Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN OBSERVASI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemberdayaan Ekonomi


Dosen Pengampu :
Neny Ayu Nourmanita, MPA.

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Agustina Trisnawati (12401183081)


2. M. Harun Safingi (12401183091)
3. Asrul Wulandari (12401183099)
4. Ikhzal Wahyu Mahendra (12401183106)
5. Diyah Apriani (12401183114)
6. Feni Pindi Wahyuni (12401183121)

KELAS 3C
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
taufik dan hidayahNya, sehingga kita dapat menyelesaikan salah satu tugas
Pemberdayaan Ekonomi. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan
jahiliyah menuju jalan terang benderang ini, yaitu agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. H. Dede Nurohman, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Muhammad Aqim Adlan, M. E. I. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah.
4. Neny Ayu Nourmanita, MPA. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pemberdayaan Ekonomi yang sangat tulus dan ikhlas memberikan bimbingan
dan pembelajaran kepada kami.
5. Pemilik kripik tempe bu Nur yang telah mengijinkan kami untuk melakukan
observasi.
6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak agar tidak sampai terulang dalam penyusunan
laporan selanjutnya.

Tulungagung, 23 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................... ........................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Promosi
B. Mutasi
C. Demosi
BAB III HASIL OBSERVASI

A. Latar Belakang
B. Rumusan Pertanyaan
C. Hasil Observasi

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 20
B. Saran .......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memberdayakan masyarakat
yang karena ketidakmampuannya baik karena faktor internal maupun
eksternal. Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,
dan menswadayakan masyarakat disegala bidang dan sektor kehidupan.
Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan
kapasitas pengembangkan potensi dan kreasi, mengontrol lingkungan dan
sumber daya. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan pemerintahan.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori Pemberdayaan


Pemberdayaan Masyarakat Miskin merupakan upaya untuk
mengubah masyarakat yang kurang atau belum berdaya menuju
keberdayaan. Terutama dalam ruang lingkup perekonomian menuju
masyarakat sejahtera yang merupakan tanggungjawab pemerintah dan
swasta, serta masyarakat itu sendiri. Di dalam pemberdayaan masyarakat
terdapat tahap-tahap yang harus dilalui yaitu tahap penyadaran dan
pemebentukan perilaku, tahap transformasi kemampuan, dan tahap
peningkatan kemampuan intelektual. Sasaran pemberdayaan masyarakat
ditujukan kepada masyarakat miskin agar memiliki daya untuk
membangun, berpengalaman, dan inovatif. Terdapat tiga pilar yang harus
ditemukan dalam pemberdayaan masyarakat yaitu, pemerintah, swasta,
dan masyarakat yang menjalin hubungan kemitraan. Pendekatan
pemberdayaan terbagi menjadi pendekatan melalui penciptaan suasana
kondusif, melalui perlindungan, dan melalui penguatan kapasitas.
1. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi Pemberdayaan adalah saah satu bentuk fungsi
sekunder pemerintah. Fungsi Sekunder artinya adalah fungsi yang
dapat berkurang seiring dengan perkembangan dalam masyarakat,
misalnya bila kondisi ekonomi masyarakat semakin makmur. Fungsi
Pemberdayaan adalah saah satu bentuk fungsi sekunder pemerintah.
Fungsi Sekunder artinya adalah fungsi yang dapat berkurang seiring
dengan perkembangan dalam masyarakat, misalnya bila kondisi
ekonomi masyarakat semakin makmur.
Ini berbeda dengan Fungsi Primer pemerintah, yaitu fungsi
yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah, meskipun kondisi
masyarakat berubah. Dua jenis Fungsi Primer adalah Fungsi
Pengaturan (Regulation) dan Fungsi Pelayanan (Service). Fungsi
Pengaturan adalah pengaturan masyarakat melalui peraturan hukum
seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Perda, atau pun
sejenisnya. Sementara Fungsi Pelayanan misalnya adalah
menyediakan pelayanan administrasi dan keamanan. Pemberdayaan
dimaksud untuk bisa mengeluarkan kemampuan yang dimiliki oleh
masyarakat sehingga pemerintah tidak terbebani. Pemeberdayaan
dilakukan demi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di
masyarakat. Semakin masyarakat diperdayakan maka ketergantungan
terhadap pemerintah akan makin berkurang. Dengan demikian
diharapkan dengan pemberdayaan akan membuat masyarakat bisa
meningkatkan kualitas hiduonya sendiri, misalnya melalui pendidikan
yang didapatkan.

2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama yang ingin dicapai dari proses pemberdayaan
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian
masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat
yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan, serta
melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya
kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik, efektif dengan mengerahkan sumber daya yang dimiliki
oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Dengan demikian,
untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber
daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif,
psikomotorik dan efektif, serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik
dan material.
3. Manfaat Pemberdayaan
Manfaat yang diharapkan dalam pemberdayaan adalah
Program Pengembangan masyarakat biasanya dikaji dari sudut
pandang ekonomi belaka. Hal ini memang penting, tetapi manfaat
ekonomi hanya akan bisa berkelanjutan jika masyarakat sendiri
memiliki dan mengelola kegiatan. Pendekatan pemberdayaan pada
awalnya terpusat pada perubahan sosial dan organisasi yang
dibutuhkan bagi masyarakat agar mampu memegang kendali. Ini akan
mendukung
Peningkatan kesejahtaraan jangka waktu panjang yang
berkelanjutanPeningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan di
masyarakat dan kelompok dengan penghasilan kecilPeningkatan
penggunaan sumber-sumber pengembangan secara efektif dan
efisienProgram pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih
efektif, efisien dan terfokus pelangganProses pengembangan yang
lebih demokratis

4. Tahapan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat sendiri harus dilakukan secara
bertahap. Tahapan-tahapan yang harus dilalui meliputi:
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan
kapasitas diri.
Pada tahap ini, pihak pelaku pemberdayaan berusaha
menciptakan prakondisi, supaya dapat memfasilitasi
berlangsungnya proses pemberdayaan yang efekif. Apa yang
diintervensi masyarakat sesungguhnya lebih pada kemampuan
afektifnya mencapai kesadaran konatif yang diharapkan.
Penyadaran akan membawa kesadaran masyarakat dan merangsang
semangat untuk meningkatkan kemampuan diri serta kemauan
belajar. Dengan demikian, masyarakat semakin terbuka dan merasa
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk memperbaiki
kondisi.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan dan
kecakapan keterampilan
Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan
pengetahuan dan kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan
dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil
peran di dalam pembangunan. Agar dapat berlangsung baik, penuh
semangat, dan berjalan efektif, jika tahap pertama telah terkondisi.
Masyarakat akan menjalani proses belajar pengetahuan dan
kecakapan keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang
menjadi tuntutan kebutuhan. Hal ini akan menstimulasi terjadinya
keterbukaan wawasan dan menguasai kecakapan keterampilan
dasar yang dibutuhkan. Namun dalam tahap ini, masyarakat hanya
memiliki partisipasi peran pada tingkat yang rendah, yaitu sebagai
pengikut atau objek pembangunan belum mampu menjadi subjek
dalam pembangunan.
c. Tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan
keterampilan
Pada tahap ini diperlukan supaya mereka dapat membentuk
kemampuan dan kemandirian. Hal ini ditandai dengan kemampuan
masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi,
dan malakukan inovasi di lingkungannya. Apabila masyarakat
telah mencapai tahap ini, maka masyarakat dapat secara mandiri
melakukan pembangunan, dan seringkali didudukkan sebagai
subjek atau pemeran utama. Pemerintah tinggal menjadi fasilitator
saja.
5. Pendekatan dalam Pemberdayaan
a. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penciptaan Suasana Kondusif
Upaya pemberdayaan masyarakat dimulai dari pemihakan
dan pemberian kesempatan kepada masyarakat yang lemah dengan
menciptakan suasana yang memungkinkan potensi individu dalam
masyarakat dapat berkembang. Dalam hal ini titik tolaknya adalah
pengenalan dan penyadaran kepada masyarakat bahwa setiap
manusia memiliki potensi yang dapat berkembang. Salah satu
pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat agar dapat
berlangsung dan mencapai keberhasilan dilakukan melalui
pemberian bimbingan dan dukungan oleh pemangku kepentingan
pembangunan yang berpihak kepada masyarakat agar masyarakat
mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam kehidupan
masyarakat.
b. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penguatan Kapasitas
Keterkaitan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pembangunan masyarakat daerah yang saling berkaitan dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya penduduk
daerah dengan peningkatan pendidikan, kesehatan, dan gizi
sehingga memperkuat produktivitas dan daya saing.
c. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Perlindungan
Upaya perlindungan dapat dilakukan terhadap kelompok
masyarakat lemah dengan memberikan perlindungan kepada
pelaku kegiatan ekonomi rakyat terutama dalam bentuk penetapan
kebijakan dan aturan yang benar-benar melindungi masyarakat
serta memfasilitasi promosi dan pemasaran hasil produksi
masyarakat. Kebijakan yang bersifat perlindungan terhadap pelaku
ekonomi rakyat harus disertai pula dengan perbaikan sistem
ekonomi yang melindungi pelaku ekonomi rakyat. Dengan
demikian upaya pemihakan harus memperhatikan keterpaduan
antara pentingnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataannya
kepada seluruh masyarakat.
Pada dasarnya aturan hukum disusun untuk melindungi
masyarakat sehingga dibutuhkan sinergi antara pemerintah dengan
masyarakat. Berkaitan dengan fungsi pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat dapat berupa partisipasi dalam hal
mentaati pemerintah, membangun kesadaran hukum, kepedulian
terhadap peraturan yang berlaku, dan dapat juga berupa dukungan
nyata dengan membantu secara langsung proses penyelenggaraan
pelayanan umum.

