Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 1

“PEMBERDAYAAN GIZI MASYARAKAT”

Dosen Pembimbing
Dr. Demsa Simbolon, S.K.M, M.K.M

Disusun oleh :
Felisha Eryaratry
Kintan Auliya Nindias

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI STr GIZI DAN DIETETIKA
T.A 2023/2024
A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan UUD 1945. Untuk itu,
upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatnnya secara terus
menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam
pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Perhatian terhadap permasalahan kesehatan terus dilakukan terutama


dalam perubahan paradigm sakit yang selama ini di anut masyarakat ke
paradigm sehat. Paradigm sakit merupakan upaya untuk membuat orang
sakit menjadi sehat, menekankan pada keratif dan rehabilitative,
sedangkan paradigm sehat merupakan upaya membuat orang sehat tetap
sehat, menekankan pada pelayanan promotif dan preventif. Berubahnya
paradigm masyarakat akan kesehatan,juga akan merubah pemeran dalam
mencapai kesehatan masyarakat, dengan tidak mengesampingkan peran
pemerintah dan petugas kesehatan. Perubahan paradigma dapat
menjadikan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pencapaian derajat
kesehatan. Dengan perubahan paradigma dapat menjadikan masyarakat
sebagai pemeran utama dalam pencapaian derajat kesehatan. Dengan
perubahan paradigm sakit menjadi paradigm sehat ini dapat membuat
masyarakat menjadi mandiri dalam mengusahakan dan menjalankan upaya
kesehatannya, hal ini sesuai dengan visi Indonesia Sehat, yaitu
“Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses


untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri.
B. Pembahasan
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
Sulistiyani menjelaskan lebih rinci bahwa secara etimologis
pemberdayaan berasal dari kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau
kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan
dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau
kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan
dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya. Berdasarkan beberapa pengertian pemberdayaan yang
dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya
pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau
memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan
masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan
kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus memilih
alternatif pemecahnya dengan mengoptimalkan sumberdaya dan potensi
yang dimiliki secara mandiri
Bidang pembangunan biasanya meliputi 3 (tiga) sektor utama, yaitu
ekonomi, sosial (termasuk di dalamnya bidang pendidikan, kesehatan dan
sosial-budaya), dan bidang lingkungan. Sedangkan masyarakat dapat
diartikan dalam dua konsep yaitu masyarakat sebagai sebuah tempat
bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh,
sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah pertokoan atau sebuah
kampung di wilayah pedesaan
Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia
sering dipadankan dengan pembangunan masyarakat desa dengan
mempertimbangkan desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara
sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian menjadi dengan
konsep pengembangan masyarakat lokal (locality development).
2. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Merujuk pada pendapat Najiyati, dkk (2014), terdapat empat prinsip
yang sering digunakan dalam program pemberdayaan, yakni prinsip
kesetaraan, partisipasi, keswadayaan/kemandirian, dan keberlanjutan.
a. Kesetaraan
Kesetaraan berasal dari kata “setara” atau sederajat yang berarti
sama tingkatan, kedudukan atau pangkatnya. Kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yan sama, kedudukan
yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama
lain. Kesetaraan inilah salah satu prinsip dasar dalam pemberdayaan
masyarakat, yang harus dipahami secara bersama.
b. Partisipatif
Esensi dari pemberdayaan masyarakat adalah partisipasi. Namun
demikian, partisipasi masyarakat belum dapat disebut sebagai
pemberdayaan apabila belum ada unsur memberikan kewenanangan
atau sebagian kewenangan dan memberikan dorongan untuk lebih
berdaya
c. Keswadayaan
Banyak program pembangunan di masyarakat yang bersifat caritas,
atau membagi-bagikan bantuan secara cuma-cuma. Agenda ini dalam
praktiknya jauh lebih dominan dari pada bantuan yang bersifat
penguatan kapasitas dalam rangka menumbuhkan kemandirian dan
keberdayaan. Hal ini bida dipahami bahwa, bantuan yang bersifat
caritas langsung dapat dinikmati oleh anggota masyarakat yang
mendapatkan bantuan.
d. Berkelanjutan
Proses pemberdayaan masyarakat bukanlah proses yang instan,
impulsive atau hanya sekedar menjalankan suatu program
pembangunan belaka. Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang
terus-menerus, berkesinambungan dan berkelanjutan.
Keempat prinsip di atas harus diterapkan secara simultan agar
prosesproses pemberdayaan dapat benar-benar menguatkan dan
memandirikan masyarakat secara berkelanjutan. Prinsip memberikan
power kepada yang powerless dalam proses pemberdayaan benar-benar
dapat diwujudkan.
3. Strategi pemberdayaan masyrakat
Strategi pemberdayaan masyarakat meliputi:
a. Meningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi
b. Meningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan
masyarakat
c. Mengembangkan dan pengorganisasian masyarakat
d. Menguatkan dan Meningkatan advokasi kepasa pamangku
kepentingan
e. Meningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sector, Lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta
f. Meningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis
kearifan local
g. Meningtegrasian program, kegiatan, dan atau kelembagaan
pemberdayan masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan
dan kesepakatan masyarakat.
h. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan
sumber daya yang memiliki oleh masyarakat untuk pembangunan
kesehatan
i. Mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki
masyarakat secara terbuka(transparan)
4. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam hal gizi dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dapat dilakukan:
a. Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang
pentingnya gizi dan cara memenuhi kebutuhan gizi yang
diperlukan oleh tubuh.
b. Posyandu: Program Posyandu dapat digunakan sebagai sarana
untuk memberikan informasi dan edukasi tentang gizi dan
kesehatan kepada masyarakat.
c. Kampanye: Melakukan kampanye tentang pentingnya gizi dan
cara memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
d. Melakukan pengawasan terhadap makanan yang dikonsumsi
Pengawasan: oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
e. Edukasi: Memberikan edukasi tentang cara memasak makanan
yang sehat dan bergizi, sehingga masyarakat dapat memasak
makanan yang sehat dan bergizi untuk keluarga mereka.
f. Pemberdayaan kader: Melakukan pemberdayaan kader dalam
upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat.
g. Penyuluhan: Melakukan penyuluhan gizi masyarakat.
h. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi: Peningkatan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
guna mendorong terbentuknya keluarga dan masyarakat sadar gizi
yang tahu dan berperilaku positif untuk mencegah gangguan
kesehatan karena kelebihan gizi seperti kegemukan dan penyakit
degeneratif lainnya.
i. Penguatan kelembagaan pedesaan: Penguatan kelembagaan
pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa Wisma dalam promosi
dan pemantauan tumbuh kembang anak dan penapisan serta tindak
lanjut (rujukan) masalah gizi buruk.
j. Peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta: Peningkatan efektivitas fungsi koordinasi
lembaga-lembaga pemerintah dan swasta di pusat dan daerah,
dibidang pangan dan gizi sehingga terjamin adanya keterpaduan
kebijakan, program dan kegiatan antar sektor di pusat dan daerah,
khususnya dengan sektor kesehatan, pertanian, industri,
perdagangan.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat setempat dan harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat
dalam setiap tahapannya.
5. Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat
Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam hal gizi dapat
dilakukan melalui beberapa langkah dan tahapan. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam penyelenggaraan pemberdayaan
masyarakat
a. Perencanaan: Tahap perencanaan melibatkan identifikasi masalah
gizi masyarakat, penentuan tujuan, dan strategi yang akan
dilakukan dalam pemberdayaan gizi masyarakat.
b. Melibatkan tokoh masyarakat: Melibatkan tokoh masyarakat,
adat, dan pemuka agama dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pemberdayaan gizi masyarakat.
c. Pelaksanaan: Tahap pelaksanaan melibatkan berbagai kegiatan
seperti pelatihan, posyandu, kampanye, pengawasan, edukasi,
penyuluhan, dan pemberdayaan kader.
d. Monitoring dan evaluasi: Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan program pemberdayaan gizi masyarakat
untuk mengevaluasi keberhasilan dan efektivitas program yang
dilakukan.
e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi: Peningkatan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
guna mendorong terbentuknya keluarga dan masyarakat sadar gizi
yang tahu dan berperilaku positif untuk mencegah gangguan
kesehatan karena kelebihan gizi seperti kegemukan dan penyakit
degeneratif lainnya.
f. Penguatan kelembagaan: Penguatan kelembagaan pedesaan
seperti Posyandu, PKK, dan Dasa Wisma dalam promosi dan
pemantauan tumbuh kembang anak dan penapisan serta tindak
lanjut (rujukan) masalah gizi buruk.
g. Koordinasi: Peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-
lembaga pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang
pangan dan gizi sehingga terjamin adanya keterpaduan kebijakan,
program, dan kegiatan antar sektor di pusat dan daerah, khususnya
dengan sektor kesehatan, pertanian, industri, perdagangan.
Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat harus melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dan berfokus pada upaya peningkatan
pemahaman dan perilaku masyarakat dalam hal gizi.
6. Peran Pendamping Dan Kader Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pendamping dan kader memegang peran penting dalam pemberdayaan
masyarakat dalam hal gizi. Berikut adalah peran pendamping dan kader
dalam pemberdayaan masyarakat
a. Peran Pendamping:
1) Membantu masyarakat dalam memahami pentingnya gizi dan cara
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
2) Memberikan informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
kepada masyarakat.
3) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapan
program pemberdayaan gizi masyarakat.
4) Melakukan pengawasan terhadap makanan yang dikonsumsi oleh
masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi.
5) Melakukan penyuluhan gizi masyarakat.
b. Peran Kader
1) Melakukan pemberdayaan kader dalam upaya percepatan
perbaikan gizi masyarakat.
2) Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi
dan cara memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
3) Melakukan kegiatan Posyandu sebagai sarana untuk memberikan
informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan kepada
masyarakat.
4) Melakukan kampanye tentang pentingnya gizi dan cara memenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
5) Memberikan edukasi tentang cara memasak makanan yang sehat
dan bergizi, sehingga masyarakat dapat memasak makanan yang
sehat dan bergizi untuk keluarga mereka.
Peran pendamping dan kader dalam pemberdayaan masyarakat harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat serta
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapannya.
7. Tahap Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat
Tahap penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dapat berbeda-beda
tergantung pada konteks dan tujuan pemberdayaan yang dilakukan.
Namun, berdasarkan beberapa sumber yang ditemukan, berikut adalah
tahapan umum dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat:
a. Seleksi lokasi
b. Sosialisasi.
c. Proses pelaksanaan
d. Monitoring dan evaluasi
Tahapan penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dapat bervariasi
tergantung pada konteks dan tujuan pemberdayaan yang dilakukan. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan
tahapan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.
8. Pengertian Pemberdayaan Gizi Masyarakat
Pemberdayaan gizi masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan, dan perilaku masyarakat dalam hal gizi, dengan
tujuan memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Pemberdayaan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi
keluarga dan tumbuh kembang anak.
Kegiatan pemberdayaan gizi masyarakat dapat melibatkan berbagai
aspek, seperti edukasi tentang pentingnya gizi, penyuluhan mengenai cara
memenuhi kebutuhan gizi, pelatihan dalam memasak makanan yang sehat
dan bergizi, serta pengawasan terhadap makanan yang dikonsumsi oleh
masyarakat. Selain itu, pemberdayaan gizi masyarakat juga dapat
melibatkan posyandu sebagai sarana untuk memberikan informasi dan
edukasi tentang gizi dan kesehatan kepada masyarakat.
Melalui pemberdayaan gizi masyarakat, diharapkan masyarakat dapat
memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi dan mampu
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, masyarakat dapat memilih dan mengonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi, serta menjaga keseimbangan gizi dalam keluarga.
Pemberdayaan gizi masyarakat juga dapat membantu dalam mencegah
masalah gizi seperti kekurangan gizi dan kelebihan gizi, serta penyakit
terkait gizi. Dengan pemahaman yang baik tentang gizi, masyarakat dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan dan
kualitas hidup yang lebih baik.
Dengan adanya pemberdayaan gizi masyarakat, diharapkan masyarakat
dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjaga
kesehatan dan gizi keluarga mereka, serta mampu mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh
tubuh. Pemberdayaan gizi masyarakat secara lebih rinci adalah upaya
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan perilaku masyarakat
dalam hal gizi yang seimbang. Tujuan dari pemberdayaan gizi masyarakat
adalah untuk memberdayakan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan
gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat menjelaskan pengertian
pemberdayaan gizi masyarakat secara lebih rinci:
a. Pengetahuan dan pemahaman: Pemberdayaan gizi masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang.
b. Perilaku gizi sehat: Pemberdayaan gizi masyarakat juga bertujuan
untuk mengubah perilaku masyarakat dalam hal gizi. Ini meliputi
memilih dan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi,
memasak makanan dengan cara yang tepat untuk mempertahankan
kandungan gizi, serta menjaga keseimbangan antara asupan
makanan dan aktivitas fisik.
c. Pelatihan dan edukasi: Pemberdayaan gizi masyarakat
melibatkan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat tentang gizi
yang seimbang. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan kader
kesehatan, penyuluhan gizi, kampanye tentang pentingnya gizi,
serta penyediaan informasi dan materi edukatif tentang gizi yang
mudah dipahami oleh masyarakat.
d. Pengawasan dan pemantauan: Pemberdayaan gizi masyarakat
juga melibatkan pengawasan dan pemantauan terhadap makanan
yang dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui
posyandu, pengawasan kualitas makanan, serta pemantauan
tumbuh kembang anak untuk mendeteksi masalah gizi secara dini.
e. Partisipasi aktif masyarakat: Pemberdayaan gizi masyarakat
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapan
program. Masyarakat didorong untuk aktif dalam mengambil peran
dalam memperoleh pengetahuan, mengubah perilaku, serta
menyebarkan informasi tentang gizi yang seimbang kepada
anggota masyarakat lainnya.
Pemberdayaan gizi masyarakat bertujuan untuk menciptakan
perubahan yang berkelanjutan dalam pengetahuan, pemahaman, dan
perilaku masyarakat terkait gizi. Dengan meningkatnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang gizi yang seimbang, diharapkan terjadi
perbaikan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
9. Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Gizi
Buruk Di Indonesia (PROYEK NICE)
Proyek NICE (Nutrition Improvement through Community
Empowerment) adalah program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
untuk menanggulangi masalah gizi buruk di Indonesia. Berikut adalah
beberapa kegiatan yang dilakukan dalam Proyek NICE:
a. Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada kader kesehatan dan
pendamping keluarga balita gizi buruk tentang cara memenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
b. Pendampingan: Melakukan pendampingan kepada keluarga balita
gizi buruk untuk memastikan bahwa keluarga tersebut mampu
memenuhi kebutuhan gizi anak.
c. Posyandu: Melakukan kegiatan Posyandu sebagai sarana untuk
memberikan informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
kepada masyarakat.
d. Kampanye: Melakukan kampanye tentang pentingnya gizi dan cara
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
e. Pengawasan: Melakukan pengawasan terhadap makanan yang
dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
f. Edukasi: Memberikan edukasi tentang cara memasak makanan
yang sehat dan bergizi, sehingga masyarakat dapat memasak
makanan yang sehat dan bergizi untuk keluarga mereka.
g. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi: Peningkatan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
guna mendorong terbentuknya keluarga dan masyarakat sadar gizi.
h. Penguatan kelembagaan: Melakukan penguatan kelembagaan
pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa Wisma dalam promosi
dan pemantauan tumbuh kembang anak serta penapisan masalah
gizi buruk.
Proyek NICE bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku
masyarakat dalam hal gizi, sehingga masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Melalui program ini,
diharapkan terjadi perbaikan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan, khususnya pada keluarga balita gizi buruk.
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, Proyek NICE diharapkan dapat
memberikan dampak positif dalam penanggulangan gizi buruk di
Indonesia dan meningkatkan kualitas gizi serta kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
Selain NICE ada beberapa contoh program perbaikan gizi buruk
berbasis masyarakat:
 Program Pemberdayaan Masyarakat (PAGAT): Program ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku
masyarakat dalam hal gizi, dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam setiap tahapan program.
 Pendampingan Keluarga Balita Gizi Buruk: Program ini
melibatkan pendampingan kepada keluarga balita gizi buruk untuk
memastikan bahwa keluarga tersebut mampu memenuhi kebutuhan
gizi anak.
 Posyandu: Program ini melibatkan kegiatan Posyandu sebagai
sarana untuk memberikan informasi dan edukasi tentang gizi dan
kesehatan kepada masyarakat.
 Pemberdayaan Keluarga: Program ini bertujuan untuk
memberdayakan keluarga yang memiliki balita gizi buruk melalui
pemberian bantuan berupa ternak dan mesin jahit.
 Pelatihan: Program ini melibatkan pelatihan kepada kader
kesehatan dan pendamping keluarga balita gizi buruk tentang cara
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
 Kampanye: Program ini melibatkan kampanye tentang pentingnya
gizi dan cara memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh
tubuh.
Program perbaikan gizi buruk berbasis masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam hal gizi,
sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan
oleh tubuh. Melalui program ini, diharapkan terjadi perbaikan kualitas gizi
dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, khususnya pada keluarga
balita gizi buruk. Program perbaikan gizi buruk berbasis masyarakat harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat serta
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapannya.
10. Pelayanan Gizi Terpadu
Pelayanan Gizi Terpadu adalah serangkaian kegiatan terhadap
pasien/klien dalam pelayanan gizi secara terpadu mulai awal masuk,
seperti yang dijelaskan dalam dokumen. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan gizi di puskesmas dan memberikan
pelayanan gizi yang terpadu dan terkoordinasi. Pelayanan Gizi Terpadu
melibatkan berbagai aspek, seperti pemeriksaan status gizi, konseling gizi,
penyuluhan gizi, dan pengobatan gizi.
Selain itu, program perbaikan gizi buruk berbasis masyarakat juga
dapat melibatkan Pelayanan Gizi Terpadu. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,
khususnya pada keluarga balita gizi buruk. Pelayanan Gizi Terpadu dapat
dilakukan di puskesmas dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
setiap tahapan program. Pelayanan Gizi Terpadu juga dapat melibatkan
pelatihan kader kesehatan dan pendamping keluarga balita gizi buruk
tentang cara memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh, serta
kampanye tentang pentingnya gizi dan cara memenuhi kebutuhan gizi
yang diperlukan oleh tubuh.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang
mampu mengenali dan mencegah masalah gizi setiap anggotanya. Program
Keluarga Sadar Gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang dan cara
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Berikut adalah
beberapa poin penting tentang Keluarga Sadar Gizi:
a. Mampu mengenali masalah gizi
b. Mampu mencegah masalah gizi
c. Meningkatkan pengetahuan.
d. Meningkatkan kesadaran
e. Melibatkan partisipasi aktif masyarakat
Melalui program Keluarga Sadar Gizi, diharapkan masyarakat dapat
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjaga
kesehatan dan gizi keluarga mereka, serta mampu mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh
tubuh. Program Keluarga Sadar Gizi juga dapat membantu dalam
mencegah masalah gizi seperti kekurangan gizi dan kelebihan gizi, serta
penyakit terkait gizi. Dengan pemahaman yang baik tentang gizi,
masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga
kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
11. Peran Kader Posyandu dalam Pemberdayaan Gizi Masyarakat
Peran kader posyandu sangat penting dalam pemberdayaan gizi
masyarakat, terutama dalam upaya peningkatan status gizi anak. Berikut
adalah beberapa peran kader posyandu dalam pemberdayaan gizi
masyarakat:
a. Memberikan layanan kesehatan:
b. Meningkatkan pengetahuan:
c. Meningkatkan kesadaran:
d. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat:
e. Meningkatkan kualitas pelayanan:
f. Meningkatkan kinerja:
Melalui peran kader posyandu yang aktif dan terlibat dalam setiap
tahapan program pemberdayaan gizi masyarakat, diharapkan masyarakat
dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjaga
kesehatan dan gizi keluarga mereka, serta mampu mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh
tubuh.
C. Kesimpulan
Pemberdayaan gizi masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan, dan perilaku masyarakat dalam hal gizi, dengan
tujuan memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Berikut
adalah ringkasan singkat tentang pemberdayaan gizi masyarakat
berdasarkan hasil pencarian:
 Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan
pemahaman dan perilaku masyarakat mengenai penerapan gizi
keluarga dan tumbuh kembang anak
 Tahapan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan bagi kader
meliputi seleksi lokasi/wilayah, sosialisasi pemberdayaan
masyarakat, pelatihan, pengorganisasian, dan evaluasi.
 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat bertugas
melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan
Promosi dan Pemberdayaan.
 Sosialisasi pemberdayaan masyarakat dalam penerapan PHBS
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Demak melalui seksi
Promosi Kesehatan.
 Program pemberdayaan gizi masyarakat dapat dilakukan melalui
posyandu sebagai sarana untuk memberikan informasi dan edukasi
tentang gizi dan kesehatan kepada masyarakat.
Melalui pemberdayaan gizi masyarakat, diharapkan masyarakat dapat
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjaga
kesehatan dan gizi keluarga mereka, serta mampu mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh
tubuh.

Bibliography
BKKBN. (2021). Retrieved Juli Senin, 2023, from Indonesia Cegah Stunting:
https://www.bkkbn.go.id/berita-indonesia-cegah-stunting.

Hasana. (2020). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Ibu dan


Anak di Puskesmas Batuyang. Vol.1. No.1 : Jurnal Mentari Publika.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku . Jakarta : Rineka


Cipta .

Nurbeti, M. (2009). Pemberdayaan Masyarakat dalam Konsep "Kepemimpinan


yang mampu menjembatani". Jakarta: Rineka Cipta.

Restuastuti. (2017). Analisis Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. .


Jurnal Kesehatan Melayu, 1(1), 14.

Suharto, E. (2009 ). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat .


Bandung : PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai