Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT”

DOSEN PEMBIMBING :
Ervon Veriza,SKM.MKM
Rosmawati,S.SiT.M.PH
Yesi Nurmawi,SKM,M.Kes

DISUSUN OLEH :
Inelda Jafri
Lara Mutiara
Maulana Ikhsan
Mita Amanda H
Nabila Milenia Ulfa
Nadya Ryani Putri
Narida Dwi Syawani
Nurita
PRODI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta
Alam. Atas segala karunia nikmatNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat”
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Promosi
kesehatan.

Makalah ini berisi tentang Pemberdayaan masyarakat dalam promosi


kesehatan. Dalam penyusunannya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam
kampus maupun luar kampus. oleh sebab itu, saya mengucapkan banyak terima
kasih atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca ssekalia.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.

Jambi, 05 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat..............................................
2.2 Pendekatan Dalam pemberdayaan masyarakat.................................
2.3 Ruang lingkup pemberdayaan masyarakat........................................
2.4 Langkah-langkah peran serta masyarakat dalam
Pemberdayaan masyarakat................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Promosi kesehatan adalah suatu proses membantu individu masyarakat
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya mengontrol berbagai faktor
yang berpengaruh pada kesehatan, sehigga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya (WHO). Menurut Green dan Kreuter (1991), promosi kesehatan
adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor organisasi,
ekonomi dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku
yang kondusif terhadap kesehatan.
Adapun yang dimaksud dengan perilaku kesehatan menurut Kasl dan Cobb
(1996) meliputi :
a) perilaku pencegahan
b) perilaku sakit
c) perilaku peran sakit.
Misi dari promosi kesehatan adalah advokasi, mediasi, dan
pemberdayaan.Yang dimaksud dengan advokasi adalah upaya meyakinkan
para pengambil kebijakan agar memberikan dukungan berbentuk kebijakan
terhadap suatu program. Mediasi adalah upaya mengembangan jejaring atau
kemitraan, lintas program, lintas sector, dan lintas institusi. Adapun
pemberdayaan berarti upaya meningkatkan kemampuan kelompok sasaran
sehingga kelompok sasaran mampu mengembangkan tindakan tepat atas
berbagai permasalahan yang dialami.
Konsep pemberdayaan mengemukakan sejak dicanangkannya Strategi
Global WHO tahun 1984, yang ditindaklanjuti dengan rencana aksi dalam
Piagam Ottawa (1986). Dalam deklarasi tersebut dinyatakan tentang perlunya
mendorong terciptanya: Kebijakan berwawasan kesehatan, lingkungan yang
mendukung, reorentasi dalam pelayanan kesehatan, keterampilan individu,
dan gerakan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari pemberdayaan masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat?
3. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup pemberdayaan masyarakat?
4. Bagaimana langkah-langkah peran serta masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mendalami bagaimana pemberdayaan masyarakat dan langkah-
langkah peran serta masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah PROMKES.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment. Menurut Mernam


Webster Oxford English Dictionary, kata empower mengandung dua
pengertian yaitu :

 To give power atau memberikan kekuasaan, mengalihkan atau


mendelegasikan otoritas dari pihak lain.
 To give ability atau enable atau usaha untuk memberikan kemampuan.
 Usaha untuk memberikan kemampuan.

Hulme dan Tunner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong


terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang
pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di
arena politik secara lokal dan nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan
sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu
proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan atau kekuatan yang
berubah antara individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Menurut definisinya, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai
upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi,
bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat
secara bertanggung-gugat demi perbaikan kehidupannya. Pemberdayaan
dapat juga diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowermnet)
atau kekuatan (strength) kepada masyarakat. Keberdayaan masyarakat adalah
unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive) dan
(dalam pengertian yang dinamis) maupun mengembangkan diri untuk
mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu, memberdayakan masyarakat
merupakan upaya untuk (terus-menerus) meningkatkan harkat dan mertabat
lapisan masyarakat “bawah” tidak mampu melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan
masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan meningkatkan
kemandirian masyarakat.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar)
untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang
secara langsung maupun tidak lansung berpengaruh dalam kesehatan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat menurut para ahli, antara lain:
 Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi
yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma
baru pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participatory,
empowering, and sustainable” (Chambers, 1995 dalam Kartasasmita,
1996).
 Budimanta & Rudito (2008:39), memasukkan konsep pemberdayaan
masyarakat ini ke dalam ruang lingkup Community Development.
Pemberdayaan di sini diterjemahkan sebagai program-program yang
berkaitan dengan upaya memperluas akses dan kapabilitas masyarakat
untuk menunjang kemandiriannya.
 Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996),
manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang
menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat
agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan
hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan
pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.
 Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat
merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan
potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan
masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait,
yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang
menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
 Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan
ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada
pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang
berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat
menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat
menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk
masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini kemudian
pada pemberdayaan ekonomi rakyat.