6. Agen Pembaharu Pemberdayaan


Agen pembaharu (change agent) adalah orang yang bertugas
mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan
yang diinginkan oleh pengusaha pembaharuan. Pekerjaan ini
mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan,
penyuluh dan sebagainya. Fungsi utama agent pembaharu adalah
seperti penghubung antara pengusaha pembaharuan (change agency)
dengan klien. Tujuanya agar inovasi dapat diterima atau diterapkan
oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharuan.

7. Teori Tentang Usaha


Keripik tempe merupakan salah satu olahan makanan yang terbuat
dari tempe yang diiris dengan tipis kemudian diolah dengan cara
digoreng dan diberi rasa. Olahan makanan keripik tempe ini memiliki
cita rasa yang sangat enak dan juga gurih sehingga banyak masyarakat
yang menyukainya mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan
dewasa. Saat ini untuk mendapatkan olahan makanan keripik tempe
ini sangat mudah, sebab keripik tempe ini sudah banyak dijual di
swalayan ataupun diminimarket yang dijual dengan harga yang sangat
terjangkau. Peminat olahan makanan keripik tempe ini sangat banyak
hal ini tentunya telah memberikan kesempatan bisnis yang sangat baik
untuk Anda manfaatkan sebagai lahan bisnis
Peluang bisnis keripik tempe ini masih sangat terbuka lebar jika
Anda ingin terjun di dalamnya. Dengan seiring berkembangnya
zaman saat ini kebutuhan makanan yang bergizi pada masyarakat
semakin meningkat. Oleh sebab itu masyarakat lebih untuk memilih
camilan yang bergizi dan juga menyehatkan. Salah satu olahan
makanan yang sangat menyehatkan adalah keripik tempe. Keripik
tempe ini terbuat dari tempe yang mana tempe berasal dari kedelai.
Secara geografis Negara Indonesia merupakan Negara agraris dimana
hampir semua penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai
petani. Tanah persawahan yang ada di Indonesia memang sangat
subuh sehingga dapat ditanami apa saja. Hasil pertanian yang berasal
dari Negara Indonesia memang sangat melimpah. Salah satu hasil
pertanian yang bisa dimanfaatkan untuk menambah nilai jual adalah
kedelai. Kedelai ini bisa dibuat aneka macam olahan makanan dari
tempe kemudian diolah menjadi keripik tempe. Kedelai ataupun
tempe jika dijual memang harganya tidak terlalu mahal, namun jika
tempe ini diolah menjadi keripik tempe pasti akan menambah nilai
jual tempe itu sendiri. Dari fakta ini apakah Anda juga merasa tertarik
untuk menjalankan kegiatan usaha keripik tempe ini? menjalankan
kegiatan usaha keripik tempe ini sangat mudah. Di bawah ini akan
kami berikan informasi yang berkaitan dengan contoh analisa usaha
keripik tempe.
Di pasaran telah banyak olahan makanan yang bermacam-macam
dengan harga yang berbeda-beda mulai dari harga yang murah dan
harga yang mahal. Secara umum masyarakat memiliki kegemaran
menikmati camilan pada saat berkumpul dengan keluarga tercinta
ataupun dengan kerabat terdekat. Salah satu camilan yang sering
dikonsumsi masyarakat saat bersantai adalah keripik tempe. Keripik
tempe sebagai salah satu olahan makanna yang memiliki cita rasa
yang enak dan juga lezat ini memang sudah popular dari dahulu.
Usaha keripik tempe perlu dikembangkan untuk meramaikan usaha
kuliner yang ada di Indonesia.
Bisnis keripik tempe ibu Nur dari Trenggalek yang didirikan
adalah usaha kecil yang bergerak di bidang produksi makanan ringan
yaitu keripik tempe aneka rasa. Mengacu pada permintaan makanan
ringan enak dan sehat yang sangat besar jumlahnya, membuat usaha
keripik tempe aneka rasa ini menjadi pilihan utama untuk memulai
usaha.
Dalam konsep bisnis keripik tempe ibu Nur tentunya yang akan
paling ditekankan adalah kualitas. keripik tempe yang enak dan
lezat keripik tempe yang sehat bebas kolestrol serta bahan pengawet
dan tentunya keripik tempe yang bersih dan higienis. Dengan
mengedepankan kebersihan pada saat proses produksi hingga proses
pengemasan, yang pada akhirnya akan memberikan rasa aman kepada
konsumen.Selain itu bahan baku yang baik juga sangat menentukan
dalam mewujudkan kualitas keripik tempe. Adapun yang akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan keripik tempe ini adalah
bahan baku tempe yang paling baik kualitasnya.
Kesemua komponen diatas di konsep demi mewujudkan
kepercayaan konsumen ketika memilih produk ini nantinya. Dengan
begitu memungkinkan usaha keripik tempe ibu Nur ini Insya Allah
dan sangat optimis akan mendapatkan keuntungan, berkembang dan
mengalami pertumbuhan yang baik serta memiliki prospek yang bagus
kedepannya. Hal ini dikarenakan dua hal penting yang terdapat pada
usaha ini yakni kepuasan pelanggan dan kepercayaan konsumen.
Mulai dari produk yang sehat dan memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan, enak dengan rasa bervariasi serta bersih dan higienis.
B. Hasil Observasi

