Anda di halaman 1dari 13

INFLASI DAN

PENGANGGURAN

Kelompok 7

Elsa Kartika Hutasoit (7192240001)

Erwin Satria hamonangan Sinaga (7193240005)

Estevania Landeta (7191240016)

Irnawati Tanjung (7192240004)


Hubungan Antara Inflasi Dan
Pengangguran
Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu
tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk
barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya).
Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

 Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan
banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga
para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah
produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja
baru sampai pada tingkat full employment. 17 Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak
memberikan dampak yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam perekonomiannya.
 Pandangan Mengenai Inflasi dan Pengangguran
 adanya hubungan antara inflasi dan pengangguran itu relatif baru, kira – kira pada akhir
tahun 1950an. Secara sistematik hubungan ini baru mulai diperkenalkan oleh AW Phillips pada
tahun 1958 dari hasil studi lapangan tentang hubungan antara kenaikan tingkat upah dengan
pengangguran di inggris pada tahun 1861 – 1957. Kurva yang menunjukkan adanya hubungan
negatif ini sering disebut kurva Phillips (sesuai dengan nama penemunya). Kurva tersebut sejalan
dengan keadaan yang terjadi di Inggris pada periode 1861 – 1957. Tahun di mana tingkat
pengganguran rendah adalah juga tahun dalam mana tingkat kenaikan upah tinggi, dan sebaliknya
tahun dalam mana pengangguran tinggi, tingkat kenaikan upah rendah.
 Implikasi Kebijaksanaan

 Sampai pada akhir tahun 1950an masalah pokok kebijaksanaan makro ekonomi adalah mencapai secara serentakkesetabilan
harga serta kesempatan kerja yang tinggi.Namun beberapa pemikiran pada waktu itu meragukan tercapainya kedua tujuan
tersebut secara bersama – sama. Kurva Phillips dapat menjelaskan keadaan pesimis ini. Kesetabilan harga dan kesempatan
kerja yang tinggi adalah dua hal yang tidak bisa terjadi bersama – sama.

 Dasar Teori

 Kurva Phillips diperoleh semata – mata atas dasar studi empirik, tidak ada dasar teorinya. Lipsey pada tahun 1960 mencoba
untuk mengisi dasar teorinya. Untuk tujuan ini dia menggunakan sebagai dasar penjelasannya adalah teori pasar tenaga
kerja.

 Dengan demikian, natural rate of unemployment (UN) merupakan suatu tingkat pengangguran dalam mana terdapat
kesetabilan upah (W = 0). Ada beberapa pernyataan Lipsey tentang kurva Phillips dengan menggunakan teori pasar tenaga
kerja menjadi dua yaitu pertama, penawaran dan permintaan akan tenaga kerja menentukan tingkat upah, kedua tingkat / laju
perubahan tingkat upah ditentukan oleh besarnya kelebihan permintaan (excess demand) akan tenaga kerj
 Perkiraan (Expectation)

 Masalah perkiraan atau ekspektasi ini muncul pada pertengahan tahun 1970an dan merupakan
angin segar pada perkembangan ekonomi makro. Adanya trade-offantara inflasi dan unemployment
dipertanyakan. Krisis minyak yang terjadi pada pertengahan tahun 1970an menimbulkan apa yang
disebut stagflasi (stagnasidan inflasi), inflasi dan unemployment naik secara bersama – sama.

 Perkiraan Adaptive (adaptive expectation)


 Sebelum pertengahan tahun 1970an teori yang dominan dalam penyusutan ekspektasi ini adalah
adaptive. Menurut teori ini harga yang diperkirakan akan terjadi (expected price) didasarkan pada
harga yang telah lalu. Apabila harga perkiraan sekarang tidak sama dengan harga yang betul – betul
terjadi (actual price) saat ini, maka individu akan menggunakan kesalahan dalam perkiraan ini
untuk memperbaiki perkiraannya di masa yang akan datang
Kurva Phillips

Kurva Phillips adalah model ekonomi persamaan tunggal, dinamai william Phillips,
menggambarkan hubungan terbalik antara tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah
yang sesuai yang menghasilkan ekonomi. Dinyatakan secara sederhana, penurunan
pengangguran, (yaitu, peningkatan tingkat pekerjaan) dalam ekonomi akan berkorelasi dengan
tingkat kenaikan upah yang lebih tinggi. [1] Phillips tidak sendiri menyatakan ada hubungan
antara pekerjaan dan inflasi; gagasan ini adalah pengurangan sepele dari temuan statistiknya.
Samuelson dan Solow membuat koneksi eksplisit dan kemudian Milton Friedman[2] dan
Edmund Phelps[3][4] menempatkan struktur teoritis di tempatnya. Dengan demikian, Friedman
berhasil memprediksi runtuhnya korelasi a-memaoretik Phillips.
 Dasar Teori Kurva Phillips

 Tujuan utama dari kebijakan ekonomi makro adalah untuk memecahkan masalah
inflasi sebagai penyebab terjadinya ketidakstabilan harga dan untuk memecahkan
masalah pengangguran. Jadi diharapkan jika kebijakan ekonomi makro dapat
mencapai sasarannya, yaitu menciptakan stabilitas harga dan dalam waktu bersamaan
menciptakan kesempatan kerja.

 Kurva Phillips menggambarkan ciri perhubungan diantara tingkat kenaikan upah


dengan tingkat pengangguran, atau di antara tingkat harga dengan tingkat
pengangguran. Nama kurva tersebut diambil dari orang yang mula-mula sekali
membuat studi dalam aspek tersebut. Dalam tahun 1958 A.W. Phillips, yang pada waktu
itu menjadi Profesor di London School of Economics, menerbitkan satu studi mengenai
ciri-ciri perubahan tingkat upah di Inggris.
Kurva Phillips Jangka Panjang

 Pada awal analisis kurva Phillips dijelaskan bahwa terdapat trade off antara inflasi dan pengangguran, yaitu
kenaikan tingkat inflasi akan diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran. Namun kenyataannya di AS selama
periode tertentu menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi diikuti oleh kenaikan tingkat pengangguran. Artinya
tidak terdapat trade off. Pergeseran Kurva Phillips dapat dijelaskan melali beberapa tahapan berikut: Pada periode
awal, pengangguran berada pada tingkat normal, tidak terdapat permintaan atau penawaran yang mencolok,
selanjutnya pada periode kedua peningkatan yang cepat pada output selama ekspansi ekonomi menurunkan tingkat
pengangguran. Seiring menurunnya pengangguran, perusahaan cenderung merekrut pekerja lebih banyak lagi,
memberikan peningkatan upah yang lebih besar dari biasanya. Saat output melebihi potensinya, utilitas kapasitas
meningkat 24 dan penggelembungan dana meningkat, upah dan harga mulai naik. Pada periode ketiga, dengan
naiknya inflasi maka perusahaan dan pekerja akan mengharapkan inflasi yang lebih tinggi. Harapan inflasi yang
lebih tinggi tampak dalam keputusan upah dan harga. Tingkat ekspektasi inflasi lalu meningkat. Tingkat ekspektasi
inflasi meningkat diatas kurva phillip awal yang menunjukkan tingkat ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.
Kurva Philps Jangka Pendek

Dari grafik kurva phils tersebut dapat dilihat bahwa


tingkat inflasi dan pengangguran memiliki hubungan
yang negatif. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka
tingkat pengangguran akan menurun, begitupun
sebaliknya
Kurva Inflasi Jangka Panjang

Garis merah pada kurva di atas ini merupakan Kurva Philips


jangka panjang. Garis vertikal tersebut menunjukkan bahwa
dalam jangka panjang tingkat inflasi tidak berhubungan dengan
tingkat pengangguran.
 Hal yang Menyebabkan Kurva Phillips Bergeser

 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kurva Phillips merupakan kurva yang menunjukkan
hubungan antara inflasi dan pengangguran. Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran
berhubungan negatif. Sebaliknya, dalam jangka panjang tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tidak
memiliki hubungan. Pada tahun 1960-an, para ekonom percaya bahwa kurva Phillips jangka pendek
stabil. Pada tahun 1970-an, peristiwa ekonomi menghancurkan asumsi bahwa kurva Phillips dapat
diprediksi. Lantas, apa peristiwa ekonomi tersebut? Peristiwa ekonomi tersebut adalah stagflasi yang
disebabkan oleh guncangan pasokan agregat. Guncangan pasokan agregat, seperti kenaikan biaya
sumber daya, dapat menyebabkan kurva Phillips bergeser.
 Kesimpulan

 Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada
umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat
pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi
akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah. Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka
pendek, pengangguran dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi.
Dalam sistem pasar bebas, kedua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan
pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan
keperluan ini dalam analisis makro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua
masalah tersebut dan bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi
kedua masalah. Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguranYang pertama adalah
dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya.
SEKIAN DAN

 TERIMAKASIH
 by : kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai