MENGENAL AFTA
OLEH :
AMILIA FEB 08
KELAS 12 IPS 4
PEMBAHASAN .............................................................................................. 03
PENUTUP ........................................................................................................ 85
1
KATA PENGANTAR
Hanya atas izin Allah SWT semata makalah ini dapat kami selesaikan,
untuk itu puji syukur kami panjatkan atas semua anugerah, lindungan, dan
bimbingan-Nya, karena hanya Dia yang pantas menerima puja dan puji. Shalawat
serta salam semoga tercurahkah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
beserta keluarganya, dam umatnya. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi
tugas akhir Mata Pelajaran Sejarah Minat.
Kepada semua pihak yang telah ikut mewarnai perjalanan pemikiran dan
keilmuan kami dihantarkan terima kasih, dan semoga Allah SWT memberikan
kemuliaan dan keberkahan di dunia dan di akhirat. Aamiin.
Kami menyadari, materi dalam makalah ini tentu masih jauh dari sempurna,
untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat, Aamiin.
2
PEMBAHASAN
A. AWAL TERBENTUK
3
Pada tahun 1917, pertemuan berlangsung di Pittsburgh,
Pennsylvania, di mana masa depan presiden Cekoslowakia Tomáš
Masaryk dan lainnya Ceko dan Slovakia perwakilan menandatangani
Perjanjian Pittsburgh yang menjanjikan keadaan umum terdiri dari dua
negara yang sama, Slovakia dan Czechia. Segera setelah itu, filsafat
Edvard Benes mendorong kesatuan yang lebih besar dan satu bangsa.
The Bohemian Raya resmi tidak lagi ada pada 1918 oleh
transformasi menjadi Cekoslowakia. Cekoslowakia didirikan pada
Oktober 1918, sebagai salah satu negara penerus Kekaisaran Austro-
Hungaria pada akhir Perang Dunia I dan sebagai bagian dari Perjanjian
St Germain . Ini terdiri dari hari wilayah sekarang dari Bohemia ,
Moravia , Slovakia dan Carpathian Ruthenia . Wilayahnya mencakup
beberapa daerah yang paling maju dari mantan Austria-Hongaria.
4
Chekoslovakia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal
28 Oktober 1918. Cekoslovakia ber-ibukota di Praha. Negara ini terdiri
dari etnis Cheko dan Slovakia yang memiliki kedekatan sejak masa
lampau dan pada abad ke-9.
“Czechs made up around fifty per cent of the initial population, and
identified with a long history of Czech life, thought and statehood;
Slovaks comprised around fifteen per cent, had a very similar language
to the Czechs which helped bind the country together, but had never been
in their ‘own’ country. The rest of the population were German,
Hungarian, Polish and others, left by the problems of drawing
boundaries to replace a polyglot empire.”
(arti: Ceko terdiri sekitar lima puluh persen dari populasi awal, dan
mengidentifikasi dengan sejarah panjang kehidupan Ceko, pemikiran
dan kenegaraan, Slowakia terdiri sekitar lima belas persen, memiliki
bahasa yang sangat mirip dengan Ceko yang membantu mengikat negara
bersama, tetapi memiliki pernah di negeri sendiri 'mereka. Sisa penduduk
adalah Jerman, Hungaria, Polandia dan lain-lain, yang ditinggalkan oleh
masalah menetapkan batas-batas untuk menggantikan kerajaan polyglot
atau dikenal dengan Austria-Hungary.)
5
kekalahan dan wilayahnya terpecah-pecah. Bangsa Cheko dan Slovakia
kemudian mendirikan sebuah negara bersama pada tahun 1918.
B. PERJALANAN
6
pemerintah untuk melakukan reformasi. Salah satunya dari Alexander
Dubček.
Pasca invasi yang dilakukan oleh Uni Soviet, pasukan Uni Soviet
masih ditempatkan di Cekoslovakia guna mengawasi pergerakan
Cekoslovakia. Dubcek yang menjadi kepala negara tidak bebas untuk
melakukan sesuatu dan akhirnya mundur pada 1969. Kepemimpinannya
digantikan oleh Gustáv Husák yang pro komunis. Di tahun ini juga,
sistem administrasi Cekoslovakia dimodifikasi menjadi sistem federal
7
yang terdiri menjadi dua negara federasi (bagian) yaitu Republik Sosialis
Ceko dan Republik Sosialis Slovakia.
8
Foto 5: Dokumentasi peristiwa Revolusi Velvet
9
Pada tahun 1990, Cekoslovakia menjalani pemilu multipartai
untuk pertama kalinya dan membawa Havel kembali terpilih sebagai
presiden. Sistem ekonomi terpusat a la komunis tak lagi dijalankan, dan
perusahaan swasta bermunculan. Media diberi hak seluas-luasnya dalam
hal pemberitaan. Embel-embel "sosialis" dalam nama negara dihilangkan.
Foto 7: Wilayah negara Ceko (merah) dan Slovakia (hijau) saat ini.
10
C. FAKTOR PENYEBAB
D. BERAKHIRNYA
11
Foto 8: Politisi Slovakia, Vladimír Mečiar
12
Pasca pemisahan Cekoslovakia menjadi Republik Ceko dan
Slovakia hubungan antara kedua negara terbilang cukup baik. Hal ini
dapat dilihat dari kesepakatan-kesepakatan yang muncul untuk
mempermudah penduduknya dalam memperoleh kewarganegaraan.
Dalam persaingan industri senjata Republik Ceko dianggap lebih unggul
dibandingkan Slovakia namun hal ini tidak menimbulkan konflik dalam
persaingan industri senjata kedua negara tersebut. Sebagai negara yang
berpisah secara damai, Republik Ceko dan Slovakia tetap menjaga
hubungan baiknya. Hal ini terlihat dalam beberapa perjanjian Bilateral
antara kedua negara tersebut.
13
E. TEORI TENTANG BERAKHIRNYA NEGARA CEKOSLAWKIA
14
bangsa; Ketiga, unsur pemerintah. Kami akan menjelaskannya dalam
runtutan kasus tersebut sebagai berikut:
15
Foto 11: Ibukota Cekoslovakia, Praha
16
II. Materi 2 – Menganalisis Konflik di Asia Timur
A. PENDAHULUAN
17
Foto 12: Kepulauan Senkaku
18
A. KRONOLOGI KONFLIK
19
Perebutan kepemilikan Pulau Diaoyu (Menurut nama yang
diberikan China) dan Senkaku (berdasar nama yang diberikan
Jepang) telah berlangsung sejak tahun 1969. Sengketa ini diawali
ketika ECAFE (Economic Commission for Asia and the Far East)
menyatakan bahwa di perairan sekitar Pulau Daioyu/Senkaku
terkandung hidrokarbon dalam jumlah besar. Kemudian pada tahun
1970, Jepang dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian
pengembalian Okinawa, termasuk pulau Daioyu/Senkaku kepada
Jepang. Hal inilah yang kemudian diprotes China, karena China
merasa bahwa pulau tersebut adalah milik China. Sengketa ini
semakin berkembang pada tahun 1978, ketika Jepang membangun
mercusuar di Pulau Daioyu untuk melegitimasi pulau tersebut.