Profil Tempat Usaha

Nama Usaha : Kripik Tempe Bu Nur


Alamat : Desa Pandean, Kecamatan Durenan,
Kabupaten Trenggalek
No. Telepon :
Bidang Usaha : Makanan
Tahun Berdiri : 2003

Industri rumah tangga Kripik Tempe Bu Nur berlokasi di desa


Pandean Kecamatan durenan Kabupatean Trenggalek. Pada tahun 2003 Bu
nur berfikir bahwa kebutuhan hidup tiap harinya mulai meningkat. Oleh
karena itu bu nur mulai bereksperimen dengan memanfaatkan kedelai yang
difermentasikan menjadi tempe, tetapi itu masih terlalu biasa untuk
dijadikan lauk makan setelah itu bu nur mulai mencoba dengan
memanfaatkan tempe tersebut menjadi camilan maupun lauk makan
sehingga dapat disukai masyarakat luas. Di samping itu Beliau juga
meneruskan usaha dari ibu dari Bu nur yaitu tempe yang untuk disayur.
Dengan bermodalkan warisan ilmu dari ibu bu nur, beliau dapat
mengembangkan tempe yang dahulu hanya tempe sayur sekarang bisa
dinikmati dalam bentuk kripik dan cocok untuk camilan. Bu nur
mendirikan usahanya sendiri pada tahun 2003, beliau memulai dengan
mencoba memproduksi sedikit demi sedikit dengan menjuanya kepada
masyarakat sekitar dengan membuka pesanan. Selain itu Beliau juga
memasarkannya dengan cara menitipkannya ke warung-warung makan.
Sedikit demi sedikit mulai banyak permintaan dari konsumen yang
menyukai kripik tempe buatan beliau, sehingga bu nur mulai mencari
orang yang mau membantu dan belajar cara membuat kripik tempe. Bu
Nur juga memasarkan kripik tempenya di rumah dengan cara konsumen
memberi plakat didepan rumah. Namun pemasaran produk kripik tempe
tersebut belum terlalu luas karena yang banyak tahu terhadap produk bu
Nur hanya masyarakat di sekitar beliau.

1. Tahapan Kelompok Usaha dalam Pemberdayaan

2. Pendekatan yang Tepat dan Hasil Wawancara


a. Apa nama usaha yang ibu kelola dan sejak kapan usaha ini mulai
berdiri?
Usaha milik sendiri dengan nama Kripik Tempe Bu Nur
dan mulai berdiri pada tahun 2003.
b. Bagaimana awal mula usaha ini berdiri?
Untuk usaha ini Bu Nur meneruskan usaha dari orang
tuanya yang sudah berjalan sebelumnya dan beliau pun belajar
langsung dari pendiri usaha ini yaitu ibunya sendiri.
c. Apa yang melatar belakangi berdirinya usaha ini? (karena faktor
apa)
Faktor yang melatar belakangi usaha dari Bu Nur yaitu
faktor ekonomi. Beliau membuka usaha kripik tempe dengan minta
bantuan dari tetangga sekitar yang membantu proses dari
pembuatan kripik tempe. Setelah dengan meningkaynya usaha bu
nur, beliau memutuskan untuk membuat kripik tempe sendiri
dengan bantuan dari keluarganya sendiri, yaitu nu nur, suami bu
nur, dan anak perempunnya yang membantu proses pembuatan
kripik tempe. Disamping itu tetangga yang pernah menjadi
karyawannya bisa membuat kripik tempe, lalu membuat usaha
sendiri-sendiri.
d. Apakah dengan usaha ini dapat memberdayakan masyarakat
sekitar, jika iya dengan hal apa ibu memberdayakannya? (caranya)
Pada awalnya dalam menjalankan bisnisnya, Bu Nur
meminta bantuan kepada tetangga setempat sekaligus mengajari
mereka dalam memproduksi keripik tempe miliknya. Dalam proses
inilah masyarakat setempat belajar mulai dari tahap awal sampai
akhir pengolahan dan itu menghabiskan waktu 1 tahun penuh
hingga mereka mampu memproduksi sendiri.
e. Siapa saja sasaran usaha pemberdayaan ini?
Bu Nur dengan senang hati mempersilahkan siapa saja yang
mau belajar kepadanya mengenai pengolahan keripik tempenya.
f. Bagaimana proses usaha dari awal berdiri sampai sekarang?
Untuk pertamakalinya Bu Nur memulai produksi keripik
tempe, Bu Nur hanya memproduksi berkisar dari 2 kg sampai 3 kg.
Tetapi berjalan seiring waktu semakin banyak langganan dan
pesanan yang diterima, Bu Nur sekarang mampu memproduksi
sampai 6 kg, apalagi kalau mendekati hari raya Idul Fitri pesanan
yang diterima semakin banyak dan memungkingkan Bu Nur
memproduksi sampai lebih dari 6 kg untuk keripik tempe yang
udah siap makan dan lebih dari 15 kg untuk keripik yang masih
mentah.
g. Apa saja hambatan yang terjadi selama menjalankan usaha?
Dalam menjalankan usaha tersebut. Bu Nur mengalami
beberapa hambatan, salah satunya yaitu kekurangan modal, yang
kedua lingkungan usaha dimana itu lokasi usahanya terdapat
ditempat yang tidak strategis sehingga tidak mudah konsumen
untuk membeli. Dan yang ketiga kondisi pasar yang terdapat
banyak persaingan dalam perdagangan ini, karena mudahnya
proses pembuatan kripik tempe ini dan mudah dalam mencari
bahan-bahan pokoknya. Bu Nur mengungkapkan bahwa ia masih
kekurangan dalam hal modal.
h. Bagaimana cara ibu mengatasi hambatan tersebut?
Cara yang dipilih oleh bu Nur untuk mengatasi kekurangan
modal untuk berproduksi adalah dengan meminjam uang untuk
dibuat modal usaha miliknya. Nantinya keuntungan yang diperoleh
untuk usaha tersebut akan digunakan untuk menutupi pinjaman
yang diambil. Selain itu, bu Nur juga mengalami hambatan dalam
hal pemasaran. Beliau mengungkapkan bahwa ia hanya menjual
produknya di tempatnya saja karena ia takut produknya masih
kurang laku. Beliau masih ragu dan tidak mengambil resiko untuk
menjangkau pemasaran yang lebih luas. Faktor tersebut juga
dipengaruhi oleh kurangnya mitra yang mau menjualkan produk
dari bu Nur. Beliau sendiri juga kesulitan untuk mencari pegawai
yang mau menjual produknya ditempat lain. Bu Nur berjualan
hanya memberi plakat di depan rumahnya, sehingga jangkauan
konsumen sangat terbatas karena yang membeli itu sebagian besar
hanya yang melewati sekitar rumah Bu nur dan hanya mengetahui
plakatnya saja.
i. Menurut ibu, apakah ada kekurangan dalam usaha ini? (misalnya
saja dalam hal sarana prasarana atau alat produksi)
Menurut Bu Nur kekurangan dalam usahanya yaitu berupa
pemasaran yang buruk, tidak dengan alat produksinya. Bu Nur
mengatakan kalau alat produksinya sudah cukup memadahi. Bu
Nur memilih untuk memasarkan produknya di lingkungan sekitar
tempat usahanya saja ia tidak berani memperluas jangkauan
pemasarannya karena masih ragu apakah produknya ini akan laku
atau tidak. Tidak adanya karyawan yang bertugas untuk
memasarkan juga salah satu faktor dari kurang meluasnya
pemasaran produk dari usaha tersebut.
j. Jika sudah sukses atau berhasil, apa strategi keberhasilan yang
dilakukan?
Dalam setrategi usaha bisnis kripik tempe ini bu Nur,yang
pertama lebih mengutamakan cinta rasa dan kelezatan dari hasil
olahan tempe bu nur. Olahan kripik tempe bu nur memiliki
perbedaan dengan tempe hasil olahan dari daerah lain. Oleh karena
itu tempe bu nur, lebih bisa diterima dan disukai terutama pada
kelezatan rasa hasil olahan tempenya sendiri. Hasil olahan dan
bahan dasar tempe. Tempe juga tidak akan terlepas dari bahan baku
kedelai, apabila kita cermati dari kebutuhan penduduk. Yang kedua
lebih mengutmakan kelezatan rasa kripik tempe bu nur ini juga
mencari resseler yang tepat, resseler akan membantu memasarkan
produk kripik tempe bu nur. Pilih resseler yang memiliki jaringan
luas atau temoat usaha ramai di kunjungi banyak orang. Dan yang
ketiga pelayanan maksimal. Pelayanan maksimal kepada para
pelanggan atau bahkan calon pelanggan adalah penting. Di zaman
sekarang tidak bisa hanya mengandalakan promosi. Berikan
pelanyanan terbaik pada para resseler dan juga pelanggan. Selalu
jaga produk dan kualitas baik, pelanggan yang puas secara
otomatis akan menceritakan kabar baik tenang produk. Sehingga
penjualan kripik akan meningkat dengan sendirinya.
k. Apa harapan ibu untuk usaha ini kedepannya?
Harapan ibu nur untuk usaha kripik tempe ini, harapannya
adalah ingin melakukan pemasaran lewat online agar dapat di kenal
banyak orang dan dapat lebih menarik minat masyarakat dan
pameran kuliner yang selama ini belum maksimal, sehingga
orderan konsumen diharapkan juga lebih meningkat dan juga bisa
memberdayakan lebih banyak lagi. Dan memiliki harapan usaha
kripik tempe ini lebih berkembang pesat untuk menambah
penghasilan tambahan.
3. Peran Kami sebagai Agen Pembaharuan
Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu di tandai
adanya sejumlah orang yang memploporinya, menggerakkan dan
menyebar luaskan proses perubahan tersebut agar dapat dikenal.
Mereka adalah yang disebut agen pembaharu. Dan disini kami
sebagai agen pembaharu usaha kripik tempe bu nur akan
membaharu :
a. Pemberian merek (branding)
Merek adalah nama, istilah, tanda, dan symbol suatu suatu
produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dengan produk pesaing. Tujuan dibuatnya
merek untuk produk kripik tempe bu nur ini untuk
memudahkan konsumen membedakan dengan produk yang
sejenis dan memudahkan konsumen untuk memesnkan produk
karena di merek yang di tempelkan juga menyertakan nomor
HP guna memudahkan konsumen untuk memesan produk ini.
b. Memperbaiki Pengemasan (packing)
Pengemasan ini melibatkan kegiatan, merancang dan memberi
wadah atau pembungkusan suatu produksi. Fungsi kemasan ini
adalah membuat dan melindungi produk. Kripik tempe bu nur
ini tadinya kemasan sederhana dengan menggunakan bessek
dan dan kami pembaharui, jadi kemasan kripik tempe sekarang
menggunakan mika dengan disertakan merek. arti dari kemasan
atau pembungkus bagi konsumen, dengan adanya kemasan
barang-barang tetap bersih dan praktis untuk di bawa dirumah,
mudah disimpan, menunjukkan kualitas barang.
c. Pemberian lebel (labeling)
Pelebellan adalah etika sederhana yang ditempelkan pada
produk tersebut atau grafik yang dirancang yang merupakan
bagian dari pengemasan. Label tersebut menyantumkan merek,
no HP, alamat dll. Lebel ini dibuat dengan selembar kertas
kecil yang memuat alamat, no hp, merek dll. Hal ini bertujuan
untuk membedakan dengan produk yang sejenis.
d. Memasarkan melalui online
Demi mencapai jangkauan yang lebih luas maka pengusaha
kripik tempe bu nur ini perlu melakukan pemasaran melalui
online sehingga produk lebih dikenal masyarakat secara luas.
Kami memasarkannya melalui online dengan media social,
seperti facebook, instagram, whatshap dll. Guna untuk
menyebar luaskan usaha kripik tempe bu nur ini di kalangan
masyarakat yang belum mengetahuinya.

4. Tahap Proses Produksi Pembuatan Kripik Tempe


a) Tahap Pertama
Tahap pertama pembuatan kripik tempe yaitu kedelai yang
sudah dirambang, lalu dipecahkan menggunakan alat mesin
pemecah kedelai supaya kulit atau ampas kedelainya hilang.
Itupun juga bertahap sedikit demi sedikit untuk
memasukkannya kedalam mesin pemecah kedelai, sekitar 2-3
kg kapasitasnya.
b) Tahap Kedua
Yaitu tahap perambangan, dimana tahap itu adalah
memisahkan kulit kedelai dengan dagingnya. Prosesnya bisa
dilihat dalam video, proses perambangan juga memerlukan
waktu yang cukup lama. Soalnya tahap ini juga banyak sisa
kulit kedelai yang sudah dipecahkan dengan menggunakan
mesin pemotong, jadi butuh kesebaran dan membersihkan
berulang-ulang sampai bersih tidak ada sisa kulit kedelainya.
c) Tahap Ketiga
Pada tahap pengukusan ini ada dua cara yang bisa dilakukan,
yaitu: Pengukusan dan penyiraman air panas. Tetapi yang biasa
dilakukan Bu Nur adalah dengan carta pengukusan, jadi kedelai
yang telah melewati tahap-tahap sebelumnya. Pada tahap ini
langsung di jadikan satu dalam wadah atau yang biasa di sebut
ompreng, yang mana wadah tersebut mempunyai dua lapisan,
lapisan yang bawah berisi air yang sudah mendidih dan lapisan
yang atas itulah tempat kedelai yang tadi diletakkan. Proses ini
berlangsung sampai kedelai matang dan matangs siap untuk
memasuki tahap selanjutnya.
d) Tahap Keempat
Pada tahap ini yang dilakukan adalah proses fermentasi dengan
cara memasukkan ragi tempe dan tepung, aduk hingga rata.
Setelah itu memasukkan ke dalam kantung plastik untuk
menghasilkan tempe yang tidak mudah hancur. Kemudian,
meletakan kemasan kedelai di dalam kardus. Selanjutnya, tutup
permukaan kardus dengan menggunakan kain bersih agar
proses peragian berjalan dengan sempurna, diamkan selama 2
sampai 3 hari. Setelah itu, tempe siap digunakan.
e) Tahap Kelima
Pada tahap pengemasan dapat di artikan sebagai perlindungan
terhadap produk dari segala macam kerusakan dengan
menggunakan wadah. Di usaha kripik tempe bu nur ini
pengemasannya menggunakan plastik beserta besek dan ditutup
dengan Koran. Pengemasan kripik tempe bu nur ini yang
pertama menggunakan plastic biasa lalu di tali dengan pita dan
di kemas dengan besek, besek yang digunakan ibu nur ini
sangat tebal tidak lentur jadi kripik tidak mudah rusak dan
selanjutnya dibungkus dengan Koran guna untuk mempercantik
pengemasan. Tujuan awal dari pengemasan ini untuk memberi
wadah atau tempat bagi produk makanan yang telah selesai dari
proses produksi. Dan tujuan yang kedua agar pemasaran lebih
meluasa ke daerah yang membutuhkan waktu pengiriman lebih
lama. Dan tujuan ketiga selanjutnya untuk mengawetkan
makanan yaitu mempertahankan mutu kesegaran, rasa, untuk
menarik konsumen. Tujuan yang terakhir mempunyai
kemudahan dalam membuka atau menutup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai