Anda di halaman 1dari 2

Tugas Mata Kuliah Teori Pembangunan

ANALISIS PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN


INDONESIA dalam TEORI ROSTOW
Oleh : Rizqi Setyo Pambudi
NIM : 21/476253/PTK/13929

Walt Whitman Rostow merupakan seorang ahli ekonomi dan politikus yang bekerja di
National Security Advisor di Amerika Serikat pada saat Presiden Johnson menjabat. Ia merupakan
orang yang berperan dalam pembentukan kebijakan Amerika Serikat khususnya di Asia Tenggara.
Teori yang sangat terkenal dari Rostow adalah teori tahap pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan
oleh Rostow dan disebarluaskan melalui bukunya yang berjudul “The Stages of Economic Growth ; a
non communist manifesto”. Rostow menjadikan teorinya sebagai sebuah alternative bagi teori Karl
Mark mengenai sejarah modern, namun secara ideologi keduanya jauh berseberangan karena teori
Karl Mark membawa system sosialis sedangkan Rostow membawa system kapitalis. Menurut
Rostow pertumbuhan pembangunan ekonomi merupakan proses transformasi suatu masyarakat dari
masa tradisional menjadi masyarakat modern dengan ditandainya perubahan sektor pertanian menjadi
sektor industri.
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu perubahan orientasi organiasai ekonomi, politik dan sosial, perubahan
pandangan masyarakat mengenai jumlah anak, dari yang sebelumnya beorientasi banyak anak banyak
rejeki menjadi keluarga kecil, perubahan kegiatan investasi masyarakat dari investasi non produktif
menjadi investasi yang produktif dan perubahan sikap hidup dan adat istiadat.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut Rostow dalam bukunya membagi tahapan pembangunan ekonomi
menjadi 5 tahapan antara lain :
1. Tahapan masyarakat tradisional, ciri pada tahapan ini adalah dominasi oleh sektor pertanian
dimana kebijakan masih dipengaruhi oleh tuan tanah yang berkuasa di daerah;
2. Tahapan prakondisi lepas landas, ciri utamanya adalah terjadi perubahan struktur tenaga kerja
dari pertanian ke industry, barang dan jasa sudah beredar luas dan munculnya investasi pada
sektor infrastruktur;
3. Tahapan lepas landas, dapat dikatakan masuk dalam tahapan ini apabila industrialisasi
meningkat, inovasi tenknologi serta hambatan dalam struktur social dan politik dapat diatasi;
4. Tahapan menuju kematangan, ciri pada tahapan ini adalah serikat buruh dan dagang semakin
maju;
5. Tahapan konsumsi masal yang tinggi, ciri pada tahapan ini adalah proporsi tenaga kerja tinggi di
bidang jasa, meluasnya konsumsi dan jumlah penduduk di kota lebih besar daripada di desa.
Di Indonesia teori Rostow tersebut menjadi dasar dalam perencanaan ekonomi di masa
pemerintahan orde baru melalui REPELITA I (1969-1974) sampai dengan REPELITA VI (1994-
1999). Pada tahapan awal pemerintah Indonesia mengundang investasi model asing, bantuan
(pinjaman) luar negri di cari secara aktif. Pada REPELITA tahap I difokuskan untuk meningkatkan
hasil pertanian dengan cara penyempurnaan system irigasi dan transportasi sehingga produksi beras
nasional naik 25%. REPELITA tahap II pemerintah fokus untuk memperbaiki dan mengembangkan
infrastruktur, menyediakan lapangan kerja baru dan meningkatkan industry pengolah bahan mentah
menjadi bahan baku. Pada REPELITA tahap III pemerintah menetapkan target sektor pertanian untuk
mencapai swasembada pangan dan pemantapan industry yang mengolah bahan baku menjadi bahan
jadi. Selanjutnya di REPELITA IV pemerintah menekankan sektor pertanian untuk mempertahankan
swasembada terutama swasembada beras dan mulai meningkatkan industry yang dapat memproduksi
mesin untuk industry ringan maupun berat. Berdasarkan teori Rostow tahap REPELITA V merupakan
tahap akhir untuk persiapan menuju tahapan tinggal landas ditandai dengan fous pada sector industri
yang didukung oleh pertumbuhan yang stabil di sektor pertanian.

Magister Perencanaan Wilayah dan Kota


Tugas Mata Kuliah Teori Pembangunan

REPELITA VI direncanakan pada tahun 1994 – 1999 merupakan awal pembangunan jangka
Panjang tahap lanjutan dimana Indonesia memasuki proses tinggal landas (tahapan ke 3 dalam
tahapan pembangunan ekonomi Rostow). Akantetapi pada tahun 1997 pada saat implementasi
REPELITA VI Indonesia terserang krisis ekonomi. Krisis ekonomi menyebabkan gejolak politik dan
konsdisi keamanan di Indonesia sangat kacau sehingga era kepemimpinan orde baru dengan konsep
REPELITA terhenti. Pada saat menggunakan teori Rostow sebagai dasar perencanaan pembangunan
mungkin kita lupa bahwa Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam, sedangkan teori Rostow
lebih cocok untuk masyarakat yang cenderung homogen. Homogenitas yang kesannya di paksakan itu
menyebabkan ketimpangan pembangunan antar daerah dan antar sektor.
Krisis ekonomi tersebut membuktikan satu kesalahan mendasar dari teori Rostow yaitu
mengabaikan factor eksogen (eksternal) dalam proses pembangunan ekonomi. Kepemimpinan
Soeharto tidak mampu membawa Indonesia keluar dari pusaran krisis ekonomi yang menyebabkan
krisis multidimensional. Korupsi merajalela, harga pokok melambung tinggi, pengangguran banyak
terjadi sehingga rezim kapitalis otoriter Soeharto di gulingkan. Selanjutnya masuk dalan era reformasi
pada saat rezim transisi yang dipimpin oleh presiden BJ Habibie (1998-1999), tantangan besarnya
adalah pemulihan kondisi ekonomi dari pertumbuhan minus 13,13% . Pada era ini pemerintah
mengeluarkan berbagai kebijakan keuangan dan moneter untuk membawa Indonesia ke masa
kebangkitan. Pada masa selanjutnya Indonesia mengalami turun naik pertumbuhan ekonominya
sampai pada saat ini. Dari berbagai sumber disebutkan system ekonomi yang dianut oleh negara
Indonesia saat ini adalah system ekonomi Pancasila, yang mengedepankan pihak pemerintah dan
swasta dalam mengelola perekonomian.

Daftar Pustaka
Aswicahyono, Haryo dan David Christian, 2017. Perjalanan Reformasi Indonesia 1997-2016. Jakarta:
CSIS Working Paper Series WPECON 201702
Moeis, Syarif, 2009. Pembangunan Masyarakat Indonesia menurut Pendekatan Teori Modernisasi dan
Teori Dependensi”. Bandung: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI
Basri, Faisal. 2020. “Antiklimaks Keberhasilan Ekonomi Presiden Jokowi”,
https://faisalbasri.com/2020/07/26/antiklimaks-keberhasilan-ekonomi-presiden-jokowi-ii/,
diakses pada 09 September 2021 pukul 23.57.

Magister Perencanaan Wilayah dan Kota

Anda mungkin juga menyukai