Disusun Oleh:
Kelompok 1
KELAS 3C
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
taufik dan hidayahNya, sehingga kita dapat menyelesaikan salah satu tugas
Pemberdayaan Ekonomi. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan
jahiliyah menuju jalan terang benderang ini, yaitu agama Islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. H. Dede Nurohman, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Muhammad Aqim Adlan, M. E. I. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah.
4. Neny Ayu Nourmanita, MPA. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pemberdayaan Ekonomi yang sangat tulus dan ikhlas memberikan bimbingan
dan pembelajaran kepada kami.
5. Pemilik kripik tempe bu Nur yang telah mengijinkan kami untuk melakukan
observasi.
6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak agar tidak sampai terulang dalam penyusunan
laporan selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................... ........................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Promosi
B. Mutasi
C. Demosi
BAB III HASIL OBSERVASI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Pertanyaan
C. Hasil Observasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 20
B. Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memberdayakan masyarakat
yang karena ketidakmampuannya baik karena faktor internal maupun
eksternal. Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,
dan menswadayakan masyarakat disegala bidang dan sektor kehidupan.
Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan
kapasitas pengembangkan potensi dan kreasi, mengontrol lingkungan dan
sumber daya. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan pemerintahan.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama yang ingin dicapai dari proses pemberdayaan
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian
masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat
yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan, serta
melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya
kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik, efektif dengan mengerahkan sumber daya yang dimiliki
oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Dengan demikian,
untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber
daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif,
psikomotorik dan efektif, serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik
dan material.
3. Manfaat Pemberdayaan
Manfaat yang diharapkan dalam pemberdayaan adalah
Program Pengembangan masyarakat biasanya dikaji dari sudut
pandang ekonomi belaka. Hal ini memang penting, tetapi manfaat
ekonomi hanya akan bisa berkelanjutan jika masyarakat sendiri
memiliki dan mengelola kegiatan. Pendekatan pemberdayaan pada
awalnya terpusat pada perubahan sosial dan organisasi yang
dibutuhkan bagi masyarakat agar mampu memegang kendali. Ini akan
mendukung
Peningkatan kesejahtaraan jangka waktu panjang yang
berkelanjutanPeningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan di
masyarakat dan kelompok dengan penghasilan kecilPeningkatan
penggunaan sumber-sumber pengembangan secara efektif dan
efisienProgram pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih
efektif, efisien dan terfokus pelangganProses pengembangan yang
lebih demokratis
4. Tahapan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat sendiri harus dilakukan secara
bertahap. Tahapan-tahapan yang harus dilalui meliputi:
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan
kapasitas diri.
Pada tahap ini, pihak pelaku pemberdayaan berusaha
menciptakan prakondisi, supaya dapat memfasilitasi
berlangsungnya proses pemberdayaan yang efekif. Apa yang
diintervensi masyarakat sesungguhnya lebih pada kemampuan
afektifnya mencapai kesadaran konatif yang diharapkan.
Penyadaran akan membawa kesadaran masyarakat dan merangsang
semangat untuk meningkatkan kemampuan diri serta kemauan
belajar. Dengan demikian, masyarakat semakin terbuka dan merasa
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk memperbaiki
kondisi.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan dan
kecakapan keterampilan
Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan
pengetahuan dan kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan
dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil
peran di dalam pembangunan. Agar dapat berlangsung baik, penuh
semangat, dan berjalan efektif, jika tahap pertama telah terkondisi.
Masyarakat akan menjalani proses belajar pengetahuan dan
kecakapan keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang
menjadi tuntutan kebutuhan. Hal ini akan menstimulasi terjadinya
keterbukaan wawasan dan menguasai kecakapan keterampilan
dasar yang dibutuhkan. Namun dalam tahap ini, masyarakat hanya
memiliki partisipasi peran pada tingkat yang rendah, yaitu sebagai
pengikut atau objek pembangunan belum mampu menjadi subjek
dalam pembangunan.
c. Tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan
keterampilan
Pada tahap ini diperlukan supaya mereka dapat membentuk
kemampuan dan kemandirian. Hal ini ditandai dengan kemampuan
masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi,
dan malakukan inovasi di lingkungannya. Apabila masyarakat
telah mencapai tahap ini, maka masyarakat dapat secara mandiri
melakukan pembangunan, dan seringkali didudukkan sebagai
subjek atau pemeran utama. Pemerintah tinggal menjadi fasilitator
saja.
5. Pendekatan dalam Pemberdayaan
a. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penciptaan Suasana Kondusif
Upaya pemberdayaan masyarakat dimulai dari pemihakan
dan pemberian kesempatan kepada masyarakat yang lemah dengan
menciptakan suasana yang memungkinkan potensi individu dalam
masyarakat dapat berkembang. Dalam hal ini titik tolaknya adalah
pengenalan dan penyadaran kepada masyarakat bahwa setiap
manusia memiliki potensi yang dapat berkembang. Salah satu
pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat agar dapat
berlangsung dan mencapai keberhasilan dilakukan melalui
pemberian bimbingan dan dukungan oleh pemangku kepentingan
pembangunan yang berpihak kepada masyarakat agar masyarakat
mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam kehidupan
masyarakat.
b. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penguatan Kapasitas
Keterkaitan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pembangunan masyarakat daerah yang saling berkaitan dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya penduduk
daerah dengan peningkatan pendidikan, kesehatan, dan gizi
sehingga memperkuat produktivitas dan daya saing.
c. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Perlindungan
Upaya perlindungan dapat dilakukan terhadap kelompok
masyarakat lemah dengan memberikan perlindungan kepada
pelaku kegiatan ekonomi rakyat terutama dalam bentuk penetapan
kebijakan dan aturan yang benar-benar melindungi masyarakat
serta memfasilitasi promosi dan pemasaran hasil produksi
masyarakat. Kebijakan yang bersifat perlindungan terhadap pelaku
ekonomi rakyat harus disertai pula dengan perbaikan sistem
ekonomi yang melindungi pelaku ekonomi rakyat. Dengan
demikian upaya pemihakan harus memperhatikan keterpaduan
antara pentingnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataannya
kepada seluruh masyarakat.
Pada dasarnya aturan hukum disusun untuk melindungi
masyarakat sehingga dibutuhkan sinergi antara pemerintah dengan
masyarakat. Berkaitan dengan fungsi pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat dapat berupa partisipasi dalam hal
mentaati pemerintah, membangun kesadaran hukum, kepedulian
terhadap peraturan yang berlaku, dan dapat juga berupa dukungan
nyata dengan membantu secara langsung proses penyelenggaraan
pelayanan umum.