa membunuh kutu rambut. Daun
bisa juga dimakan langsung dengan cara merebus daunnya dan
menyaringnya.

4. Program rutin bidang kesehatan


Posyandu rutin dilakukan pada pertengahan Februari 2019 ditujukan
untuk anak kecil, ibu, dan orang tua. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah
penimbangan berat badan kurang, berikan nutrisi tambahan dan pendidikan
anak usia dini. Adapun ibu memberikan pendidikan kesehatan untuk anak-
anak, keluarga dan orang tua pemeriksaan kesehatan umum, seperti tekanan
darah. Untuk program olahraga yang sehat setiap hari Senin dan Jumat
untuk ibu rumah tangga dan lansia. kegiatan ini berlangsung setiap sore dan
berlangsung selama 1 jam. Berpartisipasi minat masyarakat yang tinggi
terhadap kegiatan senam sehat ini.
Selain itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan juga dilakukan khususnya
kegiatan yang berkaitan dengan tekanan darah. selain memeriksa tekanan
darah, terkait tekanan darah termasuk penyebab tekanan darah tinggi dan
efek tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah baik untuk kesehatan,
dan bekerja keras untuk mencegah tekanan darah tinggi dan tekanan darah
rendah. Kegiatan ini mendapat respon positif dari warga dan beberapa orang
juga lakukan konsultasi kesehatan dan keluhan yang dirasakan. Iringan
membawa obat-obatan kepada penghuni yang mengalami ketidaknyamanan
ringan (seperti sakit) kepala, diare, nyeri, sakit gigi atau gatal-gatal.
Menderita keluhan dan sarankan perawatan lebih lanjut, sarankan
pemeriksaan kesehatan puskesmas Gedangsari II dan puskesmas lainnya.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program KKN merupakan bagian dari pemberian pengalaman dan format
mahasiswa mentransfer ilmu dan teknologi kepada masyarakat melalui kegiatan
pengabdian masyarakat tujuannya memberdayakan masyarakat. Khususnya di
bidang kesehatan, jadwalnya begini bentuknya sebagai berikut: konsultasi PHBS,
konsultasi pencegahan leptospirosis, konsultasi TOGA dan paket kesehatan
reguler. Memilih strategi ekspansi untuk komunitas memperdalam pemahaman
Anda untuk mengembangkan rencana untuk desa atau desa kota yang siaga aktif.
Prosedur yang diatur juga bisa digunakan di desa berupa anggota masyarakat,
lembaga sekolah, pemerintah, tenaga kesehatan, tentu ada sumber daya alam.

B. Saran
Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, informasi,
dan dijadikan sebagai rujukan bagi mahasiswa di Departemen Kesehatan
Masyarakat terutama mahasiswa bidang sanitasi dan sanitasi lingkungan
lingkungan untuk penelitian lebih lanjut perilaku hidup bersih dan sehat, tatanan
keluarga.
Saya berharap kami dapat terus bekerja keras untuk meningkatkan kesehatan
secara maksimal meningkatkan pemahaman publik tentang perilaku hidup bersih,
dan tetap sehat di lingkungan rumah (PHBS) untuk mengubah perilaku kesehatan
yang salah adalah menciptakan masyarakat, kesehatan. Pekerjaan intervensi juga
membutuhkan kerjasama lintas departemen adarilah fasilitas medis yang berguna
seperti pembangunan toilet sehat untuk keluarga miskin.

DAFTAR PUSTAKA
avanti, d. (2019). upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan menuju desa siaga
oleh KKN UAD Waktu Gajah dan Martelu, Gendangsari, Gunung Kidul. jurnal
pemberdayaan.

http://eprints.ulm.ac.id/7106/1/BUKU%20AJAR%20PEMBERDAYAAN.pdf
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-13201-811413106-bab5-
07082018010353.pdf
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
123456789/199/8.%20BAB%20II%20BAru.pdf?sequence=9&isAllowed=y
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
123456789/199/8.%20BAB%20II%20BAru.pdf?
sequence=9&isAllowed=yhttp://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/
handle/123456789/199/8.%20BAB%20II%20BAru.pdf?
sequence=9&isAllowed=y
file:///D:/kuliah/semester%205/Ilmu%20Perilaku/tugas/tugas%202/660-1862-1-
PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai