PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
Dususn oleh:
H. SUKARDI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat Di Lingkungan Tempat Tinggal” ini disusun
dengan tujuan untuk melengkapi tugas pertama semester pertama untuk mata kuliah
Kesehatan Masyarakat. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca
mampu mengenal lebih jauh mengenai pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada semua pihak yang telah
membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan makalah ini.
Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi
bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan
yang baik dan berkualitas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat
itu sendiri.
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan dalam membandingkan antara
teori dan praktek konsep pemberdayaan masyarakat, serta untuk mengetahui informasi-
informasi mengenai konsep pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami pengertian konsep pemberdayaan masyarakat
b. Mengetahui ciri-ciri pemberdayaan masyarakat
c. Mengetahui jenis-jenis pemberdayaan masyarakat
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
3
diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut
berpartisipasi.
Secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau
masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku
masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sangat penting dan merupakan hal yang wajib untuk
dilakukan mengingat pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang demikian pesatnya
belakang ini akan sangat mempengaruhi kemampuan tiap indiviud dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Untuk itu masyarakat luas diharapkan mampu mengikuti
perkembangan zaman dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk:
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.[1]
4
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.[2]
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau
suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.[5]
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.[5]
3. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.[5]
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:[butuh
rujukan]
5
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
6
BAB III
PEMBAHASAN
UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah salah satu wujud nyata
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu
memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes, POD (pos obat
desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA (taman obat keluarga), dana sehat
dan lain-lain.
7
III.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
8
1. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.
Potensi masyarakat yang ada tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik
tanpa adanya gotong royong dari masyarakat itu sendiri. Peran petugas kesehatan atau
provider dalam gotong royong masyarakat adalah memotivasi dan memfasilitasinya,
melalui pendekatan pada para tokoh masyarakat sebagai penggerak kesehatan dalam
masyarakatnya.
4. Menjalin kemitraan
Jalinan kerja antara berbagai sektor pembangunan, baik pemerintah, swasta dan
lembaga swadaya masyarakat, serta individu dalam rangka untuk mencapai tujuan
bersama yang disepakati. Membangun kemandirian atau pemberdayaan masyarakat,
kemitraan adalah sangat penting peranannya.
9
5. Desentralisasi
10
III.5 Ciri Pemberdayaan Masyarakat
1. Community leader: petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada tokoh
masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala adat,
ustad, dan sebagainya.
2. Community organization: organisasi seperti PKK, karang taruna, majelis taklim, dan
lainnnya merupakan potensi yang dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya
pemberdayaan masyarakat.
3. Community Fund: Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip gotong royong sebagai salah satu prinsip
pemberdayaan masyarakat.
4. Community material : setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali
penghasil pasir memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk
memudahkan akses ke puskesmas.
5. Community knowledge: pemberdayaan bertujuan meningkatkan pengetahuan
masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang menggunakan pendekatan
community based health education.
6. Community technology: teknologi sederhana di komunitas dapat digunakan untuk
pengembangan program kesehatan misalnya penyaringan air dengan pasir atau arang.
7. Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat
8. Input, meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
9. Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi pelatihan yang
dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, dan pertemuan-pertemuan
yang dilaksanakan.
10. Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat,
jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang
kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan
keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.
11. Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam menurunkan
angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan status gizi
masyarakat.
11
III.6 Pemberdayaan Keluarga di Bidang Gizi dan Kesehatan
1. Standar Hidup
2. Produktivitas
Produktivitas suatu negara dengan potensi yang hilang itu dapat berupa
pendapatan nasional atau Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Menurut ADB Nutrition
and Developmen (2001) PDB yang hilang akibat kurang energi protein (KEP), anemia
gizi besi (AGB) dan gangguan akibat kurang Iodium (GAKI) pada anak dan orang
dewasa di Banglades berkisar antara 2 % - 5 % dari PDB.
Memiliki keluarga yang sehat dan ceria adalah dambaan setiap orang. Keluarga
yang sehat mencerminkan tingginya kualitas kesehatan keluarga tersebut. Dengan
memiliki keluarga yang sehat, ada banyak hal yang bisa dilakukan bersama. Hal ini tentu
12
dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan tersendiri. Namun sayangnya, untuk
memiliki keluarga yang sehat tidaklah mudah, mengingat banyaknya faktor yang dapat
memengaruhi tingkat kualitas kesehatan keluarga. Lantas, apa sajakah faktor-faktor
tersebut? Berikut adalah 7 di antaranya.
1. Kebersihan
2. Penggunaan Obat
13
tradisional saat kualitas kesehatan menurun. Obat tradisional memang aman, namun
mengunjungi fasilitas kesehatan tetap perlu dilakukan guna mengetahui diagnosis
penyakit secara jelas agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.
4. Nutrisi
5. Imunisasi / Vaksinasi
6. Berat Badan
Anda mungkin sudah tahu bahwa berat badan yang berlebih dapat memicu
berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Namun, sama halnya
dengan berat badan yang berlebih, berat badan yang kurang juga dapat mengurangi daya
tahan tubuh sehingga Anda mudah sakit. Maka dari itu, pastikan setiap anggota keluarga
memiliki berat badan yang ideal agar kualitas kesehatan keluarga Anda terjaga. Untuk
14
menentukan berat badan ideal seseorang, Anda dapat menggunakan rumus BMI (Body
Mass Index). Caranya, bagi berat badan Anda (dalam kilogram) dengan tinggi badan
Anda (dalam meter), kemudian bagi kembali dengan tinggi badan Anda (dalam meter).
Jika hasilnya kurang dari 18.5 atau lebih dari 25, maka Anda perlu melakukan
manajemen berat badan. Hasil di bawah 18.5 menunjukkan bahwa Anda memiliki berat
badan yang kurang. Sebaliknya, hasil yang melebihi angka 25 menunjukkan bahwa Anda
memiliki berat badan berlebih.
7. Aktivitas Fisik
Taraf kesehatan keluarga yang lebih baik memang sudah sewajarnya untuk
diupayakan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkannya, salah satunya
dengan memastikan Anda memberikan perhatian lebih terhadap ketujuh hal di atas. Ajak
semua anggota keluarga Anda untuk ikut mengupayakannya agar tujuan kualitas
kesehatan yang lebih baik dapat tercapai dengan lebih mudah.
15
BAB IV
B. Anamnesa
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 7 Juli 2018 pukul 9.30 WIB
1. Keluhan Utama : Kontrol TB Paru
2. Keluhan Tambahan : Pasien merasa lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan
Lebakgedong untuk kontrol TB Paru yang sudah diderita kira-kira empat bulan yang
lalu. Saat ini pasien mengeluh terasa lemas. Pasien mengatakan, awalnya berobat ke
Puskesmas dikarenakan batuk berdahak selama satu bulan. Dahak berwarna kuning
dan kental tanpa disertai darah. Bersamaan dengan batuk, pasien sering merasakan
badannya panas selama tujuh hari dan selalu keringat dingin pada malam hari. Hal
ini menyebakan pasien sulit untuk tidur. Sejak pasien mengalami keluhan tersebut,
nafsu makan pasienpun berkurang sehingga pasien mengalami penurunan berat
badan yaitu dari 65 kg menjadi 61 kg selama satu bulan. Pasien sering merasa
dadanya sakit apabila pasien sedang batuk. Di keluarga tidak ada yang memili sakit
yang sama dengan pasien.
16
Sebelum berobat ke Puskesmas, pasien sebelumnya sudah berobat ke bidan
dan setelah meminum obat yang diberikan oleh bidan pasien merasa tidak ada
perbaikan. Karena pasien merasa tidak ada perbaikan, oleh karena itu pasien berobat
ke Puskesmas Lebakgedong. Setelah dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik, dokter menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak untuk
mendapatkan diagnosis pasti. Pasien disarankan untuk datang ke laboratorium
Puskesmas dalam waktu 2 hari untuk melihat hasil pemeriksaan dahak tersebut.
Setelah pemeriksaan dahak pagi dan sewaktu, reaksi dari pemeriksaan dahak
tersebut hasilnya (+2, +2), sehingga dokter mendiagnosa pasien menderita TB Paru.
Dokter menjelaskan dan menganjurkan pasien untuk mendapat pengobatan selama 6
bulan dan harus kontrol setiap bulan untuk melihat perkembangan
pengobatannya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Pasien mengaku belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat DM dan Hipertensi disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit TB
- Tidak ada kelurga yang mempunyai asma
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi bawah. Pasien memilik warung
didepan rumahnya dengan penghasilan yang tidak pernah pasti setiap harinya.
Sehingga pasien merasa biaya hidup yang didapatkan kurang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pasien tinggal bersama istri dan seorang anak
perempuannya.
7. Riwayat Kebiasaan :
Suami pasien memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok di dalam rumah.
Pasien mengaku merokok satu bungkus untuk satu sampai dua hari. Berat badan
pasien saat ini 61 kg dengan berat badan sebelumnya 65 kg.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign
Kesadaran : Compos Mentis
17
GCS : 15
Tek. Darah : 110/70 mmHg
Frek. Nadi : 80 x/menit
Frek Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,8 C
BB : 61 kg
Tinggi Badan : 172 cm
3. Status Generalis :
- Kepala : Normocephal
- Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-),
pupil bulat, isokor
- THT : Dalam Batas Normal
- Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-), trakea berada di
tengah
- Paru-paru Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, rhonki halus (+/-),wheezing (-/-)
- Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra
Perkusi : batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra
batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra
batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis
sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
Inspeksi : simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar
Palpasi : nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk
(-), hepatomegali (-), spleenomegali (-)
18
Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
4. Status Lokalis :-
D. Pemeriksaan Penunjang :
- Pada tanggal 11 Juli 2018 pasien melakukan pemeriksaan dahak dan hasil
positif.
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga : Tn. Masrawi
b. Identitas Pasangan : Ny. Nurhayati
19
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang Keluarga Tn. Masrawi tinggal
Luas halaman rumah : - di rumah dengan kepemilikian
Tidak bertingkat milik sendiri. Tn. Masrawi
Lantai rumah dari : keramik tinggal dalam rumah yang tidak
Dinding rumah dari : tembok sehat dengan lingkungan rumah
Jamban keluarga : ada yang padat dan ventilasi yang
Tempat bermain : tidak ada tidak memadai yang dihuni
Tempat pembuangan sampah : tidak ada watt. Air PAM umum sebagai
sarana air bersih keluarga.
21
b. Menerapkan pola gizi seimbang :
Keluarga Tn.Masrawi masih belum menerapkan pola gizi seimbang
kepada seluruh anggota keluarga karena keterbatasan ekonomi. Sehingga
keluarga ini jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu terutama bagi anak
perempuan Tn.Masrawi yang masih dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat memerlukan asupan gizi yang seimbang.
22
B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini termasuk keluarga inti. Tn. Masrawi adalah seorang
suami dari Ny. Nurhayati dan juga selaku kepala keluarga. Ny. Nurhayati sendiri
sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah, suami dan anaknya.
Hamsatul Saifani adalah anak pertama yang masih SD. Seluruh anggota
keluarga Tn.Masrawi tinggal di salam satu rumah.
2. Masalah lingkungan
Lingkungan tempat tinggal Tn. Masrawi merupakan lingkungan yang padat
penduduk dan letak rumah yang satu dengan rumah yang lainnya saling
menempel. Tn. Masrawi jarang membuka jendela rumahnya sehingga terasa
lembab.
23
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal
Pasien datang atas kemauan sendiri dan diantar oleh istrinya pada saat
pertama kali berobat di Puskesmas Lebakgedong. Hal ini dilakukan karena
sebelumnya pasien sudah berobat ke bidan tetapi tidak kunjung sembuh.
Sehingga pasien khawatir bahwa batuk yang diderita akan semakin memburuk
dan anggota keluarga lainnya tertular. Dengan berobat ke puskesmas pasien
berharap penyakitnya dapat cepat sembuh.
2. Aspek klinik
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, didapat diagnosis kerja TB Paru.
5. Aspek fungsional
Secara aspek fungsional, pasien tidak ada kesulitan dan masih merasa
mampu dalam hal fisik dan mental untuk melakukan aktifitas di dalam maupun
di luar rumah.
E. Rencana Pelaksanaan
Hasil yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Biaya Ket.
diharapkan
- Memberikan Pasien Saat - Pasien tetap
semangat dan pasien sabar dan
menjelaskan berobat ke patuh untuk
kepada pasien Puskesmas meminum
bahwa dan saat obat secara
penyakitnya kunjungan rutin hingga
akan sembuh. ke rumah pengobatan
- Menganjurkan pasien satu penyakitnya
kepada pasien kali tuntas.
Aspek untuk rajin - Mempertahan
personal kontrol dan kan pasien
mengambil obat agar rutin
ke Puskesmas untuk kontrol
25
apabila obat ke
yang tersedia Puskesmas
sudah mau
habis.
- Menjelaskan
kepada pasien
agar selalu rutin
meminum
obatnya dan
jangan sampai
terjadi putus
obat karena
dapat terjadi
pengulangan
obat dari bulan
pertama.
26
makan makanan dan saat - Pasien
Aspek yang bergizi. kunjungan merubah
risiko - Mengajurkan ke rumah kebiasaannya
internal kepada pasien yaitu rajin
untuk selalu membuka
rajin membuka jendela
jendela rumahnya
rumahnya pada agar rumah
pagi hingga tidak terasa
siang hari. lembab.
27
menghadapi
kondisi
keluarganya
saat seperti
ini.
Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan BTA, bila
hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan
G. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam
28
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
http://hendriksnow01.blogspot.com/2016/05/makalah-pemberdayaan-masyarakat-
desa.html
http://cendekia02.blogspot.com/2015/06/makalah-pemberdayaan-dan-
pengembangan.html
http://verythassyahyi.blogspot.com/2014/12/pemberdayaan-masyarakat.html
https://walhijabar.wordpress.com/2008/01/21/pemberdayaan-masyarakat-dalam-
pengelolaan-lingkungan-oleh-admin/
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-pemberdayaan-masyarakat-dan-
contohnya/
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-keluarga-fungsi-keluarga-dan-jenis-jenis-
keluarga/
https://www.lifebuoy.co.id/kesehatan/infeksi-dan-pencegahannya/berita-kesehatan/7-
hal-yang-memengaruhi-kualitas-kesehatan-keluarga.html
30