China telah mengklaim kepemilikan atas Diayou ini sejak abad ke-
15, begitu pula Taiwan yang telah mengklaim kepemilikan Diayou
sejak abad ke 16. Akan tetapi, pihak Jepang mengklaim bahwa
ketika pulau itu disurvei oleh mereka pada 1800-an, dan tidak
menemukan tanda-tanda keberadaan pendudukan China di wilayah
tersebut pada akhirnya wilayah di pulau-pulau Senkaku tersebut
dimasukkan ke dalam wilayah Jepang pada tahun 1895 setelah
kemenangan mereka dalam Perang Sino-Jepang I. Pulau-pulau
kemudian berada di bawah pendudukan Amerika pada tahun 1945,
ketika Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II, namun segera
20
kembali pada tahun 1972. Sebelum tahun 1971, baik China atau
Taiwan membuat klaim apa pun terhadap “kedaulatan teritorial”
terhadap wilayah Senkaku atau Diayou. Pada akhir tahun 1960,
ECAFE melakukan survei perairan di sekitar Senkaku/Diayou dan
mengumumkan adanya tabungan minyak berpotensi di bawah dasar
laut. Setelah ECAFE ini merilis temuannya pada tahun 1971,
Taiwan membuat klaim teritorial pertama ke pulau-pulau yang
kemudian diikuti oleh China.
21
melakukan klaim terkait kepulauan yang digunakan ini telah ada
sejak Dinasti Ming sebagai pertahanan pesisir terhadap bajak laut
Jepang. China juga menegaskan bahwa peta asing dan China
menunjukkan bahwa pulau-pulau milik China. China berpendapat
bahwa Jepang mencuri pulau-pulau selama Perang Sino-Jepang I
Pemerintah baru-baru ini mengeluarkan 1943 Deklarasi Kairo dan
1945 Potsdam Deklarasi sebagai bukti, menyatakan bahwa Jepang
setuju untuk menandatangani dokumen-dokumen tersebut, mereka
sepakat “untuk mengembalikan ke Republik China semua wilayah
Jepang telah dicuri dari Dinasti Qing dari China seperti Manchuria,
Formosa dan Pescadores.”namun ada, tidak ada indikasi Kepulauan
Senkaku yang disebutkan dalam dokumen.
22
Dilain pihak, Pemerintah Jepang dengan tegas menyatakan
bahwa pulau-pulau Senkaku adalah jelas merupakan wilayah yang
melekat dari Jepang. Mereka membantah klaim Historis yang
dilakukan China terkait pengadministrasian pulau melalui survei
mereka pada tahun 1885 yang menunjukkan tidak ada tanda-tanda
yang telah dikuasai oleh negara mana pun. Jepang juga tidak
memvalidasi poin yang diangkat oleh China untuk kedaulatannya.
Jepang mengatakan disurvei pulau selama 10 tahun di abad ke-19
dan menentukan bahwa mereka tak berpenghuni. Pada 14 Januari
1895 Jepang mendirikan sebuah penanda kedaulatan dan secara
resmi dimasukkan pulau-pulau dalam wilayah Jepang. Mereka
menyatakan bahwa pulau ini bukan merupakan bagian dari Taiwan
maupun Kepulauan Pescadores. Selanjutnya, Kepulauan Senkaku
23
2010 konfrontasi antara Jepang dan China terjadi ketika China
memancing provokasi pukat di perairan Kepulauan Senkaku, hal ini
menunjukkan bagaimana mudahnya insiden yang tampaknya kecil
memicu konfrontasi diplomatik yang terjadi sampai saat ini.
B. FAKTOR PEMICU
24
Diaoyu (dalam bahasa China) di setiap pihak bermuara pada klaim
berbeda. China menganggap kepemilikan atas Senkaku sudah ada
sejak masa Dinasti Ming (1368-1644), dimana nama wilayah
tersebut telah tercantum di sebuah buku berjudul Departure Along
the Wind. Selain itu, kepulauan ini beserta pulau-pulau kecil yang
mengitari kerap kali disebutkan berada dalam lingkup pertahanan
maritim negara China sendiri pada masa itu. Selain itu kepulauan
Diayou sendiri kerap kali digunakan oleh nelayan negara China
sebagai basis operasionalnya. Selain itu, pada saat kekalahan China
dalam perang Sino-Jepang (1894-1895), Taiwan (termasuk Diaoyu
Islands) diserahkan ke Jepang. Namun, akhir PD II, kepulauan ini
dikembalikan oleh AS ke China berdasarkan perjanjian ”Tiga Besar”
(AS, Inggris, China) di Kairo tahun 1943.
25
dan diyakini bahwa kepulauan ini tidak berpenghuni. Survei saat itu
menunjukkan tiadanya tanda – tanda bahwa kepulauan Senkaku
berada di bawah kontrol dari negara China sendiri. Berdasarkan
keputusan kabinet pada 14 Januari 1895, kepulauan ini dimasukkan
ke teritorial Jepang. Sejak itu, Senkaku menjadi bagian integral dari
Kepulauan Nansei Shoto, dimana hal ini kemudian diyakini oleh
Jepang bahwa kepulauan tersebut tidak menjadi bagian dari Taiwan
ataupun lainnya, yang diserahkan ke China setelah PD II selesai.
Selain itu, kepemilikan tersebut dibuktikan melalui sebuah Map
1969 buatan pemerintah negara China yang memasukkan
Kepulauan Senkaku ke wilayah Jepang. Berarti ada pengakuan
resmi sejak itu bahwa Senkaku masuk dalam wilayah otoritas Jepang.
Persoalan ketiga, yakni munculnya sengketa ini dipicu setelah kedua
pihak menyadari adanya sumber cadangan minyak dan gas di sekitar
pasca ECAFE mengumumkan kandungan hidrokarbon yang berada
dalam kepulauan Senkaku atau Diayou tersebut. Hal tersebut
menjadi pemicu besar kedua negara saling klaim untuk memiliki
wilayah ini. Mengingat pula, baik negara Jepang dan China adalah
dua negara yang sangat bergantung pada suplai minyak dan gas dari
luar negaranya, menyadari keberadaan cadangan energi yang berada
dekat dengan wilayah mereka, tentu saja hal tersebut memicu kedua
negara untuk memiliki wilayah tersebut beserta dengan seluruh
sumber energi yang berada didalamnya.
26
kesepahaman suatu negara baik melalui proses negosiasi ataupun
mediasi atau melalui perjanjian bilateral yang saling diakomodasi
dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Jalur hukum bisa
dilakukan melalui proses arbitrase atau diangkat menuju mahkamah
internasional, International Court of Justice ataupun International
court lainya hal ini akan bersifat mengikat kedua belah pihak jika
jalur penyelesaian yang dipilih adalah melalui jalur hukum.
Alternatif yang ditawarkan adalah terlibat dalam hubungan bilateral
diplomatik baik negosiasi dalam rangka membangun beberapa
bentuk pengelolaan bersama pulau-pulau tersebut mengingat
negosiasi akan menghindari ketidakpastian ajudikasi dan hasil
sewenang-wenang berdasarkan hukum anakronistik.
27
Penyelesaian sengketa ini juga merupakan usulan dari Jepang, akan
tetapi China tetap melakukan penolakan terhadap usulan Jepang ini.
28
salah satu pihak yang tidak menyepakati proses penyelesaian yang
diajukan salah satu negara dalam hal ini yang diajukan oleh Palau
terhadap Indonesia, sama halnya dengan Jepang yang mengajukan
penyelesaian dengan menggunakan jalur wilayah tengah perbatasan
terhadap China, namun keduanya baik China- Indonesia sama-sama
menolak proses penyelesaian sengketa perbatasan yang sama-sama
dialami terkait zona ekonomi eksklusifnya. Pola penyelesaian
konflik antar keduanya yang sedang diajukan secara internasional
juga hampir memiliki kesamaan yakni dengan melakukan Joint
Development Agreement ataupun melakukan proses delimitasi di
wilayah batas kedua belah pihak.
29
2. Sengketa Teritorial Jepang dan Korea Selatan
A. PEMBAHASAN
30
Foto 21: Peta Kepualauan Dokdo atau Takeshima
31
kepulauan tersebut memiliki tempat yang startegis bagi kehidupan
biota laut dan persinggahan berbagai jenis burung, banyaknya
plankton yang menyebabkan banyak kehidupan biota laut di
kepulauan Takeshima ( Dokdo ) diantaranya berupa ikan, udang, dan
kerang.
32
B. KLAIM KOREA SELATAN TERHADAP PULAU DOKDO
33
Dokdo apabila diukur jarak dari pulau Ulleungdo hanya berjarak
87,4km sehingga pulau Dokdo Dapat di lihat dengan jelas dari pulau
Ulleungdo. Apabila diukur jarak dari pulau Oki berjarak 157,5km
dan pulau Dokdo tidak dapat terlihat dari pulau Oki. Pada tahun
1952 pemerintah Korea Selatan mengeluarkan deklarasi Presiden
Korea Selatan dimana deklarasi tersebut menciptakan garis
imajiner bernama Rhee Line yang membatasi wilayah Jepang dan
Korea Selatan di Laut Jepang, garis tersebut juga memberi
konsekuensi bahwa sebagian besar wilayah Laut Jepang termasuk
pulau Dokdo berada dibawah kedaulatan Korea Selatan.
34
( Dokdo ) merupakan wilayah teritorialnya. Selain dengan adanya
perjanjian San Francisco pihak Jepang juga mengkalim pulau
Takeshima ( Dokdo ) pada September 1904 Nakai Yozaburo
seorang nelayan asal kepulauan Oki mengajukan permohonan
untuk memasukkan kepaulauan Takeshima ( Dokdo ) sebagai
wilayah Jepang dalam permohonan tersebut Nakai menyebutkan
bahwa pulau Takeshima ( Dokdo ) merupakan pulau yang tidak
berpenghuni dan status teritorialnya tidak jelas sehingga Nakai
meminta Jepang mengambil kepastian status teritorial pulau
Takeshima tersebut agar mengamankan sumber daya ekonomi yang
ada di pulau Takeshima ( Dokdo ). Sehingga Jepang mengokupasi
pulau Takeshima ( Dokdo ) dan menetapkan tanggal 22
Februari 1905 resmi memasukkan pulau Takeshima ( Dokdo )
sebagai bagian dari wilayah Jepang dan berada dalam Perfektur
Shimane dan menetapkan pada tanggal tersebut sebagai Takeshima
Day.
35
1454 mencatat bahwa Ulleungdo dan Dokdo adalah dua pulau
yang merupakan bagian dari Uljin Perfecture. Ulleungdo dan
Dokdo adalah wilayah Ussanguk ( pulau yang tidak berpenghuni )
yang telah menjadi sasaran pada dinasti Silla pada awal abad ke-6
( 512 SM ) yang menunjukan bahwa kontrol efektif Korea Selatan
atas Pulau Dokdo berawal sejak masa dinasti Silla. Selain itu,
terdapat fakta bahwa Dokdo merupakan bagian dari Korea yang
tidak hanya dketahui oleh Jepang namun juga diketahui oleh
negara – negara barat, pada tahun 1737 seorang ahli geografi yang
berasal dari Prancis yang menunjukan bahwa Dokdo berada dekat
ke wilayah Korea.
36
bagian dari jajahan Rusia, hal ini menunjukan bahwa wilayah
semenanjung Korea termasuk ke dalam wilayah yang menjadi
bagian dari hasil perang tersebut sehingga Jepang pada tanggal 22
Februari 1905 menegaskan kembali kedaulatannya atas Takeshima
( Dokdo ). Pemerintah Korea Selatan menganggap perjanjian yang
dilakukan antara Jepang dan Korea Selatan pada Agustus 1904
salah satu cara Jepang untuk mengagresi Korea Selatan dan
menjadikan Takeshima ( Dokdo ) menjadi korban pertama melawan
Korea Selatan.
37
undang – undang bahwa Dokdo merupakan wilayah Korea Selatan
sejak rancangan pertama hingga rancangan ke-5. Jepang menyadari
hal tersebut dan melobi konsulat Amerika untuk menjadikan Dokdo
( Takeshima ) menjadi pusat radar dan meteorolog untuk
angkatan udara Amerika, atas desakan tersebut Amerika menandai
Dokdo ( Takeshima ) bukan sebagai wilayah Korea Selatan tetapi
wilayah Jepang pada rancangan yang ke-6 namun rancangan
tersebut tidak disetujui oleh Inggris, New Zealand, dan Australia.
Pada rancangan ke-7 sampai ke-9 Dokdo ( Takeshima ) tidak di
sebutkan. pada September 1952 perjanjian San Francisco Pasal 2
menyatakan “ Jepang mengakui kemerdekaan Korea dan
melepaskan semua hak kepemilikan dan klaim atas Korea termasuk
pulau Quelpart , Port Hamilton, dan Daglet ( Jejudo, Geomundo,
dan Ulleungdo ) sehingga Jepang berhasil mempertahankan
pengakuan sekutu bahwa Dokdo ( Takeshima ) adalah termasuk
kedalam wilayah Jepang.
38
oleh Komite Gabungan Jepang – Amerika Serikat selama masa
perang Korea Selatan, maka pemerintah Jepang mengklaim hal ini
menunjukan jelas bahwa pasukan PBB menganggap Dokdo
( Taekshima ) sebagai teritorial Jepang.
39
menyelesaikannya, sehingga dimasa depan kedua negara akan
kembali mengeklaim wilayah pulau Takeshima ( Dokdo ) masuk
kedalam wilayah Jepang maupun wilayah Korea Selatan. Pada
tahun 1996 ketika Menteri Luar Negeri Jepang Ikeda Yukihiko
menegaskan kembali klaim atas pulau Takeshima setelah Korea
Selatan merencanakan untuk membangun sebuah dermaga di pulau
Dokdo, dan membuat amarah masyarakat Korea Selatan muncul
sehingga Jepang menunda untuk membangun dermaga di pulau
Takeshima ( Dokdo ).
40
perlukan untuk mempromosikan usaha untuk mencapai tujuan
dari Takeshima Day ).
41
kepulauan Takeshima ( Dokdo ) kembali muncul dan menyebabkan
perdebatan dan protes dari kedua negara.
42
buku pegangan untuk pembelajaran. Salah satu contohnya pada
tahun 2008 Jepang mengeluarkan adanya buku pegangan pedoman
baru untuk studi sosial sekolah menengah yang memicu adanya
pernyataan oleh Korea Selatan yang berisi bahwa:
“Korea Selatan tidak dapat menerima keputusan Jepang untuk
memasukkan dalam buku pegangan tentang pedoman baru untuk
studi sosial sekolah menengah atas klaimnya terhadap Dokdo,
pemerintah Korea Selatan memprotes pemerintah Jepang untuk
segera melakukan tindakan korektif secepatnya“.
Adanya video yang dibuat oleh South Korea Broadcasting yang
berjudul “ Dokdo “ juga menjadi salah satu propaganda yang
dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan dalam menyebarkan
pesan untuk masyarakat luas mengenai kepemilikan Korea Selatan
terhadap kepulauan Dokdo
43
kepulauan Takeshima ( Dokdo ) namun pada negosiasi ini Jepang
sepakat untuk menunda riset ilmiah dan Korea Selatan menunda
mendaftarkan fitur geografis bawah laut kepada Organisasi
Hidrologi Internasional. Kedua negara juga sepakat untuk
melakuakn kegiatan riset ilmiah bersama dan menghasilkan adanya
penemuan gas hidrat di sekitaran pulau Takeshima ( Dokdo ).
44
E. PERSPEKTIF REALIS DALAM SENGKETA KEPULAUAN
TAKESHIMA ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN
45
( Dokdo ) ini dapat memicu adanya kemarahan dari berbagai pihak
baik dari pemerintah kedua negara maupun masyarakat kedua
negara.
46
adanya pendidikan bahasa Korea di sekolah – sekolah, banyak
wanita – wanita Korea yang diperkosa dan disiksa, penjajahan ini
membuat rakyat Korea marah dan membangkitkan jiwa
patriotismenya sehingga pada tanggal 1 Maret 1919 jutaan
demonstran yang merupakan rakyat pribumi menuntut
kemerdekaan bangsa Korea dari Jepang akibat dari demonstran
ini banyak rakyat yang dihabisi dengan cara yang kejam oleh
Jepang dan mengakibatkan kurang lebih 7000 rakyat Korea
terbunuh. Hingga sekarang hal tersebut masih menjadi dasar rakyat
maupun pemerintah Korea Selatan yang tidak ingin kedaulatannya
di ganggu kembali oleh Jepang, sehingga apabila Jepang masih
tetap mengklaim kedaulatan pulau Takeshima maka Korea Selatan
kemungkinan akan berani untuk mengambil kebijakan untuk
memutus hubungan diplomatik dengan negara Jepang.
Sedangkan negara Jepang dalam mempertahankan kedaulatannya
atas kepulauan Takesima ( Dokdo ) merupakan suatu kewajiban
untuk menjaga warisan dan legalitas sejarah yang telah ada sejak
tahun 1905 dimana Jepang telah menyatakan bahwa pulau
Takeshima ( Dokdo ) merupakan wilayah dari negara Jepang
sehingga Jepang tidak ingin kedaulatan atas kepulauan
Takeshima ( Dokdo ) yang dimiliki oleh Jepang direbut oleh Korea
Selatan.
47
Jepang apabila melakukan hal yang sama dapat memicu adanya
protes dari masyarakat Jepang dan membuat ancaman kemanan
dalam negeri. Dalam perspektif realis isu kemanan merupakan isu
paling utama dan dominan sehigga suatu negara dalam mengambil
kebijakan atau keputusan akan memperhitungkan cost and benefit
demi kepentingan keamanan nasional.
48
melakukan proses penyelesaian sengketa internasional tidak dapat
menjadi solusi sebagai penyelesaian sengketa kepulauan Takeshima
( Dokdo ) dikarenakan pihak Korea Selatan menolak tiga kali
perjanjian yang diajukan oleh Jepang untuk membawa
permasalahan sengketa kepulauan Takehsima ( Dokdo ) ke
mahkamah internasional yaitu Pertama, pada bulan Maret 1962.
Kedua, pada bulan September 1964. Ketiga, pada bulan Agustus
2012. Sedangkan dalam proses beracara dalam mahkamah
internasional kedua negara yang bersengketa atau berkonflik
harus menandatangani perjanjian penyerahan permasalahan
sengketa ke mahkamah internasional apabila salah satu pihak
menolak maka proses beracara di dalam mahkamah
internasional tidak dapat dilakukan. Sehingga cara penyelesaian
hukum tidak dapat menyelesaiakan permasalahan sengketa
kepulauan Takeshima ( Dokdo ) apabila salah satu negara yang
bersengketa tidak menyetujui perjanjian penyerahan sengketa ke
mahkamah internasional.
49
senjata tempur modern sehingga Argentina menyerah pada bulan
Juni 1982 dan pulau Falkland ( Malvinas ) di dapatkan oleh Inggris.
50
Apabila kedua negara lebih memilih jalur penyelesaian
sengketa melalui perang maka kedua negara dapat menyelesaikan
permasalahan sengketa ini dengan mudah, namun dengan adanya
penyelesaian sengketa melalui perang memerlukan biaya yang tidak
sedikit dan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perang dapat
berjalan dalam kurun waktu yang lama tidak hanya sebulan namun
dapat memerlukan waktu berbulan – bulan hingga bertahun – tahun
untuk menyelesaikan peperangan, dalam jangka waktu yang
lama tersebut kedua negara harus siap dengan semua proses pada
masa perang, kedua negara harus pintar dalam melakukan strategi
perang untuk mendapatkan hak kedaulatan pulau Takeshima
( Dokdo ). Kekuatan militer yang dimiliki oleh kedua negara
menjadi salah satu faktor pendukung untuk melihat secara kasar
negara mana yang dapat memenangkan perang untuk mendapatkan
hak kedaulatan pulau Takeshima ( Dokdo ).
51
apabila ada suatu negara yang terlibat perang sehingga negara yang
terlibat perang harus bekerja lebih dalam mengatur ekonomi negara
dalam masa perang. Sehingga pasca perang negara tersebut akan
mengalami permasalahan atau krisis ekonomi yang merugikan bagi
seluruh masyarakat dan dapat menyebabkan kemiskinan yang
berkepanjangan.
A. AWAL MULA
Korea terbagi menjadi dua negara yakni Korea Utara dan Korea
Selatan. Terbaginya Korea menjadi dua negara ini merupakan simbol
warisan persaingan ideologi di masa Perang Dingin. Pada akhir tahun
1970-an, Korea Utara dan Korea Selatan mulai tampil di kalangan
masyarakat internasional akibat keberhasilannya dalam pertumbuhan
ekonomi dan menghilangkan kemiskinan dalam waktu yang cukup
singkat. Selain dari segi ekonomi, Korea menjadi pusat perhatian
masyarakat internasional karena pertentangan dan persaingan antara
Korea Utara dan Korea Selatan yang semakin tajam, yakni dengan
memperkokoh sistem pertahanannya masing-masing. Presiden Kim Dae
Jung memerintah Korea Selatan sejak tahun 1998 hingga 2003. Selama
memerintah Korea Selatan, Kim Dae Jung telah mengeluarkan
kebijakan-kebijakan untuk lebih memperbaiki keadaan Korea Selatan.
Pertama, Presiden Kim Dae Jung mampu mengubah Korea Selatan
yang dulunya rezim militer menjadi pemerintahan yang demokratis.
52
Kedua, Kim Dae Jung mampu mengeluarkan Korea Selatan dari
belenggu krisis moneter dengan menggalakkan pembangunan setelah
mendapat bantuan dari IMF. Ketiga, Kim Dae Jung berupaya untuk
mengadakan reunifikasi Korea dengan megeluarkan Kebijakan Sinar
Matahari yang nantinya akan membawa Presiden Kim Dae Jung
(Korea Selatan) dan Presiden Kim Jong il (Korea Utara) bertemu dalam
meja perundingan.
B. PERJALANAN
53
mengancam stabilitas kekuasaan pemerintah yang sangat berkepentingan
menjaga status quo sehingga disebut sebagai "musuh negara".
Kim Dae Jung menang dalam pemilu presiden Desember 1997 saat
mengalahkan Lee Hoi-chang dari Partai Besar Nasional dan Rhee In-je
dari Partai Rakyat Baru. Berakhirnya kekuasaan Presiden Kim
Young-sam selintas menandakan pupusnya dominasi militer yang
runtuh akibat krisis moneter. Awal tahun 1998, Kim Dae-jung dilantik
sebagai Presiden Korea Selatan. Setelah bantuan IMF (Dana Moneter
Internasional) diterima, Kim Dae Jung melancarkan serangkaian
pembaruan. Lima chaebol terbesar yaitu Hyundai, Samsung, Daewoo,
LG, dan Sungkyong menjadi teladan dalam melakukan restrukturisasi dan
liberalisasi.
54
membentuk Kim Dae Jung menjadi figur pemimpin yang keras hati
dengan berupaya merealisasikan segala kebijakan yang dikeluarkannya
sebagaimana tampak dalam usahanya yang sangat antusias mereunifikasi
Korea. Dalam mengeluarkan kebijakannya, Kim Dae Jung juga
melakukan serangkaian usaha-usaha yang sangat menguntungkan Korea
Selatan, seperti halnya di bidang ekonomi dan keamanan, dimana
keputusan mengeluarkan Sunshine Policy (Kebijakan Matahari)
dilakukan dengan cara yang konsisten mengajak Pyongyang untuk
berdamai dengan ketulusan hati, dan dengan kemauan keras untuk
mencapai tujuan mengurangi kekhawatiran situasi yang ada.
55
karena Kota Berlin pernah terpecah akibat perbedaan ideologi, tetapi
akhirnya bisa bersatu kembali. Deklarasi Berlin diharapkan dapat
sebagai acuan menciptakan Semenanjung Korea yang makmur, damai,
dan aman di masa mendatang.
56
Faktor pendukung adanya reunifikasi juga dikaitkan dengan adanya
kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Pengusaha Korea Selatan
melihat banyak kesempatan yang dapat digali di Korea Utara, seperti
Pantai Timur sebagai pusat industri berat dan kimia, Wansu sebagai
tempat pembuatan kapal, daerah Geomdeok terdapat bermacam-macam
logam merupakan tempat menjanjikan bagi penanaman investasi industri
berat, kimia, dan juga pengembangan sumber daya alam. Begitu juga
daerah Najin dan Seonbong merupakan zona ekonomi yang patut
dikembangkan sebagai pusat transportasi dan tujuan turis. Sepanjang
Pantai Barat, di daerah Haeju terdapat semen dan besi baja, sedangkan
daerah Gaesong terdapat bahan makanan dan tenun. Jika fasilitas
transportasi di daerah Gaesong diperbaiki, maka hasil-hasil makanan dan
tenun dapat dipasarkan di Seoul. Selain itu, masih banyak daerah di
Korea Utara yang memiliki potensi sebagai daerah industri. Selain itu,
adanya dukungan dari empat negara besar, yaitu Amerika Serikat, Jepang,
Cina, dan Rusia juga menjadi faktor pendukung eksternal reunifikasi
Korea.
57
mengadakan hubungan dengan dunia luar sehingga Korea Utara sulit
untuk berkembang.
58
ekonomi Korea Utara, Korea Selatan mengadakan kerjasama ekonomi
dengan Korea Utara sebesar 4,13 juta dollar Amerika untuk membantu
Korea Utara melalui organisasi internasional, seperti Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) pertengahan tahun 2000.
Korea Utara merupakan negara yang tertutup dari dunia luar. Korea
Utara tetap mencari jalan sendiri dengan menggunakan ideologi Ju-che.
Negara dan masyarakat Korea Utara dikenal oleh dunia luar sebagai
tanah yang membeku. Presiden Kim Dae Jung tidak henti-hentinya
mencoba ”menyinari” Korea Utara dengan Kebijakan Matahari. Usaha
Kim Dae Jung mulai membuahkan hasil yang dibuktikan dengan
dibukanya pintu air oleh ketua umum Hyundai Group, Chung Ju-Yung.
Chung membawa bantuan berupa 500 ekor sapi melewati jalan darat
antara Korea Utara dan Korea Selatan yang selama ini tertutup rapat.
59
Chung Ju-Yung bertemu dengan sejumlah pemimpin Korea
Utara, termasuk Kim Jong Il. Chun dapat mengetahui bahwa para
pemimpin Koea Utara sangat menginginkan kerjasama dalam berbagai
bidang dengan pihak Korea Selatan karena Korea Utara sudah lama
menghadapi kesulitan besar, seperti kekurangan pangan, kekurangan
valuta asing, kekurangan minyak mentah, dan kekurangan energi. Kim
Dae Jung memberikan ijin kepada sejumlah banyak pengusaha Korea
Selatan untuk mencari kesempatan dalam membuka dan melakukan
kerjasama dengan rekannya di Korea Utara. Meskipun jumlahnya belum
terlalu banyak, sejak saat itu sudah mulai terdapat hubungan dalam
berbagai bidang non politik. Keberhasilan ini menjadi tanda
keberhasilan pelaksanaan Kebijakan Sinar Matahari yang dipelopori
oleh Presiden Kim Dae Jung.
60
mengandung arti penting bagi upaya reunifikasi Korea. Melalui
pertemuan puncak itu, kedua Korea memilih cara penyatuan dengan
hidup bersama secara damai. Berdasarkan arti pertemuan puncak, kedua
Korea sangat memerlukan sikap untuk menuju masa pasca Perang Dingin
dan menghapuskan hubungan pertentangan di masa Perang Dingin.
Kunjungan Kim Dae Jung ke Korea Utara dan berhasilnya pertemuan
puncak di Pyongyang pada Juni 2000 merupakan hasil Kebijakan Sinar
Matahari Kim Dae Jung. Oleh karena keberhasilannya, Kim Dae Jung
memperoleh hadiah Nobel Perdamaian.
61
Selatan. Kerjasama ekonomi antar Korea memang sangat
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Modal dan teknologi dari pihak
Korea Selatan serta sumber-sumber alam dan tenaga kerja yang
bermutu dari Korea Utara saling dapat mengisi. Pertumbuhan ekonomi
dalam negeri Korea Selatan memberikan motivasi bagi perusahaan dan
tenaga kerja Korea Selatan untuk memperluas gerak kerjanya ke luar
negeri. Pengusaha-pengusaha Korea Selatan menaruh perhatian untuk
dapat menanamkan modal di Korea Utara. Para pengusaha Korea Selatan
beranggapan bahwa di Korea Utara banyak tempat yang dapat digunakan
sebagai lahan bisnis, seperti tekstil dan alat-alat elektronik.
62
dilaksanakan di dalam daerah bebas militer yang banyak terdapat fasilitas
pertahanan dan ranjau darat.
63
iii. Sengketa Kepulauan Spratly, Paracel, dan Scarborough Shoal
A. AWAL MULA
64
Namun Vietnam membantah serta tidak mengakui tuntutan
pemilikan wilayah terhadap Kepulauan Spratly tersebut bahkan, Vietnam
mengatakan bahawa wilayah Kepulauan Spartly merupakan sebahagian
dari wilayah 4 negaranya. Vietnam mengakui wilayah Kepulauan Spratly
dan sekitarnya merupakan kawasan sejak abad ke-17. Akibat perebutan
pengakuan wilayah atas Kepulauan Spratly antara China dan Vietnam,
pada tahun 1988 terjadi insiden antara Angkatan Laut China dan
Angkatan Laut Vietnam. Insiden ini terjadi dimana kapal Angkatan Laut
Vietnam yang sedang berlayar di Laut China Selatan disekat oleh kapal
perang Angkatan Laut China. Dalam pemberontakan tersebut, Angkatan
Laut Vietnam kehilangan 74 orang anggotanya. Akibat dari insiden ini
juga, Vietnam memutuskan hubungan diplomatik dengan China,
walaupun beberapa tahun kemudian hubungan diplomatik kedua negara
berlangsung normal kembali.
65
Menurut Malaysia, langkah ini diambil berdasarkan Peta Undang-
Undang Laut Malaysia Tahun 1979, yang mencakupi sebahagian dari
wilayah Kepulauan Spratly. Malaysia bahkan membangunkan mercu
tanda di salah satu wilayah di Kepulauan Spratly. Malaysia juga bersama
Filipina dan Brunei merupakan sesama anggota Asean, dengan adanya
konflik atas wilayah Kepulauan Spratly khusus untuk Malaysia-Filipina
semakin menambah rumit hubungan diantara kedua-dua negara.
Hubungan antara Malaysia dengan Filipina yang selama ini agak kurang
harmoni disebabkan masalah tenaga kerja menjadikan masalah semakin
kompleks dengan munculnya konflik tuntutan wilayah Spratly. Taiwan
sebagai salah satu negara yang mengakui kedaulatan atas Kepulauan
Spratly juga mengalami ketegangan hubungan dengan Flipina.
66
perairan negaranya yang meliputi wilayah di sekitar perairan Kepulauan
Spratly. Walaupun demikian tetap saja menimbulkan konflik dengan
Malaysia, iaitu konflik mengenai terumbu karang di sebelah selatan Laut
China Selatan yang sewaktu air pasang berada di bawah permukaan laut.
Brunei mengakui gugusan karang dan landasan kontinen di sekitarnya
merupakan sebahagian dari wilayahnya. Di pihak Malaysia pada tahun
1979 pula turut menuntut gugusan karang tersebut bahkan
mendudukinya. Akan tetapi konflik antara Brunei-Malaysia mengenai
tuntutan kedaulatan di sekitar Kepulauan Spartly relatif tenang, belum
sampai menimbulkan konflik terbuka kearah peperangan antara kedua
negara.
67
Brunei, Taiwan dan Malaysia. Kepulauan Spratly merupakan kepulauan
yang berada di Laut China Selatan yang terdiri daripada 350 gugusan
pulau-pulau kecil yang kaya dengan hasil khazanah alam semulajadi
seperti terumbu dan pulau batu karang.
Pada tahun 1986, Kepulauan Spratly ini mula menjadi tumpuan dan
tuntutan beberapa negara kerana terdapat penemuan minyak dan gas asli
pertama di kawasan kepulauan. Menurut data yang dikeluarkan oleh ‘The
Geology and Mineral of People’s Republic of China’ (RCC)
menyatakan bahawa kandungan minyak yang terdapat di kepulauan itu
berjumlah sekitar 17.7 milion ton dan merupakan telaga minyak ketiga
terbesar di dunia yang boleh mendatangkan keuntungan berlipat kali
ganda bagi negara yang memiliki kepulauan ini.
68
mengaut keuntungan ynag besar telah memburukkan lagi keadaan
konflik. Aktiviti penanagkapan ikan yang dilakukan di kawasan laut
tersebut dianggap sebagai pencerobohan bagi zon perairan negara-negara
yang berdekatan dengan kepulauan ini. Tambahan pula, konflik ini
semakin parah apabila beberapa negara seperti Malaysia, Vietnam,
Filipina, dan Taiwan menuntut penamaan terhadap gugusan pulau-pulau
yang terdapat di Kepulauan Spratly. Bagi negara Brunei Darussalam pula,
tuntutannya adalah berbeza apabila hanya menuntut wilayah laut di
Kepulauan Spratly sebagai Zon Ekonomi Eksklusifnya untuk
melebarkan sayap wilayahnya.
1. China
69
kehidupan Dinasti China di Kepulauan Spratly. Menurut China
sejak 2000 tahun yang lalu, Kepulauan Spratly sudah menjadi jalur
perdagangan China. Selain itu, kenyataan ini turut disokong oleh
fakta-fakta sejarah antaranya penemuan bukti-bukti arkeologi China
Dinasti Han (206-220 SM) di beberapa gugus Kepulauan Spartly.
70
2. Taiwan
3. Vietnam
Vietnam juga melakukan tuntutan atas dasar sejarah.
Vietnam menyatakan bahawa terdapat bukti kependudukannya
terhadap Pulau Spratly dan Paracel sudah dimulai pada abad 17.
Selain itu ada fakta sejarah yang menunjukkan bahwa wilayah
tersebut telah masuk ke dalam wilayah daerah Binh Son,Vietnam.
Vietnam Selatan menegaskan haknya atas Kepulauan Spratly dalam
“San Francisco Conference”. Kemudian Vietnam mulai menyatakan
pemilikannya atas Kepulauan Spratly pada tahun 1975 dengan
menempatkan tentaranya di 13 buah pulau di Kepulauan tersebut.
4. Filipina
71
Filipina dikatakan mula menduduki Kepulauan Spratly
bermula pada tahun 1970. Prinsip utama yang digunakan dalam
tuntuan Filipina ke atas Kepulauan Spartly adalah Res Nullius.
Filipina berpendapat bahawa tuntutan mereka adalah Res Nullius
kerana tiada kedaulatan efektif ke atas pulau-pulau tersebut sehingga
tahun 1930 ketika Perancis dan seterusnya Jepun mengambil alih
pulau-pulau tersebut. Jepun meninggalkan kedaulatan mereka ke
atas pulau-pulau sesuai dengan Perjanjian San Francisco, ada
pelepasan hak atas pulau-pulau tanpa penerima khusus. Tuntutan
juga dilakukan atas prinsip ZEE yang dianggap Filipina bahawa
Kepulauan Spratly adalah termasuk didalam kasawannya.
5. Malaysia
72
terdapat desakan dan kepelbagaian inisiatif dan tuntutan dari negara
lain terutama China.
6. Brunei Darussalam
73
di Laut China Selatan di Asia Tenggara. Dalam isu perebutan tuntutan
bertindih terhadap Kepulauan Spartly, ia merupakan sesuatu yang sukar
untuk di selesaikan oleh ASEAN dalam bentuk perundingan. Meskipun
terdapat banyak perundingan penyelesaian terhadap isu ini tetapi
sehingga ke hari ini masih belum sampai ke jalan penghujungnya atau
titik penamat. Isu perebutan Pulau Spratly ini sangat unik.
74
bernilai antaranya sumber petroleum sebanyak 17.7 milion tan yang
dianggarkan mampu menjadi telaga minyak ketiga terbesar di dunia.
Faktor kekayaan sumber petroleum telah merancakkan proses perebutan
kepulauan ini atas dasar kepentingan ekonomi kepada negara-negara
yang memilikinya. Seterusnya, Kepulauan Spartly juga kaya dengan
sumber protein sehingga ia menjadi pusat tumpuan dan persinggahan
nelayan-nelayan dari negara-negara jiran untuk bertandang ke kepulauan
tersebut.
75
menangani konflik ini. Negara-negara yang menuntut dengan berani
menyatakan bahawa Kepulauan Spartly adalah hak mereka. Keadaan ini
menyebabkan konflik perebutan kepulauan ini semakin meruncing.
Pelbagai kaedah dan strategi telah dilakukan oleh negara-negara yang
menuntut kepulauan ini dengan melakukan kependudukan dan
meletakkan pasukan ketenteraan masing-masing. Tetapi lebih jauh,
masing-masing negara bukan sahaja berani melakukan pendudukan di
Kepulauan Spratly tetapi juga berani menunjukkan tanda - tanda
penaklukan kepulauan-kepulauan tertentu di Kepulauan Spartly dengan
mengibarkan bendera, menduduki dan membina benteng, mendirikan
bangunan dan tanda-tanda di atas pulau, membina stesen pemantauan
wilayah bersatelit yang seharusnya berada di bawah mandat organisasi
antarabangsa, mengeluarkan undang-undang, menggabungkan pulau-
pulau dengan provinsi berdekatan, menerbitkan peta-peta baru,
menerbitkan dokumen-dokumen sejarah yang berkaitan dengan dasar
tuntutan, mengizinkan pelancong dan para jurnalis berkunjung ke pulau-
pulau “mereka”, memberikan konsensi minyak kepada perusahaan asing
di wilayah berkonflik dan menempatkan pasukan ketenteraan. Justeru,
tindakan-tidakan yang diambil oleh negara-negara yang menuntut
Kepulauan Spartly dilihat telah mencabar undang-undang wilayah
antarabangsa serta menampakkan bahawa masing-masing cuba untuk
berebut dan mempertahankan Kepulauan Spartly berdasarkan
kemampuan masing-masing.
76
III. Materi 3 : Mengenal AFTA
A. LATAR BELAKANG
77
Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. AFTA menjamin
perdagangan luar negeri (foreign trade) dan mengembangkan
kemungkinan konsumsi suatu bangsa. Perdagangan luar negeri
memungkinkan suatu negara mengkonsumsi lebih banyak barang
dibanding pada keadaan swasembada tanpa perdagangan luar negeri.
Penerapan perdagangan bebas (Free Trade) dalam perspektif AFTA
adalah terwujudnya teori keuntungan komparatif.
78
Dalam melakukan pedagangan sesama anggota, biaya operasional mampu
ditekan sehingga akan menguntungkan.
79
Temporary Exclusions List (TEL) merupakan daftar yang berisi
produk-produk yang dikecucalikan sementara untuk dimasukkan dalam
skema CEPT. Produk-produk TEL berupa barang manufaktur harus
dimasukkan kedalam IL paling lambat 1 Januari 2002. Produk-produk
dalam TEL tidak dapat menikmati konsensi tarif CEPT dari negara
anggota ASEAN lainnya. Produk dalam TEL tidak ada hubungannya
sama sekali dengan produk-prodiuk yang tercakup dalam ketentuan
General Exceptions.
80
diimpikan oleh ASEAN melalui AFTA. AFTA mengusahakan agar
perdagangan antar negara ASEAN dapat berlangsung lancar, sehingga
mendukung perkembangan ekonomi seluruh anggota ASEAN. Bila
seluruh negara anggota ASEAN telah mapan ekonominya, hal ini tentu
mendorong terbentuknya masyarakat sejahtera.
B. PENGERTIAN
81
(AFTA) untuk pertama kalinya dicetuskan dalam KTT ASEAN ke-4 di
Singapura pada tanggal 27-28 Januari 1992.
Vietnam bergabung pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997 dan
Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri dari sepuluh negara ASEAN.
82
AFTA secara resmi dimulai pada tanggal 1 Januari 1993. Dengan
AFTA diharapkan negara anggota lebih meningkatkan penghasilan
ekspor masing-masing anggota; mengingkatkan investasi dalam kegiatan
produksi dan jasa antaranggota. Selain itu, negara anggota AFTA
diharapkan dapat meningkatkan investasi dari negara bukan anggota.
D. TUJUAN AFTA
2. Jumlah produk yang masuk dalam daftar AFTA (Inclusion List, IL)
ditambah dan semua produk yang masuk Temporary Exclusion List
(TEL) secara bertahap akan masuk dalam IL. Dengan demikian,
semua produk TEL diharapkan masuk IL pada 1 Januari 2000.
83
Immediate Inclusion List (daftar produk) yang segera masuk
dalam Inclusion List mulai berlaku 1 Januari 1996 sehingga
tarifnya 0-5% pada tahun 3003.
84
PENUTUP
85
1948-1989: Negara ini menjadi negara komunis dengan pusat ekonomi
terencana .
1969-1990: The Federal Republik terdiri dari Republik Sosialis Republik
dan Republik Sosialis Slovakia .
1990-1992: The federasi yang demokratis republik terdiri dari Republik
Ceko dan Republik Slovakia.
86
B. Sengekta Teritorial Jepang dan Korea Selatan
Pertama, Masalah perebutan atau klaim suatu kepulauan oleh
beberapa negara memang menjadi masalah yang rumit, klaim suatu negara
terhadap suatu wilayah negara lain sering kali menimbulkan konflik yang
berujung pada memburuknya hubungan antara negara yang saling klaim
atas wilayah yang sama. Salah satunya seperti yang dialami oleh Jepang
dan Korea Selatan atas klaim kepulauan Takeshima ( Dokdo ),
permasalahan sengketa yang dihadapi oleh dua negara yang saling
bertetangga ini adalah mengenai status kedaulatan pulau Takeshima
( Dokdo ). Dimana Jepang dan Korea Selatan mengklaim berdasarkan
konektifitas secara geografis, dan historis atas kepemilikan pulau
Takeshima ( Dokdo )
87
memperebutkan kekuatan dan menyelesaikan persoalan dengan konflik
atau peperangan, dalam perspektif realisme percaya pada negara berada
dalam sistem anarki yaitu dimana tidak ada kekuasaan diatas negara,
negara juga menjadi aktor utama dalam perspektif realis sedangkan aktor
non-negara tidak diakui peranannya.
88
2. Kegagalan Reunifikasi Korea
Presiden Kim Dae Jung memerintah Korea Selatan selama lima
tahun, dari tahun 1998 sampai tahun 2003. Kim Dae-jung lahir di
Haui-do (Jeolla Selatan), Korea Selatan tanggal 03 Desember 1925 dan
meninggal di Seoul, Korea Selatan tanggal 18 Agustus 2009 pada umur
83 tahun. Awal tahun 1998, Kim Dae-jung dilantik sebagai Presiden
Korea Selatan. selama lima tahun memerintah, Kim Dae Jung berhasil
membawa Korea Selatan dari rezim militer menuju pemerintahan yang
demokratis. Prestasi besar lain yang diukir Kim Dae Jung adalah
memperkenalkan "Kebijakan Matahari Bersinar" (Sunshine Policy). Kim
Dae Jung berharap dengan adanya Kebijakan Sinar Matahari dapat
membawa perubahan yang lebih baik untuk keadaan di Semenanjung
Korea. Meskipun, Kim Dae Jung mengetahui bahwa kebijakannya itu
tidak dapat direalisasikan secepat mungkin.
89
reunifikasi terdapat kendala, yaitu sistem politik Korea Utara yang masih
menganut sistem The Founding Father dan ancaman nuklir Korea Utara
yang dapat mengganggu keamanan Korea Selatan.
90
mencapai titik klimaks apabila enam negara yang terlibat dalam konflik
perebutan ini tidak merendahkan ego dan duduk semeja berunding dalam
keadaan bebas nilai kepentingan. Faktor kepentingan peribadi setiap
negara yang berkonflik dalam menuntut kepulauan tersebut telah
melemahkan proses pencapaian persefahaman dan kunci kepada peleraian
konflik. Jika hanya pihak ketiga seperti ASEAN sahaja yang berusaha
untuk meleraikan pertikaian tanpa kerjasama yang jitu daripada pihak
berkonflik, proses mediasi itu menjadi sia-sia kerana pada akhirnya
konflik tidak dapat ditransformasikan ke arah lebih baik.
91
Tenggara. Kita sebagai komuniti ASEAN juga tidak terlepas daripada
tanggungjawab untuk membantu dalam mewujudkan perdamaian.
92
DAFTAR PUSTAKA
Aditabella. (2013). Pecahnya Cekoslovakia Menjadi Republik Ceko dan Slovakia. From
http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/17/pecahnya-cekoslovakia-menjadi-republik-
ceko-dan-slovakia-292723.html. 20 Oktober 2013.
Kafka, Franz (2008) [Tengok Franz Kafka di Praha] Sejarah dan Politik. From
http://faisal14.wordpress.com/2009/03/02/cara-menulis-daftar-pustaka/. 21
Oktober 2013.
Librayanto, Romi. 2012. Ilmu Negara Suatu Pengantar Cetakan Kedua. Makassar :
Pustaka Refleksi.
Wilde, Robert. (2013). The Velvet Divorce: The Dissolution of Czechoslovakia. From
http://europeanhistory.about.com/od/historybycountry/a/Velvetdivorce.htm. 20 Oktober
2013.
93
Irewati, A. (2012, September 24). Senkaku, antara Jepang dan China.
Retrieved April 10, 2017, from Kompas.com:
http://internasional.kompas.com/read/2012/09/24/05341379/Senkaku.antara.
Jepang.dan.China
News, B. (2014, November 10). How uninhabited islands soured China-
Japan ties. Retrieved April 10, 2017, from BBC.com:
http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-11341139
Roy-Chaudhury, S. (2016, August 1). The Senkaku Islands Dispute.
Retrieved April 11, 2017, from International Policy Digest:
https://intpolicydigest.org/2016/08/01/senkaku-islands-dispute/
Smith, S. A. (2011). Japan and the East China Sea Dispute. Foreign Policy
Research Institute and the Reserve Officers Association , 370.
94
Stark, J.G. 2000. Pengantar Hukum Internasional. Vol 2. Edisi Kesepuluh.
Diterjemahkan oleh : Bambang Iriana. Jakarta : Sinar Grafika
Bardin. Jakarta
Grafindo Pustaka.
95
Bouvier, Fortuna, Tol, dan Smith. 2005. Konflik Kekerasan Internal
Tinjauan Sejarah, Ekonomi – Politik, dan Kebijakan di Asia Pasifik.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Lim, Tae Wei, 2012. “ Korea – Japan Relations : The Dokdo Issue From
The Korean
Perspective “
Kyoto.
Khazanah Ilmu.
96
Ichiro, Ozawa, 1994. “ Blueprint For A New Japan : Rethinking Of a
Nation “, Tokyo : Kodansha International
Gita, Utami. 2013. “ Sengketa Pulau Dokdo antara Jepang dan Korea
Selatan “. Jurnal
97
Japan, Ministry of Foreign Affairs. 2014. Takeshima : Volume 1. Japan :
Ministry of Foreign
Affairs of Japan.
Affairs of Japan.
Affairs of Japan.
98
International Court Of Justice. 2013. International Court Of Justice :
Handbook. DenHag :
99
World, KBS. “ Special Dokdo”.
http://world.kbs.co.kr/special/dokdo/indonesian/. Diakses pada 25
November 2017 jam 19.47.
Time, “ War Legacy Plagues Japan and It’s Neighbors “di akses dari
http://nation.time.com/2012/08/16/wars-legacy-pleagyes-japan-and-its-
neighbors/nd diakses pada tanggal 20 April 2018 pukul 1.57 WIB
100
Nitin Philip, “ Dokdo / Takeshima Island Dispute ( Japan –S.Korea ) “,
http://my-munofs-iv-
wikispaces.com/file/view/dokdo+takeshima+islands+dispute+(japan+-
+S.korea).pdf , di akses pada 20 April 2018 pukul 3.33 WIB
Jakarta: Rajawali
Jakarta: Kencana
101
Hendrawan, F. R. (2004). Sikap Jepang terhadap Rencana Reunifikasi
Korea.
Yogyakarta: UMY
Jakarta: LP3ES
Munthe, E. R. (2001). Politik Luar Negeri Korea Selatan Era Presiden Kim
Dae Jung.
Yogyakarta: UPN
Yoon, Y. S., dan Setiawati, N. A. (2003). Sejarah Korea Sejak Awal Abad
hingga
102
Yoon, Y. S., dan Mas’oed, M. (2004). Politik Luar Negeri Korea Selatan
Penyesuaian
103