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk


meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu
maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari
perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

2.2 Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat


Daya merupakan kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan
bertindak, sedangkan berdaya berarti berkekuatan, bertenaga, berkemampuan
memiliki akal, cara untuk mengatasi sesuatu. Pemberdayaan masyarakat
dapat diartikan suatu usaha untuk memberikan kekuatan, tenaga, kemampuan,
mempunyai akal atau cara mengatasi masalah dalam kehidupan masyarakat.
Upaya pemberdayaan masyarakat berarti mamampuan dan memandirikan
masyarakat dalam kebijakan pembangunan nasional harus berwujud dalam
tiga aspek kebijakan utama yaitu :

 Menetapkan suasana untuk iklim yang memungkinkan berkembangnya


potensi yang dimiliki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem
nilai tradisional dalam menata kehidupan masyarakat.
 Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat, baik potensi lokal yang
telah memberdaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui
pemberian masukan berupa bantuan dana, pembagunan prasarana dan
sarana baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial (pendidikan,
kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan
pemasaran didaerah.
 Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk
mencegah persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi
atau menutupi dari interaksi.

2.3 Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, dan
simultan sampai ambang tercapainya keseimbangan yang dinamis antara
pemerintah dan yang diperintah. Menurut Ndraha dalam I Nyoman sumaryadi
(2005:145) diperlukan berbagai program pemberdayaan:

 Pemberdayaan Politik

Pemberdayaan politik bertujuan meningkatkan bargaining position yang


diperintah terhadap pemerintah. Melalui bargaining tersebut, yang diperintah
mendapatkan apa yang merupakan haknya dalam bentuk barang, jasa,
layanan, dan kepedulian tanpa merugikan orang lain.

 Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan yang diperintahsebagai konsumen untuk berfungsi sebagai
penanggung dampak negative pertumbuhan, pemikul beban pembangunan,
dan penderita kerusakan lingkungan.
 Pemberdayaan Social Budaya
Pemberdayaan social budaya bertujuan meningkatkan kemampun sumber
daya manusia melalui human investment guna meningkatkan nilai manusia
dan perilaku seadil-adilnya terhadap manusia.
 Pemberdayaan Lingkungan
Pemberdayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program perawatan dan
pelestarian lingkungan, supaya antara yang diperintah dan lingkungannya
terdapat hubungan saling menguntungkan

2.4 Langkah-langkah Peran Serta Masyarakat dalam Pemberdayaan


masyarakat
A. Langkah-langkah dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
sebagai proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil, pemberdayaan masyarakat
adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik dalam
aspek sosial politik yang dialami oleh individu dan masyarakat, yang
seringkali berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali
lebih dari 7 tahun (Raeburn,1993).
Sebagai suatu proses, Jackson (1989), Labonte (1994), dan Rissel (1994)
mengatakan, pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa komponen
berikut, yaitu:
 Pemberdayaan personal.
 Pengembangan kelompok kecil.
 Pengorganisasian masyarakat.
 Kemitraan.
 Aksi sosial dan politik.
Dengan demikian,pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang
cukup luas,meliputi jenjang sasaran yang diberdayakan (level of objects),
kegiatan internal masyarakat/komunitas maupun eksternal berbentuk
kemitraan (partnership) dan jejaring (networking) serta dukungan dari atas
berbentuk kebijakan politik yang mendukung kelestarian pemberdayaan.
Untuk itu maka pemberdayaan masyarakat dapat dilakasanakan dengan
mengikuti langkah-langkah:
 Merancang keseluruhan program, termaksud didalamnya kerangka waktu
kegiatan,ukuran program,serta memberikan perhatian kepada kelompok
masyarakat yang terpinggirkan.Perancangan program dilakukan
menggunakan pendekatan partisipatoris, dimana antara agen perubahan
(pemerintah dan LSM) dan masyarakat bersama-sama menyusun
perencanaan. Perencanaan partisipatoris (participatory planning) ini dapat
mengurangi terjadinya konflik yang muncul antara dua pihak tersebut
selama program berlangsung dan setelah program dievaluasi.Sering
terjadi apabila sutu kegiatan berhasil, banyak pihak bahkan termaksud
yang tidak berpartisipasi, berebut saling claim tentang peran diri maupun
kelompoknya. Sebaliknya jika program tidak berhasil, individu maupun
kelompok bahkan yang sebenarnya berkontribusi atas kegagalan tersebut,
saling menyalahkan. Perencanaan program pemberdayaan masyarakat
harus memperhatikan adanya kelompok masyarakat yang terpinggirkan
(termarginalisasi). Marginalisasi adalah sutu proses sejarah masyrakat
yang kompleks,yang membuat mereka tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya, tidak mempunyai akses yang
memadai terhadap sumber daya. Oleh karenanya, untuk menghindari agar
ini tidak semakin terpinggirkan, diperlukan perencanaan yang lebih
komprehensif.
 Menetapkan tujuan. Tujuan promosi kesehatan biasanya dikembangkan
pada tahap perencanaan dan bisanya berpusat pada mencegah
penyakit,mengurangi kesakitan dan kematian dan manajemen gaya hidup
melalui upaya perubahan perilaku yang secara spesifik berkaitan dengan
kesehatan. Adapun tujuan pemberdayaan biasanya berpusat bagaimana
masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang berpengaruh pada
kesehatan dan kehidupan masyarakatnya.
 Memilih strategi pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
proses yang terdiri dari lima pendekatan, yaitu: pemberdayaan,
pengembangan kelompok kecil, pengembangan dan penguatan
pengorganisasian mayrakat, pengembangan dan penguatan jaringan
antarorganisasi, dan tindakan politik. Strategi pemberdayaan meliputi:
pendidikan masyarakat, mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat
sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat (community responsibility), fasilitasi upaya mengembangkan
jejaring antar masyarakat, serta advokasi kepada pengambil keputusan
(decision maker).
 Implementasi strategi dan manajemen.Implementasi strategi serta
manajemen program pemberdayaan dilakukan dengan cara:
a. meningkatkan peran serta pemercaya (stakeholder),
b. menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah,
c. mengembangkan kepemimpinan local,
d. membangun keberdayaan struktur organisasi,
e. meningkatkan mobilisasi sumber daya,
f. memperkuat kemampuan stakeholder untuk “bertanya mengapa?”,
g. meningkatkan control stakeholder atas manajemen program, dan
h. membuat hubungan yang sepadan dengan pihak luar.
 Evaluasi program.Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung lambat
dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan
sempurna. Sering terjadi, hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari
pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan
selesai.Oleh karenanya, akan lebih tepat jika dievaluasi diarahkan pada
proses pemberdayaannya daripada hasilnya.

B. Peran serta Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat


1. Wujud Peran Serta Masyarakat
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran
serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan
pemabangunan nasional pada umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
Setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan
masyarakat. Wujud insan yang menunjukkan peran serta masyarakat
dibidang kesehatan antara lain sebagai berikut:
1) Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan.
2) Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama,
politisi, cendikiawan, artis atau seniman, budayaan, pelawak dan lain-
lain.
3) Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya :
kader Posyandu, kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader
kesehatan gigi, kader KB, dokter kecil, saka bakti husada, santri
husada, taruna husada, dan lain-lain.
b. Institusi atau lembaga atau organisasi masyarakat
Bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi,
lembaga atau kelompok kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas
dibidang kesehatan. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala
bentuk kegiatan kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk
masyarakat, seperti :
 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
 Pos Obat Desa (POD)
 Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
 Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren)
 Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD
(P2M-PKMD)
 Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD
(PLp-PKMD) sering disebut dengan desa pencontohan kesehatan
lingkungan (DPKL).
 Suka Bakti Husada (SBH)
 Taman Obat Keluarga (TOGA)
 Bina Keluarga Balita (BKB)
 Pondok Bersalin Desa (Polindes)
 Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu
Usila)
 Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB)
 Keluarga Mandiri
 Upaya Kesehatan Mesjid
2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan
dibidang kesehatan. Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang
kesehatan, aktifitas mereka beragam sesuai dengan peminatannya.
3) Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, ruamh bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai
pengobatan, dokter praktik, klinik 24 jam, dan seabaginya.
C. Dana
Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan
kesehatan seperti dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat, dan berbagai bentuk asuransi dibidang kesehatan.
Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan masyarakat
adalah sebagai berikut:
1) Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD
(Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS<
(Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat pondok pasantren, dana sehat
pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang dikembangkan oleh
LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot,
tukang becak dan lain-lain);
2) Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan
sasaran para pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan
swasta atau pengawai pabrik;
3) Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan)
khusunya bagi para pekerja perusahaan swasta.
4) Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan
pemeliharaan kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi
kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-
lain.
D. Wujud Lain
Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :
 Jasa Tenaga
 Jasa Pelayanan
 Subsidi silang

2. Lingkup Peran Serta Masyarakat


Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas
bahkan tidak terbatas. Namun demikian, untuk memudahkan dalam
pembinaan, lingkup PSM dapat dikelompokkan menjadi:
 Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh masyarakat umum.
 Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)
 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
 Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)
 Kemitaraan LSM dan dunia usaha.
 Dan sehat atau Jaminan Pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)
 Peran wanita pembangunan kesehatan
 Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan
 Kader kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Empowerment yang dalam bahasa Indonesia berarti “pemberdayaan”, adalah
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan dalam pikiran
masyarakat kebudayaan Barat, utamanya Eropa. Memahami konsep empowerment
secara tepat harus memahami latar belakang kontekstual yang melahirkannya.
Konsep empowerment mulai nampak sekitar dekade 70-an dan terus berkembang
hingga 1990-an. (Pranarka & Vidhyandika,1996).
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa “proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang
menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan,
kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari
makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungan
sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi
individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa
yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari sistem
kesehatan. dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) untuk
memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah
pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan
ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Fektor
lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung
masyarakat untuk memperolah dan memanfaatkan input sumber daya yang dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga dan
organisasi masyarakat.

3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang pemberdayaan
masyarakat dan langkah-langkah peran serta masyarakat.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapakan mampu dan mengerti tentang pemberdayaan masyarakat dan
langkah-langkah peran serta masyarakat

Anda mungkin juga menyukai